Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Bisnis
Dosen Pengampu : Dudu Risana, M.M

Disusun Oleh :

Kelas Manajemen G
Kelompok 2

 Selvi Andini (2202010248)


 Neng Salsabila P.H (2202010278)
 Salman Hadi S (2202010280)
 M.Andika Akbar (2202010281)
 M. Setiaji (2202010245)
 Sendi Radiansyah (2202010276)
 Firza Fawwaz (Tidak ikut berkontribusi)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PERJUANGAN TASIKMALAYA
2023
KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis bisa menyusun dan menyelesaikan makalah yang
berjudul “KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA”.

Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh bapak Dudu
Risana, M.M. selaku dosen pada mata kuliah Komunikasi Bisnis. Selain itu, ditujuankan untuk
menambah pengetahuan bagi penulis pada khususnya dan bagi teman - teman mahasiswa.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Dudu Risana, M.M. yang telah
memberikan tugas ini serta membimbing dalam penulisan makalah ini sehingga penulis
memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama penulis menyusun dan
menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak sekali
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengarapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Tasikmalaya, 30 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR .......................................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................................................... 2
BAB II .............................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 4
A. Pengertian Komunikasi Lintas Budaya ..................................................................................... 4
B. Fungsi Komunikasi Lintas Budaya ........................................................................................... 5
D. Tren yang Menyebabkan Pentingnya Komunikasi Antar Budaya .............................................. 6
E. Memperbaiki Sensitivitas Antar Budaya ................................................................................. 9
F. Perbedaan Antar Budaya ...................................................................................................... 13
G. Perbedaan dalam Masalah Legal dan Etika dalam Lintas Budaya........................................... 15
H. Memperbaiki Kemampuan Komunikasi Antar Budaya........................................................... 16
BAB III .......................................................................................................................................... 19
PENUTUP...................................................................................................................................... 19
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 19
B. Saran ................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia yang semakin pesat menuntut manusia harus berinteraksi dengan
pihak lain yang menuju kearah global, sehingga tidak memiliki lagi batasbatas, sebagai akibat
dari perkembangan teknologi. Oleh karena itu, masyarakat harus siap untuk menghadapi
situasi-situasi baru dengan keberagaman kebudayaan atau lainnya. Antara komunikasi dan
interaksi harus berjalan antara satu dengan yang lainnya.

Dalam berkomunikasi dengan konteks keberagaman kebudayaan sering kali menemui


masalah atau hambatan-hambatan bahkan dapat memicu terjadnya konflik, misalnya saja
dalam penggunaan bahasa, lambang-lambang, nilai atau norma-norma masyarakat dan lain
sebagainya. Pada hal syarat untuk terjalinya hubungan itu tentu saja harus ada saling pengertian
dan pertukaran informasi atau makna antara satu dengan lainnya.

Komunikasi dan budaya mempunyai hubungan timbal balik. Budaya menjadi bagian
dari prilaku komunikasi dan pada gilirannya komunikasi pun turut menentukan memelihara,
mengembangkan atau mewariskan budaya. Pada satu sisi, komunikasi merupakan suatu
mekanisme untuk mensosialisasikan normanorma budaya masyarakat, baik secara horizontal
dari suatu masyarakat kepada masyarakat lainnya, ataupun secara vertikal dari suatu generasi
ke generasi berikutnya.

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, karena manusia tidak bisa lepas dari
komunikasi, karena dengan berkomunikasi manusia dapat saling berinteraksi atau berhubungan
satu sama lainnya baik dalam kehidupan sehari-hari, dirumah, pasar atau dimana tempat
mereka berinteraksi. Disadari sepenuhnya bahwa komunikasi yang dilakukan manusia selalu
mengandung potensi perbedaan budaya, sekecil apa pun perbedaan itu sangat membutuhkan
upaya untuk keberhasilan proses komunikasi secara efektif yakni dengan menggunakan
informasi budaya mengenai pelaku-pelaku komunikasi yang bersangkutan. Tak dapat di elak
lagi komunikasi lintas budaya menjadi kebutuhan bagi semua kalangan untuk menjalin
hubungan yang baik dan memuaskan bagi setiap orang, terutama mereka yang berbeda budaya.

1
Pada awalnya studi Lintas Budaya berasal dari perspektif antropologi sos-bud yang
bersifat depth description yaitu penggambaran mendalam tentang perilaku komunikasi
berdasarkan kebudayaan tertentu. Sehingga diawalnya Komunikasi Lintas Budaya diartikan
sebagai proses mempelajari komunikasi diantara individu maupun kelompok suku, bangsa dan
ras yang berbeda negara. Alasannya karena beda negara pasti beda kebudayaannya. Sebaliknya
adalah Komunikasi Antar Budaya yang dilakukan oleh pribadi-pribadi dalam suatu bangsa
yang sama.

Studi KLB ini berkembang dari studi-studi mengenai antropologi budaya yang
mempelajari proses-proses komunikasi dalam berbagai ragam budaya yang berbeda (karya
Edward T Hall seperti “The Silent Language”, “The Hiden Dimension” dan “Beyond Culture”).
Sebagian besar penelitian KLB bersifat komparatif yakni membandingkan berbagai budaya
terutama budaya nasional, walaupun banyak juga para peneliti yang mengartikan budaya
sebagai etnis, ras, komunikasi antar generasi, able-bodied/ disabled communication.

Melalui pemahaman lintas budaya, akan ditarik serat-serat perbedaan atau persamaan
lintas budaya secara individu atau masyarakat, selanjutnya dapat pula di identifikasi unsur-
unsur yang dapat melanggengkan komunikasi. Tentu saja untuk memahami budaya orang lain,
setiap perilaku komunikasi harus terlebih dahulu memahami budayanya sendiri. Dengan
kesadaran lintas budaya, selanjutnya akan muncul sikap saling menghargai bagi setiap
kebutuhan, aspirasi, perasaaan dan masalah manusia. Komunikai lintas budaya (cross-cultural
communication) atau sering juga disebut dengan istilah komunikasi antar budaya bersifat
informal, personal dan tidak selalu terikat antar bangsa atau antar negara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu komunikasi lintas budaya?
2. Tren apa yang menyebabkan pentingnya komunikasi antar budaya?
3. Bagaimana cara memperbaiki sensitivitas antar budaya?
4. Apa yang menjadi perbedaan dalam masalah legal dan etika dalam lintas budaya?
5. Bagaimana cara memperbaiki kemampuan komunikasi antar budaya?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian komunikasi lintas budaya.
2. Untuk mengetahui dan memahami tren yang menyebabkan pentingnya komunikasi
antar budaya.

2
3. Untuk mengetahui dan memahami cara memperbaiki sensitivitas antar budaya.
4. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan dalam masalah legal dan etika dalam
lintas budaya.
5. Untuk mengetahui dan memahami cara memperbaiki kemampuan komunikasi antar
budaya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Lintas Budaya

Komunikasi merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan manusia. Tanpa
adanya komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok, maupun
organisasi tidak mungkin terjadi. Selain itu juga akan membuat kehidupan ini terasa hampa.
Istilah komunikasi berasal dari kata latin communication, dan perkataan ini bersumber pada
kata communis. Communis atau dalam bahasa Inggrisnya commun yang artinya sama, dalam
arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai dalam satu hal. Apabila kita berkomunikasi,
ini berarti bahwa keadaan berusaha untuk menimbulkan kesamaan.

Budaya dan komunikasi merupakan dua hal yang saling berkaitan, budaya yang tercipta
dari komunikasi akan mempengaruhi cara berkomunikasi anggota budaya tersebut. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia budaya diartikan sebagai sesuatu yang sudah menjadi
kebiasaan yang sudah sukar diubah. Sedangkan dalam bahasa Inggris, kebudayaan adalah
culture, berasal dari kata culere (bahasa Yunani) yang berarti mengerjakan tanah. Dengan
mengerjakan tanah, manusia mulai hidup sebagai penghasil makanan (food producing). Namun
dalam wacana zaman kita, pemahaman tentang kebudayaan sudah jauh melampaui konotasi
pengerjaan tanah belaka atau bahkan juga alam, dan semakin mencakup kesegalaan serta
bahkan meraup segala kemungkinan yang berkenaan dengan eksistensi manusia.

Komunikasi lintas budaya adalah proses pertukaran pikiran dan makna antara orang-
orang yang berbeda budaya. Ketika komunikasi tersebut terjadi antara orang-orang berbeda
bangsa (international), antaretnik (interethnical), kelompok ras (interracial), atau komunikasi
bahasa (intercommunal), disebut komunikasi lintas budaya.

Menurut Liliweri (2003:9), dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Antar budaya,
memberikan definisi komunikasi antarbudaya atau komunikasi lintas budaya sebagai
pernyataan diri antarpribadi yang paling efektif antar dua orang yang saling berbeda latar
belakang budayanya.

4
Komunikasi Lintas Budaya dalam pengertian yang lebih luas lagi, merupakan
pertukaran pesan yang disampaikan secara lisan, tertulis, bahkan secara imajiner antara dua
orang yang berbeda latar belakang budaya.

B. Fungsi Komunikasi Lintas Budaya

Komunikasi lintas budaya memiliki fungsi penting, terutama ketika seseorang mulai
menjalin hubungan bilateral, trilateral, atau multilateral. Secara khusus, komunikasi lintas
budaya berfungsi untuk mengurangi ketidakpastian komunikasi antarorang, antarsuku, dan
antarbangsa yang berbeda budayanya. Ketika memasuki wilayah (daerah) orang lain, seseorang
dihadapkan dengan orang-orang yang sedikit atau banyak berbeda, ditinjau dari aspek sosial,
budaya, ekonomi dan status lainnya.

C. Pentingnya Komunikasi Lintas Budaya

Komunikasi lintas budaya sangat penting, terutama untuk mencapai hubungan kerja
sama yang saling menguntungkan. Pentingnya komunikasi lintas budaya untuk membangu
hubungan internasional yang serasi dapat ditemukan contohnya dari hubungan Amerika Serikat
dan Korea Selatan. Hubungan kedua negara tersebut berjalin harmonis sejak 1884, ketika
pemerintah Amerika Serikat mengirim warganya yang menjadi konsumen pertama produk
property buatan korea selatan. Dari fenomena hubungan ekonomi Amerika Serikat-Korea
Selatan, diketahui bahwa produktivitas dan profitabilitas meningkat ketika organisasi mampu
menyerap budaya dan mengomunikasikan harapan secara jelas.

Bagi banyak Negara, proses komunikasi yang ditunjukkan kedua Negara tersebut
dijadikan sebagai replikasi untuk mencapai kemajuan dalam menjalin hubungan internasional.
Replikasi tersebut tidak terbatas hanya dalam hubungan perdagangan saja, melainkan juga
hubungan pertukaran pelajar, kegiatan riset dan kebudayaan, hingga masalah pertahanan
keamanan. Kunci keberhasilan ini terletak pada aspek koorientasi yang diperlihatkan kedua
belah pihak.

