Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH KOMUNIKASI PROFESI

“KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA”

Disusun oleh

Kelompok 5 :

Kavita Cucu Salma (05) I’anatul Afifah (25)

Mochamat Rio Syahputra (08) Dara Dwita Dewanti (29)

Fajar Yosyfian Goldi S. (23) Anita Mustika Ningrum (31)

Wanda Ayu Sapira (24) Deva Ningtias (34)

D-III ADMINISTRASI PERKANTORAN & SEKRETARIS

PROGRAM STUDI KESEKRETARIATAN

PENDIDIKAN VOKASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul

“KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA” dengan tepat waktu. Kami

mengucapkan terima kasih kepada Ibu Susilowati, S.Sos, M.AB selaku

pengampu mata kuliah Komunikasi Profesi, dan pihak terkait yang telah

membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar

pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan pembaca untuk

member kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan

kearah kesempurnaan.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih dan semoga makalah ini

dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Malang, 4 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang............................................................................ 1

BAB II PERUMUSAN MASALAH

2.1. Rumusan Masalah....................................................................... 3

2.2. Tujuan......................................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Pengertian dan Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas

Budaya........................................................................................ 4

3.2. Memahami Budaya dan Perbedaannya.................................. 9

3.3. Komunikasi dengan orang berbudaya asing......................... 12

3.4. Hambatan Komunikasi dengan Orang Berbudaya Asing... 13

3.5. Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi dengan Orang

Berbudaya.................................................................................. 15

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan............................................................................................. 21

4.2 Saran...................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, karena manusia

tidak bisa lepas dari komunikasi, karena dengan berkomunikasi manusia

dapat saling berinteraksi atau berhubungan satu sama lainnya baik

dalam kehidupan sehari-hari, dirumah, pasar atau dimana tempat

mereka berinteraksi. Disadari sepenuhnya bahwa komunikasi yang

dilakukan manusia selalu mengandung potensi perbedaan budaya,

sekecil apa pun perbedaan itu sangat membutuhkan upaya untuk

keberhasilan proses komunikasi secara efektif yakni dengan

menggunakan informasi budaya mengenai pelaku-pelaku komunikasi yang

bersangkutan. Tak dapat di elak lagi komunikasi lintas budaya menjadi

kebutuhan bagi semua kalangan untuk menjalin hubungan yang baik dan

memuaskan bagi setiap orang, terutama mereka yang berbeda budaya.

Pada awalnya studi Lintas Budaya berasal dari perspektif

antropologi sos-bud yang bersifat depth description yaitu

penggambaran mendalam tentang perilaku komunikasi berdasarkan

kebudayaan tertentu. Sehingga diawalnya Komunikasi Lintas Budaya

diartikan sebagai proses mempelajari komunikasi diantara individu

maupun kelompok suku, bangsa dan ras yang berbeda negara. Alasannya

karena beda negara pasti beda kebudayaannya. Sebaliknya adalah

Komunikasi Antar Budaya yang dilakukan oleh pribadi-pribadi dalam

suatu bangsa yang sama.

1
2

Studi KLB ini berkembang dari studi-studi mengenai antropologi

budaya yang mempelajari proses-proses komunikasi dalam berbagai

ragam budaya yang berbeda (karya Edward T Hall seperti “ The Silent

Language”, “The Hiden Dimension” dan “Beyond Culture”). Sebagian

besar penelitian KLB bersifat komparatif yakni membandingkan

berbagai budaya terutama budaya nasional, walaupun banyak juga para

peneliti yang mengartikan budaya sebagai etnis, ras, komunikasi antar

generasi, able-bodied/ disabled communication.

Melalui pemahaman lintas budaya, akan ditarik serat-serat

perbedaan atau persamaan lintas budaya secara individu atau

masyarakat, selanjutnya dapat pula di identifikasi unsur-unsur yang

dapat melanggengkan komunikasi. Tentu saja untuk memahami budaya

orang lain, setiap perilaku komunikasi harus terlebih dahulu memahami

budayanya sendiri. Dengan kesadaran lintas budaya, selanjutnya akan

muncul sikap saling menghargai bagi setiap kebutuhan, aspirasi,

perasaaan dan masalah manusia. Komunikai lintas budaya ( cross-

cultural communication) atau sering juga disebut dengan istilah

komunikasi antar budaya bersifat informal, personal dan tidak selalu

terikat antar bangsa atau antar negara.


BAB II

PERUMUSAN MASALAH

2.1 RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini rumusan masalah yang akan dibahas antara lain

1. Apakah pengertian dan pentingnya komunikasi bisnis lintas

budaya?

2. Bagaimanakah memahami budaya dan perbedaannya?

3. Bagaimanakah komunikasi dengan orang berbudaya asing?

4. Bagaimanakah hambatan komunikasi dengan orang berbudaya

asing?

5. Bagaimanakah cara mengatasi hambatan komunikasi dengan

orang berbudaya asing?

2.2 TUJUAN MASALAH

Tujuan dan manfaat yang diharapkan tercapai setelah membaca

makalah ini yaitu :

1. Mahasiswa mampu mengenal dan memahami pengertian dan

pentingnya komunikasi bisnis lintas budaya

2. Mahasiswa mampu memahami budaya dan perbedaannya

3. Mahasiswa mampu mengenal dan memahami komunikasi dengan

orang berbudaya asing

4. Mahasiswa mampu mengenal dan memahami hambatan komunikasi

dengan orang berbudaya asing

5. Mahasiswa mampu mengenal dan memahami cara mengatasi

hambatan komunikasi dengan orang berbudaya asing

3
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian dan Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan

dalam dunia bisnis baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan

memperhatikan faktor-faktor budaya di suatu daerah, wilayah atau

negara.

Apabila para pelaku bisnis akan melakukan ekspansi bisnisnya ke

daerah lain atau ke negara lain, pemahaman budaya di suatu daerah

atau negara tersebut menjadi sangat penting artinya, termasuk

bagaimana memahami produk-produk musiman di suatu negara. Hal ini

dimaksudkan agar jangan sampai terjadi kesalahan fatal yang dapat

mengakibatkan kegagalan bisnis.

 Menurut Tian Guang dan Dan Trotter (2012), yang dimaksud

dengan komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi bisnis

diantara konsumen atau antara konsumen yang berbeda budaya

dengan pemasar paling tidak pada salah satu aspek dasar budaya

seperti bahasa, agama, norma-norma sosial, nilai-nilai,

pendidikan, dan gaya hidup.

Komunikasi bisnis lintas budaya menuntut organisasi atau

perusahaan untuk lebih sensitif terhadap adanya perbedaan budaya.

Menghormati hak terhadap budaya oleh konsumen dalam berbagai

budaya dan pasar, para pemasar hendaknya memahami bahwa konsumen

mereka memiliki hak terhadap budaya masing-masing. Jika seorang

4
pemasar ingin sukses

5
5

dalam pemasaran lintas budaya maka mereka harus menghormati nilai-

nilai serta hak yang dimiliki oleh konsumen.

Jadi pentingnya komunikasi bisnis dalam lintas budaya yaitu terdiri

dari :

1. Menyatukan Perbedaan Budaya pada Setiap Perusahaan

Komunikasi antar budaya memiliki peranan yang penting dalam dunia

bisnis salah satunya adalah untuk menyatukan perbedaan budaya pada

setiap perusahaan. Komunikasi tersebut berfungsi sebagai pengetahuan

seseorang dalam sebuah perusahaan untuk menghadapi budaya yang ada

pada perusahaan lain. Setiap perusahaan memiliki kebudayaan yang

berbeda-beda

2. Meningkatkan Komunikasi Lintas Budaya

Suatu perusahaan memiliki banyak karyawan yang memiliki latar

belakang budaya yang berbeda. Oleh karena itu, komunikasi antar

budaya menjadi penting untuk meningkatkan komunikasi antar budaya

dalam diri seseorang maupun perusahaan tersebut. 

3. Meningkatkan Kerjasama dalam Tim

Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa setiap perusahaan

memiliki karyawan yang berbeda latar belakang budayanya. Tujuan

utama dalam sebuah perusahaan adalah untuk mencapai kesuksesan

bersama. Oleh karena itu, latar belakang karyawan yang multi budaya

ini sering menimbulkan permasalahan seperti kesalahpahaman pada saat

bertugas. Komunikasi antar budaya menjadi solusi untuk memahami


masing-masing

6
6

karakter budaya karyawan tersebut demi menciptakan kerjasama yang

baik dalam tim dan untuk mewujudkan kesuksesan bersama.

4. Sebagai Proses Negosiasi

Bisnis tidak hanya dilakukan di dunia domestik saja, tetapi bisnis

yang maju telah mencapai seluruh dunia. Komunikasi antar budaya

menjadi kunci utama untuk berbisnis di luar negeri. Selain itu,

komunikasi antar budaya juga dilakukan di dalam dunia domestik

sebagai proses negosiasi dengan perusahaan lain yang ingin menjalin

kerjasama. Dengan komunikasi antar budaya tersebut perusahaan lain

dapat menilai kapabilitas perusahaan yang mengajukan kerjasama

tersebut. 

