Anda di halaman 1dari 11

GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN: 2503-3344)

PUSAT MUSIK DENGAN PENDEKATAN FOLDING ARCHITECTURE DI KOTA KENDARI


¹*Delsi Trianantinardi, ²Asri Andrias HB,³Muhammad Arsyad
1*,2,3
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo
E-mail : ¹ delsi.tiana03@gmail.com;² erick.asri.92@gmail.com;3arsyad_kdi@yahoo.co.id;

ABSTRAK
Beragam komunitas musik di Kota Kendari menunjukkan berkembangnya minat musik dari masyarakat Kota Kendari.
Selain itu, adanya berbagai event musik dari tahun ke tahun juga menjadi salah satu bukti berkembangnya musik di Kota
Kendari. Namun, belum adanya suatu pusat musik yang mampu mewadahi aktivitas tersebut. Mengacu pada hal tersebut,
maka dirasa perlu adanya suatu Pusat Musik yang diharapkan mampu mewadahi berbagai aktivitas musik serta memadukan
fungsi pertunjukan, aktivtas komunitas, dan pelatihan musik, sehingga para pelaku seni mampu mengembangkan
kreatifitasnya dalam bidang seni musik. Rancangan dilakukan dengan metode pengumpulan data melalui wawancara tidak
terstruktur dan studi literatur maupun studi preseden. Kemudian dilanjutkan dengan analisis data yang menghasilkan
konsep perancangan, desain, dan maket. Hasil dari penelitian disimpulkan bahwa lokasi perencanaan berada pada Kec.
Kadia, dalam kawasan pusat kota. Dengan penerapan pendekatan folding architecture, bangunan ini berfokus pada
eksplorasi bentuk yang komunikatif agar dapat mengkomunikasikan fungsi dari bangunan Pusat Musik tersebut, sehingga
dapat dimengerti oleh masyarakat baik secara visual maupun intuitif. Konsep folding architecture yang diterapkan pada
pusat musik ini adalah aspek fisik, yaitu bentuk, eksterior, dan interior bangunan.

Kata Kunci: Pusat Musik, Folding Architecture, Kendari

ABSTRACT
Various music communities in Kendari City show the growing interest in music from the people of Kendari City. In
addition, the existence of various music events from year to year is also one proof of the development of music in Kendari
City. However, there is not yet a music center that is able to accommodate these activities. Referring to this, it is deemed
necessary to have a Music Center which is expected to be able to accommodate various musical activities and combine the
functions of performance, community activities, and music training, so that art performers are able to develop their
creativity in the field of music. The design is carried out using data collection methods through unstructured interviews and
literature studies as well as presentation studies. Then proceed with data analysis that produces the concept of design,
design, and mockups. The results of the Key Research that the planning location is in Kec. Kadia, in the downtown area. By
applying a folding architectural approach, this building focuses on exploring communicative forms in order to
communicate the function of the Music Center building, so that it can be understood by the public both visually and
intuitively. The concept of folding architecture applied in this music center is the physical aspect, namely the shape,
exterior, and interior of the building.
Keywords: Music Center, Folding Architecture, Kendari

PENDAHULUAN Pertunjukan musik atau konser tersebut tersebut tidak


A. Latar Belakang hanya dilakukan oleh musisi lokal namun juga musisi
Pertunjukan seni terus mengalami perkembangan dan besar tanah air. Hingga saat ini mulai banyak band-band
kemajuan yang pesat, begitupula yang terjadi di lokal yang sudah terbentuk dan sudah menghasilkan
Indonesia saat ini, khususnya seni musik. Musik cukup banyak karya dalam bentuk cd, dvd, dan juga
merupakan salah satu cabang seni yang tidak lepas dari digital.
kehidupan sehari-hari masyarakat. Musik memiliki Perkembangan musik di kota Kendari dapat dilihat
berbagai macam fungsi dan pengaruh dalam kehidupan dari jumlah kegiatan musik yang telah dilaksanakan,
masyarakat, diantaranya sebagai hiburan, media ekspresi, terdapat sekitar 35 event musik yang telah dilaksanakan
dan juga ritual keagaamaan. dari tahun 2018 sampai 2021 beberapa event lain yang
Perkembangan musik di Indonesia saat ini semakin juga dilaksanakan yaitu kompetisi musik dan konser-
pesat yang dapat ditandai dengan hampir semua genre konser permainan alat musik yang diikuti oleh beberapa
musik dari berbagai belahan dunia dapat didengarkan musisi lokal. Beberapa event musik tersebut
dengan mudah setiap hari. Berbagai negara mulai dilaksanakan secara indoor di beberapa cafe yang ada di
berlomba-lomba mempromosikan dan menghasilkan kota Kendari dan juga dilaksanakan secara outdoor di
karyanya masing-masing dan tidak dapat dipungkiri pelataran tugu Religi Kendari, Stadion Lakidende, dan
bahwa hal tersebut yang mempengaruhi trend musik juga GOR Kendari.
yang terjadi di Indonesia saat ini. Selain itu juga, perkembangan musik di kota Kendari
Kendari sebagai Ibu Kota Sulawesi Tenggara cukup juga diiringi dengan berkembangnya beberapa komunitas
sering mengadakan event-event pertunjukan musik. musik, yaitu Made Indie Kendari yang beranggotakan 45
Volume 7 No. 2 | Agustus 2022 190
GARIS-JurnalMahasiswaJurusanArsitektur(E-ISSN:)
orang yang terdiri dari berbagai musisi, Local Indie architecture dalam perancangan arsitektur menggunakan
Attack yang beranggotakan 31 orang yang terdiri dari metode “borrowing” yaitu meminjam karakter kertas dan
pecinta beberapa alat musik dan vokal, Noise Noise mentransformasikannya ke dalam sebuah bentuk melalui
dengan anggota berjumlah 58 orang yang merupakan proses-proses tertentu seperti lipat, potong, tekan, dan
pecinta beberapa alat musik dan juga vokal, lain-lain. Peminjaman karakter kertas sebagai media
D’Reggaeneration berjumlah 19 orang yang merupakan dalam proses pembentukan, sebab karakter kertas yang
komunitas musik reggae, ada pula komunitas vokal yang bersifat mudah dilipat dan ditekuk.
beranggotakan 40 orang yaitu Anoa Sporzando Choir, Pendapat lain mengatakan, folding architecture
pecinta musik metal dengan anggota 15 orang dengan merupakan serangkaian manipulasi pada sebuah benda
nama Corpse Grinder, komunitas gitar yaitu Kendari yang umumnya adalah kertas untuk mengaplikasikan
Guitar Addict dengan anggota 23 orang. perubahan baik itu bernuk, permukaan, maupun arti dari
Mengacu pada hal tersebut, maka dirasa perlu adanya benda tersebut. Folding architecture juga merupakan
suatu Pusat Musik yang diharapkan mampu mewadahi pendekatan dalam arsitektur yang mengusung konsep
berbagai aktivitas musik serta memadukan fungsi function follow form dimana fungsi dari bangunan
pertunjukan, aktivtas komunitas, dan pelatihan musik, tersebut akan menyesuaikan terhadap bentuk bangunan
sehingga para pelaku seni mampu mengembangkan yang telah ada. (Sihanani dalam Fanienditha 2018:6).
kreatifitasnya dalam bidang seni musik dan mewadahi Deleuze dalam bukunya yang berjudul “The fold,
komunitas-komunitas tersebut agar lebih produktif. leibniz and The Baroque” menyampaikan beberapa
Sebagai wadah yang berbentuk kesenian, bangunan karakteristik dari folding, yang bila diartikan maka
pusat musik ini dituntut untuk dapat mengkomunikasikan sebagai berikut:
fungsinya agar dapat dimengerti atau representetif bagi a. Lipatan, suatu proses yang tak terbatas yang dapat
masyarakat. Salah satu metode yang dapat dilakukan menghasilkan berbagai macam bentuk dan terus
adalah melalui visual dengan media bentuk bangunan berlanjut.
pusat musik itu sendiri. Melalui eksplorasi bentuk yang b. Sisi dalam dan luar, lipatan yang tak terbatas
sesuai, masyarakat akan mudah memahami fungsi dari tersebut memberikan batasan atau memisahkan
bangunan tersebut. antara ruang dan fasad, dalam dan luar.
Dalam mencapai dan mewujudkan suatu Pusat Musik c. Tinggi dan rendah, setelah dibagi menjadi sebuah
yang rekreatif, edukatif, dan representatif bagi musisi lipatan, lipatan tersebut terbagi menjadi beberapa
dan masyarakat maka digunakan pendekatan Folding sisi, yang kemudian menghasilkan tinggi rendah.
Architecture. Pendekatan folding architecture ini d. Unfold, merupakan kelanjutan dari fold, dimana
berfokus pada eksplorasi bentuk yang komunikatif agar saat lipatan dibuka akan menghasilkan suatu
dapat mengkomunikasikan fungi dari bangunan Pusat bekas lipatan.