Budaya-budaya yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda dan karenanya
ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara berkomunikasi kita yang
sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang ada pada masing-masing budaya.
Sehingga sebenarnya dalam setiap kegiatan komunikasi kita dengan orang lain selalu
mengandung potensi Komunikasi Lintas Budaya atau antar budaya, karena kita akan selalu
berada pada “budaya” yang berbeda dengan orang lain, seberapa pun kecilnya perbedaan itu.

5
Perbedaan-perbedaan ekspektasi budaya dapat menimbulkan resiko yang fatal, setidaknya akan
menimbulkan komunikasi yang tidak lancar, timbul perasaan tidak nyaman atau timbul
kesalahpahaman. Akibat dari kesalahpahaman-kesalahpahaman itu banyak kita temui dalam
berbagai kejadian yang mengandung etnosentrisme dewasa ini dalam wujud konflik-konflik
yang berujung pada kerusuhan atau pertentangan antaretnis. Sebagai salah satu jalan keluar
untuk meminimalisir kesalahpahaman-kesalahpahaman akibat perbedaan budaya adalah
dengan mengerti atau paling tidak mengetahui bahasa dan perilaku budaya orang lain,
mengetahui prinsip-prinsip Komunikasi Lintas Budaya dan mempraktikkannya dalam
berkomunikasi dengan orang lain.

D. Tren yang Menyebabkan Pentingnya Komunikasi Antar Budaya

Dalam kehidupan sehari-hari, tidak peduli dimana kita berada, kita selalu berinteraksi
dan berkomunikasi dengan orang-orang tertentu yang berasal dari ras, suku, dan budaya yang
berbeda. Berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda kebudayaan nya
merupakan pengalaman baru yang selalu kita hadapi.

Komunikasi antarbudaya terjadi dalam lingkup yang terdiri dari orang-orang yang
memiliki kebudayaan yang berbeda. Budaya dan komunikasi adalah dua hal yang saling
berkaitan dan ada hubungan timbal balik nya. Komunikasi dapat menghubungkan satu individu
dengan individu lainnya dari berbagai macam latar budaya yang berbeda. Komunikasi sendiri
artinya menyampaikan pesan sedangkan budaya artinya suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki oleh sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya bisa
terbentuk dari banyak unsur seperti agama, bahasa, adat istiadat, kebiasaan, dan lain-lainnya.

Dalam berkomunikasi dengan konteks keberagaman budaya seringkali kita mengalami


hambatan atau gangguan yang tidak diharapkan, misalnya dari perbedaan bahasa, nilai, atau
norma-norma masyarakat dan lain sebagainya. Hal ini menandakan komunikasi yang baik
sangatlah penting ketika kita sedang berkomunikasi dengan orang yang latar belakangnya
berbeda dengan kita.

Dari perbedaan bahasa, nilai, atau norma-norma masyarakat ini lah yang harus kita
hargai dari setiap individu. Arti kata menghargai disini adalah kita bisa menerima bahwa
perbedaan itu akan selalu ada dalam hidup kita dan kita tidak bisa menyamaratakan budaya
seseorang dengan budaya kita dan kita harus menghargai setiap perbedaan yang ada.

6
Menurut Samovar dan Porter (1991) hubungan komunikasi budaya bersifat respirokal
dimana masing-masing memberikan dampak serta pengaruh satu sama lain. Hal itu bisa dilihat
dari bagaimana kita berkomunikasi dengan orang lain. Dengan berkomunikasi kita bisa
mengetahui bagaimana sudut pandang kita atau sudut pandang seseorang terhadap kehidupan.

Mungkin kita akan terlihat lebih mudah berkomunikasi dengan orang yang budaya nya
sama dengan kita. Namun, dengan kita berkomunikasi dengan orang yang budaya nya berbeda
dengan kita, kita dapat mengetahui pandangan/perspektif orang tersebut serta mengetahui
budaya mereka. Sehingga kita bisa saling menghargai setiap perbedaan yang ada.

Di era modern seperti sekarang ini komunikasi sangat berperan penting terhadap suatu
budaya karna sebagian besar aktivitas manusia modern berkaitan dengan komunikasi.
perkembangan yang pesat menjadikan aktivitas komunikasi semakin luas lingkupnya. Budaya
dan komunikasi memiliki peranan penting dalam keberlangsungan hidup manusia dan
lingkungannya.

Komunikasi menjadi poin penting di kalangan masyarakat untuk tetap terhubung


dengan orang lain. Pada era modern sekarang juga sudah semakin mudah untuk berkomunikasi,
salah satunya menggunakan media sosial yang bisa menjangkau ke seluruh penjuru dunia.
Pengertian komunikasi sendiri adalah proses dua orang atau lebih untuk bertukar informasi
untuk saling terhubung satu sama lain dan lingkungan sekitarnya.

Di negara Indonesia memiliki berbagai keragaman budaya, dari budaya Indonesia


bagian Timur sampai dengan Indonesia bagian Barat yang memiliki budaya yang berbeda di
setiap daerahnya. Upacara adat, pakaian adat, rumah adat, alat musik, tarian adat, senjata
tradisional, lagu daerah, bahkan makanan yang ada juga berbeda. Perbedaan ini menjadi salah
satu kendala yang cukup banyak terjadi di Indonesia. Dengan hal ini, kita bisa mempersiapkan
diri untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Komunikasi Antarbudaya adalah pertukaran informasi baik secara lisan maupun tulisan
antara dua orang atau lebih yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda. Dengan
adanya Komunikasi Antarbudaya, kita bisa mengurangi tingkat kesalahpahaman dalam
berkomunikasi, informasi yang disampaikan dan dapat dimengerti secara efektif, dan bisa
beradaptasi terhadap lingkungan budaya masyarakat. Salah satu contohnya adalah perbedaan
antara budaya Indonesia dan budaya Amerika, dimana budaya dari kedua negara tersebut cukup
bertentangan satu sama lain.

7
Beberapa contoh perbedaan budaya Indonesia dengan Amerika:

a. Hubungan sosial.
Orang Indonesia lebih bersosialisasi dan menjalin hubungan yang kompleks terhadap
orang lain. Sedangkan orang Amerika cenderung bersifat individualis dan jarang
menjalin hubungan dengan orang lain.
b. Pergaulan.
Pergaulan di Amerika lebih bebas, cukup berbeda jika dibandingkan dengan Indonesia
yang mendahulukan etika dan moralitas.
c. Gaya hidup.
Orang Indonesia lebih senang jika bersama-sama. Seperti saat bersama keluarga atau
teman, orang Indonesia akan berkumpul bersama walau hanya sekedar mengobrol.
Berbeda dengan orang Amerika yang cenderung individualis.
d. Waktu.
Mayoritas orang Indonesia kurang menghargai waktu. Contoh ketika memiliki janji
dengan seseorang, terkadang datang dengan tidak tepat waktu. Berbeda dengan orang
Amerika yang sangat menghargai waktu, maka dari itu kebanyakkan orang Amerika
sangat tepat waktu.
e. Trend.
Orang Amerika lebih menyukai hal-hal yang berbau tradisional dan alami, berbeda
dengan orang Indonesia yang kerap mengikuti trend terbaru agar tidak dianggap
tertinggal zaman.

Karena banyaknya perbedaan budaya yang ada di Indonesia, kita perlu mengetahui,
memahami, dan menghargai perbedaan budaya pada daerah tersebut. Selain itu, kita juga perlu
memperhatikan cara kita berkomunikasi dengan orang lain, penyampaian pesan juga harus
jelas dan sopan. Karena tidak semua hal bisa kita sama ratakan dan setiap orang memiliki pola
pikir yang berbeda-beda. Dengan memperhatikan hal-hal yang sudah disebutkan, kejadian
seperti kesalahpahaman akan semakin berkurang.

Contoh komunikasi yang sering terjadi pada era modern adalah komunikasi secara
langsung dan komunikasi secara tidak langsung. Komunikasi secara langsung adalah proses
komunikasi yang dilakukan secara langsung, tidak melalui perantara seperti media komunikasi
ataupun pihak ketiga, dan juga tidak dibatasi oleh jarak. Contohnya seperti berbicara dengan
teman saat sedang bertemu. Sedangkan komunikasi secara tidak langsung berbanding terbalik,

8
yaitu proses komunikasi yang terjadi melalui perantara seperti pihak ketiga maupun media
komunikasi lainnya. Contohnya pada saat menelepon seseorang dengan ponsel.

Salah satu contoh konflik yang bisa terjadi yaitu saat melakukan pertukaran pelajar.
Kegiatan pertukaran belajar, selain untuk menambah ilmu di luar dari tempat kita tinggal, kita
juga mempelajari budaya di luar sana. Maka dari itu, ketika kita ingin melakukan pertukaran
belajar, sebaiknya kita mulai mencari dan mempelajari hal-hal yang bersangkutan dengan
tempat tersebut. karena setiap daerah memiliki budaya yang berbeda-beda, sehingga dengan
kita mempelajari budaya daerah tersebut, kecil kemungkinan akan terjadi konflik.

E. Memperbaiki Sensitivitas Antar Budaya


Sensitivitas budaya dalam komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam
layanan bahasa. Menurut definisinya, budaya mengacu pada adat istiadat, seni, institusi sosial,
dan prestasi suatu bangsa, masyarakat, atau kelompok tertentu. Oleh karena itu, kepekaan
budaya memerlukan pemahaman dan apresiasi terhadap budaya yang berbeda.
Dalam masyarakat global yang terus berkembang, layanan bahasa menjadi semakin
penting. Dari penerjemahan hingga interpretasi, kepekaan budaya sangat penting untuk
komunikasi yang efektif. Komunikasi merupakan proses dua arah, dan penyedia layanan
bahasa sangat berperan penting dalam memfasilitasi komunikasi antar pihak.

Sensitivitas budaya mengacu pada pemahaman dan penghargaan terhadap budaya yang
berbeda serta tradisi, bahasa, adat istiadat, dan kepercayaannya. Dalam layanan bahasa,
kepekaan budaya lebih dari sekedar kemahiran berbahasa. Menghormati dan mengakui
perbedaan budaya sangatlah penting, dan hal ini memerlukan pemahaman yang mendalam
tentang nuansa budaya dari target audiens.

Pentingnya kepekaan budaya dalam layanan bahasa tidak dapat dilebih-lebihkan. Ini penting
dalam berbagai bidang, seperti:

1. Pemahaman Kontekstual tentang Perbedaan Budaya


Penyedia layanan bahasa perlu memiliki pemahaman mendalam tentang konteks sosial,
politik, dan sejarah audiens sasarannya. Pemahaman ini membantu mereka dalam
memberikan terjemahan dan interpretasi yang mencerminkan nuansa budaya penonton
dengan tetap menjaga keakuratan sumber materi.
2. Menghindari Bahasa yang Menyinggung Melalui Kesadaran Budaya

9
Tanpa kompetensi budaya, penyedia layanan bahasa mungkin secara tidak sengaja
menggunakan bahasa yang menyinggung atau tidak sensitif terhadap audiens
sasarannya. Hal ini dapat merusak hubungan dan menimbulkan kesalahpahaman.
3. Membangun Kepercayaan dengan Konten yang Sensitif Secara Budaya
Sensitivitas budaya sangat penting dalam membangun kepercayaan antara penyedia
layanan bahasa dan kliennya. Ketika audiens target merasa bahwa budaya mereka
dihormati, mereka akan lebih percaya pada penyedia layanan bahasa, yang merupakan
hal penting dalam situasi di mana keakuratan dan kerahasiaan sangat penting.
4. Menjembatani Kesenjangan Budaya

Di dunia yang semakin multikultural, layanan bahasa berperan sebagai jembatan antar
budaya yang berbeda. Kompetensi budaya memungkinkan penyedia layanan bahasa
untuk memastikan bahwa komunikasi mengalir lancar antar pihak meskipun ada
perbedaan budaya.

Kepekaan budaya merupakan aspek penting dari layanan bahasa. Ketika dunia semakin
terhubung, pemahaman dan apresiasi variasi budaya menjadi semakin penting. Penyedia
layanan bahasa harus berusaha untuk menumbuhkan tenaga kerja yang sensitif secara budaya
untuk menyediakan komunikasi yang efektif dan akurat yang menghormati dan mengakui
nuansa budaya audiens target mereka.

Diperkirakan ada sekitar 7.000 bahasa yang digunakan di seluruh dunia. Namun,
meskipun terdapat keragaman yang luar biasa, diperkirakan hanya sekitar 20% populasi dunia
yang menguasai dua bahasa. Hal ini menyebabkan sebagian besar masyarakat bergantung
pada layanan penerjemahan dan penerjemahan untuk berkomunikasi.

Mengingat pentingnya komunikasi, pihak yang menyediakan layanan penerjemahan


dan penerjemahan harus peka terhadap budaya dan memberikan pelatihan kepekaan budaya
kepada anggota stafnya. Peka secara budaya berarti memahami, menghargai, dan menghormati
perbedaan budaya. Penting untuk diingat bahwa tidak ada dua budaya yang persis sama, dan
apa yang dianggap sopan atau menyinggung dalam satu budaya mungkin sangat berbeda di
budaya lain.

Ketika bekerja dengan klien dari budaya lain, penting untuk menyebarkan kesadaran
budaya untuk menunjukkan rasa hormat terhadap praktik budaya. Dengan peka terhadap
budaya, Anda dapat membantu memastikan komunikasi berjalan sejelas dan seefektif mungkin.

10
Jika menyangkut kepekaan budaya dalam komunikasi, komunikasi inklusif dapat
terhambat oleh nuansa budaya dan tabu. Berikut adalah bagaimana hal-hal tersebut dapat
menimbulkan potensi hambatan:

1. Nuansa Budaya
Nuansa budaya mengacu pada perbedaan halus dalam gaya komunikasi, gerak tubuh,
dan norma yang ada di berbagai budaya. Nuansa ini dapat menimbulkan tantangan
dalam komunikasi antarbudaya. Untuk mengatasi hal ini, penting untuk:
2. Memahami Komunikasi Non Verbal
Isyarat non-verbal seperti bahasa tubuh, kontak mata, dan gerakan tangan dapat sangat
bervariasi antar budaya. Sensitivitas dan kesadaran budaya terhadap perbedaan-
perbedaan ini membantu menghindari salah tafsir dan mendorong pemahaman yang
lebih baik.
3. Pertimbangkan Pilihan Bahasa dan Kosakata
Pilihan kata dan frasa dapat memiliki konotasi berbeda dalam konteks keyakinan
budaya yang berbeda. Penting untuk menyadari potensi kesalahpahaman dan
menggunakan bahasa yang inklusif dan menghormati beragam latar belakang budaya.
4. Pertahankan Kesadaran akan Orientasi Waktu
Ada beragam nilai budaya terkait orientasi waktu yang mungkin tidak sama dengan
nilai budaya Anda sendiri. Beberapa budaya menekankan ketepatan waktu, sementara
budaya lainnya memiliki pendekatan yang lebih fleksibel. Menyadari perbedaan-
perbedaan ini membantu dalam mengelola ekspektasi dan menghindari konflik dalam
penjadwalan atau tenggat waktu.
5. Tabu Budaya
Tabu adalah norma budaya atau sosial tertentu yang dianggap tidak pantas atau
menyinggung untuk didiskusikan atau dilibatkan. Saat berkomunikasi lintas budaya,
penting untuk mengidentifikasi dan menghormati tabu ini. Beberapa pertimbangannya
antara lain:
6. Topik Sensitif
Topik tertentu seperti agama, politik, atau keyakinan pribadi bisa menjadi sensitif atau
kontroversial di budaya yang berbeda. Memperhatikan topik-topik ini dan menghindari
diskusi yang tidak perlu dapat membantu menjaga komunikasi yang positif dan saling
menghormati.

11
7. Peran Gender
Banyak budaya memiliki peran dan harapan gender yang spesifik. Penting untuk
menghindari membuat asumsi atau melanggengkan stereotip terkait
gender. Sebaliknya, kembangkan inklusivitas dan partisipasi yang setara dalam
percakapan.
8. Bahasa Tubuh dan Gestur
Gerakan atau kontak fisik tertentu yang mungkin dapat diterima di suatu budaya bisa
jadi menyinggung atau tidak pantas di budaya lain. Meneliti dan memahami norma
budaya mengenai bahasa tubuh sangat penting untuk menghindari rasa tidak hormat
yang tidak disengaja.
9. Komunikasi Inklusif

Komunikasi inklusif bertujuan untuk menciptakan lingkungan di mana individu dari


berbagai latar belakang merasa dihargai dan dihormati. Berikut beberapa strategi untuk
mendorong komunikasi inklusif:

a) Mendengarkan Aktif
Berikan perhatian penuh kepada pembicara, biarkan mereka mengungkapkan
pemikiran dan sudut pandangnya. Hal ini menunjukkan rasa hormat dan
menumbuhkan suasana inklusif.
b) Empati dan Keterbukaan Pikiran
Berusahalah untuk memahami sudut pandang dan pengalaman orang lain tanpa
menghakimi. Kembangkan empati dan keterbukaan pikiran untuk
menjembatani kesenjangan budaya dan membangun hubungan yang lebih kuat.
c) Kemampuan beradaptasi dan Fleksibilitas
Sadarilah bahwa budaya yang berbeda memiliki gaya komunikasi yang
unik. Bersikap mudah beradaptasi dan fleksibel dalam pendekatan Anda dapat
membantu menciptakan ruang yang nyaman bagi semua pihak yang terlibat.
d) Carilah Klarifikasi
Jika Anda ragu mengenai norma budaya atau adat istiadat, jangan ragu untuk
meminta klarifikasi dengan sopan. Masyarakat menghargai upaya untuk
memahami budaya mereka dengan lebih baik dan kemungkinan besar akan
memberikan panduan.

12
Dengan mengatasi tantangan-tantangan yang terkait dengan nuansa budaya, tabu, dan
komunikasi inklusif, individu dan organisasi dapat menumbuhkan lingkungan komunikasi
lintas budaya yang lebih saling menghormati dan efektif.

Sensitivitas budaya semakin diakui sebagai faktor penting dalam komunikasi yang
efektif. Dalam menyediakan layanan bahasa, kepekaan budaya dapat menjadi sangat penting
dalam memastikan keberhasilan komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya.

Ada beberapa cara untuk meningkatkan kepekaan budaya dalam layanan bahasa. Salah
satu cara yang berarti adalah dengan memastikan bahwa penyedia layanan bahasa memahami
budaya masyarakat yang mereka layani. Hal ini dapat mencakup, misalnya, pelatihan adat
istiadat dan etiket budaya.

Cara penting lainnya untuk meningkatkan kepekaan budaya dalam layanan bahasa
adalah dengan menyediakan juru bahasa dan penerjemah yang akrab dengan budaya klien
mereka. Hal ini dapat membantu memastikan bahwa komunikasi disampaikan secara akurat
antara orang-orang dari budaya yang berbeda.

Pentingnya kepekaan budaya dalam layanan bahasa harus diperhatikan. Hal ini penting
untuk komunikasi yang efektif dan dapat memastikan keberhasilan komunikasi antara orang-
orang dari budaya yang berbeda.

F. Perbedaan Antar Budaya

Sebagai manusia, hidup bersosial dengan orang lain merupakan suatu keharusan. Saling
membutuhkan dan menolong merupakan ciri hidup bersosial.

Di antara ikatan tersebut, manusia pasti lahir dan tumbuh dengan latar belakang yang
berbeda-beda. Mulai dari budaya, suku, bahasa, dan berbagai hal lainnya. Untuk itu, perlu
untuk kita memahami dan menghargai perbedaan itu.

Di Indonesia sendiri, terdapat banyak suku dan budaya yang tersebar dari Sabang,
sampai Merauke. Untuk memahami dan menghargai perbedaan budaya seseorang sangat
menentukan bagaimana cara kita berkomunikasi, artinya cara seseorang dalam berkomunikasi
dengan orang lain apakah dengan orang sama budaya maupun dengan orang yang berbeda
budaya, karakter budaya yang sudah tertaman sejak kecil sulit untuk dihilangkan karena budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang
dan diwariskan dari generasi ke genarasi . Dengan demikian konstuksi budaya yang dimiliki

13
oleh seseorang itu, diperoleh sejak masih bayi sampai ke liang lahat, dan ini sangat
memengaruhi cara berpikir, berperilaku orang yang bersangkutan dalam berinterkasi dan
berkomunikasi dengnan orang yang berbeda budaya. Bahkan benturan persepsi antar budaya
sering kita alami sehati – hari, dan bilamana akibatnya fatal kita cenderung menganggap orang
berbeda budaya tersebut salah, aneh tidak mengerti maksud kita. Hal ini terjadi karena, kita
cenderung memandang perilaku orang lain dalam konteks latar belakang kita sendiri dan arena
sifat subyektif.

Untuk menghindari kesalahpahaman sehingga tidak menimbulkan benturan persepsi


antarbudaya diantara orang yang berbeda budaya, maka kita dituntut secara obyektif untuk
mengenali perbedaan dan keunikan budaya sendiri dan orang lain dengan mempelajari berbagai
karateristik budaya , diantaranya yaitu:

1) Komunikasi dan budaya,


2) Penampilan dan pakaian,
3) Makanan dan kebiasaan makan,
4) Waktu dan kesadaran waktu,
5) Penghargaan dan pengakuan,
6) Nilai dan norma,
7) Rasa diri dan ruang,
8) Proses mental dan belajar d
9) Kepercayaan dan sikap.

Sementara itu menurut Mulyana (2003: 34) bahwa untuk menghindari kesalahpahaman
dalam melakukan komunikasi dengan orang yang berbeda budaya, kita harus menjadi
komunikator yang efektif, karena dalam hubungan dalam konteks apapun harus dilakukan
lewat komunikasi. untuk menjadi komunikator yang efektif, seseorang harus memahami proses
komunikasi dan prinsip – prinsip dasar komunikasi yang efektif. bahwa untuk mencapai
komunikasi yang efektif, khususnya dengan orang yang berbeda budaya yang harus kita
lakukan adalah

1. kita harus selalu menunda penilaian kita atas pandangan dan perilaku orang lain, karena
penilaian kita tersebut. Seringkali bersifat subyektif, dalam pengertian berdasarkan
persepsi kita sendiri yang dipengaruhi oleh budaya kita atau dengan kata lain, jangan
biarkan stereotipe menjebak dan menyesatkan kita ketika kita berkomunikasi dengan
orang lain;

14
2. kita harus berempati denga mitra komunikasi kita, berusaha menempatkan diri kita pada
posisinya. Gunakan sapaan yang layak sesuai dengan budayanya;
3. kita dituntut untuk selalu tertarik kepada orang lain sebagai individu yang unik, bukan
sebagai anggota dari suatu kategori rasila, suku, agama dan sosial tertentu;
4. kita harus menguasai setidaknya Bahasa verbal dan nonverbal dan sistem nilai yang
mereka anut.
G. Perbedaan dalam Masalah Legal dan Etika dalam Lintas Budaya

Konteks budaya juga mempengaruhi perilaku legal dan etika. Perbedaan-perbedaan


legas dan etika tersebut dapat terlihat dari bebera pa aspek berikut ini:

1. Pada budaya dengan konteks rendah:


 Mengutamakan perjanjian tertulis
 Seseorang dinyatakan bersalah pada saat dinyatakan bersalah oleh pengadilan.
Sebelum pengadilan memutuskan tidak boleh dinyatakan bersalah.
2. Pada budaya dengan konteks tinggi
 Lebih mengutamakan perjanjian secara lisan
 Seseorang dinyatakan bersalah saat polisi melakukan penangkapan sampai
hakim memutuskan di pengadilan, Saat berkomunikasi secara lintas budaya,
maka pesan anda haruslah bersikap etis,dengan mengapli kasikan 3 prinsip
dasar, sebagai berikut:
 Secara aktif mencari kesesuaian untuk mendapatkan pemahaman bersama.
 Tidak boleh ada prasangka atau penilaian secara terburu-buru dimuka.
 Menunjukkan rasa hormat pada budaya lain yang berbeda

Perbedaan dalam masalah legal dan etika lintas budaya dapat menjadi lebih kompleks
karena norma-norma etika dan hukum dapat bervariasi secara signifikan antara budaya dan
negara. Berikut adalah beberapa perbedaan utama dalam konteks lintas budaya:

1. Norma Etika:
Norma-norma etika sering kali sangat dipengaruhi oleh budaya, agama, dan tradisi. Apa
yang dianggap etis di satu budaya mungkin tidak sama di budaya lain. Misalnya, praktik
etis terkait dengan pernikahan, keluarga, atau kebebasan individu dapat sangat berbeda
antara budaya.

15
2. Hukum Nasional:
Hukum-hukum yang berlaku dalam suatu negara juga sangat bervariasi. Hukum
nasional mencerminkan nilai-nilai, sejarah, dan budaya negara tersebut. Oleh karena
itu, perbedaan besar dalam peraturan hukum dapat ada antara negara-negara.
3. Konflik Nilai:
Ketika individu atau organisasi beroperasi di lintas budaya, mereka dapat menghadapi
konflik nilai antara norma etika yang mereka anut dan peraturan hukum yang berlaku
di negara tertentu. Ini dapat menghasilkan dilema etis yang kompleks.
4. Kegiatan Bisnis:
Dalam konteks bisnis, perusahaan multinasional sering menghadapi masalah terkait
dengan etika dan hukum lintas budaya. Praktik bisnis yang sah di satu negara mungkin
dianggap tidak etis di negara lain.
5. Standar Internasional:
Beberapa organisasi dan badan internasional mencoba mengembangkan standar etika
global yang dapat diterima di seluruh dunia, seperti Prinsip-prinsip Panduan Bisnis dan
HAM PBB. Namun, penerapan standar tersebut masih sulit dan sering kali dihadapi
dengan perbedaan budaya.

Penting untuk diingat bahwa apa yang dianggap etis dan legal sangat relatif dan dapat
berubah seiring waktu. Keterbukaan terhadap perbedaan budaya dan dialog lintas budaya
penting dalam memahami dan mengatasi perbedaan dalam masalah legal dan etika ketika
beroperasi di dunia yang semakin global.