5. Menjalin Keharmonisan Antar Perusahaan

Dunia bisnis tentu berhubungan dengan perusahaan-perusahaan

besar termasuk perusahaan domestik dan luar negeri. Komunikasi antar

budaya menjadi alternatif perusahaan untuk menjalin keharmonisan

atau hubungan baik dengan perusahaan lain. Perbedaan budaya yang ada

dalam sebuah perusahaan harus dipahami dengan baik melalui

komunikasi antar budaya mulai dari peran dan status, nilai-nilai sosial,

norma, dan gaya komunikasi. Hal ini menjadi penting untuk menjalin

keharmonisan dalam kerjasama dengan perusahaan lain

6. Membuka Peluang Kerjasama dengan Perusahaan Asing

Perusahaan di negara ini telah memasuki pemasaran global, dimana

perusahaan tidak hanya bekerja sama dengan perusahaan tanah air saja
tetapi sudah menjalin kerjasama dengan perusahaan bonafit yang ada

di

7
7

luar negeri. Fungsi dari komunikasi antar budaya adalah memberikan

pemahaman kepada sebuah perusahaan tentang kebudayaan-

kebuadayaan dari perusahaan asing, sehingga perusahaan tersebut

dapat membuka peluang kerjasama dengan perusahaan asing lainnya.

7. Untuk Mengambil Keputusan

Seorang pemimpin memiliki wewenang untuk membuat peraturan-

peraturan dalam sebuah perusahaan. Seorang pemimpin wajib

mengetahui kebudayaan yang ada dalam perusahaannya karena orang-

orang yang berada dalam perusahaan tersebut memiliki latar belakang

budaya yang berbeda-beda. Cara yang tepat untuk memahami budaya

tersebut adalah menggunakan komunikasi antar budaya.

Komunikasi antar budaya tidak hanya memahami kebudayaan seperti

ras, agama, dan kebudayaan lainnya yang sakral tetapi kebudayaan di

sini juga menyangkut kebudayaan berupa peranan, status, nilai sosial,

dan lain sebagainya. Hal ini memudahkan seorang pemimpin untuk

mengambil sebuah keputusan dalam perusahaan. 

8. Mengetahui Karakter Seseorang

Komunikasi antar budaya dalam dunia bisnis sangat penting untuk

mengetahui karakter seseorang. Misalnya, ketika seseorang bawahan

yang ingin bertemu dengan atasan biasanya menggunakan pakaian yang

rapih, mimik muka tersenyum, berbicara sopan, dan tata karma lainnya.

Hal ini sudah menjadi budaya dalam dunia bisnis. Ketika ada orang yang

melanggar aturan tersebut terkesan tidak sopan bahkan bisa


berdampak buruk pada nilai-nilai sosial.

8
8

9. Mencegah Etnosentrisme

Budaya berkaitan dengan etnosentrisme. Etnosentrisme adalah

suatu pandangan dari individu tentang individu lain yang beranggapan

bahwa kebudayaannya lebih baik dibandingkan dengan kebudayaan

individu lain. Orang yang etnosentrisme biasanya tidak memiliki

wawasan yang luas akan budaya dan dalam dirinya tidak ada rasa

toleransi atau saling menghargai. Komunikasi antar budaya yang

berfungsi sebagai pengetahuan ini dapat mencegah timbulnya

etnosetrisme dalam diri seseorang dalam sebuah perusahaan. 

10. Kinerja Kerja Perusahaan

Kebudayaan yang beragama dalam sebuah perusahaan dinilai kreatif

karena setiap sumber daya manusia dapat berinovasi dengan pola pikir

yang berbeda-beda. Komunikasi antar budaya menjadi penting untuk

kinerja kerja di perusahaan mulai dari tahap produksi, distribusi, dan

keuangan. Budaya seperti kejujuran, disiplin, mudah beradaptasi, dan

budaya lainnya inilah yang memberikan kesuksesan dalam dunia bisnis.

Dengan melihat perkembangan atau tren yang ada saat ini,

komunikasi bisnis lintas budaya sangat penting artinya bagi terjalinnya

harmonisasi bisnis di antara mereka. Bagaimanapun diperlukan suatu

pemahaman bersama antara dua orang atau lebih dalam melakukan

komunikasi lintas budaya, baik melalui tulisan maupun lisan. Semakin

banyaknya pola kerja sama maupun kesepakatan ekonomi di berbagai

kawasan dunia saat ini akan menjadikan komunikasi bisnis lintas budaya

semakin penting.
9

Pendek kata, dengan semakin terbukanya peluang perusahaan

multinasional masuk ke wilayah suatu negara dan didorong dengan

semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi,

maka pada saat itulah kebutuhan akan komunikasi bisnis lintas budaya

menjadi semakin penting artinya.

3.2 Memahami Budaya dan Perbedaannya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki

bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke

generasi. E.B. Taylor, Bapak Antropologi budaya, mendefinisikan

budaya sebagai ”Keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,

kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-

kemampuan atau kebiasaan-kebiasaan lain yang diperoleh anggota-

anggota suatu masyarakat.” Dalam hal ini setiap kelompok budaya

menghasilkan jawaban-jawaban khususnya sendiri terhadap tantangan-

tantangan hidup seperti kelahiran, pertumbuhan, hubungan-hubungan

sosial, dan bahkan kematian.

Pada dasarnya manusia menciptakan budaya atau lingkungan

sosial mereka sebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik dan

biologis mereka. Kebiasaan-kebiasaan, praktik-praktik, dan tradisi-

tradisi untuk terus hidup dan berkembang diwariskan oleh suatu

generasi ke generasi lainnya dalam suatu masyarakat tertentu.

Pada gilirannya kelompok atau ras tersebut tidak menyadari dari

mana asal warisan kebijaksanaan tersebut. Generasi-generasi

berikutnya terkondisikan untuk menerima kebenaran-kebenaran

tersebut tentang kehidupan di sekitar mereka, pantangan-pantangan


dan nilai-nilai tertentu ditetapkan dan melalui banyak cara orang-orang

menerima penjelasan tentang perilaku ” yang dapat diterima ” untuk

hidup dalam masyarakat tersebut. Budaya mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh setiap faset aktivitas manusia.

Individu-individu sangat cenderung menerima dan mempercayai

apa yang dikatakan budaya mereka. Kita dipengaruhi oleh adat dan

pengetahuan masyarakat dimana kita dibesarkan dan tinggal, terlepas

dari bagaimana validitas objektif masukan dan penanaman budaya ini

pada diri kita. 

Cara kita berpikir dapat terkondisikan secara kultural. Budaya-

budaya Timur melukiskan sesuatu hal dengan menggunakan visualisasi,

sedangkan budaya Barat cenderung menggunakan konsep. Karena

dengan adanya suatu konsep maka timbullah suatu gagasan umum

mengenai pengalaman tertentu.

Sebagai salah satu contoh yang sederhana, ketika mahasiswa

Indonesia berada di jepang untuk kuliah secara otomatis mereka harus

mampu menyesuaikan diri mereka terhadap lingkungan sekitar, bukan

hanya itu mereka juga harus mempelajari budaya-budaya mereka.

Untuk mengesankan orang Jepang itu sendiri dengan memahami

perilaku serta adat istiadat disana.

Budaya memudahkan kehidupan dengan memberikan solusi-solusi

yang telah disiapkan untuk memecahkan masalah -masalah, dengan

menetapkan pola-pola hubungan, dan cara-cara memelihara koherensi

dan konsensus kelompok. Banyak cara atau pendekatannya yang

berlainan untuk menganalisis dan mengkategorikan suatu budaya agara

budaya tersebut lebih mudah dipahami.

10
 Pendekatan Sistem Terhadap Budaya

11
12

Suatu sistem dalam hal ini adalah suatu kumpulan atau kombinasi

teratur dari bagian-bagian yang saling berhubunan yang merupakan

suatu kesatuan, sebagai berikut :

1.  Sistem Kekeluargaan : Menyangkut hubungan – hubungan

keluarga dan cara bagaimana sekelompok orang

memperkenalkan, melatih, dan mensosialisasikan anak-

anak mereka.

2. Sistem Pendidikan : Ini berkenaan dengan cara

bagaimana anggota-anggota muda atau anggota-anggota

baru masyarakat memperoleh informasi, keterampilan,

pengetahuan, dan nilai-nilai.

3. Sistem Ekonomi : Menyangkut cara masyarakat

menghasilkan dan menyalurkan barang-barang dan jasa-

jasa pelayanannya.

4. Sistem Politik : Merupakan alat utama pemerintah untuk

memelihara keteraturan dan melaksanakan kekuasaan atau

wewenang.

5. Sistem Agama : Berkenaan dengan cara memberi makna

dan motivasi pada kehidupan selain aspek-aspek kehidupan

material, yaitu aspek kehidupan spiritual pendekatannya

terhadap hal-hal yang gaib. Pentingnya hal ini telah

disinggung terdahulu dalam ” Kepercayaan dan Sikap.”

