Anda di halaman 1dari 9

MASA BERCOCOK TANAM & BETERNAK

NEOLITIK DAN MEGALITIK

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7

ST.ANGGIA MURNI ZAKIR

NUR MUTMAINNAH SALSA

JELITA PUTRI PRATAMA

DEWI SAPUTRI

RYSMA DEWI SAFITRI

SMA NEGERI 3 GOWA

2022
MASA BERCOCOK TANAM

A. Masa Bercocok Tanam

Penjelasan Masa Bercocok Tanam dan Beternak Secara Detail – Kehidupan manusia

purba yang terus berkembang, ikut merubah pola hidup mereka. Pada masa ini manusia sudah

tidak lagi mengembara pergi dari suatu tempat ke tempat yang lain (nomaden) untuk mencari

makan. Kini mereka sudah menetap di suatu daerah dan mereka pula telah memiliki

kemampuan untuk memproduksi makanan sendiri. Oleh sebab itu, pola kehidupan mereka

berubah dari food gathering menjadi food producing dengan bercocok tanam dan berternak.

Pada masa ini manusia purba sudah menanam jenis tanaman – tanaman yang

menghasilkan bahan makanan dengan cara berladang. Mereka membuka ladang dengan

menebang atau membakar pohon dan semak belukar di hutan, sehingga terciptalah ladang –

ladang yang siap untuk ditanami. Pada awalnya mereka bercocok tanam jenis umbi – umbian

dan keladi, setelah itu mereka mulai menemukan dan mengembangkan jenis tanaman baru,

seperti padi – padian, dan juga buah – buahan seperti pisang, sukun, dan lain – lain.

Selain bercocok tanam dengan berladang, mereka juga telah mengenal sistem pertanian.

Manusia pada masa ini sudah bisa membuat pematang – pematang yang dilengkapi dengan

aliran – aliran air, seperti di daerah dekat pegunungan. Ini adalah sistem irigasi pertama yang

dikenal oleh manusia. Sawah – sawah mereka ditanami dengan tumbuhan berjenis

rerumputan seperti padi, dan jemawut sebagai tanaman pokok. Tanaman sayur mayur pula

sudah mulai dikembangkan dan ditanam oleh manusia purba.

Manusia purba pada masi ini pula sudah memiliki kemampuan untuk menjinakan

beberapa binatang, seperti sapi, kerbau, kambing, ungags, dan binatang lainnya. Setelah itu,

mereka mengembangbiakan binatang – binatang tersebut dengan diternak, sehingga kini

mereka tidak perlu lagi berburu hewan untuk mendapatkan makanan.


Perubahan pola hidup mereka dari mengumpulkan makanan (food gathering) ke

memproduksi makanan (food producing) ikut pula merubah kehidupan mereka dalam

beberapa aspek, di antaranya adalah:

1. Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial manusia purba pada masa ini mengalami peningkatan yang pesat.

Mereka sudah tidak lagi berpndah – pindah tempat, tetapi menetap di suatu tempat. Mereka

juga telah mengenal sistem gotong royong dalam membuka lahan, maupun membangun

rumah untuk tempat tinggal.

Pola hidup menetap ini menciptakan jalinan sosial masyarakat yang kuat dan terorganisir.

Mereka memiliki seorang pemimpin yang disebut dengan kepala suku yang dipercaya dan

dipatuhi oleh seluruh anggota kelompoknya. Kepala suku inilah yang mengatur dan menjaga

anggota – anggotanya sehingga bisa hidup dengan tentram dan damai.

2. Kehidupan Ekonomi

Pada masa food producing, kebutuhan masyarakat purba semakin meningkat, sehingga

mereka tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Hal ini mendorong mereka

untuk menjalin hubungan dengan kelompok – kelompok di luar kelompok mereka.

Akibatnya, timbulah sistem jual beli untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi pada masa itu

mereka belum menggunakan uang sebagai alat tukar, tetapi mereka menggunakan sistem

barter, yaitu sistem jual beli dengan cara menukar suatu barang dengan barang lain yang

dibutuhkan.

B. Sistem Kepercayaan

Pada masa bercocok tanam dan berternak, manusia purba sudah memiliki kepercayaan.

Mereka memuja roh – roh nenek moyang dan kekuatan – kekutan yang dianggap sebagai

penopang kehidupan mereka. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya peninggalan –

peninggalan yang berupa tugu – tugu batu pemujaan pada zaman megalitihikum.
C. Kehidupan Budaya Manusia Purba

Perkembangan budaya pada masa ini berkembang dengan sangat pesat. Mereka telah

mengembangkan kebudayaan yang lebih baik daripada zaman – zaman sebelumnya. Pada

masa ini mereka telah membuat alat –alat yang beraneka ragam, dan tidak hanya terbuat dari

batu saja tetapi juga dari tanah liat, tulang maupun logam. Beberapa contoh peninggalan pada

masa mengumpulkan makanan dan berternak adalah:

a. Beliung Persegi

Benda ini berbentuk seperti cangkul, tapi ukuran dan lebarnya tidak sama seperti

cangkul yang dapat kita lihat saat ini. Alat ini digunakan untuk mengolah kayu

menjadi perahu dan bahan baku dalam pembuatan rumah.

b. Kapak lonjong

Benda ini memiliki bentuk menyerupai telur dengan penampang yang melintang,

lonjong dan ujungnya yang lancip serta tajam. Kapak lonjong dibuat dari batu kali

dengan cara diupam hingga halus.

c. Mata Panah

Benda ini adalah salah satu perlengkapan untuk berburu hewan maupun menangkap

ikan. Mata panah terbuat dari tulang – tulang hewan yang dibentuk sedemikian rupa

dan memiliki gerigi pada permukaannya.

d. Gerabah

Benda ini terbuat dari tanah liat yang dibakar. Gerabah digunakan untuk menyimpan

benda – benda yang berharga.

e. Perhiasan

Pada masa ini manusia sudah mengenal perhiasan, seperti gelang dan kalung.

Perhaisan ini biasanya dibuat dari kerang maupun tanah liat yang dibakar.

D. Sistem Kepercayaan Pada Masa Bercocok Tanam


Adapun sistem kepercayaan yang dianut pada masa bercocok tanam adalah sebagai berikut.

1. Bidang kepercayaan

Kepercayaan masyarakat pada masa ini bisa diwujudkan dengan berbagai kegiatan

upacara tradisi dan juga upacara penguburan mayat serta dibekali dengan adanya benda-

benda yang mereka miliki ikut masuk ke dalam kekuburanya. Ada seorang kepala suku yang

memiliki kekuasaan serta bentuk tanggung jawab secara penuh terhadap beberapa kelompok-

kelompok suku.

2. Bidang Sosial

Jumlah dari anggota kelompok semakin lama dan semakin banyak sehingga membuat

kelompok di dalam satu kampung tersebut. Manusia telah bisa memperoleh dan kembali

menguasai alam di lingkungan. Hidup yang telah menetap merupakan bentuk awalnya

perkembangan dan kehidupan manusia.

3. Bidang Ekonomi

Sistem perekonomian pada masa ini tumbuh dengan kegiatan tukar menukar yang dengan

berjalannya waktu semakin berkembang pesat.

4. Bidang Budaya

Peninggalan dalam bidang budaya seperti peninggalan kerajinan yang terbat dari batu,

tanah liat dan tulang. Seperti baliung, gerabah dan lain sebagainya.

5. Bidang Teknologi

Pada masa ini, manusia memiliki waktu luang karena jarak panen dengan jarak tanam

cukup jauh, maka dari itu mereka memanfaatkan waktu dengan menciptakan teknologi baru

dengan menggunakan teknik seperti teknik tangan, teknik pukulan, teknik goresan, dan roda

berputar serta teknik tatap batu.


ZAMAN NEOLITIKUM

A. Pengertian Zaman Neolitikum


Zaman neolitikum merupakan salah satu zaman pada masa prasejarah yang juga dikenal
sebagai zaman batu muda. Pada zaman ini kehidupan manusia sudah mulai maju dengan
adanya campur tangan dari Homo sapiens, peralatan yang digunakan umumnya terbuat dari
batu, dan hidup nomaden perlahan ditinggalkan.

B. Ciri-Ciri Zaman Neolitikum

Kehidupan manusia pada zaman neolitikum perlahan-lahan mulai membaik dan meningkat.
Hal dapat diketahui melalui beberapa ciri-ciri dari zaman neolitikum terkait pola kehidupan
manusia purba dan juga peralatan yang digunakan pada zaman tersebut.
Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut.
1. Pola Kehidupan
Pada zaman ini, wilayah Indonesia sudah mengalami pembauran dengan beberapa ras
migran. Salah satunya adalah ras Malayan Mongoloid yang dikenal sebagai Melayu
Austronesia dan berasal dari Yunan, China Selatan. Ras ini datang dengan membawa
pengetahuan berupa ilmu bercocok tanam di ladang. Sementara itu kehidupan manusia purba
yang tidak lagi nomaden juga menjadi pemicu untuk melakukan kegiatan bercocok tanam.
Meskipun begitu, cara bercocok tanam yang diterapkan sangatlah sederhana. Kegiatan
berburu pun masih biasa dilakukan. Pada masa ini manusia sudah mampu menghasilkan
makanan sendiri yang disebut food producing.
2. Peralatan yang Digunakan
Sesuai dengan namanya, pada masa ini jenis peralatan yang digunakan terbuat dari batu.
Kemampuan manusia sudah cukup mumpuni untuk menghasilkan peralatan yang memiliki
nilai seni yang tinggi, salah satunya dengan mengasah permukaan alat sampai benar-benar
halus. Beberapa jenis peralatan yang ditemukan pada zaman neolitikum yaitu kapak lonjong
dan kapang persegi serta mata panah dan mata tombak untuk keperluan berburu. Terkhusus
kapak lonjong umumnya ditemukan di Indonesia bagian timur terhitung dari Pulau Sulawesi
hingga Papua, sedangkan kapak persegi kebanyakan berada di Indonesia bagian barat.

C. Kebudayaan Zaman Neolitikum

Ada banyak sekali warisan kebudayaan yang berasal dari zaman neolitikum. Hal ini
dapat diketahui melalui benda-benda peninggalan manusia pada zaman tersebut.
1. Bercocok Tanam di Ladang
Kedatangan bangsa Melayu Austronesia mengajarkan ilmu baru. Mereka membawa
dengan membawa ilmu bercocok tanam di ladang ke nusantara. Pada saat itu, mereka
bercocok tanam beberapa jenis tanaman. Layaknya keladi, labu air, sukun, ubi rambat, padi
gaga, pisang, dan kelapa.
Pada saat itu, mereka juga sudah mengenal cara bertani dan berternak. Kehidupan dengan
solidaritas tinggi untuk mengatur kehidupan juga sudah dipraktekkan. Misalnya dalam
menebang hutan, menabur atau menanam benih, membakar semak, mendirikan rumah,
memetik hasil ladang, serta menyelenggarakan upacara.
2. Ada pemimpin
Demi menjalani kehidupan yang teratur, pada kebudayaan neolitikum telah mengenal
pimpinan. Mereka mengangkat seseorang untuk mengatur kehidupan bersama. Pemimpin
(primus interpares atau disebut pula yang utama dari sesamanya), itu semacam Ketua
Suku/Ratu/Datuk.
3. Berhasil membuat aneka kerajinan
Berbagai kerajinan juga telah berhasil dibuat pada masa kebudayaan neolitikum.
Misalnya saja Gerabah, Anyam-anyaman, Pakaian dan Teknik Membuat Perahu.

ZAMAN MEGALITIKUM
A. Pengertian Zaman Megalitikum
Megalitikum berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yang berarti batu.
Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar,karena pada zaman ini manusia
sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan yang terbuat dan batu-batu besar.
Kebudayaan ini berkembang dari zaman Neolitikum sampai zaman Perunggu. Pada zaman ini
manusia sudah mengenal kepercayaan. Walaupun kepercayaan mereka masih dalam tingkat
awal, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang, Kepercayaan ini muncul karena
pengetahuan manusia sudah mulai meningkat.

B. Ciri-ciri Zaman Megalitikum


 Terdapat di fosil-fosil yang ditemukan, mengungkapkan bahwa manusia purba pada
saat itu telah mengenal pembagian kerja,
 Mempunyai pemimpin (kepala suku), dan juga sudah mengenal serta memanfaatkan
logam sebagai peralatan sehari-hari.
 Telah menerapkan sistem bercocok tanam.
 Sudah mempunyai norma-norma dan sistem hukum rimba (primus interprecis) yakni
memilih pemimpin yang terkuat.

C. Cara Hidup Manusia di Era Megalitikum


Manusia di masa megalitikum ini telah banyak melakukan aktivitas di kehidupannya atau
boleh dibilang sudah mempunyai banyak aktivitas. Contohnya seperti bercocok tanam dan
mengumpulkan makanannya sendiri. Kehidupan manusia di masa Megalitikum mempunyai
ciri-ciri utama, yakni mereka sudah dapat membuat hasil kebudayaan dari bahan batu batu
yang berukuran besar. Sedangkan,kalau pada kehidupan pada zaman Megalitikum di
Indonesia mereka meninggalkan beberapa bukti dari keberadaannya. Bukti yang ada meliputi
19 situs Megalitikum yang ada di Sumatera Utara. Dimana situs ini memiliki bentuk
sekumpulan patung yang dibuat dengan cara pahat. Lalu bukti lainnya adalah seperti kegiatan
dalam pembuatan batu besar yang tujuannya adalah untuk memperingati kematian orang
penting di Nias.Kemudian untuk bukti ke 3 yakni, kegiatan kubur batu yang dilangsungkan di
Sumba Nusa Tenggara Timur (NTT), dan dimana kegiatan ini masih di ritualkan di beberapa
perkampungan disana.

SUMBER REFERENSI

https://genemil.com/zaman-megalitikum/
https://www.gurupendidikan.co.id/zaman-megalitikum/
https://www.jurnalponsel.com/zaman-neolitikum/

Anda mungkin juga menyukai