H. Memperbaiki Kemampuan Komunikasi Antar Budaya

Kemampuan komunikasi antar budaya adalah keterampilan untuk berkomunikasi


secara efektif dengan orang-orang dari budaya yang berbeda atau latar belakang yang berbeda.
Ini mencakup pemahaman, penerimaan, dan adaptasi terhadap perbedaan budaya dalam
komunikasi

Kemampuan komunikasi antar budaya sangat penting dalam dunia yang semakin
terhubung global, di mana kita sering berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar
belakang budaya. Kemampuan ini membantu meminimalkan kesalahpahaman, meningkatkan
kolaborasi, dan membangun hubungan yang kuat dengan individu atau kelompok budaya lain.

16
Komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam dunia kerja khususnya untuk
mereka yang terlibat di dunia bisnis internasional untuk mencapai kesuksesan di tengah
semakin berkembangnya pasar di era globalisasi seperti sekarang ini.

Dengan memahami perbedaan budaya adalah suatu keterampilan penting bagi suatu
perusahaan untuk berkembang secara cepat dalam rangka memiliki keuntungan yang besar
dalam dunia bisnis berskala internasional.

Ada lima cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi bisnis lintas
budaya yaitu sebagai berikut:

1. Jaga etika atau memahami etiket budaya lain


Misalnya kita memiliki rekan kerja yang berasal dari luar negeri, maka kita harus tahu
terlebih dahulu bagaimana etiket budaya mereka.
Jika biasanya orang luar negeri akan merasa tidak nyaman ketika belum kenal dan
langsung membicarakan hal yang pribadi seperti usia. Maka sebaiknya kita
menghindari pembicaraan dengan topik yang cukup pribadi jika belum terlalu
mengenal rekan kerja kita.
2. Jangan menggunakan slang words atau bahasa gaul
Saat kita berada di tempat kerja dan harus melakukan komunikasi lintas budaya,
sebaiknya hindari penggunaan slang words.
Karena slang words dapat menimbulkan kebingungan saat kita berkomunikasi dengan
rekan kerja yang berbeda budaya.
3. Menjadi pendengar yang baik
Sebaiknya saat rekan kerja kita berbicara, jadilah pendengar yang baik karena itu
menandakan bahwa kita menghargai mereka. kita juga dapat mengajukan beberapa
pertanyaan untuk memastikan bahwa apa yang disampaikan dan apa yang kita dengar
sepaham.
4. Bersikap lebih terbuka
Supaya komunikasi bisnis antarbudaya dapat terjalin dengan baik, maka ada baiknya
jika kita lebih terbuka atau open-minded saat menghadapi seseorang yang memiliki
latar budaya berbeda dengan kita.
Karena dengan begitu maka akan lebih mudah memahami komunikasi dari rekan kerja
yang lain.

17
5. Gunakan bahasa yang sederhana

Saat bekerja di perusahaan atau di suatu organisasi yang sudah go international pastinya
Anda dituntut untuk mengerti dengan bahasa asing. Oleh karena itu agar komunikasi
berjalan dengan efektif maka sebaiknya menggunakan bahasa yang sederhana, yang
mudah dipahami oleh rekan kerja kita. Maka dengan begitu komunikasi dapat dikatakan
berjalan dengan baik.

Dengan mempelajari komunikasi bisnis lintas budaya dapat membantu kita beradaptasi
dalam setiap budaya, khususnya jika seseorang berhubungan dengan orang yang memiliki
budaya berbeda

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis
baik komunikasi verbal maupun non verbal dengan memperhatikan faktor-faktor budaya di
suatu daerah, wilayah, atau negara. Pengertian lintas budaya dalam hal ini bukanlah semata-
mata budaya asing (internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan berkembang diberbagai
daerah dalam wilayah suatu negara. Dengan melihat perkembangan yang ada saat ini,
komunikasi bisnis lintas budaya sangat penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis di
antara mereka. Setiap budaya yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda pula,
oleh sebab itu memahami cara berkomunikasi yang baik sangat penting, tentunya tidak terlepas
dari bahasa, aturan dan norma masing-masing budaya. Oleh karena itu, komunikasi bisnis lintas
budaya ada etika-etika yang harus diperhatikan demi keberhasilan suatu komunikais bisnis.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini, kami berharap para pembaca khususnya teman-teman
mahasiswa mampu mengetahui dan memahami bagaimana konsep komunikasi lintas budaya
serta beberapa hal penting didalamnya. Selain itu, kami membutuhkan kritik dan saran untuk
perbaikan penulisan makalah selanjutnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Komunikasi Bisnis Antarbudaya dalam Era Globalisasi - EJournal Unisba


https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/download/679/366

Komunikasi Antarbudaya di Era Modern - Kompasiana.com


https://www.kompasiana.com/amp/elsa11/628dd91fbb448632725164c2/komunukasi-
antarbudaya-di-era-modern

https://zonautara.com/2021/09/03/belajar-memahami-dan-menghargai-perbedaan-budaya/

Sensitivitas Budaya dalam Komunikasi - Blog Terjemahan Harian https://g.co/kgs/ZTnx6d

MEMAHAMI PERBEDAAN BUDAYA MELALUI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA


http://arkandien.blogspot.com/2009/03/memahami-perbedaan-budaya-melalui.html?m=1

https://m.kumparan.com/krisyerpakpahan31/meningkatkan-keterampilan-komunikasi-bisnis-lintas-
budaya-1zJOw4EIr3H

Perbedaan aspek legal dan etika Perbedaan dalam aspek sosial - 123dok https://text-
id.123dok.com/document/rz3j8rnmy-perbedaan-aspek-legal-dan-etika-perbedaan-dalam-
aspek-sosial.html

20

Anda mungkin juga menyukai