6.  Sistem Asosiasi : Menyangkut jaringan pengelompokan

sosial yang dibentuk orang-orang. Kelompok-kelompok

masyarakat ini bisa merupakan kelompok p


13

persaudaraan ( fraternal ), kelompok-kelompok rahasia

dan asosiasi-asosiasi profesional / dagang.

7. Sistem Kesehatan : Berkenaan dengan cara suatu budaya

menghindari dan mengobati penyakit, atau merawat para

korban bencana alam atau kecelakaan. Konsep kesehatan

dan masalah-masalah medis berlainan antara budaya yang

satu dengan budaya yang lainnya.

8. Sistem Rekreasi : Menyangkut cara-cara suatu bangsa

bergaul, atau menggunakan saat santai mereka. Apa yang

dianggap ” bermain” dalam suatu budaya mungkin dianggap

“kerja ” dalam suatu budaya lain. Dalam sebagian budaya ”

olahraga ” menimbulkan implikasi politik, sedangkan dalam

budaya – budaya lain olahraga hanyalah untuk kesenangan,

sementara dalam budaya-budaya lainnya pula olahraga

merupakan bisnis besar. Beberapa jenis hiburan, seperti

tarian rakyat, tampaknya bersifat lintas – budaya.

3.3 Komunikasi dengan orang berbudaya asing

1. Belajar Tentang Budaya

Ketika tinggal di negara lain alangkah baiknya seseorang sedikit

banyak mengenal budaya maupun adat istiadat yang berlaku di negara

tersebut. Mengenal beberapa kata bahasa asing untuk suatu pergaulan

di lingkungan bisnis merupakan langkah baik yang senantiasa perlu

dikembangkan. Jadi belajar tentang budaya negara lain juga bisa

dijadikan sebagai langkah awal untuk berkomunikasi dengan orang yang

berbudaya asing.

2. Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Lintas Budaya


14

Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seorang tentang

budaya tertentu sebenarnya merupakan cara yang baik untuk

menemukan bagaiman mengirim dan menerima pesan-pesan lintas

budaya secara efektif.

Mempelajari ketrampilan komunikasi lintas budaya pada

umumnya akan membantu seseorang beradaptasi dalam setiap budaya,

khususnya jika seseorang berhubungan dengan orang lain yang memiliki

budaya berbeda.

3. Negosiasi Lintas Budaya

Membedakan budaya dalam dua kelompok yaitu budaya

permukaan (surface culture) seperti makanan, liburan, gaya hidup, dan

budaya tinggi (deep culture), yang terdiri atas sikap nilai-nilai yang

menjadi dasar budaya tersebut.

Orang yang berasal dari budaya yang berbeda seringkali

mempunyai pendekatan negosiasi yang berbeda. Tingkat toleransi untuk

suatu ketidaksetujuan pun bervariasi. Seseorang harus dapat

menumbuhkan hubungan personal sebagai dasar membangun

kepercayaan dalam proses negosiasi.

Negosiator dari budaya yang berbeda mungkin menggunakan

teknik pemecahan masalah dan metode pengambilan keputusan yang

berbeda. Jika mempelajari budaya partner sebelum bernegosiasi, akan

lebih mudah untuk dapat memahami pandangan mereka. Menunjukkan

sikap yang luwes, hormat, sabar dan sikap bersahabat akan membawa

pengaruh yang baik bagi proses negosiasi yang sedang berjalan, yang

pada akhirnya dapat ditemukan solusi yang menguntungkan kedua belah

pihak.

3.4 Hambatan Komunikasi dengan Orang Berbudaya Asing


15

1. Etnosentrisme

Etnosentrisme merupakan sikap keyakinan atau kepercayaan

bahwa budaya sendiri lebih unggul dari budaya lain. Bahkan

cenderung memandang rendah budaya lain, dan tidak mau

mengakui keunikan budaya lain sebagai suatu ciri khas dari

kelompok lain.

2. Stereotipe

Stereotipe adalah sikap yang menggeneralisasi atau

menyamaratakan sekelompok orang, tanpa mempertimbangkan

kepribadian atau keunikan masing-masing individu. Stereotipe

mengelompokkan individu berdasarkan keanggotaan individu

dalam suatu kelompok dan tidak memandang individu dalam

kelompok tersebut sebagai individu yang unik. Karakteristik

individual mereka diabaikan, dianggap homogen.

3. Rasialisme

Rasialisme adalah prilaku diskriminatif, tidak adil dan

semena-mena terhadap RAS tertentu. Bukan saja dapat

menghambat terjadinya komunikasi lintas budaya, prilaku ini

bahkan dapat menimbulkan konflik berkepanjangan. Berbeda

dengan sikap rasis, rasialisme merujuk pada gerakan sosial atau

politik yang mendukung teori rasisme. Fokus dari rasialisme

adalah kebanggaan ras, identitas politik, atau segregasi rasial.

4. Prasangka

Prasangka adalah persepsi yang keliru terhadap seseorang


atau kelompok lain. Konsep prasangka mirip dengan streotipe,

bahkan dikatakan bahwa prasangka merupakan kunsekuensi dari

adanya streotipe. Menurutt Richard W. Brislin, prasangka

merupakan sikap

16
17

tidak adil, menyimpang, dan intoleran terhadap orang atau kelomopok

lain. Prasangka pada umumnya bersifat negatif, adanya prasangka

dapat membuat seseorang memandang rendah dan bahkan memusuhi

orang atau kelompok lain.

5. Jarak Sosial

Jarak sosial berbicara tentang kedekatan antar kelompok

secara fisik atau sosial. Jarak sosial berbeda dengan stratifikasi

sosial atau pelapisan sosial, jarak sosial mengacu pada perbedaan

tingkat peradaban antar kelompok yang satu dengan kelompok

lainnya, buka perbedaan kekayaan, kekuasaan, atau ilmu

pengetahuan.

6. Persepsi

Persepsi merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang

untuk mencoba mengetahui dan memahami orang lain. Persepsi

merupakan filter yang digunakan oleh seseorang ketika

berhubungan dengan kebudayaan yang berbeda. Persepsi negatif

dapat berdampak buruk bagi keefektifan komunikasi lintas

budaya.

3.5 Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi dengan Orang Berbudaya

Asing

1. Memperbaiki dan meningkatkan kompetensi lintas budaya

Cara mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya yang

pertama adalah dengan cara memperbaiki dan meningkatkan

kompetensi lintas budaya. Kompetensi lintas budaya sendiri di

artikan sebagai kemampuan untuk berpartisipasi dalam


serangkaian kegiatan komunikasi. Kemampuan ini dapat berupa

pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kompetensi ini didasarkan

pada tiga hal yaitu kepekaan atau sensivitas, kemampuan, dan

18
19

kesadaran. Kompetensi ini perlu dikembangkan dalam konteks

komunikasi lintas budaya maupun komunikasi bisnis lintas budaya.

Caranya adalah dengan melatih dan memperdalam pengetahuan lintas

budaya, mengikuti pelatihan bahasa, serta mendorong kebijakan yang

menguntungkan bersama.

2. Menghindari asumsi dan penilaian

Cara mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya

selanjutnya adalah menghindari berbagai asumsi dan penilaian

sebisa mungkin. Dalam arti, kita hendaknya tidak mengasumsikan

orang lain akan bertindak dengan cara yang sama atau

menerapkan nilai-nilai dan keyakinan yang sama atau

menggunakan bahasa dan simbol yang sama. Selain itu, hendaknya

kita juga menghindari memberikan penilaian tanpa mengetahui

atau memahami yang terjadi.

Misalnya, ketika seseorang bertindak secara berbeda, kita

jangan buru-buru menyimpulkan bahwa cara yang dilakukan orang

tersebut salah atau tidak benar. Biasanya asumsi-asumsi atau

penilaian seacam ini timbul akibat berkembangnya sikap

etnosetrisme dan stereotip dalam diri yang kerap menjadi

hambatan komunikasi lintas budaya. (Baca : Etnografi

Komunikasi).

3. Peka

Selain menghindari berbagai asumsi dan penilaian terhadap

budaya orang lain, cara lain untuk mengatasi hambatan

komunikasi lintas budaya adalah dengan mengembangkan sikap


peka terhadap perbedaan yang ada. Caranya adalah dengan

mempelajari segala sesuatu hal dari orang-orang yang kita temui

terutama terkait dengan budaya dan sub-budaya dari

20
21

orang-orang kita temui sebelum memasuki situasi komunikasi. Untuk

itu, ada baiknya kita berusaha untuk meluangkan sedikit waktu untuk

mempelajari budaya orang lain daripada memaksakan diri

berkomunikasi dengan orang lain dengan latar belakang budaya berbeda

namun kita tidak memiliki pemahaman sama sekali tentang budaya lawan

bicara. Jika hal ini terjadi, kesalahpahaman pun dapat dengan mudah

terjadi. (Baca : Komunikasi Asertif)

4. Mengakui dan menghargai perbedaan

Hambatan komunikasi lintas budaya juga dapat diatasi salah

satunya dengan mengakui dan menghargai perbedaan yang ada.

