DIBUAT OLEH
Pendidikan kewarganegaraan memiliki peran penting dalam membentuk smart and good
citizen di era digital. Dalam era digital, di mana teknologi informasi dan komunikasi semakin
dominan, penting bagi individu untuk memiliki pemahaman yang baik tentang hak, kewajiban,
dan tanggung jawab sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2
2.2.2 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membekali mahasiswa dengan
kemampuan dasar dan pengetahuan mengenai hubungan warga negara Indonesia dengan
Negara dan dengan sesama warga negara. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bagian
ilmu pengetahuan yang memiliki landasan filsafat baik ontologi, epistemologi maupun
aksiologi (Karsadi, 2018). Secara ontologis, Pendidikan Kewarganegaraan berobjek material,
yaitu nilai, moral, dan budi pekerti. Dalam perspektif epistemologis, Pendidikan
Kewarganegaraan dikaji dan dibahas melalui pendekatan akademik dan ilmiah dengan
menekankan pada olah kalbu, olah karsa, dan olah rasa serta olah pikir yang bersifat
komprehensif, integratif, dan holistik. Dalam perspektif aksiologis, eksistensi dan urgensi
Pendidikan Kewarganegaraan menjadi wahana pendidikan nilai, moral, dan pendidikan budi
pekerti sehingga dapat menjadi sarana transformasi pendidikan karakter untuk
menumbuhkembangkan rasa nasionalisme dan kesadaran berbangsa dan bernegara.
3
BAB III
PEMBAHASAN
4
Pancasila akan memberikan pengaruh positif yang besar pada seluruh aspek kehidupan. (3)
Mampu menegakan hukum, dalam hal ini sebagai smart and good citizen harus memiliki
kemampuan untuk mengkritisi segala kebijakan atau peraturan yang ada sebelum menjalankan
atau menaatinya dengan baik. Untuk menegakkan hukum, diperlukan adanya penegakkan
keadilan, karena hukum dan keadilan memiliki keterkaitan yang sangat erat. Hukum yang tidak
berjalan seperti semestinya merupakan hukum yang tidak menjunjung keadilan dan kebenaran.
(4) Mampu menjaga ketahanan nasional, dalam hal ini smart and good citizen mampu menjaga
kesatuan dan keutuhan bangsa. Menjadi smart and good citizen tidaklah menjadi individu yang
senang memecah belah persatuan bangsa dengan segala tindakannya, namun haruslah menjadi
warga negara yang senantiasa selalu berpartisipasi menjaga dan membela negaranya. (5)
Memiliki ide-ide kreatif dan inovatif serta selektif, dalam hal smart and good citizen memiliki
cara berpikir yang kreatif dan inovatif dalam memandang sesuatu. Sebagai smart and good
citizen artinya mampu secara aktif menyalurkan ide-ide kreatif dan inovatifnya untuk
memajukan, mencerdaskan dan mengembangkan bangsa.
Smart and good citizen pun dituntut untuk selektif dalam menerima berbagai informasi
dan budaya dari luar. Selektif dalam menerima informasi dapat menjaga keutuhan bangsa,
karena tidak jarang terdapat informasi yang palsu dan budaya luar yang tidak sesuai dengan
jati diri bangsa, sehingga mampu memecah belah kesatuan dan keutuhan bangsa.
Adapula warga negara yang tidak pintar dan tidak baik di era disrupsi ini menurut para generasi
muda yaitu warga negara yang senantiasa mudah mempercayai dan menyebarluaskan
informasi palsu atau hoax, bahkan terdapat warga negara yang membuat sendiri informasi palsu
tersebut. Kemunculan hoax di berbagai media sosial yang sulit untuk dihentikan dan mampu
membuat masyarakat resah dan mampu memecahkan kesatuan bangsa (Malatuny, 2020).
Pada tahun 2020 di mana sedang terjadi pandemi terdapat sekitar kurang 1.028 hoax
mengenai pandemi Covid-19 beredar dan jumlah itu hanya jumlah hoax pandemi saja, belum
dengan informasi-informasi bohong lainnya. Jika pada kedua tahun tersebut telah memiliki
jumlah informasi hoax yang cukup banyak maka pada tahun ini dapat dipastikan jumlah
informasi hoax meningkat. Informasi hoax menjadi salah satu masalah pada era disrupsi yang
sangat sulit untuk diatasi akibat dari laju jaringan internet yang sangat cepat. Dari adanya
informasi hoax ini memicu terjadinya per-pecahan, sebagai contoh terdapat informasi hoax
terkait kebijakan pemerintah, tentu hal ini akan merusak kepercayaan warga negara pada
pemerintah. Rusaknya kepercayaan warga negara akan menimbulkan tuntutan warga negara
pada pemerintah dan terjadilah kesalah-pahaman. Selain itu, adanya era disrupsi ini membuat
warga negara terlalu nyaman hingga terlena dengan teknologi sehingga dapat menyepelekan
pendidikan bahkan meninggalkan pendidikan dan meninggalkan budaya-budaya lokal karena
terpengaruh globalisasi. Saat ini, banyak sekali siswa ataupun mahasiswa yang telah dibudaki
oleh teknologi seperti games online, media sosial, situs-situs yang tidak baik seperti pornografi
dan kekerasan. Hal ini akan mempengaruhi
pendidikannya. Banyak para generasi muda dilapangan yang telah dibudaki oleh games online
dan media sosial sehingga mereka cenderung bermalas-malasan dalam belajar, bahkan di
tempat umum dalam pergaulannya pun mereka sulit untuk lepas dari gadget-nya. Banyaknya
generasi muda yang mengakses situs-situs berbahaya seperti ponografi dan kekerasan, hal ini
berdampak pada psikologis dirinya. Di lapangan telah banyak terjadi kasus tindakan asusila
dan kekerasan. Telah banyak warga negara yang kehilangan akalnya akibat terlalu sering
mengakses situs-situs berbahaya tersebut.
Demi menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang akan merusak
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tercermin dalam Pancasila maka perlu diterapkan
5
pendidikan karakter dalam Pendidikan Kurikulum Nasional melalui Pendidikan
Kewarganegaraan. Kewarganegaraan adalah segala hal ikhwal yang berhubungan dengan
warga negara. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional) sehingga Pendidikan
Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk membekali peserta
didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan timbal balik
antara warga negara dengan negara.
Warga negara Indonesia wajib menjadi warga negara yang baik dan terdidik (smart and
good citizen) sehingga perlu memahami tentang Indonesia, memiliki kepribadian Indonesia,
memiliki rasa kebangsaan Indonesia, dan mencintai tanah air. Sebagai mahasiswa wajib
memiliki kemampuan tentang kewarganegaraan dan mampu menerapkan pengetahuan, nilai-
nilai dan keterampilan tersebut dalam kehidupan sehari-hari, memiliki kepribadian yang
mantap, berpikir kritis, bersikap rasional, etis, estetis, dan dinamis, berpandangan luas, dan
bersikap demokrasi yang berkeadaban. Hal ini akan mendukung mahasiswa untuk memiliki
kompetensi dasar, yaitu menjadi ilmuan yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air,
demokratis yang berkeadaban, menjadi warga negara yang memiliki daya saing, berdisiplin,
dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan nilai-nilai
Pancasila (Sri Harini Driyatmi, 2012).
6
BAB IV
PENUTUP
Kita telah memiliki banyak generasi muda yang memahami akan makna smart and
good citizen, generasi muda ini pun telah mengimplementasikan dengan baik tindakan-
tindakan smart and good citizen baik di lingkungan nyata ataupun maya seperti media sosial.
Para generasi muda telah memahami nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan
kewarganegaraan dan dibuktikan dengan mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari sebagai smart and good citizen. Pendidikan kewarganegaraan memiliki
pengaruh yang sangat besar dalam membentuk smart and good citizen. Jika para generasi muda
mempelajari pendidikan kewarganegaraan dengan sungguh-sungguh maka mudah bagi mereka
untuk menjadi smart and good citizen.
Sebagai generasi yang produktif, maka generasi muda haruslah produktif dalam membangun
bangsa Indonesia, khususnya membangun karakter warga negara Indonesia untuk menjadi
smart and good citizen. Jiwa semangat yang berkobar dalam diri generasi muda haruslah
dimanfaatkan dengan baik untuk menyebarkan kebaikan dan menyebarkan pegetahuan-
pengetahuan yang bermanfaat khususnya pengetahuan mengenai kewarganegaraan. Perlu
adanya kerja sama antar generasi muda agar dapat membangun bangsa Indonesia menjadi
bangsa yang hebat. Banyaknya teknologi di era disrupsi pun harus dimanfaatkan dan digunakan
sebaik dan sebijak mungkin hingga tidak menganggu kesatuan dan keutuhan bangsa.
7
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Lasiyo, M.A., M.M. Reno Wikandaru, S.Fil., M. Phil. Dr. Hastangka, S.Fil., M.Phil.
MKDU411102-M1
Modul MKWU4109
Dinie Anggraeni, Solihin Ichas Hamid, Jenisa Tasya Kamila, Salsa Berliana Putri, Vesha
Nuriefer Haliza. “Penanaman Karakter Smart Young And Good Citizen untuk Anak Usia
Sekolah Dasar“ Jurnal Basicedu Vol. 5 No. 6 (2021): December Pages 5001-6500