Musik tersebut, sehingga dapat dimengerti oleh e. Tekstur, bagaimana suatu material dilipat maka
masyarakat baik secara visual maupun intuitif. Sehingga, akan menghasilkan tekstur yang berbeda.
dengan bentuk yang komunikatif tersebut objek dapat f. Model/pola, hasil dari lipatan tidak harus
menajdi bangunan yang mudah dipahami oleh setiap menghilangkan bentuk formalnya.
orang yang melihatnya.. Dari karakteristik tersebut, dapat dijelaskan bahwa
B. Rumusan Masalah folding merupakan suatu proses tanpa batas namun
Permasalahan yang dapat diangkat dalam saling berhubungan antara setiap proses tersebut.
perencanaan “Pusat Musik dengan Pendekatan Folding
Architecture di Kota Kendari sebagai berikut: B. Fase Perancangan Folding Architecture
1. Bagaimana menentukan lokasi yang tepat untuk Tahapan atau proses dalam folding architecture
Perencanaan Pusat Musik di Kota Kendari? menurut Vyzoviti (dalam Novita, U. C., dkk. 2020:24)
2. Bagaimana merencanakan Pusat Musik yang adalah sebagai berikut:
representatif bagi masyarakat di Kota Kendari? 1. Matter and Function (Materi dan Fungsi)
3. Bagaimana menerapkan pendekatan folding Prinsip materi dan fungsi yaitu dimana dilakukan
architecture dalam perencanaan Pusat Musik? peminjaman materi, pada hal ini materi yang dipinjam
C. Tujuan Pembahasan atau digunakan untuk proses pembentukan bentuk yaitu
1. Menentukan lokasi/site yang tepat untuk perencanaan kertas. Peminjaman materi kertas ini dilakukan sebab
Pusat Musik di Kota Kendari kertas memiliki karakter yang mudah dilipat sehingga
2. Merencanakan Pusat Musik yang representatif di material tersebut dapat menjadi lebih bermassa dan dapat
Kota Kendari berdiri dengan strukturnya sendiri dan dapat berfungsi.
3. Menerapkan pendekatan folding architecture pada 2. Algorithms (Algoritme)
Pusat Musik di Kota Kendari Kertas sebagai materi yang dinamis memiliki potensi
untuk dieksplorasi. Setelah kertas diberikan beberapa
KAJIAN LITERATUR perlakuan, maka akan terlihat suatu bekas lipatan pada
A. Folding Architecture kertas tersebut, dari bekas lipatan tersebutlah dihasilkan
Folding architecture merupakan suatu proses sebuah pemetaan.
menghasilkan bentuk dalam desain arsitektur yang pada 3. Spatial, structural, and organizational diagrams
intinya bereksperimen untuk menghasilkan suatu bentuk (Diagram Spasial Struktural dan Organisasional)
konfigurasi melalui suatu proses. Penerapan folding
Volume 7 No. 2 | Agustus 2022 191
GARIS-JurnalMahasiswaJurusanArsitektur(E-ISSN:)
Pada proses ini menjelaskan bagaimana kemudian Lokasi tapak berada di kecamatan Kadia tepatnya
suatu kertas yang telah diberikan perlakuan berada di Jl. Brigjend M. Joenoes dengan Luas tapak
menghasilkan suatu ruang-ruang akibat terjadinya sebesar 3,1 Hektar.
penambahan volume. 3. Batas – batas tapak
4. Architectural Prototypes (Prototipe Arsitetkur) Timur : Rumah Toko
Pada proses ini kertas yang telah diberkan perlakuan Barat : Pemukiman masyarakat
dan telah membentuk suatu ruang-ruang sebelumnya Utara : Public Space
digabungkan dengan material-material lain selain kertas Selatan : Ruko dan pemukiman
dalam pencarian bentuknya, sehingga didapatkan bentuk
akhir yang lebih sempurna. B. Konsep PengolahanTapak
1. Orientasi Tapak Terhadap Matahari
METODE PEMBAHASAN
A. Studi literatur
Dilakukan pengumpulan literatur berupa buku, jurnal,
internet dan lainnya yang berhubungan dengan
pembahasan, sebagai acuan atau landasan dalam
memperoleh dasar-dasar, peraturan dan juga data-data
teori..
B. Studi komparasi
Melakukan beberapa perbandingan obyek bangunan
yang serupa dengan melakukan Analisa terhadap kriteria
yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan
memperoleh data yang kemudian digunakan sebagai
landasan perencanaan..
Gambar 2. Orientasi matahari pada tapak
C. Studi observasi
Melakukan kegiatan pengamatan langsung di kota Cahaya matahari dan arah angin merupakan sumber
Kendari untuk mengumpulkan informasi mengenai daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai
kegiatan masyarakat dalam bidang kesenian dan pencahayaan dan penghawaan alami. Dengan
kebudayaan sehingga ditemukan tahapan yang dapat menempatkan bukaan pada ruang-ruang yang
menunjang kebutuhan ruang dan fasilitas bagi membutuhkan pencahayaan alami searah dengan arah
masyarakat. matahari, begitu juga dengan arah angin terhadap
penghawaan alami
PEMBAHASAN DAN HASIL RANCANGAN Sebagai fungsi pusat musik, ruang-ruang dalam
A. Lokasi Proyek bangunan lebih memaksimalkan pemanfaatan
pencahayaan buatan, maka dari itu pemanfaatan cahaya
matahari dalam bangunan lebih berfokus pada ruang-
ruang yang membutuhkan pencahayaan alami
Salah satu cara untuk mereduksi sinar matahari
berlebih ke dalam tapak dilakukan dengan solusi:
a. Bangunan menggunakan jenis kaca double glass,
jenis kaca ini dapat menerima cahaya matahari
dari luar secara maksimal dan memiliki rongga
kedap suara yang efektif meredam panas dari luar.
Selain itu jenis kaca ini dapat meredam suara
sehingga kenyamanan pengguna bangunan dapat
dicapai.

Gambar 1. Lokasi site

1. Gambaran Umum Tapak


Peruntukan : Kawasan pariwisata dan pusat
kota
Luas Tapak : 3,5 Ha
KDB : 20% Gambar 3. Material Kaca Pada Bangunan
2. Lokasi dan Site Terpilih

Volume 7 No. 2 | Agustus 2022 192


GARIS-JurnalMahasiswaJurusanArsitektur(E-ISSN:)

Gambar 4. Pencahayaan Alami Pada Taman Indoor Gambar 7. Suasana dan Tampak Depan Bangunan

b. Penempatan vegetasi untuk mereduksi cahaya


matahari yang masuk ke dalam tapak.

Gambar 8. Suasana dan Tampak Kanan Bangunan


Gambar 5. Jalur pejalan kaki dan RTH pada tapak

c. Terdapat elemen air pada sisi-sisi bangunan


diharapkan mampu mereduksi panas matahari
yang berlebih pada siang hari, sehingga
memberikan kenyamnan bagi pengguna yang
berada pada tapak maupun bangunan, selain itu
elemen air ini juga diharapkan dapat mereduksi
kebisingan pada tapak

Gambar 9. Suasana dan Tampak Kiri Bangunan

Gambar 6. Elemen Air Untuk Mereduksi Kebisingan


2. View
View merupakan aspek penting pada perancangan
pusat musik, sebagai objek visual, tentunya hasil
perancangan dibuat semenarik mungkin. Konsep Gambar 10. Suasana dan tampak belakang bangunan
view ini menjelaskan bagaimana memperlihatkan
unsur daya tarik untuk menarik perhatian
pengunjung. Dimana dapat memperlihatkan citra
gedung dari berbagai sisi, baik itu dari lingkungan
sekitar maupun kejauhan.

Gambar 11. Suasana dan tampak atas bangunan


Volume 7 No. 2 | Agustus 2022 193
GARIS-JurnalMahasiswaJurusanArsitektur(E-ISSN:)
3. Kebisingan

Gambar 14. Vegetasi Sebagai Buffer


Gambar 12. Suasana dan tampak atas bangunan
4. Pencapaian (Aksesbilitas)
Kebisingan berasal dari sekitar tapak yang
merupakan perumahan, ruko dan juga public space,
selain itu kebisingan juga berasal dari dalam site.
Tujuan analisis ini dengan mereduksi tingkat
kebisingan yang berasal dari dalam site dengan
tujuan mendapatkan kenyamanan dalam berkegiatan
di dalam bangunan dan tidak menganggu
kenyamanan di sekitar bangunan (luar site). Sehingga
fungsi dari bangunan dan bangunan di sekitarnya
tetap berjalan dan menjaga kenyamanan dalam
berkegiatan dari sumber kebisingan luar site maupun
dalam site. Gambar 15. Sirkulasi Pada Tapak
a. Mereduksi tingkat kebisingan dari dalam
bangunan, dilakukan dengan menggunakan Jalur masuk dan jalur keluar tapak berada di dekat
material akustik pada ruang pertunjukan, dimana jalan utama, yaitu di sisi timur tapak. Untuk jalur
ruang pertunjukan merupakan sumber bising servis dan pengelolah di pisahkan dengan jalur masuk
paling utama dalam bangunan. pengunjung dan juga berada di sisi timur tapak.

Gambar 16. Main Entrance pada tapak


Gambar 13. Material Akustik Pada Ruang Pertunjukan

b. Kemudian mereduksi kebisingan dari dalam tapak


ke luar tapak, dilakukan dengan pemberian buffer
(penyaring) berupa vegetasi dan juga pada titik-
titik sumber kebisingan yang kiranya memiliki
potensi menganggu kenyamanan pada bangunan
di dekatnya khususnya yang membutuhkan
privasi yang tinggi.

Gambar 17. Side entrance pada tapak

Sirkulasi ke parkiran untuk pengunjung dan


pengelola dipisah untuk menghindari kemacetan
dalam tapak.

Volume 7 No. 2 | Agustus 2022 194


GARIS-JurnalMahasiswaJurusanArsitektur(E-ISSN:)
Zona publik berhubungan dengan ruang luar salah
satunya adalah area parkir, terdapat dua jenis yaitu
parkir pengunjung dan parkir pengelola. Penentuan
area parkir mempertimbangkan luas lahan, entrance,
view bangunan, dan menyesuaikan kondisi
lingkungan sekitar

Gambar 18. Sirkulasi ke parkiran

Gambar 21. Parkir Pengunjung

Gambar 19. Area Drop-off


Area drop-off dimaksudkan untuk pengunjung
yang menggunakan kendaraan umum dan langsung
menuju ke bangunan.

5. Penzoningan
a. Zona publik
Adalah area yang dapat dikunjungi oleh semua
orang, yaitu berupa area taman/ruang terbuka
hijau di bagian depan bangunan serta area parkir
kendaraan tamu. Area ini berfungsi sebagai sarana Gambar 22. Parkir Pengelola
penunjang dan sebagai area parkir.
Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan salah satu
b. Zona semi publik
elemen ruang luar. Berfungsi sebagai prasaran ruang
Merupakan area yang dapat dikunjungi oleh
publik untuk bersosialisasi, dan bersantai. Penyediaan
orang-orang tertentu saja. Dipergunakan baik oleh
taman pada tapak sebagai elemen estetis ruang luar,
penghuni, pengunjung atau tamu maupun
untuk memberikan pengalaman ruang luar yang
pengelola.
nyaman bagi pengguna yang berjalan kaki.
c. Zona privat
Merupakan area dalam bangunan yang bersifat
pribadi dan hanya digunakan oleh orang-orang
yang berkepentingan saja.
d. Zona servis
Berada di sisi belakang tapak yang terdiri dari
area parkir service dan pengelola.