Hal ini sangat penting karena pada dasarnya setiap manusia

diciptakan secara berbeda-beda. Tidak ada seorangpun yang

mampu menolak kapan dan di mana ia dilahirkan, agama yang di

anut, latar belakang budaya, dan lain sebagainya. Perbedaan

semacam hendaknya dijadikan sebagai alasan untuk terus

membina hubungan baik dan bukan menjadikannya sebagai alasan

untuk menghakimi orang lain. (Baca : Komunikasi Gender)

5. Empati

Sebagai alah satu bagian dari kepekaan interpersonal dan

kompetensi sosial, empati diartikan sebagai kemampuan

seseorang untuk menyadari dan memahami persepsi dan perasaan

orang lain, serta menyampaikan pemahaman tersebut dalam

bentuk respon menerima. Dalam konteks budaya, empati

diartikan sebagai keinginan untuk menempatkan diri kita dalam

dunia budaya orang lain yang berbeda dan untuk mengalami apa
yang orang lain alami.

22
23

Sikap empati dikembangkan dengan beberapa cara seperti

memberikan perhatian, empati komunikatif, atau belajar

menerima perbedaan. Mengembangkan sikap empati merupakan

cara lain untuk mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya

karena dengan empati kita dapat belajar untuk menerima dan

menghargai perbedaan yang ada.

6. Mendengarkan secara aktif

Salah satu teknik komunikasi berkesan atau teknik dalam

komunikasi yang bijak adalah mendengarkan secara aktif.

Mendengarkan secara aktif juga merupakan salah satu kegiatan yang

sangat penting dalam komunikasi lintas budaya sekaligus merupakan

syarat agar kita dapat mengembangkan sikap empati. Dengan

mendengarkan secara aktif, kita dapat memahami dan menghargai

perbedaan budaya yang ada sehingga kesalahpahaman pun dapat

dikurangi.

7. Suportif

Cara mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya selanjutnya

adalah dengan bersikap suportif. Suportif di sini berkaitan dengan

perilaku komunikasi yang suportif. Perilaku yang suportif seperti

empati dapat mendorong proses komunikasi lintas budaya yang efektif.

Sebaliknya, perilaku defensif cenderung membawa proses komunikasi

lintas budaya ke arah ketidakefektifan.

8. Motivasi berkomunikasi

Motivasi berkomunikasi juga merupakan salah satu cara untuk

mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya. Sebagai manusia, pada


umumnya kita sangat termotivasi untuk berinteraksi dengan orang yang

dekat secara fisik maupun emosional. Begitupun dalam konteks

24
25

komunikasi lintas budaya. Motivasi berkomunikasi ini perlu karena

merupakan salah satu bentuk upaya untuk memahami pengalaman orang

lain yang bukan merupakan bagian dari kehidupan kita. Selain itu,

adanya motivasi ini juga dapat memperbaiki kemampuan kita

berkomunikasi dengan orang lain, memperlihatkan atau menunjukkan

minat kita kepada orang lain, berbicara dan memahami orang lain, serta

memberikan bantuan kepada orang lain. (Baca juga : Teori Feminisme

Menurut Para Ahli)

9. Memahami budaya sendiri

Cara mengatasi hambatan komunikasi komunikasi lintas budaya

berikutnya adalah dengan memahami budaya sendiri. Dengan memahami

budaya sendiri, kita dapat dengan mudah mengkomunikasikan nilai-nilai,

persepsi, dan sikap yang kita anut kepada orang lain. Dampaknya adalah

orang lain pun akan dengan mudah mengkomunikasikan nilai-nilai,

persepsi, serta sikap yang mereka anut sehingga terciptalah pengertian

dan menghindari kesalahpahaman. (Baca juga : Teori Komunikasi Antar

Budaya)

10. Fleksibel

Cara lainnya adalah dengan mengembangkan fleksibilitas dalam

berkomunikasi. Para ahli kompetensi komunikasi percaya bahwa salah

satu pengertian kompetensi berkomunikasi adalah kemampuan untuk

menyesuaikan perilaku komunikasi dengan orang lain dan lingkungan

sekitar. Hal ini untuk memudahkan kita berkomunikasi dengan orang

lain dan memperoleh informasi yang diinginkan. (Baca : Bahasa sebagai

Alat Komunikasi)
26

11. Menggunakan dan mendorong umpan balik deskriptif

Umpan balik yang efektif dapat mendorong lancarnya proses

adaptasi yang merupakan hal penting dalam komunikasi lintas

budaya. Setiap orang yang terlibat dalam proses komunikasi

lintas budaya seharusnya memiliki kemauan untuk menerima

umpan balik dan menunjukkan perilaku suportif. Umpan balik

yang diberikan hendaknya bersifat langsung, segera, jujur,

spesifik, dan jelas. (Baca juga : Unsur Komunikasi Antar Budaya)

