Anda di halaman 1dari 10

Kehidupan Awal manusia

Indonesia

Oleh : Ekky Faradian Iswara


Kehidupan Masyarakat Berburu dan
Mengumpulkan Makanan

Lingkungan Alam Kehidupan


Kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan
ini sangatlah sederhana. Kehidupan mereka tak ubah seperti
kelompok hewan karena bergantung pada apa yang disediakan
oleh alam. Pada masa ini manusia hidup di alam bebas seperti
di hutan, tepi-tepi sungai, goa, dan lembah. Keadaan berburu
mereka pun masih belum stabil dan sangat liar. Pada masa ini,
mereka cenderung berjalan menyusuri tepi-tepi pantai dan pada
masa selanjutnyalah baru mereka menciptakan perahu.
Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya

Kehidupan Sosial
Masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan
telah mengenal kehidupan kelompok. Jumlah anggota dalam
setiap kelompok sekitar 10-15 orang. Mereka selalu hidup
berpindah-pindah. Hubungan antar anggota kelompok sangatlah
erat. Mereka bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup
serta mempertahankan hidup mereka. Masing-masing kelompok
memiliki pemimpin dan menghormati pemimpin mereka masing-
masing .
Kehidupan Ekonomi
Pada masa mengumpulkan makanan ini, mereka bekerja sama
dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan anggota
kelompok yang masih sedikit mereka dapat dengan mudah
memenuhi sebagian besar kebutuhan hidupnya dari alam
bebas, saat persedian hutan habis mereka pindah ke daerah
lainnya untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan mereka.
Kehidupan Budaya
Pada masa ini mereka mulai membuat alat-alat berburu, alat pemotong, alat pengeruk
tanah dan lainnya. Para ahli menafsirkan pembuat alat tersebut ialah jenis manusia
Pithecanthropus dan kebudayaannya disebut tradisi Paleolitikum (batu tua). Banyak di
temukan di kali basoka, daerah Kabupaten Pacitan Penelitian ini di lakukan oleh H.R
van Heekeren, Besuki, dan R.P. Soejono (1953-1954).Adapun benda-benda hasil
kebudayan zaman tersebut ialah:
 Kapak Perimbas
 Kapak Penetak
 Kapak Genggam
 Pahat Genggam
 Alat serpih
 Alat-alat dari tulang
Kehidupan Kepercayaan Masyarakat

 Pada masa ini mereka sudah memiliki anggapan tertentu dan


memberikan penghormatan terakhir kepada orang yang
meninggal dengan sisteam penguburan dan mereka sudah
mempergunakan akal pikiran mereka walaupun hanya
terbatas hal-hal tertentu saja. Dengan penguburan terhadap
orang yang baru meninggal maka konsep kepercayaan
tentang adanya hubungan antara orang yang sudah
meninggal dan yang masih hidup sudah di yakini
Kehidupan Masyarakat Beternak dan
Bercocok Tanam
Lingkungan Alam Kehidupan
Kehidupan bercocok tanam yang pertama kali dikenal oleh manusia adalah berhuma.
Berhuma adalah teknik bercocok tanam dengan cara membersihkan hutan dan
menanamnya, setelah tanah tidak subur mereka pindah dan mencari bagian hutan
yang lain. Kemudian mereka mengulang pekerjaan membuka hutan, demikian
seterusnya. Namun dalam perkembangan berikutnya, manusia mulai memikirkan
kembali untuk hidup dari generasi ke generasi berikutnya. Oleh karena itu, manusia
mulai menerapkan kehidupan bercocok tanam pada tanah- tanah persawahan.
Kehidupan menetap yang dipilih manusia pada masa lampau itu merupakan titik awal
dari perkembangan kehidupan manusia untuk mencapai kemajuan.
Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya

Kehidupan Sosial
Kehidupan masyarakat pada masa bercocok tanam mengalami
peningkatan yang cukup pesat. Masyarakat mulai mempunyai
tempat tinggal tetap. Tempat tinggal tetap untuk mempererat
hubugan antar manusia, yang menunjukkan bahwa manusia
tidak bisa hidup sendiri. Kehidupan sosial yang dilakukan oleh
masyarakat pada masa bercocok tanam ini terlihat dengan jelas
melalui cara bekerja dengan bergotong royong.  Cara hidup
bergotong royong itu bersifat agraris.
Kehidupan Ekonomi
Pada masa kehidupan bercocok tanam, kebutuhan kehidupan
masyarakat semakin bertambah, namun tidak ada anggota
masyarakat yang dapat memenuhi kehidupannya sendiri.
Dengan kenyataan seperti ini, dalam rangka memenuhi
kebutuhannya masing-masing diadakan pertukaran barang
dengan barang yang disebut sistem barter. Sistem barter ini
menjadi awal munculnya perdagangan atau sistem
perekonomian masyarakat. Untuk memperlancar kegiatan
tersebut dibutuhkan tempat khusus yang dapat dijadikan
sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli yang
disebut pasar.
Kehidupan Budaya
Pada masa kehidupan bercocok tanam kepercayaan masyarakat semakin
bertambah. Mereka percaya bahwam orang-orang yang meninggal rohnya
pergi ke suatu tempat yang tidak jauh dari tempat tinggalnya atau tetap
berada di wilayah di sekitar tempat tinggalnya sehingga sewaktu-waktu dapat
dipanggil untuk dimintai bantuannya dalam kasus seperti menanggulangi
wabah penyakit atau mengusir pasukan-pasukan musuh yang ingin
menyerang tempat tinggalnya. Di Indonesia, kepercayaan dan pemujaan
kepada roh nenek moyang terlihat melalui peninggalan-peninggalan tugu-
tugu batu atau bangunan-bangunan mengalithikum. Bangunan-bangunan itu
banyak ditemukan di tempat-tempat tinggi dari daerah sekitarnya sehingga
muncul anggapan masyarakat bahwa roh-roh tersebut berada di tempat yang
lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai