Rusia juga ingin menguasai Balkan supaya memiliki daerah perairan Laut
Tengah. Hal itu menyebabkan timbulnya pertentangan dengan Rusia,
Austria, dan Turki. Jadi, persoalan di Balkan menjelang Perang Dunia I
adalah sebagai berikut...
a). Kekuasaan Tukir makin merosot sehingga tidak mampu
mempertahankan jajahannya di Balkan.
b). Negara Austria yang berbatasan dengan wilayah Balkan ingin
menggantikan kekuasaan Turki di Balkan.
c). Rusia yang ingin mendapat pelabuhan di tepi Laut Tengah juga ingin
menguasai Balkan
d). Bekas daerah jajahan Turki di Balkan ingin mendirikan negara besar
dibawah pimpinan bangsa Serbia yang tidak disetujui oleh sebagian
negara Balkan.
Negara yang terlibat dalam Perang Dunia I dibedakan menjadi dua blok
yaitu Blok Sentral danBlok Sekutu.
1. Blok Sentral
Blok Sentral terdiri dari negara Jerman, Austria, Hongaria, Tukir, dan
Bulgaria. Italia yang sebelumnya menjadi anggota Triple Alliance akhirnya
memihak Entente Codiale karena menginginkan daerah Tirol Selatan,
Istria, dan Dalmatia yang dikuasai Austria.
2. Blok Sekutu
Blok Sekutu terdiri dari negara Prancis, Rusia, Serbia, Belgia, dan Inggris
beserta negara dominionnya. Amerika Serikat baru pada tahun 1917
menyatakan perang setelah kapal dagangnya ditenggelamkan Jerman.
Keterlibatan Amerika Serikat sebagai negara besar yang mendukung Blok
Sekutu menjadi salah satu sebab kalahnya Blok Sentral. Jepang sebagai
salah satu negara di Asia ikut berperang melawan Jerman sebab
menginginkan jajahan Jerman di Timur Jauh. Anggota Blok Sekutu
seluruhnya berjumlah 23 negara.
Usaha menahan bantuan Jerman ke Turki, pada tahun 1915 Angkatan Laut
Inggris berusaha menduduki Selat Dardanella, Laut Marmora, dan Selat
Bosporus yang penting artinya untuk strategi perang. Namun, usahanya
dapat digagalkan Turki di bawah pimpinan Mustafa Kemal Pasha. Pada
tahun 1918 Inggris mundur ke Yunani dan berhasil mengalahkan Bulgaria.
Sementara itu, Turki akhirnya menyerah kepada Inggris yang memperoleh
bantuan bangsa Arab dan Yahudi.
a. Jumlah anggota Blok Sekutu lebih banyak (23 negara) sehingga dari
segi kekuatan pun lebih kuat, apalagi dengan masuknya Amerika Serikat.
b. Ada perpecahan di pihak Blok Sentral. Italia yang semula ikut Blok
Sentral, berbalik memusuhinya sebab menginginkan daerah-daerah yang
dikuasai Austria.
c. Terjadinya pemberontakan rakyat di negara anggota Blok Sentral yang
mulai bosan berperang dan tidak mau lagi mendukung
pemerintahannnya.
Kehancuran yang lebih hebat dialami oleh Jerman dan sekutunya sebagai
negara yang kalah perang. Selama perang berlangsung, perekonomian
Jerman mengalami kehancuran. Tingkat inflasi membubung tinggi. Hasil
keputusan Perjanjian Versailles pada tahun 1919 yang mengakhiri
peperangan terlampau berat bagi Jerman. Jerman telah kehilangan
seluruh daerah pusat industri, armada kapal dagang, dan daerah koloni,
serta masih harus membayar pampasan perang dalam jumlah besar.
Akibat kalah dalam Perang Dunia I, Kekaisaran Jerman dihapuskan dan
diganti republik dengan nama Republik Weimar. Republik baru itu harus
menghadapi berbagai kesulitan akibat Perang Dunia I. Di tengah kesulitan
dan kesengsaraan hidup. Adolft Hitler mengembangkan Naziismeyang
meruakan ideologi Partai Buruh Jerman, National Sozialitische Deutsche
Arbeiter Partei(NSDAP) yang dapat juga disebut Partai Nazi.
Turki juga sangat menderita akibat Perang Dunia I. Turki tidak lagi menjadi
negara beswar di Timur Tengah sebab daerah jajahannya diambil oleh
negara lain. Misalnya, Mesir, Palestina, Yordania, Irak dan Siprus diambil
oleh Inggris;Syria dan Libanon diambil oleh Prancis; Libia diambil oleh
Italia.
Perang Dunia I yang meletus pada tahun 1914, pengaruhnya juga sampai
di Indonesia. Sekalipun pemerintah Belanda menyatakan netral, tetapi
pemerintah Hindia Belanda memusatkan perhatiannya pada pertahanan
laut, dengan membangun pelabuhan-pelabuhan baru. Disadari pula tidak
mungkin mempertahankan wilayah yang demikian luas, tanpa
mengikutsertakan penduduk pribumi.
Memasuki tahun 1920 kegiatan ekspor mulai menurun, dan setelah terjadi
krisis ekonomi pada tahun 1921. Akibatnya, kerugian besar diderita oleh
perusahaan-perusahaan Barat yang beroperasi di Indonesia. Untuk
mengadakan imbangan dan mengejar neraca surplus perdagangan,
produksi barang ekspor seperti hasil perkebunan dan pertambangan
diperbesar dan diperluas.
Krisis ekonomi dunia tahun 1929, menimpa Indonesia dengan amat hebat.
Sebagai negeri penghasil ekspor bahan makanan dan bahan mentah,
Indonesia menderita lebih parah akibat turunnya harga di pasaran dunia
daripada negara-negara industri. Harga barang impor hasil pabrik tidak
turun sedemikian banyaknya sehingga Indonesia harus mengeluarkan
barang ekspor lebih banyak agar dapat memasukkan barang sebanyak
seperti sebelum masa krisis.
Masa interbellum adalah masa antara PD1 dan PD2 terbagi menjadi 2
periode. Periode pertama pada tahun 1919-1928 saat negara-negara
Eropa mencari dan mengusahakan pedamaian. Periode kedua pada tahun
1930-1939 saat negara-negara Eropa mencari kawan guna menggelang
kekuatan.
ditandai dengan
negara-negara Eropa sibuk mencari dan mengusahakan
perdagangan.
Konvensi perdamaian di paris.
Terbentuknya Lembaga Bangsa-Bangsa (LBB) pada 10 September
1920.
Negara-negara semakin bersemangat untuk menciptakan
perdamaian.
Upaya Perdamaian :
Oleh :
1 Fifa Pransiska I. L. (13030184009)
3 Oktaviana A. (13030184024)
Oleh :
1. Fifa Pransiska I. L. (13030184009)
3. Oktaviana A. (13030184024)