Gambar 22. Sirkulasi Pedestrian dan Taman

C. Besaran Ruang
1. Analisan Besaran dan Perubahan Ruang

Gambar 20. Zoning


Volume 7 No. 2 | Agustus 2022 195
GARIS-JurnalMahasiswaJurusanArsitektur(E-ISSN:)
Tabel 1. Besaran ruang pertunjukan utama 12 Gudang 8 10
KELOMPOK RUANG PERTUNJUKAN UTAMA 13 Lavatory Pria 6 12
LUAS (m2)
NO NAMA RUANG 14 Lavatory Wanita 5 21
ACUAN LAPORAN
1 Lobby 126 181 TOTAL 589 724
2 Ruang Tunggu (2) 58 54 Sumber: Penulis, 2022
Tabel 4. Besaran ruang fasilitas edukasi
3 Ruang Informasi 6 15 BESARAN RUANG FASILITAS EDUKASI
4 Ticket Box 8 15 LUAS (m2)
5 Ruang Penonton 1,508 921 NO NAMA RUANG
ACUAN LAPORAN
6 Ruang Persiapan 35 40 1 Ruang Informasi 4 9
7 R. Ganti Kostum 20 23 2 R. Kelas Teori 35 52
8 R. Rias 34 35 3 R. Laboratorium
71 73
9 Panggung 73 112 Komputer
10 Ruang Latihan 32 36 4 R. Kelas Gitar 16 16
11 Op. Lighting 10 10 5 R. Kelas Bass 16 16
12 R. Kontrol 26 26 6 R. Kelas Drum 16 18
13 R. Panitia 23 27 7 R. Kelas Keyboard 17 18
14 R. Kostum 19 18 8 Lavatory Pria 6 13
15 R. Alat 23 28 9 Lavatory Wanita 5 13
16 Gudang 8 10 TOTAL 186 229
17 Lavatory Pria 9 15 Sumber: Penulis, 2022
18 Lavatory Wanita 8 10 Tabel 5. Besaran fasilitas penunjang
TOTAL 2018 1,577 BESARAN RUANG FASILITAS PENUNJANG
Sumber: Penulis,2022 LUAS (m2)
NO NAMA RUANG
ACUAN LAPORAN
Tabel 2. Besaran ruang pertunjukan 1
BESARAN RUANG PERTUNJUKAN 1
STUDIO REKAMAN
LUAS (m2) 1 Studio Musik (2) 19 20
NO NAMA RUANG 2 Studio Vokal 13 15
ACUAN LAPORAN
1 Ruang Informasi 6 7 3 R. Kontrol 14 26
2 Ruang Penonton 527 521 MUSIC MART
3 Ruang Persiapan 18 20 1 Area Penjualan 113 194
4 R. Ganti Kostum 18 23 2 R. Servis Alat
9 9
5 R. Rias 28 29 Musik
6 Panggung 23 68 3 R. Stok Produk 5 5
7 R. Latihan 25 35 4 Kasir 5 5
8 R. Kontrol 31 35 CAFETARIA
9 R. Panitia 23 27 1 Cafetaria 236 182
10 R. Kostum 20 23 2 Ruang Saji 15 17
11 R. Alat 12 14 3 Dapur Kering 12 14
12 Gudang 8 10 4 Dapur Basah 11 9
13 Lavatory Pria 6 17 5 Kasir 5 6
14 Lavatory Wanita 6 21 6 R. Karyawan 23 24
TOTAL 751 850 7 R. Pengelola 7 6
Sumber: Penulis, 2022 GALERI MUSIK
Tabel 3. Besaran ruang pertunjukan 2 1 Ruang Display 129 120
BESARAN RUANG PERTUNJUKAN 2 3 Ruang Operasional 12 13
LUAS (m2) MUSHOLA
NO NAMA RUANG
ACUAN LAPORAN 1 Mushola 35 35
1 Ruang Informasi 6 7 2 R. Wudhu 6 7
2 Ruang Penonton 351 413 TOTAL 41 42
3 Ruang Persiapan 17 20 1 Lavatory Pria 6 9
4 R. Ganti Kostum 15 29 2 Lavatory Wanita 6 9
5 R. Rias 28 28 TOTAL 722 951
6 Panggung 40 56 Sumber: Penulis, 2022
7 R. Latihan 31 35 Tabel 6. Besaran ruang fasilitas pengelola
8 R. Kontrol 28 29 BESARAN RUANG FASILITAS PENGELOLA
9 R. Panitia 23 27 LUAS (m2)
NO NAMA RUANG
10 R. Kostum 20 23 ACUAN LAPORAN
11 R. Alat 11 14 1 R. Tamu 10 10
Volume 7 No. 2 | Agustus 2022 196
GARIS-JurnalMahasiswaJurusanArsitektur(E-ISSN:)
2 R. Pimpinan 9 12 7 Ruang Servis 268 149
3 R. Direktur 4 4 8 Ruang Parkir 2,243 3,298
4 R. Wakil Direktur 3 4 9 Amphiteater 410 603
5 R. Rapat 31 49 TOTAL 7,294 8,178
6 Ruang Pengajar 19 20 Sumber: Penulis, 2022
7 Ruang Arsip 5 8
9 R. Kepala Unit 7 15 2. Deviasi Perancangan
11 Tata Usaha 7 7 Selisih (deviasi) besaran ruang:
12 Lavarory Pria 6 10 = Sesudah Perancangan – Sebelum Perancangan x
13 Lavatory Wanita 6 10 100%
TOTAL 107 149 Sebelum Perancangan
Sumber: Penulis, 2022 = 8,178 – 7,294 x 100%
Tabel 3.7. Besaran fasilitas servis 7,294
BESARAN RUANG SERVIS = 12%
LUAS (m2) 3. Perbandingan Open Space (OS) dengan Building
NO NAMA RUANG Coverage (BC)
ACUAN LAPORAN
1 R. Genset 83 61 Lantai Dasar = 3,957 m2
2 R. Trafo 39 34 Luas Lahan = 3 Ha atau 30,000 m2
3 R. Panel 39 34 Luas Os = Luas Site – Luas Lantai Dasar
4 R. AHU & Chiller 52 34 = 30,000 – 3,957
5 R. Pompa & 52 34 = 26,043 m2
Reservoir KBC = Luas Lantai Dasar x 100 %
6 Gudang 21 20 Luas Site
= 3,957 x 100 %
TOTAL 286 149
30,000
Sumber: Penulis, 2022
= 14 %
Tabel 7. Besaran ruang parkir
KOS = Luas OS x 100 %
BESARAN RUANG PARKIR
Luas Site
LUAS (m2) = 28,112 x 100 %
NO NAMA RUANG LAPOR 30,000
ACUAN
AN = 86%
PARKIR PENGUNJUNG KBC : KOS = 14% : 86%
1 Parkir Mobil 1625 2318 Deviasi pada ruang terjadi karena adanya
2 Parkir Motor 312 343 beberapa besaran ruang tambahan yang tidak di
PARKIR PENGELOLA rencanakan sebelumnya. Penambahan tingkatan pada
1 Parkir Mobil 244 458 bangunan di sesuaikan dengan fungsi pada ruang
2 Parkir Motor 62 88 bangunan.
TOTAL 2,243 3,298
Sumber: Penulis, 2022 D. Bentuk dan TampilanBangunan
Tabel 8. Besaran ruang amphitheater 1. Transformasi Bentuk Bangunan
BESARAN AMPHITEATER Transformasi bentuk bangunan menerapkan
LUAS (m2) konsep Folding Architecture, dimana bentuk dan
NO NAMA RUANG ACUAN LAPORA tampilan bangunan mencerminkan pola lipatan
N kertas.
1 Stage 112 163
2 Tribun Penonton 252 269
3 Ruang Persiapan 46 171
TOTAL 410 603
Sumber: Penulis, 2022
Tabel 9. Rekapitulasi Besaran Ruang
LUAS (m2)
NO JENIS RUANG
ACUAN LAPORAN
Ruang Pertunjukan 2018 1,577
1
Utama
Ruang Pertunjukan
2 751 850
1
Ruang Pertunjukan
3 589 724
2 Gambar 23. Bentuk Dasar Bangunan
4 Fasilitas Edukasi 186 229
5 Fasilitas Penunjang 722 925
6 Fasilitas Pengelola 107 149
Volume 7 No. 2 | Agustus 2022 197
GARIS-JurnalMahasiswaJurusanArsitektur(E-ISSN:)
3. Upper struktur
Pada upper struktur menggunakan struktur lipat
dengan material beton dengan rangka balok
composite dan penutup atap stenlis.

Gambar 24. Gubahan bentuk


Gambar 28. Upper struktur
4. Modul
2. Tampilan Bangunan
Menggunakan modul grid untuk mempermudah
proses pengerjaan dan perhitungan. Dan berdasarkan
analisis perabot, aktivitas, dan kebutuhan ruang. Maka
ditentukan modul ruang yaitu 7,20 x 6,00 m.

F. Ruang Luar

Gambar 25. Tampilan bangunan


Penggunaan material pada bangunan ini
menerapkan material dominan pada beton, ACP, dan
Kaca. Konsep perancangan beton menampilkan kesan
berat, masif, kokoh. Sementara itu material kaca Gambar 29. Ruang Luar
menampilkan kesan ringan dan transparan. Selain itu,
penerapan folding architecture dapat dilihat dari 1. Amphitheater
tampilan bangunan dan juga fasad bangunan yang Amphiteater digunakan untuk acara-acara yang
membentuk lipatan, sehingga memberikan kesan bersifat non-formal dan lebih santai.
yang lebih harmonis.

E. Struktur dan Konstruksi Bangunan


1. Sub struktur
Sub struktur pada perancangan menggunakan
pondasi tiang pancang dan juga poerplat dengan
mempertimbangkan aktivitas di dalam bangunan.

Gambar 30. Amphitheater


2. Sirkulasi pejalan kaki pada tapak
Sirkulasi pejalana kaki pada tapak dibuat
mengelilingi bangunan agar pengunjung memiliki
Gambar 26. Sub struktur akses ke seluruh bangunan, area pejalan kaki juga
dilengkapi dengan sclupture selain sebagi estetika
2. Super struktur juga sebagai peneduh
Pada super struktur menggunakan sistem rangka
kaku dan menggunakan dinding sebagai pemisah
antar ruang.

Gambar 31. Sirkulasi pejalan kaki samping bangunan


Gambar 27. Super struktur
Volume 7 No. 2 | Agustus 2022 198
GARIS-JurnalMahasiswaJurusanArsitektur(E-ISSN:)

Gambar 32. Sirkulasi pejalan kaki pada amphitheater

3. Area Taman
Ttaman ini terletak pada sekitar amphitheater
digunakan untuk bersantai.

Gambar 35. Ruang Pertunjukan Utama

Gambar 33. Area Taman


4. Papan nama
Pada area depan bangunan diperbatasan tapak,
dirancang objek nama sebagai identitas bangunan
pusat musik.

Gambar 36. Ruang Pertunjukan 1

Gambar 34. Papan Nama

G. Ruang Dalam
Interior pada bangunan didominasi dengan bahan
material kayu dengan ornamen tertentu yang
dilengkapi material akustik dengan permainan
cahaya, terutama pada ruang pertunjukan.

1. Ruang Pertunjukan
Ruang pertunjukan menggunakan material kayu
dan dinding akustik.

Gambar 37. Ruang Pertunjukan 2


Volume 7 No. 2 | Agustus 2022 199
GARIS-JurnalMahasiswaJurusanArsitektur(E-ISSN:)
2. Ruang Kelas Musik bangunan. Penerapan Folding Architecture pada
Ruang kelas ini digunakan untuk latihan alat musik Perencanaan Pusat Musik yaitu dengan menampilkan
yang juga dilengkapi dengan material akustik berupa wujud Arsitektur yang berkembang saat ini. Penyajian
acoustic diffuser agar suara tidak menganggu aktivitas di tampilan bangunan yang mampu memberikan
luar ruangan.
kenyamanan visual serta representatif.

DAFTAR REFERENSI
Appleton, Ian. 2008. Building for the Performing Arts.
London: The Architectural Press Ltd.
Ching, francis D.K. 2007. Architecture form space and
order. Third Edition. Hanggan Situmrang. 2008.
Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan. Edisi Ketiga.
Jakarta Erlangga.
Deleueze, Gilles. 1988. The Fold: Leibniz and Baroque.
French: Editions de Minuit
Fanienditha, Ira Novia. 2018. “Perancangan Malang Art
Gambar 38. Ruang Kelas Drum Center Dengan Tema Folding Architecture”. Skripsi.
Fakultas Sains dan Teknologi, Teknik Arsitektur.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Malang
Ficatinanda, Gita Iqlima. 2015. “Perancangan Pusat
Pendidikan dan Apresiasi Musi Klasik di Surabaya
(Tema: Folding Architecture)”. Skripsi. Fakultas Sain
dan Teknologi, Teknik Arsitektur. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang
Ham, Roderick. 1987. Theatres: Planning Guidance for
Design and Adaptation. London: Butterwworth
Architecture
Izenour, George C. 1997. Theatre Design. USA: Mc
Graw Hill Book Company
Gambar 39. Ruang Kelas Keyboard Novita, dkk. 2020. “Penerapan Folding Architecture
Pada Perancangan Monumen PDRI di Koto Tinggi”.
3. Taman Indoor dan Public Accses
Jaur 4(1), 1-9
Paul, Jackson. 2011. Folding Techniques for Designer:
From sheet to form. UK: Laurence King
Runtu, Mareike, Sonny Tilaar. 2012. Implementasi
Konsep Folding Dalam Rancangan Fasade Bangunan
Arsitektur. Media Matrasain, 9(1), 1-18
Sihanani, Dyah Esti. 2008.Origami, Folding, Topologi.
Arsitektur.net, 2(2), 1-6
Syafaah. Mustiannis. 2008. ”Folding Architecture
Sebagai Metode Pencarian Bentuk”. Skripsi. Fakultas
Teknik, Departemen Arsitektur. Universitas
Indonesia. Jakarta
Torondek, Vicky. Deddy Erdiono. 2017. Folding
Gambar 40. Taman Indoor Arsitektur. Media Matrasin, 14(3), 1-9
Vyzoviti, Sophia. 2004. Folding Architecture
KESIMPULAN Spatial, Structural, and Organizational Diagrams.
Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah Netherland: Herengracht
dipaparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
dalam menentukan lokasi Perencanaan Pusat Musik,
perlu mempertimbangkan RTRW, letak lokasi yang
srategis, memiliki nilai rekreatif, dan dapat dicapai
dengan mudah. Berdasarkan hasil pertimbangan maka
lokasi yang terpilih yaitu berada pada Kecamatan Kadia
tepatnya di Jl. Brigjend Madjied Joenoes.
Kebutuhan ruang, besaran ruang, serta kelengkapan
bangunan Perencanaan Pusat Musik Di Kota Kendari
Dengan Pendekatan Folding Architecture, mengacu pada
standar-standar Arsitektur bangunan sesuai dengan
fungsinya sehingga dapat mewadahi aktivitas di dalam
Volume 7 No. 2 | Agustus 2022 200

Anda mungkin juga menyukai