Anda di halaman 1dari 40

DIGITAL PR

BERWAWASAN KEBANGSAAN
& BERKEBUDAYAAN

Oleh : Egi Gustiana Putra, S.I.Kom,M.I.Kom


Literasi Digital Culture
2

Digital Culture sebagai wujud kewarganegaraan digital dalam konteks keIndonesiaan berada pada
domain ‘kolektif, formal’ di mana kompetensi digital individu difungsikan agar mampu berperan
sebagai warga negara dalam batas-batas formal yang berkaitan dengan hak, kewajiban, dan tanggung
jawabnya dalam ruang ‘negara’.
Meningkatkan
Literasi Digital Digital Culture Wawasan
Kebangsaan

Digital Culture merupakan kemampuan individu untuk membaca, menguraikan,


membiasakan, memeriksa, dan membangun Wawasan Kebangsaan,
seperti nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
Empat Dasar yang akan ditanamkan dalam Digital Culture

Pengetahuan dasar akan Pancasila serta Bhineka Tunggal Ika sebagai


landasan kehidupan berbudaya, berbangsa, dan berbahasa Indonesia;

Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan


dengan nilai pancasila pada mesin telusur;

Pengetahuan dasar mengetahui pentingnya multikulturalisme dan


kebhinekaan, serta memahami cara melestarikan bahasa daerah, seni, dan
budaya dalam ruang digital;

Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku mencintai produk dalam


negeri, serta memahami hak atas akses kebebasan berekspresi dan hak atas
kekayaan intelektual di dunia digital.
6
Digital Culture : Mindfulness Communication

Meningkatkan kemampuan literasi media dalam konteks Budaya Digital


salah satunya dengan meningkatkan kemampuan membangun
“Mindfulness Communication” : komunikasi sadar yang dibangun dari
prinsip kejujuran dan ketulusan, komunikasi yang saling memanusiakan,
tanpa stereotip dan pandangan negative.
Wawasan Kebangsaan
Prof. Muladi, Gubernur (Lemhannas RI 2005 – 2011), menyamapaikan bahwa Wawasan Kebangsaan
adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya,
mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah
dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Wawasan Kebangsaan menentukan cara bangsa mendayagunakan kondisi geografis negara,


sejarah, sosio-budaya, ekonomi dan politik serta pertahanan keamanan dalam
mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasional.
Tantangan Wawasan Kebangsaan

 Kurangnya rasa kecintaan pada Negara karena minimnya wawasan kebangsaan.


 Mudahnya budaya asing yang masuk sehigga terbawa arus globalisasi.
 Lebih tertarik untuk mempelajari dan membanggakan budaya asing.

 Kesiapan SDM dalam menggunakan teknologi digital yang baik dan benar
 Efektifitas Regulasi Pemerintah dalam mengatur penggunaan teknologi digital
 Kesiapan Sarana Prasarana yang mendukung penggunaan teknologi digital
Tantangan Literasi Digital dalam Penguatan Wawasan Kebangsaan

 Ditengah perkembangan teknologi digital dengan akses internet


yang sangat canggih, diperlukan penguatan Wawasan Kebangsaan
Indonesia agar WNI tidak mudah terbawa oleh dampak negatif
dari kemajuan teknologi era digital.

 Salah satu dampak negatifnya : terbuka lebar pintu arus globalisasi


yang membawa masuknya budaya asing bahkan ideologi lain
yang bertentangan dengan bangsa Indonesia

 Jika tidak ada penyaringan (filterisasi), budaya asing tersebut akan


mengikis nilai-nilai yang sudah dimiliki bangsa Indonesia.

 Wawasan Kebangsaan perlu dirumuskan kembali agar programnya


sesuai dengan konteks kekinian.
Apa yang harus dilakukan ?

 Menumbuhkan nilai-nilai kebanggaan terhadap bangsa dan negara

 Menyebarluaskan informasi yang penuh nilai-nilai positif dan kebaikan

 Kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk pembangunan bangsa.

 Instrumen dalam membangun jejaring untuk ekonomi kreatif


KARAKTER
PANCASILA DAN
BER-BHINEKA TUNGGAL IKA
DALAM ERA DIGITAL
 Kesadaran semua pihak dalam memberikan peran
serta yang terbaik bagi bangsa dan negara dalam
berbagai hal yang mendukung terbentuknya
manusia sosial berbudaya dalam dunia digital,
bukan malah sebaliknya
menjadi manusia yang asocial dalam era digital.
Internalisasi Nilai Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika sebagai
Warga Negara Digital (Digital
Citizenship)
Indikator pertama dari kecakapan dalam Budaya Digital (Digital Culture)
adalah bagaimana setiap individu menyadari bahwa
ketika memasuki Era Digital, secara otomatis dirinya
telah menjadi warga negara digital.
Dalam konteks keIndonesiaan, sebagai warga negara digital,
tiap individu memiliki tanggung jawab (meliputi hak dan
kewajiban) untuk melakukan seluruh aktivitas bermedia
digitalnya berlandaskan pada nilai-nilai kebangsaan, yakni
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Mengapa harus (berlandaskan) Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika?”

“Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, merupakan


jalan tengah yang penting bagi masyarakat
majemuk yang mampu mengatasi sikap primordial
atas dasar keagamaan ataupun kesukuan. Meski
era reformasi membawa banyak perubahan, namun
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika mutlak menjadi
rujukan dalam berbangsa yang plural”.

 Din Syamsudin - Ketua Dewan Pertimbangan


MUI (2015-2020) sekaligus mantan Utusan
Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama
Antar-Agama dan Peradaban
5 Kompetensi yang Harus Dimiliki

Paham Nilai-Nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di Ruang Digital

Produksi Konten yang Berlandaskan Nilai Pancasila dan Bhinneka


Tunggal Ika di Ruang Digital

Distribusi Konten yang Berlandaskan Nilai Pancasila dan Bhinneka


Tunggal Ika di Ruang Digital

Partisipasi Aktif Menumbuhkembangkan Nilai-Nilai Pancasila dan


Bhinneka Tunggal Ika di Ruang Digital

Kolaborasi Aktif Menumbuhkembangkan Nilai-Nilai Pancasila dan Bhinneka


Tunggal Ika di Ruang Digital
DAMPAK RENDAHNYA PEMAHAMAN ATAS
NILAI PANCASILA DAN BHINNEKA TUNGGAL IKA
1. Tidak mampu memahami batasan
kebebasan berekspresi dengan
perundungan siber, ujaran kebencian,
pencemaran nama baik atau provokasi
yang mengarah pada segregasi sosial
(perpecahan/polarisasi) di ruang digital.
2. Tidak mampu membedakan
keterbukaan informasi publik
dengan pelanggaran privasi di
ruang digital.
3. Tidak mampu membedakan misinformasi, disinformasi dan malinformasi.
MENJADI WARGA DIGITAL BERBUDAYA PANCASILA
Ubah Mindset
Mengisi Ruang Sosial Media dengan Wawasan Kebangsaan

Misalnya :
Menjadi “Content Creator”
Vlog / Video / Podcast / Microblog
yang berisi
 Edukasi kebangsaan
 Mengenalkan budaya-budaya daerah
 Mengenalkan kesenian daerah
 Mengenalkan tempat-tempat bersejarah
 Mengenalkan kuliner nusantara
Wawasan Kebangsaan akan menangkal Hoax

Mereka yang memiliki Wawasan Kebangsaan, akan


 Berfikir secara Integral dan Kritis
 Mengutamakan kepentingan dan keselamatan bersama
 Mengharapkan perdamaian dan kerukunan
 Menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran

Sehingga dapat berhat-hati dengan


Informasi Hoax,
bahkan dapat menjadi
Agen-agen Penangkal Hoax!
BERFIKIR KRITIS
MEMINIMALISIR UNFOLLOW, UNFRIEND & BLOCK UNTUK
MENGHINDARI FILTER BUBBLE

YANG MEMPERPARAH DAMPAK BURUK


FILTER BUBBLE
GOTONG ROYONG KOLABORASI KAMPANYE LITERASI DIGITAL
DIGITALISASI KEBUDAYAAN
 Pemahaman multikulturalisme dan pluralisme membutuhkan upaya pendidikan sejak dini, dimana
generasi saat ini adalah para digital native, yang lebih banyak ‘belajar’ dari media digital.
Tatanan
perilaku sosial

Praktik Bentuk
Ritual adat
yang berlaku Budaya di komunikasi
verbal dan
Indonesia non verbal

Penampilan
dan Kegiatan
keseharian
BAGAIMANA RUANG DIGITAL DAPAT
MEMPERTAHANKAN KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA ?
[1] Memahami Budaya di Ruang Digital
• Contohnya kemampuan untuk
menangkap pesan orang lain, juga
ide-ide individu tentang budaya yang
dipublikasikan pada platform yang
berbeda (misalnya buku, video, blog,
Facebook, dll). Termasuk,
menafsirkan makna pesan dalam
bentuk emoticon.
[2] Produksi Budaya di Ruang Digital

• Kecakapan produksi ini melibatkan


kemampuan untuk menduplikasi (sebagian
atau seluruhnya) konten budaya.
• Tindakan produksi budaya dalam format
digital, di antaranya memproduksi klip video
dengan menggabungkan gambar dan materi
audio, atau menulis pada beragam media
daring, termasuk media sosial.
[3] Distribusi Budaya di Ruang Digital
• Kemampuan individu untuk berbagi
perasaan (misalnya setuju atau tidak
setuju), untuk berbagi pesan, dan untuk
mengapresiasi konten budaya.
• Kecakapan ini juga berfokus pada
“kemampuan untuk mencari,
mensintesis, dan menyebarkan
informasi dengan konten budaya” dalam
jaringan digital yang dimilikinya.
[4] Partisipasi Budaya di Ruang Digital

• Aktif membangun dan mendiskusikan ide-


ide orang lain mengenai -isu isu budaya
dalam beragam platform media platform
digital (Youtube, FB, Instagram, Twitter,
Skype, Blog, dan sebagainya).
• Kecakapan ini menyatukan pengetahuan
yang dimiliki dan membandingkan catatan
orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
[5] Kolaborasi Budaya di Ruang Digital

• Kecakapan ini mengacu pada


kemampuan untuk membuat konten
budaya di media digital bersama-sama
pihak lain.
TERMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai