FASILITAS SERVIS
- R.PLN - Parkir
- R.Trafo - Toilet dan Locker
- R.Genset - Gudang
- Security
Bentuk ruang merupakan bagian dari massa bangunan yang
terdiri dari ruang dan dibentuk oleh dinding, lantai, langit atau bidang
atap dan kontuinitasnya. Ruang dapat diciptakan dengan permainan
tinggi dan rendah pada lantai, serta bisa juga dengan penggunaan
bidang vertikal secara massif ataupun hanya sebagai pembatas
(tidak massif) serta penataan layout ruang yang bertujuan untuk
mendapat sisi efektifitas dan efisiensi ruang.
Perhitungan besaran ruang didasarkan pada hasil survey
kesenian yang akan dipusatkan dalam Gedung Galeri seni, namun
tidak menutup kemungkinan menggunakan asumsi dan standarisasi
ruang yang ada, agar aktifitas dalam ruang bisa maksimal. Luas
ruangan standar kemudian disesuaikan dengan pola grid struktur.
Jumlah total luasan ruang :
Fasilitas Ruang Pameran dan Museum = 891,8 m2
Fasilitas Pendukung Utama = 657,475 m2
Fasilitas Pendukung Umum = 665,925 m2
Fasilitas Pengelola = 459,875 m2
Fasilitas Kegiatan Komersil = 404,95 m2
Fasilitas Ruang Luar = 5.830,5 m2
Fasilitas Service = 806,782 m2
Total jumlah = 9.717,305 m
Luas site yang ada = 83 m x 175m = 14.525 m
Building Coverage (BC)=
BC x Luas Site= 40% x 14.525 m = 5.810 m
Open Space (OS) = OS x BC = 60% x 5.810 m = 8.715 m
Sudah termasuk parkir BC 40%
dan area lansekap)
Luas lahan efektif = BC + OP = 1.680 + 8.715 = 14.525 m
Jumlah lantai yaitu = Luas bangunan / BC
= 14.525 m / 8.715 m
= 1,67 atau dibulatkan menjadi 2 lantai.
Sistem struktur yang digunakan dalam perencanaan adalah
struktur rangka beton bertulang yang terdiri atas kolom dan balok.
Sistem pondasi yang digunakan adalah pondasi telapak dan pondasi
batu kali, pondasi ini disesuaikan dengan keadaan struktur tanah /
daya dukung tanah pada kedalaman tanah keras.
Konstruksi yang digunakan pada bangunan ini terdiri dari :
a. Pada bangunan menggunakan menggunakan lantai dengan
bahan keramik di setiap permukaan lantai. Untuk ruang luar
digunakan aspal pada jalan dan parkir serta puvingstone untuk
sirkulasi pejalan kaki.
b. Bahan yang digunakan pada dinding bangunan adalah batu bata,
karena batu bata memiliki keungulan cocok untuk daerah tropis,
menyerap panas dengan baik, memiliki kemampuan menyalurkan
panas rendah dan pemasangan dan pengerjaannya mudah.
c. Konsruksi atap bangunan menggunakan kuda - kuda baja ringan
dengan penutup atap menggunakan genteng metal pada seluruh
bagian atap.
Cahaya adalah faktor utama yang menghidupkan ruang. Tanpa
cahaya tidak akan ada bentuk, warna, atau tekstur, tidak juga akan
penampakkan ruang itu sendiri. Oleh sebab itu, fungsi pertama
desain pencahayaan adalah menyinari bangun dan ruang suatu
lingkungan desain dan memungkinkan pemakainya melakukan
aktifitas dan menjalankan tugasnya dengan kecepatan akurasi dan
kenyamanan yang tepat.
Sistem pencahayaan yang dipakai dalam bangunan terdiri dari
sistem pencahayaan alami dengan memasukkan sinar matahari ke
dalam ruangan melalui bidang-bidang transparan seperti dinding
kaca atau atap sebagai skylight, serta ruangan yang membutuhkan
pencahayaan alami dan pencahayaan buatan yaitu lampu pijar yang
mempunyai prinsip kerja, warna, dan suasana tersendiri dan daya
tahanannya pun berbeda
Sistem penghawaan dibagi menjadi Penghawaan Alami dengan
memanfaatkan tenaga angin, pada saat kecepatan angin yang
melalui ruangan harus memenuhi syarat minimal untuk pendinginan /
penghawaan ruangan dan Penghawaan Buatan yang lebih
memanfaatkan pengkondisian udara yang disebut dengan Air
Conditioner (AC) pada ruang yang memerlukannya, misalnya pada
ruang ruang yang privat dan ruang yang tidak berhubungan
langsung dengan bukaan yang akan menyalurkan angin, dalam hal
ini persyaratannya ruang itu harus tertutup.
Sumber pengadaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan air di
dalam bangunan diperoleh dari PDAM. Sumber pengadaan air bersih
cadangan menggunakan sumur bor. Air dari sumur bor dipompa
secara otomatis menuju ke tempat penampungan kemudian di
distribusikan keseluruh fasilitas dalam bangunan.
Air kotor dari dalam bangunan berupa air dalam kamar mandi,
wastafel dibuang melalui pipa pembuangan yang dialirkan ke saluran
tertutup dalam lingkungan dan kemudian menuju ke riol kota. Untuk
kotoran padat yang berasal dari WC disalurkan ke septictank.
Pembuangan sampah dilakukan dengan system carry out,
dengan pengertian sampah yang ada pada obyek nantinya akan
dikumpulkan secara bersamaan lalu dibuang ke tempat pembuangan
sampah akhir yang sudah disediakan pemerintah.
Sistem jaringan listrik menggunakan sumber daya listrik yang
utama dari PLN dan Genset sebagai sumber cadangan untuk
keadaan darurat.
Sistem komunikasi dalam bangunan menggunakan fasilitas
intercom. Penggunaan pengeras suara / microphone untuk
keperluan pemberitahuan atau keperluan lain yang bersifat penting.
Sistem komunikasi keluar bangunan menggunakan Telepon dan
Faksimile.
Pencegahan bahaya kebakaran berarti usaha yang dilakukan
untuk menanggulangi nyala api yang tidak terkendali. Sistem
pemadam kebakaran dilakukan denan cara Penguraian yaitu
memisahkan atau menjauhkan benda - benda yang mudah terbakar
dengan benda benda yang mudah menimbulkan kebakaran,
Pendinginan yaitu penyemprotan air pada benda - benda yang
terbakar, Isolasi yaitu denan cara menyemprotkan bahan kimia CO2,
dan Blasting Effect System yaitu suatu cara memberikan tekanan
yang tinggi misalnya dengan cara meledakkan bahan peledak.
Sistem penanggulangan kebakaran pada bangunan Galeri Seni
ini mengunakan sistem otomatis yakni heat detector dan smoke
detector yang memiliki kepekaan tinggi untuk memberikan alarm jika
asap diruang tempat alat ini dipasang. Jika terjadi kebakaran unit
control dari sistem ini akan memberikan sinyal terhadap pemadaman
api otomatis berupa sprinkler yang dapat memancarkan air. Selain
pemadaman otomatis ini, disediakan juga fire hydrant dalam
lingkungan site bangunan untuk mencegah dan meminimalkan
bahaya kebakaran. Bagian bagian dari sistem penangkal petir
bangunan ini terdiri dari penghantar diatas tanah, penghantar pada
dinding atau di dalam bangunan, dan elektroda elektroda tanah.
KESIMPULAN DAN SARAN
Demikianlah Jurnal Publikasi Perancangan Tugas Akhir Ende Art
Gallery ini yang coba dihadirkan sebagai wadah dan sarana
pengembangan seni dan budaya sebagai upaya pelestarian di Kota Ende
sekaligus sebagai fasilitas edukatif, komunikatif dan rekreatif bagi
masyarakat Kota Ende pada khususnya dan Nusa Tenggara Timur pada
umumnya.
Dalam proses perencanaan gedung Galeri Seni ini, proses
perancangan dititik beratkan pada proses penerapan ilmu - ilmu arsitektur,
dan diharapkan bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
Seperti halnya tantangan pengadaan fasilitas lainnya yang selalu
terbentur pada faktor pembiayaan, maka diharapkan adanya pihak ketiga
sebagai investor. Karena dari pengamatan dan studi yang dilakukan,
dapat dikatakan bahwa kehadiran fasilitas Art Gallery ini secara finansial
cukup menguntungkan walau tujuan utama dari pengadaan fasilitas ini
bukanlah untuk mencari keuntungan. Ketersediaan sarana ini diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat Ende akan seni, budaya
dan kreativitas serta manfaatannya bagi kehidupan.
Dengan kondisi tersebut maka sepantasnya Kota Ende memiliki
sarana seni yang terpusat yakni suatu gedung pusat kegiatan seni
sebagai basis dari segala aktifitas penyelenggaraan artistik dan pelayanan
bagi para seniman dalam lingkup daratan Flores, Nusa Tenggara Timur.
Tinjauan proyek ini pada akhirnya diharapkan dapat menjadi acuan
untuk kemungkinan pada masa yang akan datang, sarana seperti ini
dapat menjadi kenyataan dan mengingat tuntutan fasilitas yang demikian
sudah menjadi kebutuhan tidak hanya di Kota Ende melainkan juga di
seluruh daerah di Indonesia.
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, Penulis mengucapkan limpah
terima kasih kepada semua pihak, yakni :
1. Ibu Dra. Hj. Juriko Abdussamad, M.Si selaku Ketua Yayasan
Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Ichsan Gorontalo.
2. Ibu Dra. Darmawati, M.Si selaku Rektor Universitas Ichsan Gorontalo.
3. Bapak Umar, ST. MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Ichsan Gorontalo.
4. Bapak Amru Siola, ST. MT selaku Ketua Jurusan Program Studi
Teknik Arsitektur Universits Ichsan Gorontalo sekaligus Pembimbing I
yang telah banyak mengarahkan dan membimbing Penulis sejak dari
pembuatan konsep awal penyusunan Tugas Akhir.
5. Bapak Abdul Mannan, ST. MT selaku Pembimbing II yang telah
banyak mengarahkan dan membimbing Penulis sejak dari pembuatan
konsep awal penyusunan Tugas Akhir.
6. Bapak / Ibu Dosen jurusan Teknik Arsitektur dan Pegawai
Universitas Ichsan Gorontalo.
7. Kedua Orang Tua, Kakak - Kakak dan seluruh keluargaku tercinta,
yang selama ini senantiasa memberikan motivasi baik moril maupun
materil serta doa yang begitu tulus dan kasih sayang yang tak
tergantikan.
8. Sahabat dan seluruh temanteman mahasiswa di Fakultas Teknik
khususnya Jurusan Teknik Arsitektur.
Semoga Jurnal Publikasi Ende Art Gallery ini dapat bermanfaat untuk
kita semua khususnya Para Mahasiswa dan Mahasiswi Jurusan Teknik
Arsitektur Universitas Ichsan Gorontalo dalam membangun insan yang
berkualitas, kreatif, inovatif serta berdedikasi tinggi demi mewujudkan
tatanan kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
Ching, Francis, D.K. 1991. Arsitektur Bentuk, Ruang dan
Erlangga
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1990, Kamus Besar
,Jakarta:Djambatan, 2010.
Aditama, Bandung.
Iptek.Alpabeta, Bandung.