Anda di halaman 1dari 11

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

KELOMPOK 5 / 7D

GURU PENGAJAR
Gondaliva Roswinda, S.Pd

ANGGOTA KELOMPOK
Silvana Reysa Chalista Zendrato (31)
Kezia Serafim Steviany (18)
Frumensius Orlando Evan Mujiono (12)
Audreey Valencia Florance Sihombing (04)
Kornelius Justine (19)
Risdo Andhika Carlos Simanjuntak (28)

SMP STRADA BHAKTI WIYATA


Jl. Bintara No.38, RT.002/RW.008, Kranji,
Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat
PERIODISASI BERDASARKAN
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN

1. Deskripsikan perkembangan kehidupan masyarakat dari aspek


ekonomi, sosial, dan budaya pada masa :
 Berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana
 Berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut
 Masa bercocok tanam
 Masa perundagian

2. Tuliskan nilai-nilai pada masa praaksara!

Masa Praaksara adalah suatu masa dimana manusia belum


mengenal apa itu tulisan, belum mengenal apa itu kebudayaan
modern, dan belum mengenal adanya teknologi. Masa ini sering juga
disebut sebagai masa primitif atau masa kehidupan lampau manusia.
Masa praaksara dibagi menjadi 4 perkembangan yaitu :

1. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana.


(Masa ini disebut juga dengan zaman Paleolithikum.)
Penjelasan :

Aspek ekonomi → Kebutuhan ekonomi manusia saat itu masih


bergantung pada alam. Kebutuhan makanan dipenuhi dengan cara
berburu hewan,
mengumpulkan umbi –
umbi an, buah – buah an,
serta dedaunan yang ada di
sekitar lingkungan. Jika
sumber makanan di sekitar
sudah habis. Mereka akan
berpindah tempat.
← Ketika berburu hewan.
Aspek Sosial → Manusia di masa ini hidupnya masih berpindah -
pindah atau yang disebut nomaden. Mereka mencari tempat tinggal
baru yang terdapat hewan buruan, bahan makanan, dan juga air.
Tempat yang dipilih biasanya padang – padang rumput yang di selingi
semak belukar karena sering dilalui binatang buruan. Terkadang
mereka juga memilih tinggal di tepi pantai untuk mencari makanan laut
seperti kerang.

Hidup secara berkelompok


yang tersusun dari keluarga
kecil; kelompok laki – laki
melakukan perburuan
sedangkan perempuan
mengumpulkan makanan
dari tumbuhan →

Aspek Budaya → Mereka sudah mampu menciptakan kreasi alat


sederhana dari batu, tulang, maupun kayu. Alat yang terbuat dari
batu tersebut juga masih kasar atau belum diasah. Seperti ;
1. Alat batu inti :
a. Kapak perimbas atau kapak genggam
b. Kapak penetak
c. Pahat genggam
2. Alat serpih yang digunakan sebagai pisau, peraut, gurdi, mata
panah, dan menggali umbi – umbi an.
3. Alat yang terbuat dari tulang dan kayu.
2. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut.
(Masa ini disebut juga dengan zaman Mesolithikum.)
Penjelasan :

Aspek Ekonomi → Manusia pada saat itu sudah mengenal


bercocok tanam dengan sistem berladang. Yaitu, menebang
hutan, membersihkan, dan menanaminya kembali. Jika ladang nya
kurang subur, maka mereka akan pindah ke tempat lain serta akan
mengembangbiakkan binatang.

Aspek Sosial → Manusia di masa ini mulai hidup menetap


mereka memilih tinggal di dalam gua, dan gua yang di pilih letak
nya cukup tinggi tepat nya di lereng bukit dekat mata air.
Aspek Budaya → Manusia pada saat itu, mulai melukiskan suatu
goresan di dinding gua yang menggambarkan pengalaman,
perjuangan, dan harapan hidup. Mereka jugaa memberi warna
merah, hitam, atau pun putih.
3. Masa bercocok tanam.
(Masa ini disebut juga dengan zaman Neolithikum.)
Penjelasan :

Aspek Ekonomi → Pada masa itu, manusia sudah tidak bergantung


lagi pada alam, manusia sudah mampu mengolah alam untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri.
 Perubahan tata kehidupan untuk memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat terjadi secara perlahan. Begitu juga dengan tempat
tinggal, dari yang masih sangat sederhana berbentuk bulat
dengan atap dan dinding dari rumbai, hingga perlahan-perlahan
berubah sedikit demi sedikit kepada bentuk yang lebih maju
dengan daya tampung lebih banyak.
 Mereka melakukan perdagangan bersifat barter atau
penukaran barang.

Aspek Sosial → Manusia pada saat itu sudah hidup menetap di


suatu tempat secara berkelompok dan membentuk masyarakat
perkampungan (suatu suku pedalaman). Biasanya kedudukan
sebagai kepala kampung dijabat oleh orang yang paling tua dan
berwibawa. Kepala kampung merupakan tokoh yang disegani,
dihormati, dan ditaati oleh penduduk kampung yang dipimpinnya.
Aspek Budaya → Manusia semakin pandai dalam membuat
berbagai alat-alat atau perkakas rumah tangga maupun perkakas
pekerjaan.
Contoh nya :

4. Masa Perundagian (Zaman Logam).


Masa perundagian ini terbagi menjadi tiga zaman, yaitu
zaman perunggu, zaman besi, dan zaman logam.
Penjelasan :

Aspek Ekonomi → Masyarakat masa perundagian tidak hanya


bercocok tanam dengan berladang, tetapi juga mengolah sawah.
Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa mereka mampu mengatur
kehidupan ekonominya dan berpikir bagaimana memenuhi
kebutuhan di musim yang akan datang.
 Hasil panen pertanian biasanya disimpan untuk masa kering
dan diperdagangkan. Mereka juga melakukan perdagangan
dengan jangkauan lebih luas, bahkan antar pulau, sehingga
perahu bercadik memainkan peran penting pada periode ini.
 Perdagangan dilakukan dengan cara bertukar barang, terutama
benda yang memiliki nilai magis seperti nekara, serta
perhiasan.
Aspek Sosial → Mereka umumnya tinggal di daerah pegunungan,
dataran rendah, dan tepi pantai. Kemajuan yang dicapai dalam
berbagai aspek kehidupan mengakibatkan meningkatnya jumlah
penduduk dan timbullah desa-desa besar yang merupakan gabungan
dari kampung-kampung kecil. Pemimpin masyarakat biasanya dipilih
melalui musyawarah dengan mempertimbangkan kemampuannya
dalam berinteraksi dengan roh nenek moyang.
 Selain itu, masyarakatnya mulai terbagi ke dalam kelompok
sesuai keahlian mereka, misalnya kelompok petani, undagi,
pedangan, dan sebagainya.

Aspek Budaya → Masyarakat perundagian menggunakan


peralatan yang terbuat dari logam. Teknologi pembuatan benda-
benda dari logam pun mengalami perkembangan pesat.

Peninggalan zaman perunggu yang telah ditemukan antara lain:


 Kapak Corong (Disebut juga kapak perunggu, termasuk
golongan alat perkakas) ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa-
Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, dan Papua.
 Nekara perunggu (Moko), sejenis dandang yang digunakan
sebagai maskawin. Ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali,
Sumbawa, Roti, Selayar, dan Leti.
 Bejana perunggu, ditemukan di Madura dan Sumatera.
 Arca perunggu, ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang
(Jawa Timur) dan Bogor (Jawa Barat)
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:
 Mata kapak bertungkai kayu
 Mata pisau
 Mata sabit
 Mata pedang
 Cangkul

Manusia pra-aksara mengolah logam dengan cara yang sederhana.


Ada 2 teknik yang digunakan untuk mengolah logam, yakni teknik
Bivalve dan teknik A Cire Perdue. Berikut ini adalah penjelasannya:

 Teknik Bivalve
Bivalve adalah teknik cetak dengan memakai cetakan yang terbuat
dari batu. Teknik ini menggunakan dua cetakan yang dirapatkan,
dengan lubang di atasnya.
Lubang tersebut digunakan untuk memasukkan cairan logam panas
yang nantinya akan dicetak dalam bentuk tertentu. Cetakannya
dapat digunakan berulang kali.
 Teknik A Cire Perdue
A Cire Perdue adalah teknik cetak dengan menggunakan cetakan
lilin yang dibungkus dengan tanah liat. Lilin yang sudah dilapisi tanah
liat tersebut dibakar hingga lilin meleleh.
Ketika lilin sudah mencair, lilin akan dikeluarkan dari lubang tanah
liat. Ruang yang sebelumnya terisi oleh lilin akan diisi dengan
perunggu cair.
Nilai dan tradisi kehidupan manusia pada masa praaksara yang
masih terlihat dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman
ini adalah :

a. Nilai Religius
Pada masa praaksara, masyarakat Indonesia mempercayai bahwa
hal-hal yang terjadi dalam kehidupan berkaitan dengan kekuatan
ghaib (roh halus dan makhluk ghaib). Kekuatan ghaib ini pula yang
menciptakan fenomena alam seperti petir, hujan badai, gerhana
matahari dan gunung meletus. Agar terhindar dari malapetaka dan
hal-hal buruk, masyarakat kemudian menyembah dan memuja roh
halus dan para makhluk ghaib. Kepercayaan terhadap roh halus atau
makhluk ghaib seperti ini disebut animisme.
Selain percaya pada roh halus, masyarakat praaksara juga percaya
bahwa beberapa benda seperti kapak, pohon, dan mata tombak
memiliki kekuatan ghaib sehingga harus dikeramatkan. Kepercayaan
bahwa benda-benda memiliki kekuatan ghaib disebut dengan
dinamisme.
b. Nilai Gotong Royong
Manusia praaksara telah mengenal sistem gotong royong dalam
menjalankan kehidupan. Sistem ini berkembang sejak masa berburu
dan mengumpulkan makanan (food gathering). Pada masa praaksara
gotong royong dilakukan untuk memenuhi kebutuhan makan dan
saling melindungi dari serangan binatang buas.

c. Nilai Keadilan
Nilai keadilan yang dianut pada masa praakasara adanya
pembagian tugas sesuai dengan kemampuan dan keahliannya.
Pembagian nilai keadiaan antara kaum laki-laki berbeda dengan
kaum perempuan. Hal ini mencerminkan sikap yang adil karena
setiap orang akan memperoleh hak dan kewajiban sesuai dengan
kemampuannya.

d. Nilai Musyawarah
Dalam hidup berkelompok, masyarakat praaksara juga telah
menerapkan nilai musyawarah, yaitu menyelesaikan masalah melalui
musyawarah. Hal tersebut tercermin dari kegiatan pemilihan
pemimpin atau sesepuh. Setiap suku-suku selalu memiliki satu orang
pemimpin di dalamnya.

e. Tradisi Bahari (pelayaran)


Masyarakat praaksara telah mengenal ilmu astronomi yaitu ilmu
yang mempelajari benda-benda langit. Dengan mengetahui posisi
bintang, mereka bisa menentukan arah. Hal ini sangat penting dalam
menentukan posisi pulau dan juga pelayaran. Saat berlayar mereka
akan mengikuti posisi bintang sebagai arah berlayar.
Dalam berlayar, masyarakat praaksara umumnya menggunakan
perahu cadik yang memiliki bambu atau kayu di kanan-kirinya untuk
mencegah perahu oleng. Perahu bercadik ini kemudian menjadi alat
transportasi utama di sungai dan laut serta menjadi angkutan
penting dalam penyebaran budaya dari satu pulau ke pulau lainnya.
f. Tradisi Bercocok Tanam
Tradisi bercocok tanam berkaitan dengan mata pencaharian atau
pekerjaan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidup. Para ahli
menemukan banyak alat-alat pertanian dari masa praaksara seperti
beliung persegi (alat untuk mencangkul). Hal tersebut membuktikan
bahwa masyarakat saat itu sudah memiliki kebiasaan untuk bertani.

Demikian hasil diskusi dan penjelasan dari kelompok 5

TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai