Anda di halaman 1dari 8

DINAMIKA KEHIDUPAN AWAL

MASYARAKAT PADA MASA PRA AKSARA

Syaiful Amin, S.Pd., M.Pd.


Berburu dan
Mengumulkan
Makanan Tingkat
Sederhana

Berbeuru dan
Mengumpukan
Makanan Tingkat
Lanjut
Tahapan Kehidupan

Bercocok Tanam

PETA Perundagian

KONSEP Kehidupan Manusia


Pra Aksara
Meganthropus

Jenis Manusia Purba Pithecanthropus

Asal Usul Nenek


Moyang Bangsa Homo
Indonesia
• Masa berburu dan mengumpulkan makanan
tingkat sederhana berlangsung pada kala
Masa Berburu plestosen.
dan • Pada masa ini, manusia hidup berkelompok kecil.
Tujuannya untuk mempermudah dalam berburu
Mengumpulka dan melindungi kelompok.

n Makanan • Pada masa ini juga manusia hidup berpindah-


pindah (nomaden), dengan tujuan untuk mencari
Tingkat lokasi yang mampu mensuplai sumber makanan
untuk mereka.
Sederhana • Pendukung kebudayaan ini adalah Pithecanthropus
dan manusia Wajak.
Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Tingkat Lanjut
• Pada masa ini, mulai timbul usaha untuk
tinggal secara tidak tetap di gua-gua alam
atau gua paying (cruk) yang berda di dekat
pantai.
• Pada masa ini juga penemuan dan
pemanfaat api mulai digunakan untuk
pemanjangan masa pangan.
• Berdasarkan hasil penelitian ditemukan
cikal bakalpertanian, dengan berpindah-
pindah menyesuaikan dengan konsidi
kesuburan tanah.
Masa Becocok
Tanam
• Pada masa ini manusia mulai menetap di suatu
tempat diwilayah tebuka yang dekat dengan
sumber air seperti danau atau sungai. Bahkan
terkadang mereka membuat parit disekitar
tempat tinggal mereka untuk melindungi diri dari
serangan binatang buas atau kelompok lain.
• Mulai terbentuk desa kecil dengan bercocok
tanam sederhana dengan sistem lahan kering,
dan menjinakkan hewan-hewan tertentu.
• Mengenal sistem barter dan konsepsi
kepercayaan (animismen dan dinamisme)
• Disebut juga The Brozen-Iron Age. Berasal dari kata
Undagi dalam Bahasa Bali. Undagi berarti sekelompok
masyarakat atau golongan yang mempunyai
kepandaian atau keterampilan jenis usaha tertentu.
• Meulai terbetuk desa yang terdiri dari beberapa
dusun.

Masa • Meningkatnya jumlah populasi manusia karena


meningkatnya teknologi dan kesejahteraan hidup.
Peundagian • Berburu bukan sebagai pemenuhan kebutuhan tetapi
sebagai mata pencaharian, dan pembuktian tingkat
kedewasaan dan kegagahan.
• Dikenal Teknik pembuatan alat logam yang dikenal
dengan Teknik A cire perdu dan bivalve.
• Mengenal sistem pengairan untuk kebutuhan
pertanian.
Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia
Jenis Penemu di Indonesia Ciri-ciri

Megantropus von Koenigswald (1936 dan • Hidup dikisaran 2-1 juta tahun lalu;
1941) di Sangiran • Memiliki tubuh kekar dan lebih tegap;
(Meganthropus • Memiliki bentuk geraham seperti manusia tetapi tidak berdagu seperti kera;
paleojavanicus) • Rahang yang relative lebih besar;
• Ada penonjolan pada kening dan belakang kepalanya;
• Memiliki tulang pipi yang relative tebal; dan
• Makanan pokok adalah tumbuh-tumbuhan (vegetarian).
Pithecantropus Eugine Dubois di Trinil • Tinggi badan berkisar 165-180 cm dengan tubuh dan anggota badan tegap;
(1890) • Geraham yang besar, ranhang kuat, tonjolan kening tebal, dan tonjolan kepala yang nyata;
(Pithecanthropus erectus) • Dagu belum ada dan hidungnya lebar;
• Wajah menonjol kedepan dan dahinya miring ke belakang; dan
• Volume tengkorak berkisar antara 750-1300 cc;
• Alat pengunyah dan otot tengkorak mengecil;
• Makanan masih kasar dengan sedikit pengolahan.
Homo Rietschoten (1889) Homo • Volume tengkorak bervariasi antara 1000-2000 cc, dengan nilai rata-rata antara 1350-1450 cc;
wajakensis; von Koenigswald • Tinggi badannya juga lebih besar yaitu 130-210 cm dengan berat badan 30-150 kg.
dan Weidenrich (1931-1934) • Otak dari manusia jenis homo lebih berkembang terutama kulit otaknya sehingga bagian
Homo soloensis terlebar tengkorak terletak di sisi tengkorak dan dahinya membulat serta lebih tinggi.
• Gigi mengecil, begitu pula dengan rahang serta otot kunyah, dan muka tidak begitu menonjol ke
depan; dan
• Berjalan serta berdiri dengan tegak, dan koordinasi otot sudah jauh lebih cermat dan seimbang.
Asal Usul Nenek Moyang Bangsa
Indoensia
Seiring dengan terjadinya bencana alam dan peperangan antar
kelompok, menjadi faktor utama bagi ras Mongoloid untuk
melakukan migrasi. Meninggalkan Yunan di Asia Tenggara ke
pulau-pulau Nusantara antar tahun 5000-3000 SM. Dalam proses
migrasi bergelombang itu, ras Proto Melayu ikut meninggalkan
Asia Tenggara menuju pulau-pulau di Nusantara. Gelombang
pertama ras Proto Melayu ke Nusantara diperkirakan berlangsung
sekitar 1500-500 SM, yaitu saat orang-orang Mongoloid dari
utara menyerbu wilayah yang dihuni ras Proto melayu di
sepanjang Sungai Irawadi, Salween, dan Mekong.
Akibat dari migrasi ras Proto Melayu ini, ras Melanesia yang lebih
dahulu tinggal di pulau-pulau Nusantara terdesak ke pedalaman
di kawasan timur Nusantara. Antara tahun 300-200 SM, terjadi
migrasi gelombang berikutnya dari ras Deutro Melayu yang
dengan cepat membaur denga ras Proto melayu. Keteruanan hasil
pembaruan Proto Melayu dengan Deutro Melayu itulah yang
menajdi penghuni utama kepulauan Nusantara disamping ras
Melanesia.

Anda mungkin juga menyukai