Anda di halaman 1dari 3

Nama Guru : Nurul Fahma Hidayah, S.

Pd

Kelas : X.PK, X.FR, X.AN, X.T

Tugas : Rangkumlah dalam buku catatan Anda!

Corak Kehidupan Masyarakat Pra-aksara

Empat corak kehidupan masyarakat praaksara meliputi masa berburu dan meramu (food
gathering), masa bercocok tanam (food producing), masa pertanian, dan masa perundagian. Masing-
masing masa dalam corak kehidupan masyarakat praaksara tersebut memiliki beberapa ciri khasnya
masing-masing.

a) Masa Berburu dan Meramu (Food Gathering)

Corak kehidupan masyarakat praaksara diawali dengan masa berburu dan meramu (food
gathering). Manusia kala itu bertahan hidup dengan mengandalkan ketersediaan makanan dari
alam seutuhnya. Oleh karena itu, mereka hidup berpindah pindah (nomaden).
Pola kehidupan nomaden manusia purba dilakukan karena alasan berkurangnya binatang
buruan dan umbi-umbian di daerah yang ditinggali, musim kemarau membuat binatang
buruan berpindah tempat, serta karena mereka ingin menemukan daerah yang bisa mencukupi
kebutuhan hidupnya kembali.
Manusia pada masa berburu dan meramu hidup mengembara dengan menjadikan goa sebagai
hunian keluarganya. Sebagian lain ada pula yang tinggal di daerah pantai.
Hal ini didasari oleh penemuan beberapa artefak seperti kapak genggam, kapak perimbas,
kapak penetak, pahat genggam, alat serpih, dan alat-alat dari tulang lainnya pada daerah-
daerah tersebut. Kendati demikian alat-alat tersebut terbilang masih sangat sederhana dan
kasar.
b) Masa Bercocok Tanam (Food Producing)

Seiring pertumbuhan jumlah manusia dalam kelompoknya, masa berburu dan meramu
kemudian mulai ditinggalkan karena dirasa kurang efekif. Mereka mulai hidup menetap dan
menanam tanaman untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri. Bila tanah yang ditanami
sudah tidak subur lagi, barulah mereka berpindah untuk mencari lahan baru untuk ditanami.
Adanya aturan, sikap gotong royong, kebersamaan, dan pemimpin diperkirakan mulai ada dan
semakin membuat kehidupan mereka lebih tertata.
Pada masa bercocok tanam, manusia purba sudah mengenal beberapa alat dengan teknologi
sederhana seperti mata panah, gerabah, beliung persegi, kapak lonjong, perhiasan, serta
bangunan megalitikum keagamaan seperti menhir, dolmen, punden berundak, sarkofagus,
kubur batu, waruga, arca.

c) Masa Pertanian

Corak kehidupan masyarakat praaksara mulai berubah kembali setelah ditemukannya


tanaman padi. Setelah penemuan tersebut, sistem pertanian semakin tertata dan berkembang.
Mereka pun mulai memelihara binatang ternak untuk memenuhi kebutuhannya akan daging.
Pada masa pertanian, manusia purba mulai mengenal beragam ilmu pengetahuan. Sistem
sosial kemasyarakatan juga berkembang dengan baik dengan didirikannya hunian bagi rumah
mereka sendiri. Bahasa mulai dikenal dan digunakan sebagai alat komunikasi. Selain itu,
mereka juga mengenal adanya kepercayaan dan ilmu perbintangan.
Hasil budaya masyarakat praaksara pada masa pertanian sudah cukup halus dan modern
dengan ditemukannya berbagai perkakas seperti kapak persegi, kapak lonjong, nekara,
gerabah, kapak perunggu, serta benda-benda megalitik lainnya.

d) Masa Perundagian

Masa perundagian atau masa pertukangan adalah masa dimana corak kehidupan masyarakat
praaksara ditandai dengan adanya teknologi pembuatan berbagai perkakas untuk menunjang
kehidupan. Masa perundagian dilatarbelakangi oleh jumlah penduduk yang semakin
bertambah, pengalaman dari kegiatan pertanian, serta perkembangan kemampuan akal.
Pada masa ini, manusia purba mulai mengenal dan dapat memperkirakan gejala alam, sistem
sosial yang tertata, cara melebur bijih logam. Oleh karena itu, pada masa ini kita dapat
menemukan berbagai peninggalan perkakas yang terbuat dari besi, perunggu, dan logam jenis
lainnya.
2.1.1. Sistem Kepercayaan

Pada Masa Praaksara, seiring dengan perkembangan kemampuan berpikir, manusia purba mulai
mengenal kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan lain di luar dirinya yang disebut sistem
kepercayaan manusia purba/zaman pra aksara. Oleh sebab itu, mereka berusaha mendekatkan diri
dengan kekuatan tersebut. Caranya ialah dengan mengadakan berbagai upacara, seperti pemujaan,
pemberian sesaji, yang paling menonjol upacara penguburan orang meninggal ataupun upacara ritual
lainnya Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya lukisan-lukisan di dinding goa di Sulawesi Selatan
dan juga berbagai alat ritual lainnya yang akan dijelaskan nanti. Sistem kepercayaan masyarakat
Indonesia zaman praaksara diperkirakan tumbuh pada masa berburu dan mengumpulkan makanan.
Upacara sebagai bentuk ritual kepercayaan mengalami perkembangan seiring zaman. Mereka
melakukan upacara tidak hanya berkaitan dengan leluhur, akan tetapi berkaitan dengan mata
pencaharian hidup yang mereka lakukan. Misalnya ada upacara khusus yang dilakukan oleh
masyarakat pantai khususnya para nelayan. Upacara yang dilakukan oleh masyarakat pantai ini, yaitu
penyembahan kekuatan yang dianggap sebagai penguasa pantai. Penguasa inilah yang mereka anggap
memberikan kemakmuran kehidupannya. Sedang di daerah pedalaman atau pertanian ada upacara
persembahan kepada kekuatan yang dianggap sebagai pemberi berkah terhadap hasil pertanian.

Macam-macam Kepercayaan
a. Animisme adalah kepercayaan terhadap roh yang mendiami semua benda. Manusia
purba percaya bahwa roh nenek moyang masih berpengaruh terhadap kehidupan di
dunia. Mereka juga memercayai adanya roh di luar roh manusia yang dapat berbuat
jahat dan berbuat baik. Roh-roh itu mendiami semua benda, misalnya pohon, batu,
gunung, dsb. Agar mereka tidak diganggu roh jahat, mereka memberikan sesaji
kepada roh-roh tersebut.
b. Dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau
kekuatan yang dapat memengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam
mempertahankan hidup. Mereka percaya terhadap kekuatan gaib dan kekuatan itu
dapat menolong mereka. Kekuatan gaib itu terdapat di dalam benda-benda seperti
keris, patung, gunung, pohon besar, dll. Untuk mendapatkan pertolongan kekuatan
gaib tersebut, mereka melakukan upacara pemberian sesaji, atau ritual lainnya.
c. Totemisme adalah kepercayaan bahwa hewan tertentu dianggap suci dan dipuja
karena memiliki kekuatan supranatural. Hewan yang dianggap suci antara lain sapi,
ular, dan harimau. Hewan yang dianggap suci juga bisa berasal dari mimpi, misal
seseorang memimpikan kura-kura, maka hewan suci yang dipujanya adalah kura-
kura. Biasanya orang-orang yang menggangap suatu hewan suci akan pantang makan
daging hewan itu dan tidak membunuh serta melindungi hewan itu.

Anda mungkin juga menyukai