Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang permasalahan yang menjadi acuan
dari penulisan laporan ini. Dari latar belakang permasalahan tersebut akan diuraikan pokok-
pokok permasalahan atau rumusan masalah untuk memenuhi tujuan dari penelitian.
1.1 Latar Belakang
Musik merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia dan
penggunaannya pun beragam mulai dari upacara sakral hingga hanya sekedar hiburan. Di jaman
globalisasi ini, perkembangan musik sebagai sebuah unsur hiburan sangatlah pesat, karena
musik digemari oleh semua lapisan masyarakat dari segala kalangan. Terutama di Indonesia
yang memiliki beragam budaya dan suku bangsa yang berbeda sehingga beragam musik
tradisional juga lahir akibat perbedaan gaya dan budaya tiap – tiap suku bangsa. Salah satunya di
Bali yang tidak lepas dari musik tersebut yang merupakan salah satu identitas dalam budayanya.
Salah satu cara menikmati musik sebagai hiburan adalah dengan menonton konser musik.
Konser adalah suatu pertunjukan musik langsung di depan penonton. Musik dapat dimainkan
oleh musikus tunggal, kadang disebut resital, atau suatu ensembel musik, seperti orkestra,
paduan suara, atau grup musik (http://id.wikipedia.org/wiki/Konser). Bali sebagai salah satu icon
pariwisata di Indonesia merupakan salah satu tujuan yang paling banyak didatangi wisatawan.
Dan akhir – akhir ini sering diadakan konser musik berskala nasional maupun internasional
sehingga menyebabkan banyaknya penggemar musik meluangkan waktu untuk datang menonton
konser tersebut bahkan tidak sedikit pula penggemar yang datang dari luar daerah Bali.
Dari berbagai jenis atau genre music yang ada, yang paling banyak diminati masyarakat
saat ini adalah jenis musik tradisional Bali, musik jazz, orchestra, kontemporer, pop, blues, dan
rock. Hal ini dibuktikan dibuktikan dengan semakin banyaknya event – event music yang
diadakan secara berkala setiap tahunnya mulai dari skala regional dan nasional seperti Jazz
Market di Nusa Dua, Udayana Jazz Festival, hingga acara dengan skala internasional seperti
Ubud Village Jazz, Pesta Kesenian Bali di Denpasar, Festival dan Bali Live International Jazz
Festival. Acara ini mampu mendatangkan musisi besar nasional yang juga terkenal di kancah
internasional seperti Indra Lesmana, Balawan, dan juga Rio Sidik Quartet. I Ketut Suanda,

1
Balawan, Selain itu, juga mendatangkan salah satu artis internasional yang merupakan pemenang
penghargaan prestisius dunia Grammy Award dalam kategori jazz tahun 2012 yakni Maurice
Brown.
Namun sayangnya, minat dari masyarakat Bali terhadap musik kurang diimbangi dengan
fasilitas sebagai wadah dari acara konser tersebut terlebih lagi event konser musik akan
berkembang dengan skala yang semakin besar. Sarana yang biasa digunakan dalam kegiatan
konser adalah lapangan outdoor seperti GOR Ngurah Rai, Taman Bhagawan Nusa Dua seperti
seperti kurang sesuai dengan standar fasilitas seperti kenyamanan, keamanan, dan akustik.
Terlebih lagi sebuah konser dengan artis internasional yang memiliki standar yang harus
diperhatikan agar mampu memberikan performa terbaiknya terhadap penonton. Terutama artis
yang memiliki genre musik jazz yang memiliki tingkat ketelitian dan detail suara yang tinggi.
Oleh karena itu, dengan adanya sebuah gedung konser musik indoor yang bertaraf
internasional dengan kualitas kenyamanan akustik dan visual yang tinggi, maka pesan – pesan
dan kreatifitas yang ingin disampaikan oleh musisi mampu disampaikan dengan baik kepada
penontonnya dengan koneksi yang lebih intens. Di samping itu, gedung konser juga harus
dilengkapi fasilitas – fasilitas penunjang yang lengkap agar mampu memenuhi kenyamanan dan
keamanan dari penonton. Para artis – artis baik nasional maupun internasional akan tertarik
untuk mengisi acara di Bali sehingga akan menarik penggemar lokal maupun internasional untuk
datang ke Bali. Hal ini akan mampu memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan
seni musik dan juga memudahkan pengaruh budaya dari luar sehingga terlahir sebuah jenis
musik yang bersifat kontemporer.
Kabupaten Badung merupakan jantung dari pariwisata di Bali dan banyak diadakan event
konser dengan skala nasional hingga internasional. Meskipun menjunjung tinggi budaya
tradisional Bali, masyarakatnya terbuka dengan adanya budaya modern sehingga cocok dipilih
sebagai tempat diadakannya sebuah gedung konser dengan harapan kedua unsur budaya tersebut
mampu duduk berdampingan.
Gagasan mengenai sebuah gedung konser internasional sebagai wadah konser musik
berskala nasional dan internasional diyakini mampu menjadi nilai positif dalam perkembangan
budaya seni di Bali. Sehingga dunia internasional mampu mengenali seni musik tradisional Bali
dan juga sebaliknya dalam sebuah wadah arsitektur yang menjadi landmark di Kabupaten
Badung

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah,
antara lain :
1. Potensi dan permasalahan apa saja yang terdapat di wilayah Kabupaten Badung dalam
mendukung pembangunan Gedung Konser Musik Internasional ?
2. Bagaimana spesifikasi umum dan khusus perencanaan sebuah Gedung Konser Musik
Internasional?
3. Bagaimana tema dan program yang tepat digunakan dalam pertimbangan fungsi dan lokasi
dalam perancangan Gedung Konser Musik Internasional?
4. Bagaimana konsep perencanaan dan perancangan Gedung Konser Musik Internasional di
Badung ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan penelitian ini adalah sebagai acuan desain dari gedung
konser musik internasional di Badung yang akan ditransformasikan pada tahapan desain fisik
gedung konser, yaitu :
1. Mengetahui Potensi dan permasalahan apa saja yang terdapat di wilayah Kabupaten Badung
dalam mendukung pembangunan Gedung Konser Musik Internasional.
2. Mengetahui spesifikasi umum dan khusus perencanaan sebuah Gedung Konser Musik
Internasional.
3. Menentukan tema dan program yang tepat digunakan dalam pertimbangan fungsi dan
lokasi dalam perancangan Gedung Konser Musik Internasional.
4. Menentukan konsep perancangan bangunan dan tapak gedung Gedung Konser Musik
Internasional, Badung.
1.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam pengumpulan dan pengolahan data yang digunakan antara
lain:
1.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data, data yang diperoleh dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
berdasarkan sumber datanya, yaitu :
1. Data Primer

3
Merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Beberapa cara yang dilakukan
dalam memperoleh data primer ini, antara lain :
a) Teknik Observasi yaitu : pencarian data dengan tinjauan langsung ke bangunan
penyelenggara seni yang serupa seperti Aula Simfonia Jakarta, Gedung Usmar Ismail
Jakarta, dan Gedung Candra Metu di ISI Denpasar . Hal ini dilakukan untuk melihat dan
mencatat secara sistematis dari objek yang diamati seperti organisasi ruang, tata
panggung, tata tempat duduk, pencahayaan, tata akustik, material, backstage, dan acara
musik yang berlangsung pada bangunan.
b) Teknik wawancara yaitu : Wawancara langsung kepada masyarakat, event organizer,
artis, dan pihak yang terkait yang mana dapat memberikan masukan dan data–data
sebagai keterangan yang diperlukan.
Adapun wawancara yang dilakukan antara lain :

 Bapak Dewa Gede Natsyora, selaku Human Resource Manager dari Taman
Bhagawan Nusa Dua.
 Bapak Arya Wiratama, selaku Ketua Panitia dari Udayana Jazz Festival tahun
2014
 Bapak Eka Putra, selaku divisi musik pada Dinas Kebudayaan Kab. Badung
 Bapak Iwan Pratama, selaku Marketing Aula Simfonia Jakarta
2. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumbernya dan telah
dikumpulkan atau dibuat oleh pihak lain. Namun masih memiliki relevansi dengan kajian yaitu
studi relevansi. Data yang dicari antara lain berupa literatur mengenai musik, gedung konser,
perancangan suatu bangunan, lansekap, serta utilitas bangunan, serta data peraturan–peraturan
pemerintah yang mengikat yaitu data pada Bappeda Badung guna memperoleh data mengenai
RTRW, RDTR.
1.4.2 Teknik Pengolahan Data
Pada laporan ini hasil pengumpulan dan pengolahan data akan diuraikan pada Bab II
yang merupakan pemahaman terhadap gedung konser musik internasional. Tahap ketiga
merupakan pembahasan, yang merupakan studi pengadaan proyek (akan dijelaskan berupa aspek
fisik dan non fisik Kabupaten Badung beserta spesifikasi khusus gedung konser musik

4
internasional di Badung. Tahap keempat merupakan pemrograman yang akan menjadi Bab IV
dan tahap kelima merupakan konsep perencanaan dan perancangan gedung konser musik
internasional di Badung yang merupakan Bab V ( lima ) dari laporan ini.
1.4.3 Teknik Penyimpulan
Kesimpulan diambil sebagai rangkuman dari semua jawaban atas masalah yang telah
diangkat. Setelah proses analisis terhadap data yang terkumpul selesai, maka dilanjutkan
kedalam penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini dilakukan dengan cara
membandingkan antara rumusan masalah dengan hasil analisis yang didapat, sehingga akhirnya
dapat diperoleh suatu kesimpulan pokok/ utama.

Anda mungkin juga menyukai