Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Praaksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan.selain itu


peristiwa/kejadian dimasa lampau misalnya ada beberapa perbedaan antara masa lampau
dan masa sekarang antara lain:

1. Pada masa praaksara manusia belum mengenal tulisan sedangkan Sekarang


manusia sudah mengenal tulisan bahkan sangat jauh perbedaan nya dengan
masa lampau.
2. Perbedaan manusia dari masa berburu,dan meramu berubah kearah bercocok
tanamdan berubah ke perundagian danseterusnyahingga sekarang yg serbah
mewah.

Corak Kehidupan Manusia Zaman Pra Aksara,yang memiliki perbedaan dengan masa
sekarang.

1.2 Rumusan masalah

Dahulu, manusia hidup dengan pola semi nomaden yaitu harus terus berpindah dari
tempat satu ke tempat lainnya, kemudian setiap orang harus membangun tempat tinggal,
padahal hanya untuk sementara waktu. Hal itu dirasa kurang menguntungkan karena tidak
efektif dan juga tidak efisien, akhirnya kehidupan masyarakat praaksara ini mengalami
perkembangan. Atas dasar untung dan rugi, mulailah muncul gagasan untuk merubah pola
kehidupan menjadi menetap. Nah, dari situ konsep yang mendasari perkembangan
masyarakat praaksara.

1
Ada 3 faktor megapa masyarakat lebih memilih tinggal di pinggir danau dari pada di
pegunungan:

1. karna mempunyai sumber air yg baik untuk kebutuhan sehari- hari


2. memiliki lahan tanah yang subur
3. mudah untuk dijadikan sebagai tempat lahan tanaman

Masalah yang tejadi,yang sudah dijelaskan diatas itu sala satu perjuangan hidup
manusia dimasa pra aksara.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pola Kehidupan Masyarakat Pra Aksara

Masyarakat pra aksara adalah gambaran tentang kehidupan manusia-manusia pada


masa lampau, di mana mereka belum mengenal tulisan sebagai cirinya. Kehidupan
masyarakat pra aksara dapat dibagi dalam beberapa tahap, yaitu:

1. kehidupan nomaden
2. kehidupan semi nomaden
3. kehidupan menetap.

Meskipun demikian, pola kehidupan masyarakat pra aksara tidak dapat dijadikan dasar
pembagian zaman. Oleh karena itu, apabila dikaitkan dengan pembagian zaman, maka
masyarakat pra aksara hidup pada zaman batu dan zaman logam.

Secara garis besar, pembagian zaman pra aksara dapat dibedakan sebagai berikut:
mendukung pendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah bangsa Melayu
kalian harus memiliki argumen yang kuat, logis, dan objektif. Terlepas dari mana asal-
usul nenek moyang bangsa Indonesia dan kapan mereka mulai tinggal di wilayah
Indonesia, kita harus percaya bahwa nenek moyang bangsa Indonesia telah ribuan tahun
sebelum masehi telah hidup di wilayah Indonesia. Kehidupan mereka mengalami
perkembangan yang teratur seperti bangsa- bangsa di belahan dunia lain. Tahapan
perkembangan kehidupan masyarakat pra aksara di Indonesia adalah sebagai berikut, klik
link berikut untuk penjelasan secara lanjut :

2.2 Kehidupan Masa Pra Aksara

Kehidupan masyarakat indoesia di zaman masa waktu pra aksara dapat dibagi dalam 3
macam,yaitu masa zaman berburu dan mengumpulkan makanan,masa zaman berocok
tanam,dan zaman masa perundagian.

1. masa berburu dan mengumpulkan makanan

3
Kehidupan manusia atau masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan
makanan, dari sejak Pithecanthropus sampai dengan Homo sapiens sangat bergantung
pada kondisi alam. Masyarakat prasejarah ini tinggal di padang rumput dengan semak
belukar yang letaknya berdekatan dengan sungai.Daerah itu juga merupakan tempat
persinggahan hewan-hewan seperti kerbau, kuda, monyet, banteng, dan rusa, untuk
mencari mangsa. Hewan-hewan inilah yang kemudian diburu oleh manusia atau
masyarakat pada masa waktu pra aksara. Di samping berburu, masyarakat jaman ini
juga mengumpulkan tumbuhan yang mereka temukan seperti ubi, keladi, daun-daunan,
dan buah-buahan. Masyarakat jaman ini bertempat tinggal di dalam gua-gua yang tidak
jauh dari sumber air, atau pada daerah di dekat sungai yang terdapat sumber makanan
seperti ikan, kerang, & siput.Ada dua hal yang penting dalam sistem hidup manusia
atau masyarakat Pra aksara (zaman masa berburu dan mengumpulkan makanan) yaitu
membuat alat-alat dari batu yang masih kasar, tulang, dan kayu disesuaikan dengan
keperluannya, seperti kapak perimbas, alat-alat serpih, &kapak genggam.selain
itu,masyarakat/manusia pra aksara juga membutuhkan api untuk memasak &
penerangan pada malam hari.

 Wawasan
Kegiatan berburu dan meramu sudah ditinggalkan, namun di beberapa
masyarakat Indonesia kegiatan tersebut masih dilakukan, seperti pada masyarakat
suku-suku terasing.Api dibuat dengan cara menggosokkan dua keping batu yang
mengandung unsur besi sehingga menimbulkan percikan api dan membakar lumut
atau rumput kering yang telah disiapkan. Sesuai dengan mata pencahariannya,
masyarakat atau manusia Pra aksara tidak mempunyai tempat tinggal tetap, tetapi
selalu berpindah-pindah (nomaden) mencari tempat tempat yang banyak bahan
makanan. Tempat yang mereka pilih di sekitar padang rumput yang sering dilalui
binatang buruan, di dekat danau atau sungai, dan di tepi pantai. Dalam kehidupan
sosial, manusia/masyarakat pra aksara hidup dalam kelompok-kelompok dan
membekali dirinya untuk menghadapi lingkungansekelilingnya.

2. masa bercook tanam

Masa bercocok tanam adalah masa ketika manusia atau masyarakat pra aksara
mulai memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara memanfaatkan hutan belukar untuk
dijadikan ladang. Masa bercocok tanam terjadi ketika cara hidup masyarakat pra aksara
berburu dan mengumpulkan bahan makanan ditinggalkan. Pada masa atau zaman pra
aksara ini, masyarakat mulai hidup menetap di suatu tempat. Masyarakat pra aksara
yang hidup pada masa bercocok tanam adalah Homo sapiens, baik itu ras Mongoloid
maupun ras Austromelanesoid. Masa prasejarah ini sangat penting dalam
sejarah.masyarakat praaksara karena pada zaman masa ini terdapat beberapa penemuan
baru seperti penguasaan sumber-sumber alam.

Berbagai macam tumbuhan dan hewan mulai dipelihara. Mereka bercocok


tanam dengan cara berladang. Pembukaan lahan dilakukan masyarakat dengan cara
menebang dan membakar hutan. Jenis tanaman yang ditanam adalah ubi, pisang, dan
sukun. Selain berladang, kegiatan berburu dan menangkap ikan terus dilakukan untuk
mencukupi kebutuhan akan protein hewani.Kemudian, masyarakat secara perlahan
meninggalkan cara berladang dan digantikan dengan bersawah. Jenis tanamannya
adalah padi dan umbi-umbian. Perkembangan selanjutnya, masa masyarakat pra aksara
ini mampu membuat alat-alat dari batu yang sudah diasah lebih halus serta mulai

4
dikenalnya pembuatan gerabah. Alat-alatnya berupa beliung persegi dan kapak
lonjong, alat-alat pemukul dari kayu, dan mata panah.

Pada masa bercocok tanam, manusia atau masyarakat masa praaksara mulai
hidup menetap di suatu perkampungan yang terdiri atas tempat-tempat tinggal
sederhana yang didiami secara berkelompok oleh beberapa keluarga. Mereka
(masyarakat) mendirikan rumah panggung untuk menghindari binatang buas.

Kebersamaan dan gotong royong mereka junjung tinggi. Semua aktivitas


kehidupan jaman praaksara ini, mereka kerjakan secara gotong royong. Tinggal hidup
menetap menimbulkan masalah berupa penimbunan sampah dan kotoran, sehingga
timbul pencemaran lingkungan dan wabah penyakit. Pengobatan dilakukan oleh para
dukun. Pada masa bercocok tanam, bentuk perdagangan bersifat barter. Barang-barang
yang dipertukarkan masyarakat waktu itu ialah hasil-hasil bercocok tanam, hasil
kerajinan tangan masyarakat (gerabah, beliung), garam, dan ikan yang dihasilkan oleh
penduduk atau masyarakat pantai.

3. Perundagian

Perundagian merupakan zaman masa akhir Prasejarah di Indonesia. Menurut


R.P. Soejono, kata pada perundagian berasal dari bahasa Bali: undagi, yang artinya
adalah seseorang atau sekelompok orang atau segolongan orang atau masyarakat yang
mempunyai kepandaian atau keterampilan jenis usaha tertentu, misalnya pembuatan
gerabah, perhiasan kayu, sampan, & batu (Nugroho Notosusanto, et.al, 2007).

Masyarakat yang hidup pada masa perundagian adalah ras Australomelanesoid


dan Mongoloid. Pada zaman masa perundagian, manusia masa waktu praaksara hidup
di desa-desa, di daerah pegunungan, dataran rendah, & di tepi pantai dalam tata
kehidupan yang makin teratur dan terpimpin. Kehidupan masyarakat pada masa zaman
perundagian ditandai dengan dikenalnya pengolahan logam. Alat-alat yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari sudah banyak yang terbuat dari logam.

Adanya alat-alat dari logam tidak serta merta menghilangkan penggunaan alat-
alat dari batu. Masyarakat zaman masa perundagian masih menggunakan alat-alat yang
terbuat dari batu. Penggunaan bahan logam tidak tersebar luas sebagaimana halnya
pada penggunaan bahan batu. Kondisi ini disebabkan pada persediaan logam masih
sangat terbatas. Dengan keterbatasan ini, hanya orang-orang tertentu saja yang
memiliki keahlian untuk mengolah logam.

Pada masa zaman perundagian, perkampungan masyarakat sudah lebih besar


karena adanya hamparan lahan pertanian. Perkampungan masyarakat yang terbentuk
lebih teratur dari pada sebelumnya. Setiap kampung memiliki pemimpin yang disegani
oleh masyarakat. Pada masa tersebut, sudah ada pembagian kerja yang jelas
disesuaikan dengan keahlian masing-masing. Masyarakat tersusun menjadi kelompok
masyarakat majemuk, seperti pada kelompok petani, pedagang, maupun perajin.

Masyarakat juga telah membentuk aturan adat istiadat yang dilakukan secara
turun-temurun. Hubungan dengan daerah-daerah di sekitar Kepulauan Nusantara mulai
terjalin. Peninggalan masa zaman perundagian menunjukkan kekayaan dan
keanekaragaman budaya. Berbagai bentuk benda seni, peralatan hidup, dan upacara

5
menunjukkan kepada kita bahwa kehidupan masyarakat zaman masa itu sudah
memiliki kebudayaan yang tinggi.Pada masa waktu atau zaman praaksara ini memiliki
arti dari dua suku kata yaitu pra yang berarti sebelum dan aksara yang berarti huruf,
dan jika digabungkan memiliki arti pada masa dimana masyarakat belum mengenal
huruf (aksara) atau baca tulis.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam Bab 1 suda di jelaskan latar belakang dan rumusan masalah.pada rumusan
masalah sudah disebutkan beberapa masalah kehidupan yang terjadi pada masyarakat pra
aksara.dan juga mempunyai latar belakang yang mampu menjelaskan kehidupan manusia
di zaman manusia belum mengenal tulisan(pra aksara).
Dalam Bab 2 dijelaskan banyak pengertian dan membahas pola hidup masyarakat pra
aksara dari masa berburu dan mencari makanan,ber cocok tanam,dan perundagian.serta
didalam nya dilengkapi dengan wawasan dan urusan adat yg dijelaskan pada akhir Bab 2.

3.2 Saran
Penulis makalah ini mengharapkan semoga dapat dipelajari kembali tentang pola hidup
masyarakat pra aksara agar bukan hanya belajar pelajaran masa depan tapi juga harus
mengigatkan/mempelajari ulang masa yg suda berlalu atau masa lampau karna peristiwa
itu unik dan terjadi hanya sekali saja.

Anda mungkin juga menyukai