tentang
Disusun oleh:
Nama: Rahma Putri Wahyuni
Kelas: X IPS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Sejarah dengan judul “Kehidupan Awal Masyarakat
Indonesia” ini tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan kita yakni,Nabi
Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari kehidupan yang tidak berilmu pengetahuan,
kepada zaman yang serba canggih dan dengan mudah kita memperoleh ilmu pengetahuan dari
manapun.
Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna.Oleh karena itu,
saya menerima berbagai kritik dan saran yang sifatnya membangun, untuk perbaikan dimasa
yang akan datang. Semoga makalah ini bisa sangat sesuai dengan penilaian yang bapak
harapkan dan bermanfaat bagi yang membacanya, mendapatkan Ridha dari Allah SWT Aamin.
Penulis
PEMBAHASAN
A. Corak Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia
Kehidupan awal Masyarakat Indonesia disebut sebagai masa Pra-Aksara. Pada awalnya
corak hidup manusia zaman praaksara dengan cara nomaden (berpindah-pindah). Kemudian mereka
mengalami perubahan dari nomaden ke semi nomaden. Akhirnya mereka hidup secara menetap di
suatu tempat dengan tempat tinggal yang pasti. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya masyarakat
praaksara menggunakan beberapa jenis peralatan mulai dari yang terbuat dari batu hingga logam.
Oleh karena itu, kehidupan masyarakat praaksara telah menghasilkan alat untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Berdasarkan perkembangan kehidupannya atau corak hidupnya,
masyarakat praaksara terbagi menjadi tiga masa yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan,
masa bercocok tanam, dan masa perundagian.
3. Masa Perundingan
Kata perundagian diambil dari kata undagi, yang artinya seseorang yang memiliki
keterampilan jenis usaha tertentu, seperti pembuatan gerabah, perhiasan, kayu, batu, dan logam.
Masa perundagian merupakan periode akhir prasejarah atau yang lazim disebut Zaman Logam.
a. Kehidupan ekonomi
Masyarakat masa perundagian tidak hanya bercocok tanam dengan berladang, tetapi
juga mengolah sawah. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa mereka mampu mengatur
kehidupan ekonominya dan berpikir bagaimana memenuhi kebutuhan di musim yang
akan datang. Hasil panen pertanian biasanya disimpan untuk masa kering dan
diperdagangkan. Mereka juga melakukan perdagangan dengan jangkauan lebih luas,
bahkan antar pulau.
b. Kehidupan social
Kehidupan sosial manusia pada masa perundagian sudah semakin teratur. Pemimpin
masyarakat biasanya dipilih melalui musyawarah dengan mempertimbangkan
kemampuannya dalam berinteraksi dengan roh nenek moyang. Selain itu,
masyarakatnya mulai terbagi ke dalam kelompok sesuai keahlian mereka, misalnya
kelompok petani, undagi, pedangan, dan sebagainya.
c. Kehidupan budaya
Pada masa perundagian seni ukir mengalami perkembangan yang pesat. Ukiran
diterapkan pada benda-benda nekara perunggu. Seni hias pada benda-benda perunggu
sudah membentuk pola-pola geometris sebagai pola hias utama. Hal ini terlihat dari
temuan di Watuweti yang menggambarkan kapak perunggu, perahu dan melukis unsur-
unsur dalam kehidupan yang dianggap penting.
Pahatan-pahatan yang ada di perunggu dan batu menggambarkan orang atau hewan
yang menghasilkan bentuk bergaya dinamis dan memperlihatkan gerak. Teknologi
pembuatan benda-benda logam (khusus perunggu) kemudian mengalami perkembangan
yang sangat pesat, di samping membuat perkakas untuk keperluan sehari-hari seperti
kapak, corong, dan lain-lain.
B. Hasil Kebudayaan
1. Kapak Perimbas
Kapak perimbas adalah sejenis kapan yang digenggam dan berbentuk masif. Kapak ini
tidak memiliki tangkai dan digunakan dengan cara menggenggam. Selain itu, alat ini
berbahan dasar batu yang dibentuk semacam kapak. Teknik pembuatannya pun masih
terlihat sangat kasar. Kapak ini juga tidak mengalami perubahan dalam waktu yang
cukup panjang, bagian tajam pada kampak ini hanya terlihat pada satu sisi saja. Kapak
ini ditemukan di Lahat (Sumatra Selatan), Kamuda (Lampung), Bali, Flores, Timor,
Punung (Pacitan), Jampang Kulon (Sukabumi), Parigi, dan Tambangsawah (Bengkulu).
2. Kapak Penetak
Kapak penetak dibuat dari bahan dasar fosil kayu. Nah, kapak penetak memiliki bentuk
yang hampir sama seperti dengan kapak perimbas.Hanya saja bagian tajamnya terlihat
lebih berliku. Selain itu, kapak penetak memiliki bentuk yang jauh lebih besar
dibandingkan kapak perimbas.Kapak penetak juga dibuat dengan cara yang masih
kasar. O iya, kapak ini berfungsi untuk membelah kayu, pohon, bambu, dan ditemukan
di semua wilayah di Indonesia. "Kapak penetak memiliki bentuk yang jauh lebih
besar dibandingkan kapak perimbas."
3. Pahat Genggam
Pahat genggam terbuat dari kalsedon dan fosil kayu. Selain itu, pahat genggam juga
berukuran sedang dan juga terbilang cukup kecil Para sejarawan menyimpulkan, bahwa
pahat genggam berfungsi untuk menggeburkan tanah. Selain itu, alat ini juga berfungsi
untuk mencari umbi-umbian yang dapat dimakan oleh masyarakat zaman dahulu.
4. Alat Serpih
Alat serpih merupakan batu pecahan sisa pembuatan kapak genggam yang dibentuk
menjadi alat tajam. Alat ini memiliki fungsi sebagai serut, penusuk, dan pisau.Tempat
ditemukannya alat serpih di Punung (Pacitan), Sangiran, Ngandong (lembah Sungai
Bengawan Solo), Gombong, Lahat, Cabbenge, dan Mengeruda (Flores Barat)."Alat
serpih merupakan batu pecahan sisa pembuatan kapak genggam."
Indonesia adalah suatu negara bagian dari Kawasan Asia Tenggara. Sejarah masyarakat
Indonesia tidak lepas dari sejarah perkembangan masyarakat di Asia Tenggara.Bangsa-bangsa di
wilayah Asia Tenggara terdiri dari empat kelompok besar. Empat kelompok tersebut, yaitu
kelompok Sino Tibet, Austro Asia, Austronesia, dan Papua. Asal usul persebaran nenek moyang
bangsa Indonesia berasal dari bangsa Yunan.Bangsa ini merupakan suatu bangsa yang melahirkan
ras Austro Asia dan Austronesia. Bangsa Austro Asia membentuk bangsa-bangsa di daratan Asia
Tenggara, seperti bangsa Myanmar dan Kamboja.
Sementara itu, bangsa Austronesia (Melayu Polinesia) menjadi bangsa pokok di Negara
Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Penduduk asli masyarakat Indonesia adalah
ras berkulit gelap dan bertubuh kecil. Pada mulanya, masyarakat Indonesia tinggal di Asia bagian
Tenggara. Ketika zaman es mencair dan air laut naik hingga berbentuk laut Cina selatan dan laut
Jawa, mengakibatkan terpisahnya pegunungan vulkanik kepulauan Indonesia dari daratan utama.
Beberapa penduduk asli Indonesia tersisa dan menetap di daerah-daerah pedalaman, sedangkan
daerah pantai dihuni oleh penduduk pendatang. Penduduk asli disebut sebagai suku bangsa Vedda.
Sedangkan, ras yang masuk dalam kelompok ini adalah suku bangsa Hieng di Kamboja, Miaotse,
Yao-Jen di Cina, dan Senoi di Semenanjung Malaya.
Beberapa suku bangsa, seperti Lubu, Kubu, Talang Mamak yang mendiami Sumatra
dan Toala di Sulawesi merupakan penduduk tertua di kepulauan Indonesia.Suku-suku tersebut
mempunyai hubungan erat dengan nenek moyang Melanesia masa kini dan orang Vedda yang saat
ini masih ada di Afrika, Asia Selatan, dan Oceania.Vedda adalah manusia pertama yang datang ke
pulau-pulau yang sudah berpenghuni. Masyarakat vedda membawa budaya perkakas batu. Ras
Vedda dan Melanesia hidup dalam budaya mesolitik.