1. Hutan rimba primer, hutan yang umurnya lebih dari 15 tahun, terdiri dari pohon-
pohon tinggi besar, mempunyai sedikit tumbuh-tumbuhan dan belukar bawah.
2. Sekunder, umurnya 12-13 tahun, mempunyai tumbuh-tumbuhan belukar bawah
yang tebal.
3. Sekunder muda, umurnya kurang dari 12 tahun, terdiri dari pohon-pohon muda
kecil tetapi mempunyai tumbuh-tumbuhan belukar bawah yang tebal.
4. Hutan belukar yang umurnya kira-kira 6 bulan, terdiri dari belukar bawah yang
tebal dg beberapa pohon muda.
5. Padang alang-alang
Hal-hal yang harus diperhatikan petani
dalam berladang:
1. Hak milik ladang
2. Jarak dari tempat tinggal
3. Jenis hutan
4. Kualitas dan keadaan tanah
5. Tanda-tanda ghaib
Bercocok tanam menetap
• Di lakukan oleh masyarakat pedesaan secara lokal bukan
bercocok tanam yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
perkebunan besar.
• Bercocok tanam menetap yang dilakukan rakyat tidak terbatas
pada teknik dan lingkungan alam sebagaimana dalam teknik
bercocok tanam di ladang, tetapi telah berkembang di berbagai
macam lingkungan alam disebabkan karena teknik manusia
sudah mencapai taraf sedemikian rupa sehingga manusia dapat
mengatasi berbagai macam rintangan alam.
Aneka warna bercocok tanam menetap
men. Para ahli antropologi:
1. Bercocok tanam tanpa bajak.
dlm ilmu antropologi di sebut hand agriculture. Dalam sistem ini petani
mengolah tanah sebelum di tanam dengan cangkul.
2. Bercocok tanam dengan bajak
ilmu antropologi menyebutnya sebagai plough agriculture. Dalam sistem
ini sebelum ditanam, petani mengolah tanah dengan bajak yang ditarik oleh
binatang atau manusia – lebih efisien dan lebih intensif dari pada
menggunakan cangkul.
• Secara ekologis Marvin Harris membagi jenis pertanian dalam dua varian:
a. Pertanian tadah hujan
b. Pertanian irigasi
4. Mode produksi beternak
• Pola kehidupan beternak dilakukan dengan pemeliharaan binatang-
binatang yang telah dijinakkan.
• Masyarakat penggembala adalah pengembara musiman, berpindah-pindah
dengan kawanan ternak di daerah yang luas sesuai dengan lingkaran iklim
tahunan.
• Terkait dengan populasi, kapasitas reproduksi sebagian besar masyarakat
telah diatur mekanisme kultural.
Mekanisme kultural:
1. Teknik kontrasepsi : Clitorodectomy dan infibulation
2. Teknik post konsepsi : aborsi dan infanticide