Di Susun Oleh :
Karena pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tangpa bantuan orang lain.
Maka seiring dengan cara berpikir manusia cara hidup yang sebelumnya nomaden
mulai membangun tempat tinggal secara menetap meskipun hanya semnetara dan
akhirnya berinisiatif untuk menetap dalam waktu yang lama bahkan selamanya, hal
itulah yang mendasari hidup sedenter.
Pengertian Sedenter
Sedenter atau dalam Bahasa Inggris dikenal dengan sedentary berasal dari kata latin
‘sedere’ yang berarti ‘duduk’. Kata ini telah digunakan sejak abad ke-16 dan berkembang
dari kata Perancis Tengah ‘sédentaire’ yang berarti gagasan mengenai tinggal di satu
tempat. Dalam antropologi budaya, sedenter adalah praktik hidup di satu tempat untuk
waktu yang lama.
Pada masa kini, sebagian besar orang menjadi bagian dari budaya menetap. Dalam
antropologi evolusi dan arkeologi, sedentisme mengambil sub-makna yang sedikit berbeda,
sering diartikan untuk transisi dari masyarakat nomaden ke gaya hidup yang lebih
menetap di satu tempat secara permanen. Sehingga pada dasarnya, sedenter berarti
hidup berkelompok secara permanen di satu tempat.
Dalam konteks pola hidup manusia pada arti sejarah, sedenter merupakan pola kehidupan
manusai yang sudah lebh terorganisir disbanding dengan kelompok nomaden dengan cara
hidup berkelompok dan meneta di suatu tempat. Pada masa
ini manusai sudah engenal bercocok tanam untuk dikonsumsi serta sudah mulai mengenal
adat yang bersumber dari kebiasaan-kebiasaan.
Ciri Sedenter
Manusia sudah mulai mengenal bercocok tanam dan sistem astronomi untuk
kepentingan cocok tanam
Membangun temapt tinggal yang lebih tahan lama dan kokoh
Masih bergantung pada alam
Mulai mengenal sistem kepercayaan
Orang yang hidup sedenter di tempat tertentu tidak perlu berkeliaran
untuk makanan, mereka dapat megnelola sendiri
B. Nonmaden
Oleh karena itu, masyarakat pra-aksara mulai mengubah pola hidup secara nomaden
menjadi semi nomaden. Perubahan ini juga berkaitan dengan kenyataan bahwa mereka
sudah mulai mengenal cara-cara mengolah bahan makanan.
Pola kehidupan semi nomaden biasanya masih berpindah-pindah dari satu tempat ke
tempat lain dengan peralatan hidup sudah lebih baik. Selain itu pola hidup semi nomaden
cenderung terlebih dahulu menanam tanaman dan akan kembali ke tempat itu, ketika
musim panen tiba.
Kehidupan sosial masyarakat semi nomaden setingkat lebih baik dari pada masyarakat
nomaden. Jumlah anggota kelompok semakin bertambah besar dan tidak hanya terbatas
pada keluarga tertentu. Kenyataan ini menunjukkan bahwa rasa kebersamaan di antara
mereka mulai dikembangkan.
Rasa kebersamaan ini sangat penting dalam mengembangkan kehidupan yang harmonis,
tenang, aman, tenteram, dan damai. Nilai-nilai kehidupan, seperti gotong royong, saling
membantu, saling mencintai sesama manusia, saling menghargai dan menghormati telah
berkembang pada masyarakat pra-aksara.
Pada zaman tersebut, masyarakat diperkirakan telah memelihara anjing. Anjing merupakan
binatang yang dapat membantu manusia dalam berburu binatang. Di Sulawesi Selatan, di
dalam sebuah goa ditemukan sisa-sisa gigi anjing oleh Sarasin bersaudara.