Anda di halaman 1dari 15

2022

BERBUDAYA DIGITAL DALAM


MENCEGAH KONTEN NEGATIF

Disampaikan pada LITERASI DIGITAL SEKTOR PEMERINTAHAN


Pemberdayaan Kapasitas Kementerian Komunikasi dan Informatika
Penting ASN memiliki budaya digital yang baik

Budaya digital merupakan prasyarat dalam


melakukan transformasi digital
Karena
penerapan budaya digital lebih kepada mengubah
pola pikir (mindset) agar dapat beradaptasi dengan
perkembangan digital.
https://aptika.kominfo.go.id/2021/02/pentingnya-aspek-
budaya-untuk-menggerakkan-transformasi-digital/
Transformasi Digital / Digital Transformation,
merupakan bagian proses dari teknologi yang lebih
tinggi, yang mana merupakan perubahan berkaitan
dengan penerapannya pada seluruh aspek kehidupan
yang terdapat dalam masyarakat.
https://lintasmediadanawa.com/berita/transformasi-digital/
Bagaimana setiap individu menyadari bahwa ketika memasuki Era Digital,
secara otomatis dirinya telah menjadi warga negara digital

Nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika


sebagai Warga Negara Digital (Digital Citizenship)

Digital Culture sebagai wujud kewarganegaraan digital dalam konteks ke-


Indonesia-an berada pada domain ‘kolektif, formal’ di mana kompetensi
digital individu difungsikan agar mampu berperan sebagai warga negara
dalam batas-batas formal yang berkaitan dengan hak, kewajiban, dan
tanggung jawabnya dalam ruang ‘negara’
Mampu untuk mengakses, mengeksplorasi dan menyeleksi
informasi tentang agama & kepercayaan dari sumber yang
kredibel yang memungkinkan adanya kajian multi perspektif

Kesadaran bahwa setiap warga digital adalah setara

kesadaran dan kebanggaan menjadi warga negara Indonesia dalam


dunia digital  Netizen +62
Contoh implementasi
sila Pancasila pada
Digital Citizenship Kesadaran untuk mengetahui, mengeksplorasi, menyeleksi dan mengelaborasi
informasi publik yang berhak diakses dari lembaga publik sebagai pertanggungjawaban
transparansi dan akuntabilitasnya.

Kesadaran untuk memahami regulasi dan kebijakan tentang ranah digital, di Indonesia
ditetapkan UU ITE dan UU Kebebasan Memperoleh Informasi.
MENJADI WARGA DIGITAL
YANG PANCASILAIS Berpikir Kritis
 Apakah konten kita benar (objektif, sesuai fakta), penting,
dibutuhkan (inspiratif) dan memiliki niatan baik untuk orang
lain (tidak memihak, tidak merugikan).
 Apakah konten kita datang dari sumber yang kredibel ?
 Apakah konten kita sudah komprehensif dan mencakup banyak
perspektif?

Meminimalisir Unfollow, Unfriend dan Block untuk menghindari


Echo Chamber dan Filter Bubble
BAGAIMANA
CARANYA?
Gotong Royong Kolaborasi Kampanye Literasi Digital
DAMPAK JIKA
RENDAHNYA PEMAHAMAN DIGITAL
ATAS NILAI
PANCASILA & BHINNEKA TUNGGAL IKA

Tidak mampu memahami batasan kebebasan berekspresi


dengan perundungan siber, ujaran kebencian, pencemaran nama
baik atau provokasi yang mengarah pada segregasi sosial
(perpecahan/polarisasi) di ruang digital

Tidak mampu membedakan keterbukaan informasi publik dengan


pelanggaran privasi di ruang digital

Tidak mampu membedakan mis-informasi, dis-informasi dan mal-


informasi.
KENALI PERBEDAANNYA

MIS-INFORMASI DIS-INFORMASI
INFORMASI-nya salah, namun TIDAK INFORMASI-nya salah, dan
SENGAJA dibuat untuk menyebabkan SENGAJA dibuat untuk
kekacauan menyebabkan kekacauan

MAL-INFORMASI SATIR
Peristiwa yang BENAR TERJADI, namun TIDAK ADA NIAT untuk merugikan,
DIGUNAKAN untuk menimbulkan namun BERPOTENSI MENIPU
kekacauan.

KONEKSI YANG SALAH KONEKSI MENYESATKAN


Konten dengan gambar – judul – isi
Informasi SESAT yang dipakai untuk
yang TIDAK SALING MENDUKUNG atau
memBINGKAI ISU atau ORANG tertentu.
TIDAK BERHUBUNGAN
DIGITALISASI KEBUDAYAAN MELALUI PEMANFAATAN T.I.K

Kemampuan individu untuk memahami makna dari keragaman dan konten budaya yang ada
di media digital.
Contohnya :
kemampuan untuk menangkap pesan orang lain, juga ide-ide individu tentang budaya yang dipublikasikan pada
platform yang berbeda (misalnya buku, video, blog, Facebook, dll). Termasuk, menafsirkan makna dalam bentuk
pendek baru atau emoticon.

Kemampuan untuk menduplikasi (sebagian atau seluruhnya) konten budaya dan untuk berinteraksi
secara mendalam dengan beragam perangkat, termasuk untuk menangani alur informasi budaya serta
narasi budaya di beberapa jenis konten dengan sumber medianya.
Contoh :
Produksi budaya dalam format digital, di antaranya memproduksi klip video dengan menggabungkan gambar dan materi
audio, atau menulis pada beragam media daring, termasuk media sosial
DIGITALISASI KEBUDAYAAN MELALUI PEMANFAATAN T.I.K

Kemampuan individu untuk menyebarkan informasi budaya yang ada di tangan mereka.
Contohnya :
kemampuan individu untuk berbagi perasaan (misalnya setuju atau tidak setuju), untuk berbagi pesan, dan untuk
mengapresiasi konten budaya

Terlibat secara interaktif dan kritis dalam lingkungan media baru.


Contoh :
Aktif membangun dan mendiskusikan ide-ide orang lain mengenai isu-isu budaya dalam beragam platform media
platform digital (Youtube, FB, Instagram, Twitter, Skype, Blog, dan sebagainya)

Kemampuan untuk membuat konten budaya di media digital bersama-sama pihak lain.
Konten negatif muncul karena motivasi-motivasi
Kenapa sih kok pembuatnya yang memiliki kepentingan
ada Konten (Posetti & Bontcheva, 2020)

Negatif itu?
Ekonomi (mencari uang) $

Politik (menjatuhkan kelompok politik tertentu)

Adu domba mencari kambing hitam memecah belah masyarakat


(berkaitan suku agama ras dan antar golongan/SARA)
Bagaimana mem-verifikasi konten digital?

SARING
Sebelum
SHARING
DAMPAK KONTEN NEGATIF TERHADAP PERILAKU
BERBANGSA & BERTANAH AIR

Menimbulkan Perpecahan
Isu SARA adalah konten yang sangat menarik dan digunakan untuk menyebabkan kebencian pada suatu suku, golongan atau
agama tertentu.

Membuat Masyarakat Melakukan Sesuatu yang Berbahaya

Meresahkan dan Membuat Panik

Mengancam Kesehatan Fisik dan Mental


mempengaruhi kesehatan mental dari seseorang karena narasi yang digunakan bisa menimbulkan kekhawatiran, kecemasan,
hingga menghilangkan rasional

Mengakibatkan Kerugian Materi


Kalimat yang diiringi dengan nada luar biasa bisa saja mengelabui targetnya untuk mengirim uang yang diiming-imingi
dengan hadiah menarik tertentu.
Sanksi Sosial
Berdampak besar pada citra Anda, terutama di dunia
bisnis , karir ataupun dalam masyarakat.
Sanksi Penyebar
Kredibilitas Anda dalam dunia profesional bisa diragukan.
Konten Negatif

Sanksi HUKUM
UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan Atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (UU ITE):
Apabila mengetahui ada konten negative
apa yang harus dilakukan?

Anda mungkin juga menyukai