12. Saluran komunikasi yang terbuka

Cara lain untuk mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya

adalah dengan membuka saluran komunikasi. Dalam arti, kita

harus mampu bersikap sabar selama proses interaksi agar

pemahaman bersama dapat tercapai. (Baca juga : Hambatan

Komunikasi Organisasi)

13. Mengelola konflik

Cara mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya yang

terakhir adalah dengan mengelola konflik yang ada. Konflik yang

dimaksud berkaitan dengan benturan nilai-nilai atau keyakinan

yang berbeda. Ketika dihadapkan pada situasi ini maka kita harus

mampu mengelola perbedaan atau benturan ini dengan baik dan

tanpa menyinggung perasaan orang lain. (Baca : Komunikasi

Nonverbal)
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang diatas, maka dapat kita simpulkan yaitu,

1. Semua budaya berfungsi dan penting bagi pengalaman anggota –

anggota budaya tersebut meskipun nilai-nilainya berbeda.

2. Pemahaman atas nilai – nilai budaya sendiri merupakan prasyarat

untuk mengidentifikasi dan memahami nilai-nilai budaya lain.

3. Dengan mengatasi hambatan – hambatan budaya untuk

berhubungan dengan orang lain kita memperoleh pemahaman dan

penghargaan bagi kebutuhan, aspirasi, perasaan dan masalah

manusia.

4. Pemahaman atas orang lain secara lintas budaya dan antar

pribadi adalah suatu usaha yang memerlukan keberanian dan

kepekaan. Semakin mengancam pandangan dunia orang itu bagi

pandangan dunia kita, semakin banyak yang harus kita pelajari

dari dia, tetapi semakin berbahaya untuk memahaminya.

5. Perbedaan – perbedaan budaya menandakan kebutuhan akan

penerimaan dalam komunikasi, namun perbedaan – perbedaan

tersebut secara arbitrer tidaklah menyusahkan atau

memudahkan.

Bahwa sudah menjadi kodrat Tuhan yang Maha Kuasa

menjadikan manusia sebagai makhluk yang unik yang harus

melaukan hubungan sosial satu dengan yang lainnya. Allah telah

menciptakan manusia berbagai macam suku yang melahirkan

27
beragam budaya. Di sinilah arti pentingnya

28
29

manusia memahami budaya satu dengan yang lainnya melalui sarana yang

disebut komunikasi. Komunikasi adalah sebuah sarana dan alat untuk

memasuki suatu proses kehidupan yang lebih beradap. Oleh karena itu

tanpa komunikasi manusia akan terhenti dalam membangun sebuah

peradaban. Dengan demikian faktor yang paling dalam berkomunikasi

adalah bagaimana kita mampu mengenali budaya orang lainnya untuk

membangun sinergitas kebutuhan yang sama-sama diperlukan bagi

semua masyarakat, agar terjadi kestabilan dan kenyamanan bersama.

4.2 Saran

Hendaknya para pelaku bisnis dan masyarakat umum mau

mempelajari dan memahami perbedaan budaya disekitarnya agar

tidak terjadi kesalahpahaman dan kesenjangan komunikasi. Bagi

para budayawan hendaknya dapat dengan suka rela berbagi

pengetahuan akan budayanya baik itu budaya yang bersifat

verbal maupun yang nonverbal guna mengatasi kesenjangan dan

perselisihan antar budaya dalam hal apapun.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Karim. 2015. Komunikasi Antar Budaya Di Era Modern. Makalah

Winda Dwi Gusti. 2015. Komunikasi Lintas Bisnis. Makalah

deafebb.blogspot.com/2015/04/makalah-komunikasi-lintas-

budaya.html

https://pakarkomunikasi.com/cara-mengatasi-hambatan-komunikasi-

lintas-budaya

https://www.google.com/amp/s/pakarkomunikasi.com/hambatan-

komunikasi-lintas-budaya/amp

https://pakarkomunikasi.com/pentingnya-komunikasi-antar-budaya-

dalam-bisnis

Anda mungkin juga menyukai