Berpikir sejarah dengan secara sinkronis ini merupakan cara berpikir meluas itu di dalam
ruang tetapi terbatas di dalam waktu.
Diakronis merupakan cara berpikir sejarah yang menceritakan suatu peristiwa memanjang
dalam waktu, tetapi terbatas dalam ruang lingkup. Secara etimologi, diakronis berasal dari
bahasa Yunani, "dia" yang berarti melintas atau melewati dan "khronos", yang berarti
perjalanan waktu.
Perubahan dapat diartikan sebagai segala aspek kehidupan yang terus bergerak seiring
dengan perjalanan kehidupan masyarakat. Sedangkan keberlanjutan adalah kehidupan
yang berupa mata rantai dari kehidupan masa lampau, masa kini, hingga masa yang akan
datang. Contoh :
Contoh yang pertama ada kolonialisme tahun 1500-an. Selama periode ini, para pedagang
dan penjelajah Eropa tiba di Indonesia untuk membangun jaringan perdagangan serta
memanfaatkan sumber daya kawasan.
Hal ini tentu membawa perubahan yang signifikan pada wilayah tersebut. Mulai dari agama,
teknologi baru yang diperkenalkan, dan bahasa. Ini yang membuat para penguasa
tradisional Indonesia segera menemukan jati dirinya di bawah kendali kekuatan asing.
Salah satu perubahan yang paling menonjol dalam sejarah Indonesia yaitu transisi menuju
demokrasi di tahun 1998. Hal ini menandai adanya perubahan besar yang menjadi tanda
berakhirnya tiga dekade pemerintahan otoriter di bawah kekuasaan Presiden Suharto.
Contoh yang terakhir adalah pelestarian bentuk kesenian tradisional, ini termasuk salah satu
contoh kesinambungan dalam sejarah Indonesia. Selama berabad-abad, berbagai kelompok
etnis Indonesia telah menciptakan karya seni yang memukau mulai dari musik tradisional
hingga ukiran yang rumit.
● Gotong Royong
Dalam buku Sejarah Indonesia masa Praaksara (2015) karya Herimanto, manusia purba
hidup secara berkelompok untuk memenuhi kebutuhan dan menghadapi tantangan alam.
Dalam pola hidup berkelompok, manusia purba selalu menerapkan budaya gotong royong
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
● Religius
Nilai-nilai religius pada masa praaksara didominasi oleh kepercayaan animisme, dinamisme
dan totemisme. Dalam menjalankan kehidupan, manusia purba selalu berpedoman untuk
melakukan hal-hal kebaikan sesuai dengan nilai spiritualitas yang mereka anut.
Dalam buku Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1 (1973) karya R. Soekmono, pada
masa Neolithikum, manusia purba telah memercayai adanya alam kehidupan setelah
kematian.
● Sosial
1. Solidaritas Komunal: Masyarakat praaksara sering kali hidup dalam komunitas yang
saling bergantung satu sama lain. Solidaritas komunal sangat penting dalam menjaga
kesejahteraan bersama dan mempertahankan kehidupan sehari-hari.
2. Kerjasama: Kerjasama adalah nilai yang sangat dihargai dalam kebudayaan masyarakat
praaksara. Ini terutama terlihat dalam upaya bersama untuk mencari makanan, membangun
tempat tinggal, dan melindungi diri dari bahaya.
3. Penghargaan terhadap Kepemimpinan: Dalam masyarakat praaksara, pemimpin atau
tokoh-tokoh yang dihormati sering kali memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan
sosial dan menentukan arah perkembangan masyarakat.
4. Keramahan: Kehidupan sosial dalam masyarakat praaksara sering kali didasarkan pada
nilai-nilai keramahan dan kebaikan hati terhadap sesama. Hal ini terlihat dalam sambutan
hangat terhadap tamu-tamu dan kerjasama antaranggota komunitas.
5. Pentingnya Tradisi dan Ritual: Nilai-nilai tradisional dan ritual memiliki peran penting
dalam mempertahankan identitas dan kestabilan sosial dalam masyarakat praaksara.
Ritual-ritual ini sering kali melibatkan penghormatan terhadap leluhur, alam, dan dewa-dewa.
● Kemanusiaan
1. Keadilan: Keadilan merupakan nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat praaksara. Ini
meliputi pemberian perlakuan yang adil dan setara terhadap semua anggota masyarakat,
tanpa memandang status sosial atau kekayaan.
2. Empati: Masyarakat praaksara menghargai kemampuan untuk merasakan dan
memahami perasaan orang lain. Hal ini memungkinkan mereka untuk saling mendukung
dan membantu dalam situasi sulit, serta memperkuat ikatan sosial.
3. Kesejahteraan Bersama: Konsep kesejahteraan bersama atau kepentingan kolektif
menjadi dasar dalam kehidupan masyarakat praaksara. Mereka mengutamakan
kepentingan kelompok daripada kepentingan individu demi mencapai keseimbangan dan
harmoni dalam komunitas.
4. Kebajikan: Nilai-nilai moral seperti kejujuran, integritas, dan kemurahan hati sangat
dihargai dalam masyarakat praaksara. Hal ini menciptakan lingkungan di mana perilaku
yang baik dan bertanggung jawab didorong dan dihargai.
5. Perdamaian: Masyarakat praaksara cenderung mengejar perdamaian dan harmoni dalam
hubungan antaranggota masyarakat. Konflik sering diselesaikan melalui musyawarah dan
mediasi, dengan tujuan mempertahankan stabilitas sosial.
Masa berburu dan mengumpulkan makanan bergantung pada alam sekitar. Wilayah-wilayah
yang ditempati manusia praaksara adalah wilayah yang banyak menyediakan bahan makanan
dalam jumlah yang cukup dan mudah memperolehnya. Wilayah tersebut juga memiliki banyak
hewan sehingga manusia praaksara mudah untuk berburu hewan. Manusia yang hidup pada
zaman berburu dan mengumpulkan makanan ini diperkirakan satu masa dengan zaman
paleolitikum (zaman batu tua)
Untuk sumber penerangan manusia prakasara menggunakan api yang diperoleh dengan cara
membenturkan sebuah batu dengan batu sehingga menimbulkan percikan api dan membakar
bahan-bahan yang mudah terbakar seperti serabut kelapa kering, dan rumput kering.
a. Kehidupan ekonomi
Kehidupan ekonomi pada masa berburu dan mengumpulkan makanan adalah bergantung pada
alam. Mereka akan tetap tinggal di wilayah tersebut selama persediaan bahan makanan masih
cukup. Ketika merreka telah kehabisan sumber makanan maka mereka akan berpindah dan
mencari tempat lain yang kaya akan makanan. Kehidupan yang selalu berpindah-pindah
(nomaden) inilah ciri-ciri manusia praaksara. Hasil perburuan mereka kumpulkan untuk
keperluan perpindahan ke tempat lain sebagai cadangan sebelum mereka mendapatkan tempat
baru.
b. Kehidupan sosial
Mereka hidup secara berkelompok dan tersusun dalam keluarga-keluarga kecil, dalam satu
kelompok ada seorang pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok inilah yang dalam
perkembangannya disebut sebagai ketua suku. Ketua suku memimpin anggota kelompoknya
untuk berpindah tempat dari tempat satu ke tempat lain. Anggota kelompok laki-laki bertugas
memburu hewan sedangkan yang perempuan bertugas mengumpulkan makanan dari
tumbuh-tumbuhan.
c. Kehidupan budaya
Karena peralatan manusia zaman praaksara terbuat dari batu maka hasil budaya yang
dikembangkan pada zaman itu adalah hasil budaya batu. Tidak heran jika zaman tersebut
dikenal dengan zaman batu. Hasil-hasil kebudayaan batu yang pernah ditemukan di antaranya:
kapak genggam, kapak perimbas, serpih bilah, dan lain-lain.
Selain bercocok tanam juga mereka mengembangkan hewan ternak untuk dipelihara. Manusia
yang hidup pada masa ini diperkirakan satu masa dengan zaman neolitikum (zaman batu muda).
Secara geografis, pada zaman ini sangat menggantungkan iklim dan cuaca alam. Hal ini sangat
dibutuhkan untuk bercocok tanam. Hasil dari panen juga sangat dipengaruhi oleh kondisi tekstur
tanah yang digunakan.
a. Kehidupan ekonomi
Secara ekonomi, manusia pada zaman ini telah menghasilkan produksi sendiri untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Mereka membabat hutan untuk ditanami dan produk yang mereka hasilkan
antara lain umbi-umbian.
Selain pertanian, sumber ekonomi mereka adalah dengan beternak (memelihara ayam, kerbau,
babi hutan dan lain-lain). Manusia pada masa bercocok tanam ini diperkirakan telah melakukan
kegiatan perdagangan sederhana yaitu barter. Barang yang ditukarkan adalah hasil cocok
tanam, hasil laut yang dikeringkan dan hasil kerajinan tangan seperti gerabah dan beliung. Hasil
umbi-umbian sangat dibutuhkan oleh penduduk pantai dan sebaliknya hasil ikan laut yang
dikeringkan dibutuhkan oleh mereka yang tinggal di pedalaman.
b. Kehidupan sosial
Mereka hidup secara berkelompok dan membentuk masyarakat perkampungan kecil. Dalam
sebuah kampong terdiri dari beberapa keluarga dan dalam kampong dipimpin oleh ketua suku.
Strata social ketua suku adalah paling tinggi karena kriteria yang diambil berdasarkan orang
yang paling tua atau yang paling berwibawa secara religius.
Sedangkan ketua suku sebagai komando dari semua kegiatan di atas sekaligus sebagai pusat
religi pada kepercayaan yang mereka anut. Dari sinilah muncul strata sosial dalam sebuah
komunitas masyarakat kecil.
c. Kehidupan budaya
Pada masa bercocok tanam, manusia praaksara telah menghasilkan budaya yang mengarah
pada usaha bercocok tanam yang syarat dengan kepercayaan. Selain sebagai alat untuk
bercocok tanam, alat-alat ini juga sebagai alat upacara keagamaan. Alat-alat itu antara lain
kapak lonjong, gerabah, kapak persegi, perhiasan dan masih banyak yang lain.
Pada masa ini, jika ada orang meninggal dunia maka akan dibekali benda-benda keperluan
sehari-hari seperti perhiasan. Berkaitan erat dengan kepercayaan, maka pada masa bercocok
tanam muncul tradisi pendirian bangunan-bangunan besar yang terbuat dari batu yang disebut
tradisi Megalitikum (zaman batu besar). Bangunan ini kemudian menjadi lambang orang yang
meninggal dunia sekaligus tempat penghormatan serta media persembahan dari orang yang
masih hidup ke orang yang sudah meninggal dunia. Bangunan megalitik tersebut antara lain,
dolmen, menhir, waruga, sarkofagus, dan punden berundak.
Pada masa ini diperkirakan satu zaman dengan masa perunggu. Hal ini ditandai munculnya
sekelompok orang yang memiliki keahlian tertentu dalam pembuatan gerabah, pembuatan
perhiasan serta pembuatan perahu. Yang paling menonjol adalah pembuatan bahan-bahan dari
logam.
a. Kehidupan ekonomi
Hasil panen pertanian disimpan untuk masa kering dan diperdagangkan ke daerah lain.
Masyarakat juga sudah mengembangkan kuda dan berbagai jenis unggas. Bahkan jenis hewan
tertentu digunakan untuk membantu dalam bercocok tanam dan perdagangan. Kemampuan
produksi, konsumsi, dan distribusi menopang kesejahteraan hidup mereka. Seiring dengan
kemajuan teknologi, maka memungkinkan mereka melakukan perdagangan yang lebih luas
jangkauannya.
Walau masih bersifat barter namun setidaknya hal ini menambah nilai ekonomis yang tinggi
karena beragamnya barang-barang yang ditukarkan. Bukti perdagangan antar pulau pada masa
perundagian adalah ditemukannya nekara di Selayar dan Kepulauan Kei yang dihiasi
gambar-gambar binatang seperti gajah, merak, dan harimau.
b. Kehidupan sosial
Pada masa perundagian kehidupan masyarakat yang sudah menetap mengalami perkembangan
dan hal ini mendorong masyarakat untuk keteraturan hidup. Aturan hidup bisa terlaksana
dengan baik karena adanya seorang pemimpin yang mereka pilih atas dasar musyawarah.
Dalam kehidupan yang sudah teratur ini, berburu hewan seperti singa, harimau merupakan
prestige jika bisa melakukannya. Perburuan tersebut selain sebagai mata pencaharian juga
untuk meningkatkan strata sosial, artinya jika mereka bisa menaklukan harimau maka mereka
telah menunjukkan tingkat keberanian tinggi dan gagah dalam suatu lingkungan masyarakat.
Kehidupan masyarakat pada masa ini telah menunjukkan solidaritas yang kuat. Pada masa ini
sudah ada kepemimpinan dan pemujaan terhadap sesuatu yang suci di luar diri manusia yang
tidak mungkin disaingi serta berada di luar batas kemampuan manusia. Sistem kemasyarakatan
terus mengalami perkembangan khususnya pada zaman perunggu.
c. Kehidupan budaya
Pada masa perundagian seni ukir mengalami perkembangan yang pesat. Ukiran diterapkan
pada benda-benda nekara perunggu. Seni hias pada benda-benda perunggu sudah membentuk
pola-pola geometris sebagai pola hias utama. Hal ini terlihat dari temuan di Watuweti yang
menggambarkan kapak perunggu, perahu dan melukis unsur-unsur dalam kehidupan yang
dianggap penting.
Pahatan-pahatan yang ada di perunggu dan batu menggambarkan orang atau hewan yang
menghasilkan bentuk bergaya dinamis dan memperlihatkan gerak. Teknologi pembuatan
benda-benda logam (khusus perunggu) kemudian mengalami perkembangan yang sangat pesat,
di samping membuat perkakas untuk keperluan sehari-hari seperti kapak, corong, dan lain-lain.
5. Disajikan informasi salah satu teori masuknya Hindu ke Indonesia, Peserta didik dapat
menenetukan kelemahan/kelebihan teori masuknya agama Hindu ke Indonesia
Ia berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum brahmana karena
hanya kaum brahmana yang berak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda.
Kelebihan :
● Adanya prasasti berbahasa Sanskerta dan huruf Pallawa yang bisa dibaca oleh
kaum Brahmana
● Kaum Brahmana memahami ajaran agama Hindu Budha karena tergolong sebagai
kaum terdidik.
● Kedatangan kaum brahmana diduga karena undangan para penguasa local di
Indonesia yang tertarik dengan agama Hindu. Ketika dinobatkan menjadi seorang
raja, kaum brahmana pasti membawa kitab Weda di Indonesia. Sebelum Kembali ke
India, mereka akan meninggalkan kitab Wedanya sebagai hadiah bagi raja. Kitab
tersebut selanjutnya dipelajari oleh sang raja dan digunakan untuk menyebarkan
agama Hindu di Indonesia.
Kelemahan :
● Mempelajari bahasa Sanskerta sangat sulit. Jadi, tidak mungkin raja-raja di Indonesia
yang mempelajari isi kitab Weda sendiri. Para raja tentu memerlukan bimbingan dari
kaum brahmana dalam mempelajari.
● Menurut agama Hindu kuno, seorang brahmana dilarang menyeberangi lautan apalagi
meninggalkan tanah airnya. Jika ia melakukan tindakan tersebut, ia akan kehilangan ha
katas kastanya.
Teori Ksatria oleh F.D.K Bosch, C.C Berg, Mookerji dan J.L Moens :
Agama Hindu disebarluaskan oleh golongan ksatria. Raja, bangsawan dan ksatria yang kalah
perang meninggalkan daerahnya menuju daerah lain termasuk Indonesia. Mereka berusaha
menaklukkan daerah baru di Indonesia dengan membentuk pemerintahan baru seperti Ketika
mereka berada di India.
Kelebihan :
● Ditandai dengan semangat berpetualang pada saat itu yang umumnya dimiliki oleh
para ksatria.
● Adanya informasi dukungan dari Prof. Dr. J.L. Moens yang mengungkapkan bahwa
kaum Ksatria mengalami kekalahan perang pada abad ke-4 hingga ke-6 yang
membuat kaum Ksatria melarikan diri ke Nusantara.
Kelemahan :
● Golongan ksatria tidak menguasai bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa yang terdapat
pada kitab Weda.
● Apabila Indonesia pernah menjadi daerah taklukkan kerajaan India,tentu ada bukti
prasasti yang menggambarkan penaklukkan tersebut. Akan tetapi, baik di India maupun
Indonesia tidak ditemukan prasasti semacam itu.
● kaum Ksatria tidak dapat menghindukan seseorang.
Agama Hindu masuk di Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang dengan tujuan
berdagang. Pedagang India kemudian menetap di Indonesia dan menikah dengan penduduk
local.
Kelebihan :
Kelemahan :
Kelebihan :
● Golongan sudra menginginkan kehidupan yang lebih baik. Oleh karena dijadikan
budak di India, mereka pergi ke daerah lain, termasuk ke Indonesia.
● Karena mereka dianggap orang buangan, maka mereka ingin meninggalkan
daerahnya pergi ke daerah lain, bahkan ke luar dari India hingga ada yang sampai di
Indonesia agar mendapat kedudukan lebih baik dan lebih dihargai.
Kelemahan :
● Tujuan utama kaum sudra meninggalkan India untuk mendapat penghidupan dan
kedudukan yang lebih baik. Jadi mereka pergi ke tempat lain, pasti untuk
mewujudkan tujuan utama bukan untuk menyebarkan agama Hindu.
● Golongan sudra tidak menguasai bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa yang ada
dalam kitab Weda.
● Latar pendidikan tidak terlalu tinggi
● Merupakan kasta terendah
● Sudra tidak sepenuhnya paham tentang Hindu
Kelebihan :
● Teori ini cenderung lebih efektif, karena rakyat berinisiatif sendiri datang ke India
untuk mempelajara agama Hindu Budha.
● Keberadaan prasasti Nalanda mengenai pembangunan wihara untuk para pelajar di
wilayah Kerajaan Sriwijaya yang hendak menuntut ilmu di India.
Kelemahan :
● Orang Indonesia kala itu tergolong pasif untuk memiliki inisiatif dalam mempelajari
agama sendiri.
Kehidupan Politik :
Struktur pemerintahan Kerajaan Sriwijaya terdiri atas beberapa pejabat pemerintah, yaitu :
Dalam bidang militer, Sriwijaya banyak memiliki daerah taklukkan yang disebut parddathun.
Daerah taklukan dipimpin datu yang bergelar nigalarku. Daerah taklukkan juga dijaga oleh
pasukan militer yang dipimpin oleh parvvanda.
Para bajak laut mempunyai peran penting dalam perdagangan laut Kerajaan Sriwijaya ,
karena mereka diberi kekuasaan dan keuntugan dari perdagangan yang berlangsung.
Wilayah kekuasaan Sriwijaya dibagi menjadi :
1. Mendapat serangan dari Kerajaan Chola dari India pada tahun 1023 dan 1030,
karena masalah politik dan persaingan perdagangan.
2. Mendapat serangan dari Kerajaan Majapahit pada tahun 1477 M
3. Adanya serangan ekspedisi pamalayu dari Kerajaan Singosari
4. Melemahnya kegiatan perekonomian perdagangan Sriwijaya. Karena pengendapan
lumpur di Sungai Musia.
Kehidupan Ekonomi
Mata pencaharian masyarakat Sriwijaya adalah berdagang. Sriwijaya dikenal sebagai
negara maritime yang Tangguh karena didukung armada laut yang kuat. Komoditas
perdagangan di Sriwijaya seperti, pala, gading, emas, timah, kapulaga, cengkeh dan kayu
gaharu.
Kehidupan Sosial
Ada beberapa kelompok pekerja yang terdapat dalam penduduk Sriwijaya, antara lain :
Kehidupan Budaya
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Buddha Mahayana yang sangat maju.
Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat Pendidikan agama Buddha di Asia. Biksu yang pernah
datang ke Sriwijaya, diantaranya I tsing dan Sakyakirti.
7. Peserta didik dapat menyimpulkan beberapa peninggalan pada masa kerajaan Singosari
yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
1. Sistem Kasta: Sistem kasta yang dibawa oleh Kerajaan Singasari masih memengaruhi
struktur sosial masyarakat Jawa hingga saat ini. Meskipun tidak lagi secara resmi diakui,
pengaruhnya masih terasa dalam hal-hal seperti interaksi sosial, pemilihan pasangan hidup,
dan kesempatan ekonomi.
3. Sistem Pertanian: Kerajaan Singasari dikenal karena sistem pertaniannya yang maju,
terutama dalam pengembangan sistem irigasi yang kompleks. Meskipun teknologi modern
telah diperkenalkan, sistem pertanian tradisional masih dipraktikkan di beberapa daerah di
Jawa, dengan pemanfaatan sistem irigasi yang diwarisi dari masa Singasari.
4. Seni dan Arsitektur: Seni dan arsitektur Jawa modern masih dipengaruhi oleh gaya dan
motif yang diperkenalkan selama periode Singasari. Contohnya adalah seni ukir, seni
wayang, dan arsitektur candi yang masih menjadi bagian penting dari warisan budaya Jawa.
● Perdagangan
Saluran perdagangan adalah saluran yang paling efektif dalam menyebarluaskan agama
Hindu. Para pedagang India sudah sejak lama melakukan hubungan dagang dengan
daerah-daerah lain, termasuk Indonesia. Pada saat berdagang, mereka tidak langsung
Kembali ke daerah asalnya. Mereka menetap sementara untuk mengisi perbekalan dan
berinteraksi dengan penduduk setempat. Pada saat itulah, penduduk setempat ada yang
tertarik dengan agama Hindu sehingga berniat untuk mempelajarinya lebih lanjut.
● Pernikahan
Pernikahan adalah saluran penyebaran agama Hindu yang cukup efektif. Pada saat
pedagang India berinteraksi dengan penduduk setempat, ternyata ada yang akhirnya
menikah dengan penduduk setempat. Mereka yang menikahi para pedagang India akhirnya
memilih untuk turut serta menganut agama Hindu.
● Pendidikan
Penduduk setempat yang tertarik dengan agama Hindu ada yang sampai berlayar ke India
untuk mempelajari atau mendaami agama Hindu langsung di daerah asalnya.
● Peperangan
Terdapat dugaan adanya penaklukkan yang dilakukan oleh kerajaan-kerajaan Hindu di India
terhadap penduduk setempat sehingga berkembanglah kerajaan bercorak Hindu di
Indonesia.
9. Peserta didik dapat menganalisis alasan tradisi dari masa kerajaan Islam (Mataram
Islam/Cirebon) masih dijalankan hingga saat ini.
1. Kontinuitas Budaya: Tradisi dari masa Kerajaan Islam telah menjadi bagian integral dari
budaya dan identitas masyarakat di wilayah tersebut. Oleh karena itu, tradisi-tradisi tersebut
terus diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bagian dari warisan budaya yang kaya.
2. Nilai-nilai Agama: Banyak tradisi dari masa Kerajaan Islam didasarkan pada nilai-nilai
agama Islam, seperti kebersamaan, solidaritas, dan ketaatan kepada Allah. Nilai-nilai ini
tetap relevan dan dijunjung tinggi oleh masyarakat yang menganut agama Islam, sehingga
tradisi-tradisi tersebut tetap dipertahankan.
3. Identitas Lokal: Beberapa tradisi dari masa Kerajaan Islam, seperti upacara adat, tarian,
musik, dan seni rupa, merupakan bagian dari identitas lokal dan kebanggaan masyarakat
setempat. Tradisi-tradisi ini tidak hanya dipertahankan untuk menjaga warisan budaya, tetapi
juga sebagai cara untuk memperkuat identitas lokal dan merayakan keunikan budaya
mereka.
4. Pentingnya Tradisi dalam Kehidupan Sosial: Tradisi-tradisi dari masa Kerajaan Islam
sering kali memainkan peran penting dalam kehidupan sosial, seperti dalam perayaan hari
raya, upacara pernikahan, dan ritual keagamaan. Masyarakat merasa bahwa menjalankan
tradisi-tradisi tersebut merupakan cara untuk memperkuat ikatan sosial, menghormati
leluhur, dan memperoleh berkah dari Allah.
Penjajahan Spanyol di Indonesia pertama kali dimulai pada 8 November 1521 ketika
Spanyol berhasil menginjakkan kakinya di tanah Tidore.
Pada 1595, bangsa Belanda mengirim ekspedisi penjelajahan samudera ke dunia Timur
dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Mereka berhasil mendarat di Banten pada 27 Juni 1596.
11. Disajikan ilustrasi tentang perang Jawa, peserta didik mampu menginterpretasikan
makna dari perang Jawa.
Perang Jawa adalah salah satu perang besar yang terjadi untuk melawan penjajahan
Belanda. Perang ini dipimpin oleh Pangeran Diponegoro. Perang Jawa sendiri berlangsung
selama lima tahun, yakni mulai 1825 hingga 1830. Perang ini terjadi karena Pangeran
Diponegoro tidak setuju dengan campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan.
Rencana pembangunan jalur transportasi yang melewati makam leluhur dan kediaman
neneknya membulatkan tekad Pangeran Diponegoro untuk berperang dengan Belanda.
12. peserta didik dapat membandingkan strategi perjuangan rakyat Indonesia sebelum
dengan sesudah abad XX
Sebelum tahun 1908. Berikut ini ciri-ciri perjuangan bangsa Indonesia sebelum tahun 1908.
13. Disajikan ilustrasi perjuangan rakyat Indonesia pada masa sebelum abad XX, peserta
didik dapat mengidentifikasi latar belakang terjadinya perlawanan rakyat.
Latar belakang perlawanan rakyat Maluku mengusir bangsa Belanda karena adanya praktik
monopoli dan sistem pelayaran Hongi yang membuat rakyat sengsara. Belanda
melaksanakan sistem penyerahan wajib sebagian hasil bumi terutama rempah- rempah
kepada VOC.
14. Peserta didik dapat menganalisis kebijakan pemerintah Hindia-Belanda dalam bidang
politik/ budaya/sosial/ ekonomi/ pendidikan
Bidang pemerintahan
1. Membatasi secara ketat kekuasaan raja-raja di Nusantara.
2. Membagi Pulau Jawa menjadi sembilan daerah prefectuur/prefektur (wilayah yang
memiliki otoritas). Masing-masing prefektur dikepalai oleh seorang prefek. Setiap prefek
langsung bertanggung jawab kepada Gubernur Jenderal. Di dalam struktur pemerintahan
kolonial, setiap prefek membawahi para bupati.
3. Kedudukan bupati sebagai penguasa tradisional diubah menjadi pegawai pemerintah
(kolonial) yang digaji. Sekalipun demikian para bupati masih memiliki hak-hak feodal
tertentu.
4. Kerajaan Banten dan Cirebon dihapuskan dan daerahnya dinyatakan sebagai wilayah
pemerintahan kolonial.
Bidang peradilan
1. Daendels membentuk tiga jenis peradilan: (1) peradilan untuk orang Eropa, (2) peradilan
untuk orang-orang Timur Asing, dan (3) peradilan untuk orang-orang pribumi. Peradilan
untuk kaum pribumi dibentuk di setiap prefektur, misalnya di Batavia, Surabaya, dan
Semarang.
2. Peraturan untuk pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu. Pemberantasan korupsi
diberlakukan terhadap siapa saja termasuk orang-orang Eropa, dan Timur Asing.
Kebijakan Politik Etis : Kebijakan Belanda di Indonesia pada abad ke-20, yang berlaku
sejak 17 September 1901 hingga 1942. Politik Etis juga dikenal sebagai politik balas budi
Belanda kepada rakyat pribumi Indonesia, yang telah dijajah selama tiga abad lebih. Politik
Etis muncul karena adanya penerapan politik tanam paksa di Indonesia pada abad ke-19,
yang sangat menyengsarakan rakyat pribumi. Yang berisi 3 hal, irigasi, emigrasi, edukasi.
15. Disajikan beberapa pernyataan tentang kehidupan masyarakat pada masa penjajahan
Belanda/Inggris, peserta didik dapat mengidentifikasi dampak positif/negatif bagi kehidupan
bangsa Indonesia masa kini
Bidang sosial
Dalam bidang sosial, dampak penjajahan bangsa Eropa adalah runtuhnya kekuasaan feodal di
Nusantara.
Bidang budaya
Dampak dalam bidang budaya dapat dilihat dari berubahnya cara pergaulan, gaya hidup,
bahasa, dan cara berpakaian sebagian besar rakyat Indonesia. Selain itu, dapat terlihat juga dari
berkembangan ajaran Kristen di Indonesia. Rakyat pun mengetahui perkembangan kesenian
yang ada di Eropa, seperti musik dan dansa.
Bidang politik
Dampak penjajahan bangsa Eropa bagi bangsa Indonesia dalam bidang politik dapat dilihat dari
kuatnya pengaruh pemerintah Belanda dalam penyelenggaraan pemerintahan kerajaan-kerajaan
yang ada di Nusantara. Selain itu, adanya perubahan kelas sosial masyarakat di Indonesia juga
menjadi salah satu dampak politik dari datangnya Belanda. Misalnya, rakyat Indonesia yang
berasal dari kalangan tuan tanah dan para pedagang yang sebelumnya menduduki kelas
menengah, turun menjadi kelas terbawah.
Bidang ekonomi
● Dikenalkannya mata uang oleh Raffles ketika menjalankan kebijakan Sewa Tanah.
● Diikenalkannya dengan uang kertas dan logam, yang kemudian mendorong munculnya
bank modern di Hindia Belanda, seperti De Javasche Bank (DJB) yang berdiri di Batavia
pada 1828.
● Selain itu, dampak positif yang dirasakan rakyat dalam bidang ekonomi akibat
penjajahan kolonial adalah dibangunnya Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan.
● Masyarakat Indonesia mengetahui sistem ekonomi liberalis dan kapitalis
● Diperkenalkannya sistem perbankan di Indonesia Munculnya alat transportasi modern
seperti kereta api dan kapal uap
Bidang pendidikan
● Didirikannya sekolah-sekolah.
● Munculnya golongan elite cendikiawan di Indonesia.
16. Faktor-faktor munculnya nasionalisme bangsa Indonesia, peserta didik dapat menunjukkan
faktor intern/ekstern munculnya nasionalisme di Indonesia
Faktor internal
● Kenangan kejayaan masa lalu
● Perilaku Belanda yang menyengsarakan rakyat
● Timbuklnya kembali golongan poertengahan, kaum terpelajar.
● Munculnya kelompok terpelajar Islam
● Munculnya semangat persamaan derajat
Faktor eskternal
● Adanya paham-paham modern dari Eropa, seperti liberalisme, humanisme,
nasionalisme, dan komunisme.
● Munculnya paham aufklarung dan kosmopolitanisme
● Terjadinya revolusi Perancis
● Reaksi atau agresi yang dilakukan Napoleon Bonapaarte
● Adanya kemengan Jepang atas Rusia
17. Disajikan ilustrasi tentang kongres Pemuda II, peserta didik dapat menginterpretasi
makna
Sumpah Pemuda bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di masa kini
Makna Sumpah Pemuda yang pertama adalah menyatukan perjuangan bangsa Indonesia.
Perjuangan para pemuda berakhir dengan perolehan kemerdekaan bangsa. Saat itu para
pemuda dan pemudi telah mengorbankan waktu, tenaga, harta, pikiran, dan jiwanya untuk
menyatukan bangsa Indonesia. Tanpa adanya pengorbanan para pemuda ketika itu
mungkin saja Indonesia tidak bisa mencapai persatuan untuk melawan penjajah. Para
pemuda dan pemudi Indonesia saat itu telah berhasil mewujudkan persatuan dan keutuhan
NKRI.
Makna Sumpah Pemuda yang kedua adalah sebagai rasa cinta tanah air. Kemerdekaan
Indonesia didapatkan dari perjuangan ratusan tahun yang melibatkan pengorbanan jiwa dan
harta benda rakyat. Sumpah Pemuda menyumbangkan besar pada gerakan kemerdekaan
sebagai cerminan rasa cinta yang besar para pemuda kepada tanah air. Termasuk mencintai
keragaman budaya, keyakinan, bahasa, dan suku.
Dampak Positif :
Mangkunegara I (1725-1795)
Dewi Sartika
Raja Haji Fisabilillah
(1725-1784)
Sutan Syahrir
Prof. Muhammad Yamin
Jenderal Soedirman
K. H. Zainal Mustafa
Empat Serangkai
Sukarno, Ki Hajar Dewantara, Moh. Hatta, K. H. Mas Mansyur
Tiga Serangkai
Ernest Francois Eugene (E.F.E.) Douwes Dekker atau dikenal juga sebagai Danudirja
Setiabudi, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat alias Ki Hajar Dewantara.
20. Disajikan informasi tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia, peserta didik mampu
menjelaskan makna proklamasi dalam bidang politik/ekonomi/sosial/hukum
1. Bidang Politik
Proklamasi Indonesia membuat Indonesia semakin memiliki kedaulatan rakyat, yakni berupa
pengakuan dari segenap rakyat Indonesia bahwa pemerintah Indonesia merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi serta terlepas dari belenggu penjajah. Keinginan bebas dari
penjajah merupakann cita-cita bangsa Indonesia yang sudah lama dijajah oleh bangsa lain.
2. Bidang Sosial
Selain itu, semua warga negara Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam
segala bidang. Masyarakat berhak berpartisipasi dan berkarya dalam bidang apapun sesuai
keinginan, tidak ada perbedaan suku, agama, rasa, pandangan politik, dan sebagainya.
3. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi ada kewenangan bagi bangsa Indonesia menuju masyarakat
sejahtera dengan menguasai dan mengelola sumber-sumber daya ekonomi secara mandiri.
Proklamasi kemerdekaan merupakan tiitk awal untuk tidak ada lagi monopoli-monopoli yang
berusaha merampas hak dan segala kekayaan yang terdapat di dalam negeri oleh penjajah
asing.
4. Bidang Budaya
Dalam bidang budaya, proklamasi kemerdekaan memiliki makna yang besar. Indonesia
memiliki kepribadian nasional yang berasal dari kebudayaan bangsa Indoensia. Pancasila
mencerminkan nilai-nilai kepribadian, mulai dari ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
demokrasi, hingga keadilan sosial.
16 Oktober 1945
Maklumat Wakil Presiden Nomor X tanggal 16 Oktober 1945 menyatakan bahwa KNIP sebelum
terbentuknya MPR dan DPR akan melaksanakan kekuasaan legislatif.
Keputusan tentang perubahan fungsi KNIP. KNIP yang sebelumnya berfungsi sebagai
pembantu presiden menjadi sebuah majelis legislatif.space space
3 November 1945
Maklumat 3 November 1945 adalah maklumat yang mendorong pembentukan partai-partai
politik sebagai bagian dari demokrasi. Maklumat ini dikeluarkan untuk persiapan rencana
penyelenggaraan pemilu 1946.
14 November 1945
Maklumat 14 November 1945 yaitu perubahan sistem pemerintahan Indonesia dari sistem
presidensial ke sistem parlementer. Sistem parlementer memposisikan Presiden menjadi
kepala negara.
22. Disajikan informasi tentang peran salah satu tokoh sekitar Proklamasi kemerdekaan,
peserta didik dapat menginterpretasi nilai-nilai perjuangan dari tokoh sekitar Proklamasi
kemerdekaan
2. Rela berkorban
Di jaman sekarang, rela berkorban masih sangat diperlukan sehingga kesejahteraan dan
tujuan bangsa dapat tercapai. Misalnya dengan membantu orang lain tanpa mengharapkan
imbalan, mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, dan sebagainya.
4. Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan merupakan salah satu hal penting dalam mencapai kemerdekaan
Indonesia seperti pada sila ke-2 dari Pancasila yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.
Teman-teman bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari seperti membantu orang
lain yang membutuhkan dan melakukan kegiatan kemanusiaan.
6. Saling menghargai
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa sehingga sikap saling menghargai
sangatlah penting dalam meminimalisir perselisihan dan perpecahan. Sikap saling
menghargai yang bisa teman-teman terapkan di kehidupan sehari-hari seperti saling
menghargai antar umat beragama, menghargai pendapat, tidak memaksakan kehendak,
dan sebagainya.
7. Kerja sama
Teman-teman bisa menerapkan kerja sama dalam kehidupan sehari-hari misalnya
membantu orang tua membersihkan rumah, bekerja sama membersihkan kelas, dan
sebagainya.
23. Disajikan ilustrasi tentang hasil Linggarjati/KMB, peserta didik dapat menganalisa alasan
pemerintah menyetujui isi perundingan tersebut
24. Disajikan ilustrasi tentang penumpasan pemberontakan PKI Madiun 1948, peserta didik
dapat menyimpulkan dampak penumpasan pemberontakan PKI Madiun 1948 terhadap
perjuangan diplomasi Republik Indonesia
Dampak pemberontakan PKI Madiun adalah pembunuhan terhadap pejabat pemerintah dan
para pemimpin partai yang anti komunis, semakin menguatnya upaya untuk membentuk
tentara Indonesia yang lebih profesional, berbagai laskar dan kekuatan bersenjata "liar"
berhasil didemobilisasi (dibubarkan), simpati AS sebagai penengah dalam konflik dan
perundingan antara Indonesia dengan Belanda perlahan berubah menjadi dukungan
terhadap Indonesia, dan Belanda yang kemudian menggunakan kondisi tersebut untuk
melancarkan agresi militernya yang kedua pada Desember 1948.
Akibat pemberontakan PKI Madiun adalah banyaknya korban jiwa. Meskipun hanya
berlangsung selama tiga hari, terjadi pembunuhan terhadap tokoh masyarakat, pejabat
pemerintahan, para pemimpin partai anti komunis, TNI, ulama, santri, dan masyarakat
umum. Bahkan, ada juga dampak sosial dari terjadinya pemberontakan tersebut, yaitu
masyarakat Madiun menjadi lebih menutup diri dan lebih memilih diam terkait dengan
peristiwa tersebut.
25. Disajikan ilustrasi tentang pemberontakan berdasarkan kepentingan (vested interest),
peserta didik dapat mengidentifikasi latar belakang terjadinya pemberontakan RMS/Andi
Azis/APRA
Termasuk dalam kategori ini adalah pemberontakan APRA, RMS, dan Andi Aziz. Vested
Interest merupakan kepentingan yang tertanam dengan kuat pada suatu kelompok.
Pemberontakan Republik Maluku Selatan atau RMS adalah pemberontakan yang dilatar
belakangi oleh keinginan untuk melepaskan diri dari wilayah negara Republik Indonesia
Serikat. Oleh karena itu, tujuan pemberontakan RMS adalah untuk membentuk Maluku
merdeka dan membentuk negara sendiri.
Latar belakang pemberontakan RMS adalah adanya konflik di antara dua kekuatan di
Negara Indonesia Timur (NIT). Kemudian, pemberontakan RMS ini juga mendapatkan
dukungan oleh pemerintah kolonial Belanda karena gagalnya dalam mengembalikan
kekuasaan imperialis-kolonialnya di Indonesia yang telah merdeka.
Latar belakang timbulnya pemberontakan APRA adalah mulai dibubarkannya negara bagian
bentukan Belanda di Republik Indonesia Serikat (RIS) yang bergabung kembali ke Republik
Indonesia.
Dari penelitian diperoleh hasil bahwa proses pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil di
Bandung Tahun 1950 ini berawal dari dikeluarkannya surat Ultimatum oleh westerling
kepada Pemerintah RIS. Raymond Westerling memanfaatkan keputusan KMB yang dirasa
merugikan KL dan KNIL.
26. Disajikan gambar-gambar tokoh, peserta didik dapat mengklasifikasi tokoh yang
berperan dalam mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia pada masa
1948-1965
A.H Nasution
27. Disajikan narasi tentang operasi penumpasan pemberontakan berlatar belakang
ideologi, Peserta didik dapat menganalisis peran salah satu tokoh yang berperan dalam
penumpasan pemberontakan berlatar belakang ideologi
Pemberontakan DI/TII
1. S.M. Kartosuwiryo, Jawa Barat. Operasi Pagar Betis, dipimpin A. H Nasution
2. Amir Fatah, Jawa Tengah.
3. Kiai Haji Machfudz atau Kyai Sumolangu, Jawa Tengah.
4. Letnan Kolonel Kahar Muzakkar, Sulawesi Selatan. Operasi Bharatayudha.
5. Ibnu Hajar, Kalimantan Selatan
6. Daud Beureueh, Aceh. Operasi 17 Agustus.
7. Operasi Gerakan Benteng Nasional, dipimpin Kolonel Gatot Subroto
Peristiwa G30S/PKI.
D.N Aidit, Letkol Untung Sjamsuri, Sjam Kamaruzaman.
7 korban : Jendral (Anumerta) Ahmad Yani, Letnan (Anumerta) Jenderal MT Haryono,
Kapten (Anumerta) Pierre Tendean, Letnan (Anumerta) Jenderal S Parman, Mayor
(Anumerta) Jenderal DI Panjaitan, Mayor (Anumerta) Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, Letnan
Jenderal (Anumerta) Suprapto
28. Disajikan nama-nama tokoh politik Indonesia, peserta didik dapat mengidentifikasi tokoh
yang pernah menjabat sebagai perdana menteri pada masa demokrasi liberal
29. Disajikan informasi tentang masa Demokrasi Liberal, peserta didik dapat memberi
contoh keberhasilan periode demokrasi parlementer 1950-1959 yang berpengaruh besar
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
Kabinet Natsir
a. Membentuk DPRD di seluruh Indonesia.
b. Indonesia diterima anggota PBB
Kabinet Sukiman
Kerja sama keamanan RI - Amerika Serikat (Mutual Security Act) dimana RI mendapat
bantuan ekonomi dan persenjataan dari Amerika Serikat. Perjanjian ini ditanda tangani pada
tanggal 10 Oktober 1951 oleh menteri luar negeri (menlu) Indonesia kala itu, Mr. Ahmad
Subardjo dari Partai Masyumi.
Kabinet Wilopo
a. Menyelenggarakan pemilu untuk memilih anggota Dewan Konstituante, DPR, dan DPRD
(berhasil menyusun Undang undang Nomor 7 Tahun 1953 tentang Pemilihan Anggota
Konstituante dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat).
b. Meningkatkan kemakmuran rakyat.
c. Membebaskan Irian Barat.
d. Menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif
Kabinet Ali 1
Menyelenggakan Konferensi Asia Afrika di Bandung antara 18-24 April 1955, membentuk
Panitia Pemilihan Umum Pusat pada tanggal 31 Mei 1954, menetapkan pelaksanaan pemilu
untuk anggota DPR tanggal 29 September 1955, dan pemilu untuk anggota Dewan
Konstituante tanggal 15 Desember 1955
Kabinet Burhanuddin
Menyelenggarakan pemilu pertama tahun 1955 untuk memilih anggota DPR dan Dewan
Konstituante, membubarkan Uni Indonesia-Belanda secara sepihak dengan alasan Belanda
menolak menyerahkan Irian Barat kepada RI. Kabinet ini juga mulai memebrantas korupsi di
kalangan pejabat.
Kabinet Ali 2
Membebaskan Irian Barat, melaksanakan pembentukan daerah-daerah otonom,
menyehatkan anggaran keuangan negara, dan mewujudkan pergantian ekonomi kolonial
menjadi ekonomi nasional
Kabinet Djuanda
Kabinet ini juga disebut Zaken Kabinet. Menetapkan program kerja (Panca Karya). Kelima
program kerja tersebut adalah membentuk Dewan Nasional, normalisasi keadaan Republik,
melancarkan pelaksanaan pembatalan KMB, memperjuangkan Irian Barat, dan menggiatkan
pembangunan. Adanya Deklarasi Djuanda tahun 1957 mengenai luas teritorial laut RI
sepanjang 12 mil.
30. Disajikan narasi tentang Dekrit Presiden 1959, peserta didik dapat mengidentifikasi latar
belakang diberlakukannya Demokrasi Terpimpin
Isi dekret ini adalah pembubaran Badan Konstituante hasil Pemilu 1955 dan penggantian
undang-undang dasar dari UUD Sementara 1950 ke UUD '45.
Pada dasarnya demokrasi terpimpin ini dilatarbelakangi oleh ketidakstabilan politik di masa
demokrasi sebelumnya yakni demokrasi parlementer.
31. Disajikan ilustrasi tentang kebijakan politik pada masa demokrasi terpimpin, Peserta
didik dapat menginterpretasikan penyimpangan pada masa Demokrasi Terpimpin.
32. Disajikan narasi tentang perkembangan politik pada masa Demokrasi terpimpin, peserta
didik mampu menyebutkan 4 kebijakan politik dalam negeri pada masa Demokrasi
Terpimpin
Pembentukan DPR-GR
DPR-GR (Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong) adalah lembaga legislatif yang
dibentuk oleh Presiden Soekarno pada tahun 1960 setelah membubarkan DPR hasil pemilu
1955. Alasan pembubaran DPR adalah karena DPR menolak menyetujui RAPBN tahun
1960 yang diajukan oleh pemerintah. Anggota DPR-GR ditunjuk oleh presiden dari
anggota-anggota Front Nasional. Tugas DPR-GR adalah melaksanakan manifesto politik,
mewujudkan amanat penderitaan rakyat, dan melaksanakan demokrasi terpimpin.
Deklarasi Ekonomi
● Menolak sistem ekonomi kapitalis dan sosialis yang dianggap tidak sesuai dengan
karakter bangsa Indonesia.
● Mengusung sistem ekonomi kerakyatan yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD
1945. Sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang menempatkan rakyat
sebagai subjek dan objek pembangunan ekonomi. Sistem ekonomi kerakyatan juga
mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan asing atau golongan
tertentu.
● Melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di
Indonesia, khususnya di bidang pertambangan, perkebunan, perbankan,
perindustrian, perdagangan, dan transportasi. Nasionalisasi dilakukan dengan cara
mengambil alih saham-saham mayoritas atau seluruhnya dari
perusahaan-perusahaan asing tersebut.
● Melakukan diversifikasi ekonomi dengan mengembangkan sektor-sektor ekonomi
yang potensial, seperti pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, pariwisata, dan
lain-lain. Diversifikasi ekonomi dilakukan dengan cara meningkatkan produksi,
produktivitas, kualitas, dan nilai tambah dari produk-produk ekonomi tersebut.
● Melakukan kerjasama ekonomi dengan negara-negara berkembang yang seideologi
dan sevisi dengan Indonesia, seperti negara-negara Asia-Afrika dan negara-negara
blok Timur. Kerjasama ekonomi dilakukan dengan cara membentuk pasar bersama,
melakukan perdagangan bebas, memberikan bantuan ekonomi, dan lain-lain.
33. Disajikan pernyataan terkait kondisi negara Pasca G-30 S/PKI, peserta didik
menunjukkan langkah-langkah yang dilakukan oleh Soeharto untuk memulihkan kondisi
negara pasca G- 30 S/PKI
Tindakan pertama yang dilakukan oleh Soeharto keesokan harinya setelah menerima Surat
Perintah tersebut adalah membubarkan dan melarang PKI beserta organisasi massanya
yang bernaung dan berlindung ataupun seasas dengannya di seluruh Indonesia, terhitung
sejak tanggal 12 Maret 1966. Pembubaran itu mendapat dukungan dari rakyat, karena
dengan demikian salah satu di antara Tritura telah dilaksanakan.
Isi Tritura :
1. Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya.
2. Perombakan kabinet Dwikora.
3. Turunkan harga pangan.
Selain itu Letjen. Soeharto juga menyerukan kepada pelajar dan mahasiswa untuk kembali
ke sekolah. Tindakan berikutnya berdasarkan Supersemar adalah dikeluarkannya
Keputusan Presiden No. 5 tanggal 18 Maret 1966 tentang penahanan 15 orang menteri
yang diduga terkait dengan pemberontakan G 30 S/PKI ataupun dianggap memperlihatkan
iktikad tidak baik dalam penyelesaian masalah itu.
Demi lancarnya tugas pemerintah, Letjen. Soeharto mengangkat lima orang menteri
koordinator ad interim yang menjadi Presidium Kabinet. Kelima orang tersebut ialah Sultan
Hamengku Buwono IX, Adam Malik. Dr. Roeslan Abdulgani, Dr. K.H. Idham Chalid dan Dr. J.
Leimena.
Beberapa hari kemudian, tepatnya tanggal 22 Maret 1966, Soeharto mulai melakukan
kontrol terhadap pers. Setiap pemberitaan mengenai berita politik dari RRI dan TVRI harus
seizin dari dinas penerangan Angkatan Darat.
34. Disajikan pernyataan kebijakan pada masa orde baru, peserta didik dapat
mengidentifikasi kebijakan politik/ekonomi yang menguatkan peran negara pada masa Orde
Baru
Politik
Pengembalian politik ke politik luar negeri bebas aktif, melaksanakan pemilu dengan prinsip
LUBER (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia), penyederhanaan partai politik melalui sidang
umum MPR tahun 1973.
PPP (Partai Persatuan Pembangunan) : NU, Partai Muslimin Indonesia (Parmusi),
Persatuan Tarbiyah Islamiah (Perti), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII)
PDI (Partai Demokrasi Indonesia : Partai Katholik, Partai Kristen Indonesia (Parkindo),
Partai Murba, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI)
Golkar (Golongan Karya)
Trilogi Pembangunan
1. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis
2. Pertumbuhan Ekonomi yang cukup tinggi
Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan sosial
bagi seluruh rakyat
Ekonomi
memerangi atau mengendalikan hiperinflasi antara lain dengan menyusun APBN (Anggaran
Pendapatan Belanja Negara) berimbang.
Untuk menanggulangi masalah hutang-piutang luar negeri itu, pemerintah Orde Baru
berupaya melakukan diplomasi yang intensif dengan mengirimkan tim negosiasinya ke
Paris, Prancis (Paris Club), untuk merundingkan hutang piutang negara, dan ke London,
Inggris (London Club) untuk merundingkan hutang-piutang swasta.
Sejalan dengan upaya diplomasi ekonomi, pada 10 Januari 1967 pemerintah Orde Baru
memberlakukan UU No.1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) .
Upaya lain adalah menerbitkan UU Penanaman Modal Dalam Negeri (UUPMDN)
No.6/1968. Satu hal dari UUPMDN adalah adanya klausal yang menarik yang menyebutkan
bahwa dalam penanaman modal dalam negeri, perusahaan-perusahaan Indonesia harus
menguasai 51% sahamnya.
Pada 19 Januari 1967, pemerintah membentuk Badan Pertimbangan Penanaman Modal
(BPPM). Berdasarkan Keppres No.286/1968 badan itu berubah menjadi Tim Teknis
Penanaman Modal (TTPM). Pada Tahun 1973, TTPM digantikan oleh Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) hingga saat ini.
35. Disajikan ilustrasi kondisi akhir Orde Baru, peserta didik dapat menginterpretasi pemicu
munculnya gerakan reformasi
Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah dan semakin besarnya
ketidakpuasan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu.
Secara umum latar belakang munculnya reformasi karena penyelewengan dan perlakuan
tidak adil pada era Orde Baru.
Kemunculan gerakan reformasi dilatarbelakangi terjadinya krisis multidimensi yang dihadapi
bangsa Indonesia. Gerakan ini pada awalnya hanya berupa demonstrasi di kampus-kampus
besar. Namun mahasiswa akhirnya harus turun ke jalan karena aspirasi mereka tidak
mendapatkan respon dari pemerintah. Gerakan Reformasi tahun 1998 mempunyai enam
agenda, yaitu:
1) Suksesi kepemimpinan nasional
2) Amendemen UUD 1945
3) Pemberantasan KKN
4) Penghapusan dwifungsi ABRI
5) Penegakan supremasi hukum
6) Pelaksanaan otonomi daerah
36. Disajikan informasi tentang pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia, peserta didik
dapat mengklasifikasikan bentuk otonomi daerah di bidang politik/ekonomi/pendidikan.
Bidang Ekonomi
1. Memungut pajak.
2. Mengatur penentuan jumlah retribusi pajak atas daerahnya.
3. Mengelola kekayaan atau Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD).
4. Penggunaan APBD untuk meringankan beban biaya rumah sakit penduduk miskin di
daerah melalui pemberian subsidi.
5. Penentuan Upah Minimum Regional (UMR).
6. Membantu daerah dalam mengembangkan potensi ekonomi masyarakatnya.
7. Mengeluarkan kebijakan penertipan pedagang kaki lima yang tidak diperbolehkan
berjualan atau yang menggangu aktivitas pejalan kaki.
Bidang Pendidikan
Bidang Sosial
1. Penggunaan APBD untuk pemerataan pembangunan sosial di daerah dan
membiayai santunan untuk lansia.
2. Pengembangan kehidupan sosial di daerah pedesaan sebagai obyek wisata daerah
pedesaan.
3. Memberikan layanan konsultasi atau bantuan untuk mengajukan permohonan ke
pemerintah pusat pada masyarakat umum.
4. Melakukan pengelolaan daerah pesisir pantai sebagai tempat pengadaan festival
bahari atau obyek wisata bagi para wisatawan.
5. Menetapkan kewajiban kepada pekerja instansi tertentu untuk mengenakan seragam
dinas sebagai bentuk memperjelas status sosial seseorang.
6. Pengembangan kota sebagai smart citysebagaimana yang dikembangkan di Kota
Bandung.
7. Menentukan pahlawan daerah berdasarkan pada peran selama hidupnya di wilayah
tersebut.
Bidang Politik
1. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur: Aceh memiliki hak untuk mengadakan
pemilihan langsung untuk jabatan gubernur dan wakil gubernur Aceh sesuai dengan
mekanisme yang ditetapkan oleh otonomi khusus. Ini memberikan wewenang kepada
masyarakat Aceh untuk memilih pemimpin mereka sendiri secara demokratis.
2. Parlemen Daerah: Aceh memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang berfungsi
sebagai badan legislatif di tingkat provinsi. DPRA memiliki wewenang untuk mengesahkan
peraturan daerah (qanun) dalam lingkup kompetensinya sesuai dengan otonomi khusus
Aceh.
4. Pemeliharaan dan Penegakan Hukum: Aceh memiliki hak untuk mengatur dan
menegakkan hukum di tingkat daerah, termasuk dalam hal penegakan syariat Islam.
Namun, hal ini harus sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dan konstitusi Indonesia.
37. Disajikan narasi terkait pelaksanaan Pemilu pada masa Orde Baru dan Reformasi,
Peserta Didik dapat membandingkan pelaksanaan pemilu pada dua masa tersebut.
Orba : diikuti tiga kontestan pemilu, memilih anggota legislatif, tidak ada KPU
Orre : diikuti banyak partai, memilih anggota legislatif dan presiden, ada KPU
● Pada masa orde baru, terdapat fusi atau pengelompokkan partai menjadi tiga
golongan, sehingga Pemilu hanya diikuti tiga partai, yakni Golkar, PPP dan PDI.
Sementara pada masa kini, tepatnya sejak masa reformasi, Pemilu diikuti banyak
partai.
● Pada masa orde baru, Golkar selalu menang secara meyakinkan dan meraih
kedudukan mayoritas mutlak. Sementara pada masa reformasi, partai yang menang
bergantung pada hasil pilihan rakyat.
● Pada masa orde baru, kekuatan politik berada di tangan pemerintah. Sementara
pada masa reformasi, berada di tangan tiap partai politik.
● Pada masa orde baru, presiden dan wakil presiden dipilih oleh majelis
permusyawaratan rakyat (MPR). Sementara pada masa reformasi, dipilih secara
langsung oleh rakyat.
● Pada masa orde baru, Pemilu memilih anggota MPR, Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Sementara pada masa
reformasi, terdapat juga pemilihan untuk suatu lembaga baru, yakni Dewan
Perwakilan Daerah (DPD), yang mewakili kepentingan daerah secara khusus.
● Pada masa orde baru, pemilih memberikan suara kepada partai dan partai yang
memberikan suaranya kepada calon dengan nomor urut teratas. Sementara pada
masa reformasi, pemilih dapat memberikan suaranya secara langsung kepada calon
yang dipilih.
● Pada masa orde baru, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)
mendapatkan jatah kursi di MPR dan DPR tanpa perlu mengikuti Pemilu. Sementara
pada masa reformasi, dwifungsi ABRI dihapuskan sehingga keterlibatan TNI dalam
politik praktis dihapuskan.
● Pada masa orde baru, calon-calon kepala daerah dipilih DPRD dan diajukan kepada
pemerintah untuk kemudian dipilih dan diangkat sebagai kepala daerah. Saat itu,
kepala daerah dominan berasal dari Golkar atau ABRI. Sementara pada masa
reformasi, pemilihan kepala daerah dilakukan secara langsung oleh rakyat sejak Juni
2005.
38. Disajikan narasi tentang kondisi sosial politik pada masa akhir order baru, peserta didik
mampu menyebutkan 5 (lima) agenda reformasi 1998
39. Disajikan narasi tentang perubahan politik dan ketatanegaraan Indonesia, peserta didik
dapat menyimpulkan peran pemuda dan pelajar dalam perubahan politik dan
ketatanegaraan Indonesia
Peran pemuda Indonesia tidak bisa dipungkiri, misalnya terkait Kesadaran Nasional yang
diusung oleh Budi Utomo, Sumpah pemuda pada 1928, Kemerdekaan Republik Indonesia,
penurunan Soekarno dan Soeharto dari jabatan kepresidenan merupakan usaha yang
dilakukan oleh para pemuda Indoensia.
40. Disajikan narasi tentang aksi Gerakan mahasiswa 1998, peserta didik dapat
mengidentifikasi amandemen UUD 1945 sebagai dampak gerakan reformasi
Akibat perubahan UUD 1945, maka lembaga-lembaga negara yang ada di Indonesia
semuanya berubah. Dari yang semula lembaga tertinggi di tangan MPR, setelah perubahan
UUD 1945 lembaga tertinggi di Indonesia sudah tidak ada. “MPR, DPR, Presiden, DPD, MA,
MK, BPK kedudukannya sejajar, tidak ada yang lebih tinggi. Terjadinya amandemen pertama
merupakan dampak dari adanya era keinginan untuk melakukan sebuah perubahan dalam
rangka mewujudkan reformasi.
41. Disajikan informasi tentang konflik Palestina-Israel, peserta didik dapat mengidentifikasi
motivasi Indonesia mengambil peran dalam membantu usaha perdamaian
Bangsa Indonesia harus terlibat dalam upaya untuk mewujudkan perdamaian dunia karena
perdamaian dunia merupakan cita-cita kemerdekaan dan tujuan politik luar negeri Indonesia.
42. Disajikan data, peserta didik mampu menganalisa alasan Indonesia menjadi penggagas
KAA/ASEAN
KAA merupakan salah satu upaya bangsa Indonesia dalam keikutsertaannya untuk
mewujudkan perdamaian dunia. Untuk itu, bangsa dan negara ini sendiri perlu memegang
teguh rasa persatuan dan kesatuan untuk mempertahankan kedaulatan.
43. Disajikan ilustrasi tentang salah satu konflik yang terjadi di dunia Internasional, peserta
didik dapat menyimpulkan peranan bangsa Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia
44. Disajikan informasi tentang perkembangan teknologi, peserta didik dapat menentukan
lembaga yang berperan penting dalam penelitian dan pengembangan teknologi di Indonesia
45. Disajikan informasi tentang program Revolusi Hijau di Indonesia, peserta didik dapat
menjelaskan implementasi Revolusi Hijau di Indonesia
Revolusi hijau mulai dicoba di Indonesia pada zaman orde baru, tepatnya dalam program
pembangunan. Kabinet pada saat itu—Kabinet Ampera—memiliki tuntutan tugas untuk
memperbaiki kehidupan rakyat, terutama dalam hal sandang dan pangan. Dengan tuntutan
tugas sedemikian rupa, maka mulai diusahakanlah langkah-langkah meningkatkan
kesediaan pangan lewat revolusi hijau.
Bahkan, lewat upaya yang dilakukan ini, Indonesia juga pernah berhasil swasembada beras
selama lima tahun (1984-1989). Meskipun, sayangnya, swasembada ini tidaklah permanen.
Dalam buku Petani dan Penguasa (1999) karya Noer Fauzi, terdapat empat usaha pokok
yang dapat dilakukan untuk peningkatan produksi pertanian, yaitu :
● Intensifikasi pertanian, peningkatan kualitas dan kuantitas produksi tani dengan cara
meningkatkan produktivitas kerja.
● Ekstensifikasi pertanian, peningkatan kualitas dan kuantitas produksi tani dengan
cara menambah faktor produksi pertanian
● Diversifikasi pertanian, pemerintah melakukan upaya diversifikasi pertanian dalam
pelaksanaan revolusi hijau untuk peningkatan produksi pertanian dengan cara
penganekaragaman jenis tanaman.
● Rehabilitasi pertanian, peningkatan kualitas dan kuantitas produksi tani dengan cara
memulihkan lahan dan sumber daya pertanian yang sudah kritis
Pada tahun 1984, pemerintah Orde Baru mengeluarkan program Pancausaha Tani yang
terdiri dari lima asas utama, yaitu: