Anda di halaman 1dari 22

INFRASTRUKTUR

• Adalah dasar dari sistem dan mode produksi masyarakat agar ia


tetap mampu bertahan hidup dan terus mengembangkan
keberadaan dirinya.
1. Mode Produksi Berburu dan Meramu
• Ungkapan Marshal Sahlin dalam “Stone Age Economic” mengenai
dasar mode produksi : masyarakat pemburu dan peramu adalah
masyarakat makmur sejati.
• Marvin Harris dalam “Cannibal and Kings” bahwa masyarakat
pemburu dan peramu sangat menikmati kehidupan mereka. Mereka
menikmati standar kenyamanan dan keamanan hidup yang tinggi.
• Contoh: penemuan arkeologis di Rusia menunjukkan bahwa
masyarakat pemburu dan peramu sudah mampu menciptakan
tempat peristirahatan yang nyaman di gua-gua yang dilengkapi
dengan selimut dari bulu binatang yang tebal untuk perlindungan di
musim dingin.
• Menurut J. Steward : masyarakat ini bersifat patrilineal hunting
band  di sebabkan binatang buruan hidup terpencar tidak
dalam kawanan dan tidak mengembara menurut musim.
• Kelompok pemburu peramu hidup dalam kelompok-kelompok
berjumlah kurang lebih 50 orang. Keanggotaan di tetapkan
menurut garis dari pihak ayah dengan mengikuti adat
perkawinan eksogam.
• Composite hunting band  disebabkan binatang yang diburu
hidup dalam kawanan yang besar, mengembara pada jarak-jarak
yang jauh menurut musim. Kelompok pemburu ini terdiri dari
kelompok-kelompok besar sekitar 100 individu, keanggotaan
tidak patrilineal, perkawinan tidak bersifat eksogam.
• Masyarakat pemburu dan peramu bersifat mobil  hal ini
dipengaruhi oleh ketersediaan pangan alamiah, sumber air dan
musim.
• Untuk menjaga keseimbangan antara carrying capacity dan
density of social relation, Kelompok ini menjaga agar kepadatan
penduduk tetap rendah.
Marvin Harris, Teknik Kendali Populasi :
1. Aborsi  meminum ramuan yang dapat merusak kandungan
2. Mengikat peru kuat-kuat dengan selendang
3. Naik turun dari tangga kayu sambil melompat sampai
mengalami pendarahan
4. Pembunuhan bayi (infanticide)
5. Sengaja tidak memberikan gizi yang cukup pada anak
6. Anak dijatuhkan dari gendongan, ditenggelamkan,
dibenturkana pada batu
7. geronticide
• Pembagian kerja ditentukan oleh perbedaan karakteristik
biologis.
• Perbedaan fisik dan fungsi reproduktif wanita dianggap kurang
mendukung aktifitas berburu.
• Kaum wanita bertugas untuk pengumpulan tumbuh-tumbuhan
liar dan penyiapan untuk di makan.
• Bahan pangan sebagai hasil perburuan (daging) menjadi sumber
utama protein utama yang bermutu.
• Berburu dan meramu merupakan dua sistem mata pencaharian
hidup yang erat bersangkut paut  suku-suku bangsa yang
berburu biasanya juga melakukan pengumpulan terhadap
tumbuh-tumbuhan dan akar-akaran yang bisa di makan.
• Mencari ikan merupakan sistem pencaharian hidup yang khusus.
• Demikian dalam ilmu antropologi, ketiga sistem mata
pencaharian hidup sering di sebut dengan satu sebutan
“ekonomi pengumpulan pangan” atau “food gathering
economics”.
Aneka warna masyarakat berburu
• Menurut para ahli antropologi, faktor penting teknik berburu
adalah aneka warna mengenai bentuk-bentuk masyarakat suku-
suku bangsa berburu serta teknik-teknik berburu.
• Mereka saling memperhitungkan ikatan hubungannya secara
patrilineal dari seorang nenek moyang tertentu.
• Mereka kawin secara exogam.
• Penguasaan kelompok terhadap wilayahnya bersifat
penguasaan secara hak ulayat.
Senjata-senjata dan Teknologi yang
dipakai
1. Metode memotong
2. Senjata pukul
3. Senjata lempar
4. Senjata tusuk
5. Tenaga manusia untuk melempar dan menusuk
6. Metode umpan
7. Menggiring
8. Pembunuhan dengan racun
2. Mencari ikan
• Merupakan mata pencaharian hidup mahluk manusia yang amat
tua. Di samping itu juga bertani dan berkebun.
• Mata pencaharian nelayan lebih banyak tergantung pada
perkembangan teknologi.
• Mereka harus memiliki pengetahuan mengenai ciri-ciri dan cara
hidup dari berbagai macam jenis ikan, sifat-sifat laut, angin,
arus-arusnya dan bintang-bintang di langit untuk menjadi
pedoman dalam mengemudikan perahunya.
• Sistem upah biasanya menggunakan sistem bagi hasil.
3. Bercocok tanam
• Muncul setelah berburu.
• Verre Gordon Childe mengungkapkan bahwa penemuan
kepandaian bercocok tanam merupakan peristiwa hebat dalam
proses perkembangan kebudayaan manusia, sehingga peristiwa
itu disebut suatu revolusi kebudayaan.
• Dari pekerjaan ini manusia terinspirasi untuk melakukan
observasi.
Tujuan:
1. semula hanyalah keinginan untuk mempertahankan tumbuh-
tumbuhan terhadap serangan binatang-binatang.
2. Membersihkannya dari rumputan-rumputan yang merusak.
Bercocok tanam di ladang
• Sekelompok manusia yang hidup dari bercocok tanam di ladang dalam
hutan rimba memiliki pengetahuan luas dan tajam tentang keadaan hutan
di sekitarnya.
• Mereka membagi hutan ke dalam 5 golongan:

1. Hutan rimba primer, hutan yang umurnya lebih dari 15 tahun, terdiri dari pohon-
pohon tinggi besar, mempunyai sedikit tumbuh-tumbuhan dan belukar bawah.
2. Sekunder, umurnya 12-13 tahun, mempunyai tumbuh-tumbuhan belukar bawah
yang tebal.
3. Sekunder muda, umurnya kurang dari 12 tahun, terdiri dari pohon-pohon muda
kecil tetapi mempunyai tumbuh-tumbuhan belukar bawah yang tebal.
4. Hutan belukar yang umurnya kira-kira 6 bulan, terdiri dari belukar bawah yang
tebal dg beberapa pohon muda.
5. Padang alang-alang
Hal-hal yang harus diperhatikan petani
dalam berladang:
1. Hak milik ladang
2. Jarak dari tempat tinggal
3. Jenis hutan
4. Kualitas dan keadaan tanah
5. Tanda-tanda ghaib
Bercocok tanam menetap
• Di lakukan oleh masyarakat pedesaan secara lokal bukan
bercocok tanam yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
perkebunan besar.
• Bercocok tanam menetap yang dilakukan rakyat tidak terbatas
pada teknik dan lingkungan alam sebagaimana dalam teknik
bercocok tanam di ladang, tetapi telah berkembang di berbagai
macam lingkungan alam  disebabkan karena teknik manusia
sudah mencapai taraf sedemikian rupa sehingga manusia dapat
mengatasi berbagai macam rintangan alam.
Aneka warna bercocok tanam menetap
men. Para ahli antropologi:
1. Bercocok tanam tanpa bajak.
dlm ilmu antropologi di sebut hand agriculture. Dalam sistem ini petani
mengolah tanah sebelum di tanam dengan cangkul.
2. Bercocok tanam dengan bajak
ilmu antropologi menyebutnya sebagai plough agriculture. Dalam sistem
ini sebelum ditanam, petani mengolah tanah dengan bajak yang ditarik oleh
binatang atau manusia – lebih efisien dan lebih intensif dari pada
menggunakan cangkul.
• Secara ekologis Marvin Harris membagi jenis pertanian dalam dua varian:
a. Pertanian tadah hujan
b. Pertanian irigasi
4. Mode produksi beternak
• Pola kehidupan beternak dilakukan dengan pemeliharaan binatang-
binatang yang telah dijinakkan.
• Masyarakat penggembala adalah pengembara musiman, berpindah-pindah
dengan kawanan ternak di daerah yang luas sesuai dengan lingkaran iklim
tahunan.
• Terkait dengan populasi, kapasitas reproduksi sebagian besar masyarakat
telah diatur  mekanisme kultural.
Mekanisme kultural:
1. Teknik kontrasepsi : Clitorodectomy dan infibulation
2. Teknik post konsepsi : aborsi dan infanticide

Anda mungkin juga menyukai