ABSTRAK
Beragam komunitas musik di Kota Kendari menunjukkan berkembangnya minat musik dari masyarakat Kota Kendari.
Selain itu, adanya berbagai event musik dari tahun ke tahun juga menjadi salah satu bukti berkembangnya musik di Kota
Kendari. Namun, belum adanya suatu pusat musik yang mampu mewadahi aktivitas tersebut. Mengacu pada hal tersebut,
maka dirasa perlu adanya suatu Pusat Musik yang diharapkan mampu mewadahi berbagai aktivitas musik serta memadukan
fungsi pertunjukan, aktivtas komunitas, dan pelatihan musik, sehingga para pelaku seni mampu mengembangkan
kreatifitasnya dalam bidang seni musik. Rancangan dilakukan dengan metode pengumpulan data melalui wawancara tidak
terstruktur dan studi literatur maupun studi preseden. Kemudian dilanjutkan dengan analisis data yang menghasilkan
konsep perancangan, desain, dan maket. Hasil dari penelitian disimpulkan bahwa lokasi perencanaan berada pada Kec.
Kadia, dalam kawasan pusat kota. Dengan penerapan pendekatan folding architecture, bangunan ini berfokus pada
eksplorasi bentuk yang komunikatif agar dapat mengkomunikasikan fungsi dari bangunan Pusat Musik tersebut, sehingga
dapat dimengerti oleh masyarakat baik secara visual maupun intuitif. Konsep folding architecture yang diterapkan pada
pusat musik ini adalah aspek fisik, yaitu bentuk, eksterior, dan interior bangunan.
ABSTRACT
Various music communities in Kendari City show the growing interest in music from the people of Kendari City. In
addition, the existence of various music events from year to year is also one proof of the development of music in Kendari
City. However, there is not yet a music center that is able to accommodate these activities. Referring to this, it is deemed
necessary to have a Music Center which is expected to be able to accommodate various musical activities and combine the
functions of performance, community activities, and music training, so that art performers are able to develop their
creativity in the field of music. The design is carried out using data collection methods through unstructured interviews and
literature studies as well as presentation studies. Then proceed with data analysis that produces the concept of design,
design, and mockups. The results of the Key Research that the planning location is in Kec. Kadia, in the downtown area. By
applying a folding architectural approach, this building focuses on exploring communicative forms in order to
communicate the function of the Music Center building, so that it can be understood by the public both visually and
intuitively. The concept of folding architecture applied in this music center is the physical aspect, namely the shape,
exterior, and interior of the building.
Keywords: Music Center, Folding Architecture, Kendari
Gambar 4. Pencahayaan Alami Pada Taman Indoor Gambar 7. Suasana dan Tampak Depan Bangunan
5. Penzoningan
a. Zona publik
Adalah area yang dapat dikunjungi oleh semua
orang, yaitu berupa area taman/ruang terbuka
hijau di bagian depan bangunan serta area parkir
kendaraan tamu. Area ini berfungsi sebagai sarana Gambar 22. Parkir Pengelola
penunjang dan sebagai area parkir.
Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan salah satu
b. Zona semi publik
elemen ruang luar. Berfungsi sebagai prasaran ruang
Merupakan area yang dapat dikunjungi oleh
publik untuk bersosialisasi, dan bersantai. Penyediaan
orang-orang tertentu saja. Dipergunakan baik oleh
taman pada tapak sebagai elemen estetis ruang luar,
penghuni, pengunjung atau tamu maupun
untuk memberikan pengalaman ruang luar yang
pengelola.
nyaman bagi pengguna yang berjalan kaki.
c. Zona privat
Merupakan area dalam bangunan yang bersifat
pribadi dan hanya digunakan oleh orang-orang
yang berkepentingan saja.
d. Zona servis
Berada di sisi belakang tapak yang terdiri dari
area parkir service dan pengelola.
C. Besaran Ruang
1. Analisan Besaran dan Perubahan Ruang
F. Ruang Luar
3. Area Taman
Ttaman ini terletak pada sekitar amphitheater
digunakan untuk bersantai.
G. Ruang Dalam
Interior pada bangunan didominasi dengan bahan
material kayu dengan ornamen tertentu yang
dilengkapi material akustik dengan permainan
cahaya, terutama pada ruang pertunjukan.
1. Ruang Pertunjukan
Ruang pertunjukan menggunakan material kayu
dan dinding akustik.
DAFTAR REFERENSI
Appleton, Ian. 2008. Building for the Performing Arts.
London: The Architectural Press Ltd.
Ching, francis D.K. 2007. Architecture form space and
order. Third Edition. Hanggan Situmrang. 2008.
Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan. Edisi Ketiga.
Jakarta Erlangga.
Deleueze, Gilles. 1988. The Fold: Leibniz and Baroque.
French: Editions de Minuit
Fanienditha, Ira Novia. 2018. “Perancangan Malang Art
Gambar 38. Ruang Kelas Drum Center Dengan Tema Folding Architecture”. Skripsi.
Fakultas Sains dan Teknologi, Teknik Arsitektur.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Malang
Ficatinanda, Gita Iqlima. 2015. “Perancangan Pusat
Pendidikan dan Apresiasi Musi Klasik di Surabaya
(Tema: Folding Architecture)”. Skripsi. Fakultas Sain
dan Teknologi, Teknik Arsitektur. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang
Ham, Roderick. 1987. Theatres: Planning Guidance for
Design and Adaptation. London: Butterwworth
Architecture
Izenour, George C. 1997. Theatre Design. USA: Mc
Graw Hill Book Company
Gambar 39. Ruang Kelas Keyboard Novita, dkk. 2020. “Penerapan Folding Architecture
Pada Perancangan Monumen PDRI di Koto Tinggi”.
3. Taman Indoor dan Public Accses
Jaur 4(1), 1-9
Paul, Jackson. 2011. Folding Techniques for Designer:
From sheet to form. UK: Laurence King
Runtu, Mareike, Sonny Tilaar. 2012. Implementasi
Konsep Folding Dalam Rancangan Fasade Bangunan
Arsitektur. Media Matrasain, 9(1), 1-18
Sihanani, Dyah Esti. 2008.Origami, Folding, Topologi.
Arsitektur.net, 2(2), 1-6
Syafaah. Mustiannis. 2008. ”Folding Architecture
Sebagai Metode Pencarian Bentuk”. Skripsi. Fakultas
Teknik, Departemen Arsitektur. Universitas
Indonesia. Jakarta
Torondek, Vicky. Deddy Erdiono. 2017. Folding
Gambar 40. Taman Indoor Arsitektur. Media Matrasin, 14(3), 1-9
Vyzoviti, Sophia. 2004. Folding Architecture
KESIMPULAN Spatial, Structural, and Organizational Diagrams.
Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah Netherland: Herengracht
dipaparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
dalam menentukan lokasi Perencanaan Pusat Musik,
perlu mempertimbangkan RTRW, letak lokasi yang
srategis, memiliki nilai rekreatif, dan dapat dicapai
dengan mudah. Berdasarkan hasil pertimbangan maka
lokasi yang terpilih yaitu berada pada Kecamatan Kadia
tepatnya di Jl. Brigjend Madjied Joenoes.
Kebutuhan ruang, besaran ruang, serta kelengkapan
bangunan Perencanaan Pusat Musik Di Kota Kendari
Dengan Pendekatan Folding Architecture, mengacu pada
standar-standar Arsitektur bangunan sesuai dengan
fungsinya sehingga dapat mewadahi aktivitas di dalam
Volume 7 No. 2 | Agustus 2022 200