Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 1 SESI 3

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK ERA DIGITAL: SMART


AND GOOD CITIZEN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 508

MKWU4109

NAMA : SALSABILA LUBIS

NIM : 050970779

PRODI : MANAJEMEN

UNIVERSITAS TERBUKA 2023.1


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK ERA DIGITAL:
SMART AND GOOD CITIZEN

PENDAHULUAN
Era digital telah menjadi unsur yang merasuk dalam berbagai aspek kehidupan kita,
pembentukan warga negara yang cerdas dan beretika merupakan suatu keharusan.
Perkembangan teknologi yang pesat dan perubahan sosial yang terus berlanjut mendorong kita
untuk menyesuaikan pendidikan kewarganegaraan agar sesuai dengan dinamika era digital ini.
Pendidikan kewarganegaraan menjadi sebuah alat yang sangat penting untuk mencapai tujuan
ini. Pendidikan kewarganegaraan melibatkan pemahaman tentang nilai-nilai demokrasi,
partisipasi, dan tanggung jawab individu dalam masyarakat. Namun, di era digital, konsep
"smart and good citizen" telah mengalami perkembangan yang signifikan.

Pendidikan kewarganegaraan di era digital tidak lagi terbatas pada pemahaman


lembaga-lembaga politik dan hukum semata. Sebaliknya, ia harus mencakup literasi digital,
etika dalam perilaku online, dan partisipasi aktif dalam kehidupan masyarakat digital. Literasi
digital mengacu pada kemampuan individu untuk menguasai teknologi digital dan
menggunakan alat-alat ini dengan bijak, sementara etika digital melibatkan perilaku yang etis
dan bertanggung jawab dalam dunia maya.

Dalam era digital, definisi "smart and good citizen" telah melampaui pemahaman
konvensional tentang partisipasi politik semata. Ini mencakup kemampuan individu untuk
berfungsi dengan bijak dalam lingkungan digital yang semakin kompleks (Jenkins, 2006).
Literasi digital adalah kunci untuk menghadapi era digital. Tanpa pemahaman yang kuat
tentang teknologi digital, individu mungkin kesulitan memahami kompleksitas dunia online
(Prensky, 2006). Etika digital melibatkan perilaku online yang beretika dan bertanggung jawab.
Hal ini melibatkan penghargaan terhadap privasi, menghindari pelecehan, dan berpartisipasi
dalam dialog yang bermakna di dunia maya (Himma, K. E., & Tavani, 2008). Pendidikan
kewarganegaraan harus berkembang seiring dengan perubahan zaman. Ini harus mencakup
literasi digital dan etika digital sebagai komponen integral dari kurikulumnya (Institute,
2019).Partisipasi aktif dalam masyarakat digital adalah kunci untuk menciptakan perubahan
positif. Ini mencakup berpartisipasi dalam diskusi online, berkontribusi pada isu-isu penting,
dan mempengaruhi perubahan sosial.
Tujuan dari artikel ini adalah untuk menguraikan pentingnya pendidikan
kewarganegaraan dalam membentuk warga negara yang cerdas dan beretika di era digital yang
terus berkembang. yang menggarisbawahi tentang konsep "smart and good citizen. Literasi
digital dan etika digital menjadi kunci untuk menghadapi tantangan dan peluang dalam era
digital dan harus menjadi komponen integral dalam kurikulum pendidikan kewarganegaraan
agar siswa dapat memahami dan menghadapi dunia online dengan bijak dan bertanggung
jawab. Partisipasi aktif dalam masyarakat digital adalah kunci untuk menciptakan perubahan
positif dalam dunia maya.

KAJIAN PUSTAKA
Smart and Good Citizen

Dalam beberapa tahun terakhir, istilah "warga negara yang baik" (good citizen)
dianggap kurang mencukupi, sehingga terdapat kebutuhan untuk menambahkan kata "cerdas"
di belakangnya. Oleh karena itu, istilah yang digunakan menjadi "warga negara yang baik dan
cerdas" atau dalam Bahasa Inggris disebut smart and good citizen. Sebagai bagian dari peran
pendidikan nasional Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan dapat membentuk
individu yang tidak hanya menjadi warga negara yang baik, tetapi juga warga negara yang
cerdas. Lebih lengkapnya, Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk membentuk warga
negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkaraketer, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
dan konstitusi UUD 1945.

Pandangan mengenai apa yang dianggap karakter yang "good" seringkali beragam.
Konsep karakter baik sebagai suatu kebajikan yang dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu
kebajikan pada diri sendiri (self-oriented virtuous) dan kebajikan terhadap orang lain (other-
oriented virtuous) (Lickona, 2003). Kebajikan pada diri sendiri mencakup hal-hal seperti
pengendalian diri dan kesabaran, sementara kebajikan terhadap orang lain mencakup kesediaan
untuk berbagi dan merasakan kebahagiaan bersama. Penting untuk diingat bahwa karakter
bukan hanya tentang sikap, tetapi juga melibatkan pengetahuan dan perilaku. Karakter
umumnya mencakup tiga komponen, yaitu pemahaman akan yang baik (knowing the good),
merasakan yang baik (feeling the good), dan melakukan yang baik (acting the good).

Branson (1998) memperkenalkan karakter yang terdiri dari dua aspek utama, yaitu
Karakter publik mencakup hal-hal seperti semangat berkontribusi pada kepentingan umum,
sikap santun, penghormatan terhadap hukum, kemampuan berpikir kritis, serta kesiapan untuk
mendengarkan, bernegosiasi, dan berkompromi. Di sisi lain, karakter privat mencakup
tanggung jawab moral, disiplin diri, serta penghargaan terhadap nilai dan martabat setiap
individu.

Sedangka pandangan dalam karakter kecerdasan dapat didefinisikan sebagai


kemampuan individu untuk mengelola berbagai elemen dari situasi yang dihadapi dengan
tujuan mencapai kesuksesan. Kecerdasan seseorang tercermin dalam perilakunya yang aktif,
obyektif, analitis, aspiratif, kreatif, inovatif, dinamis, dan antisipatif, terutama dalam konteks
tertentu (Budimansyah, 2010). Kecerdasan sebagai konsep yang mencakup beragam
kemampuan kognitif, seperti kemampuan berpikir logis, merencanakan, mengatasi masalah,
berpikir secara abstrak, memahami konsep-konsep, menggunakan bahasa, dan proses
pembelajaran. Kecerdasan ini secara erat terkait dengan kapasitas kognitif yang dimiliki oleh
individu.

Smart and Good Citizen menggambarkan individu yang memiliki literasi digital yang
kuat, yaitu kemampuan untuk memahami dan menggunakan teknologi digital dengan bijak.
Mereka juga berperilaku dengan etika di dunia maya, menciptakan lingkungan yang aman dan
positif. Selain itu, sebagai warga negara yang bertanggung jawab, mereka aktif berpartisipasi
dalam masyarakat, baik dalam lingkup lokal maupun global.

endidikan kewarganegaraan memegang peranan sentral dalam membentuk "Smart and


Good Citizen." Ini mencakup aspek literasi digital, etika digital, serta pengembangan
pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan partisipasi
masyarakat. Melalui pendidikan ini, individu dapat memahami konsekuensi dari tindakan
mereka dalam dunia digital, termasuk dampaknya pada masyarakat dan kemanusiaan.

Dalam perubahan yang cepat di era digital ini, pemahaman dan praktik pendidikan
kewarganegaraan terus berkembang untuk mencerminkan tuntutan masyarakat modern. Oleh
karena itu, konsep "Smart and Good Citizen" adalah panduan penting dalam menyiapkan
individu untuk menjadi aktor positif dalam masyarakat yang semakin terhubung, serta untuk
mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang muncul dalam era digital ini

Literasi Digital dan Etika Digital

Literasi digital dan etika digital adalah dua pilar utama dalam membentuk individu
menjadi "Smart and Good Citizen" di era digital yang semakin terhubung. Literasi digital
merujuk pada kemampuan individu untuk memahami, mengevaluasi, dan menggunakan
teknologi digital secara efektif. Ini mencakup kemampuan untuk menavigasi internet,
memilah-milah informasi, serta memahami konsep keamanan online dan privasi. Etika digital,
di sisi lain, melibatkan perilaku online yang mematuhi norma-norma etika dan nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat. Hal ini mencakup penghargaan terhadap privasi individu,
menghindari pelecehan online, serta berpartisipasi dalam aktivitas online dengan tanggung
jawab.

Literasi digital memainkan peran kunci dalam mengajarkan individu untuk berpikir
kritis tentang informasi yang mereka temui di dunia maya. Sebagian besar informasi yang
tersedia di internet, termasuk yang tidak benar atau menyesatkan, memerlukan kemampuan
evaluasi yang kuat untuk memahami kebenaran dan relevansinya. Literasi digital juga
memungkinkan individu untuk memanfaatkan teknologi secara produktif, termasuk dalam
penyelesaian masalah, komunikasi, dan pekerjaan kolaboratif (Hobbs, 2010).

Etika digital, di sisi lain, adalah landasan moral perilaku online. Kita hidup dalam dunia
di mana komunikasi dan interaksi seringkali terjadi melalui media sosial, forum, dan platform
online. Oleh karena itu, penting untuk menghormati norma etika yang sama yang berlaku dalam
komunikasi offline. Etika digital mencakup menghormati privasi orang lain, berbicara dengan
hormat, dan menghindari perilaku pelecehan, perundungan, atau agresif. Sebagai contoh,
penelitian menunjukkan bahwa etika digital yang baik termasuk kemampuan untuk membuat
penggunaan positif dari teknologi, menghindari konten yang merugikan, dan berkomunikasi
dengan hormat dengan orang lain (Ibble & Miller, 2013).

Pendidikan Kewarganegaraan dalam Era Digital

Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu komponen penting dalam membentuk


"Smart and Good Citizen" di era digital. Pendidikan Kewarganegaraan tidak lagi terbatas pada
pemahaman tentang struktur politik dan hukum semata, tetapi juga mencakup literasi digital,
etika digital, dan partisipasi aktif dalam masyarakat digital.

Dalam era digital yang semakin terhubung, literasi digital menjadi kunci penting.
Literasi digital mencakup kemampuan individu untuk memahami, mengevaluasi, dan
menggunakan teknologi digital secara efektif. Sebagai contoh, individu perlu dapat memilah-
milah informasi di internet, memahami hak cipta, dan melindungi privasi online. Ini sesuai
dengan penelitian Salim (2014) yang menyebutkan bahwa pendidikan kewarganegaraan juga
harus mengintegrasikan pemahaman hak dan kewajiban di dunia maya.
Pendidikan Kewarganegaraan juga harus mempromosikan penghargaan terhadap
kebinekaan dalam masyarakat digital yang semakin terhubung. Ini termasuk menghormati
budaya, nilai, dan pandangan yang beragam. Suryadarma (2019) mengemukakan bahwa
pendidikan kewarganegaraan harus mencakup pemahaman tentang pluralitas dan keragaman
dalam masyarakat. Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan di Indonesia, Suhadi (2018)
menekankan pentingnya pengintegrasian literasi digital dan etika digital dalam kurikulum
Pendidikan Kewarganegaraan. Ia mencatat bahwa kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan
harus diperbarui untuk mencerminkan perkembangan teknologi dan tuntutan masyarakat yang
semakin terhubung.

PEMBAHASAN
Partisipasi Aktif dalam Masyarakat Era Digital

Partisipasi aktif dalam masyarakat era digital menjadi semakin penting di tengah
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini mencakup keterlibatan individu
dalam berbagai aktivitas online yang mendukung isu-isu sosial, politik, dan budaya. Menurut
Susanti dan Roza (2019), Partisipasi aktif dalam masyarakat era digital mencakup berbagai
bentuk seperti berdiskusi di media sosial, mengorganisir kampanye online, dan berkontribusi
pada proyek-proyek kolaboratif.

Salah satu aspek penting dari partisipasi aktif dalam masyarakat era digital adalah
partisipasi politik. Individu dapat menggunakan media sosial dan platform online untuk
mengungkapkan pendapat politik mereka, berpartisipasi dalam diskusi politik, dan
memengaruhi kebijakan pemerintah. Penelitian yang dilakukan oleh Efendi (2017)
menunjukkan bahwa media sosial dapat menjadi alat efektif dalam partisipasi politik
masyarakat.

Selain partisipasi politik, partisipasi aktif dalam masyarakat era digital juga mencakup
berkontribusi dalam proyek-proyek kemanusiaan, mengadvokasi isu-isu sosial, dan berbagi
pengetahuan dan pengalaman. Ini mencerminkan semangat keterlibatan masyarakat dalam
memecahkan masalah sosial dan mempromosikan perubahan positif. Menurut Nurdianto
(2017), Partisipasi aktif dalam masyarakat era digital dapat memungkinkan individu untuk
berkolaborasi dalam inisiatif-inisiatif sosial yang dapat membawa manfaat bagi masyarakat.
Pendidikan kewarganegaraan memiliki peran penting dalam mempersiapkan individu
untuk partisipasi aktif dalam masyarakat era digital. Dalam pendekatan pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan, individu diajarkan bagaimana berdiskusi secara etis, memahami
berbagai pandangan, dan menggunakan media sosial dan teknologi secara bijak dalam konteks
partisipasi aktif. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Suprayogi (2016) yang menyatakan
bahwa Pendidikan kewarganegaraan dapat membantu membentuk warga negara yang aktif dan
berdaya dalam masyarakat era digital.

Partisipasi aktif dalam masyarakat era digital melibatkan berbagai bentuk keterlibatan
individu dalam isu-isu sosial, politik, dan budaya melalui media sosial dan platform online.
Pendidikan kewarganegaraan memiliki peran penting dalam mempersiapkan individu untuk
partisipasi aktif ini, dengan mengajarkan etika, pemahaman, dan keterampilan yang diperlukan
untuk berkontribusi secara positif dalam masyarakat digital.

Tantangan dan Peluang dalam Era Digital

Tantangan utama dalam pendidikan kewarganegaraan di era digital adalah penyebaran


informasi palsu atau hoaks. Era digital memungkinkan informasi yang tidak benar atau bias
untuk dengan mudah menyebar, dan hal ini dapat memengaruhi pemahaman dan pandangan
masyarakat. Menurut Asmawi dan Mudzakir (2016), Pendidikan kewarganegaraan harus
memberikan pemahaman yang mendalam tentang literasi media dan kemampuan kritis dalam
menilai kebenaran informasi.

Selain itu, tantangan lain adalah kurangnya pemahaman akan etika digital dan perilaku
online yang bertanggung jawab. Banyak individu yang tidak menyadari konsekuensi dari
tindakan online mereka, termasuk penyebaran berita palsu atau pelecehan online. Pendidikan
kewarganegaraan perlu fokus pada pengembangan etika online dan tanggung jawab dalam
perilaku digital. Menurut Suyanto (2019) Etika digital adalah bagian penting dari pendidikan
kewarganegaraan untuk menciptakan warga negara yang cerdas dan beretika.

Namun, era digital juga membawa peluang untuk memperluas akses pendidikan
kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan dapat disampaikan secara daring, mencakup
berbagai sumber daya pendidikan, dan memungkinkan kolaborasi yang lebih luas antara siswa
dan guru. Hal ini mencerminkan semangat pembelajaran yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam era digital, pendidikan
kewarganegaraan perlu terus berkembang. Pendidikan kewarganegaraan harus
mengintegrasikan literasi digital, literasi media, dan etika digital ke dalam kurikulumnya.
Dengan pendekatan yang holistik, pendidikan kewarganegaraan dapat membantu individu
menjadi Smart and Good Citizen yang memiliki pengetahuan, keterampilan, etika, dan
tanggung jawab dalam masyarakat digital yang semakin terhubung.

PENUTUP
Kesimpulan

Dalam era digital yang semakin terhubung, konsep "Smart and Good Citizen" telah
mengalami perkembangan signifikan dalam konteks pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan
kewarganegaraan tidak lagi terbatas pada pemahaman lembaga-lembaga politik dan hukum
semata, tetapi juga mencakup literasi digital, etika dalam perilaku online, dan partisipasi aktif
dalam kehidupan masyarakat digital. Literasi digital dan etika digital menjadi kunci untuk
menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam era digital ini. Dengan demikian,
pendidikan kewarganegaraan memainkan peran penting dalam membentuk individu yang
cerdas, beretika, dan bertanggung jawab dalam masyarakat yang semakin terhubung.

Saran

1. Penting untuk memperkuat literasi digital dan literasi media dalam kurikulum
pendidikan kewarganegaraan. Hal ini dapat mencakup pelatihan dalam
mengidentifikasi informasi palsu, penyebaran berita yang akurat, dan penggunaan
teknologi digital dengan bijak.
2. Pendidikan kewarganegaraan juga dapat mengaktifkan partisipasi aktif dalam
masyarakat era digital dengan mendorong siswa untuk terlibat dalam isu-isu sosial dan
politik melalui platform online. Ini dapat memperluas pemahaman mereka tentang
berbagai perspektif dan mendorong keterlibatan positif dalam masyarakat digital.
3. Penting untuk mengatasi tantangan seperti penyebaran informasi palsu dengan
mengajarkan keterampilan kritis dalam menilai kebenaran informasi.

REFERENSI
Branson, M. S. (1998). Role of Civic Education, A Forthcoming Education Policy Task Force
Position Paper from the Communitarian Network.

Budimansyah, D. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan untuk Membangun


Karakter Bangsa. Widya Aksara Press.
Efendi, F. (2017). Media Sosial Sebagai Alat Partisipasi Politik Masyarakat. Jurnal Online
Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 4(1), 1–14.

Himma, K. E., & Tavani, H. T. (2008). The Handbook of Information and Computer Ethics.
Wiley.

Hobbs, R. (2010). Digital and Media Literacy: A Plan of Action. Aspen Institute.

ibble, M., & Miller, T. N. (2013). Digital Citizenship in Schools: Nine Elements All Students
Should Know. International Society for Technology in Education.

Institute, D. C. (2019). DigCitCommit: Empowering Educators to Empower Students.

Jenkins, H. (2006). Convergence Culture: Where Old and New Media Collide. NYU Press.

Lickona, T. (2003). The Content of Our Character: Ten Essential Virtues. Fall 2003. 10(10).

Prensky, M. (2006). “Don’t Bother Me Mom--I’m Learning!”: How Computer and Video
Games are Preparing Your Kids for 21st Century Success - and How You Can Help.
Paragon House.

Ririn Andriani. (2016). Pengenalan Alat-alat Laboratorium Mikrobiologi untuk Mengatasi


Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal Mikrobiologi, 1(1), 1–7.

Salim, H. (2014). Pendidikan Kewarganegaraan untuk Membentuk Warga Negara yang


Demokratis di Era Digital. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 20(3), 351–363.

Suhadi, A. (2018). Digital Citizenship in Indonesian Education Policy. EdTech, 1(1), 21–35.

Suprayogi, I. (2016). Relevansi Pendidikan Kewarganegaraan di Era Digital. Jurnal


Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 3(2), 189–199.

Suryadarma, D. (2019). Character Education for Pluralism: A Concept of Multicultural


Education. Jurnal Pendidikan Karakter, 10(2), 175–186.

Susanti, D. A., & Roza, P. (2019). Media Sosial dan Partisipasi Aktif dalam Masyarakat Era
Digital. Jurnal Komunikasi: Malaysian Journal of Communication, 35(3), 422–437.

Suyanto, T. (2019). Etika Digital dalam Pendidikan Kewarganegaraan: Menuju Good and
Smart Citizen. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 6(2), 95–104.

Anda mungkin juga menyukai