Anda di halaman 1dari 20

SELAYANG PANDANG

SUNAN KALIJAGA
KARYA TULIS
Dibuat Dalam Rangka Tugas Kokulikuler Bahasa Indonesia

Dibuat Oleh :

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI PREMBUN


2015
PENGESAHAN
1

Karya tulis dengan judul Selayang Pandang Sunan Kalijaga ini telah disetujui atau
disahkan oleh pembimbing karya tulis di MTs Negeri Prembun.

Pada Hari

Tanggal

Mengetahui,
Kepala Sekolah

Pembimbing I

Drs. Mardiyono, M.Pd.

Nella Astari, S.Pd.

NIP. 19610217 199403 1 001

NIP. 19740909 200710 2 003

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Janganlah takut untuk melangkah,karena jarak 1000 mil dimulai dengan langkah

pertama
Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya adalah

sesuatu yang utama


Sejarah bukan hanya rangkaian cerita, ada banyak pelajaran, kebanggaan dan harta

didalamnya.
Pendidikan adalah alat yang paling ampuh yang dapat digunakan untuk mengubah

dunia
Jadilah diri sendiri dan jangan menjadi orang lain, walaupun dia terlihat lebih baik dari
kita

Dipersembahkan untuk :
1.
2.
3.
4.

Siswa siswi MTs Negeri Prembun


Adik-adik kelas
Orang tua kami tercinta
Pembaca yang budiman

KATA PENGANTAR
Karya tulis ini kami susun dalam rangka Tugas Kokurikuler Bahasa Indonesia di MTs
Negeri Prembun.
3

Sungguh banyak kesulitan yang kami hadapi selama menyusun karya tulis ini.
Namun, atas bantuan dari berbagai pihak, khususnya pembimbing karya tulis, kami
menyelesaikan kesulitan itu.
Sehubung dengan hal itu, kami merasa berkewajiban menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Drs. Mardiyono, M.Pd. selaku Kepala Sekolah MTs Negeri Prembun dan
penanggung jawab pembuatan karya tulis
2. Nella Astari, S.Pd. selaku pembimbing karya tulis yang telah memberikan arahan
dan bimbingan dengan penuh kesabaran dan kesungguhan.
Semoga karya tulis ini bermanfaat sebagai bahan pengayaan dalam pembelajaran
disekolah khususnya di MTs Negeri Prembun.
Akhirnya, kami mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT sehubungan dengan telah
selesainya penyusunan karya tulis ini.

Kebumen,

Maret 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................

PENGESAHAN ...................................................................................................

ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................

iii
4

KATA PENGANTAR ...........................................................................................

iv

DAFTAR ISI .........................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................

vi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................

A.
B.
C.
D.
E.
F.

Latar Belakang Masalah ...........................................................................


Rumusan Masalah ....................................................................................
Tujuan Penulisan Karya Tulis ...................................................................
Manfaat .....................................................................................................
Metode Pengumpulan Data ......................................................................
Sistematika Penulisan ...............................................................................

1
1
1
1
1
2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.

Asal-usul Sunan Kalijaga .........................................................................


Peninggalan Sunan Kalijaga......................................................................
Sunan Kalijaga Semasa Hidupnya ............................................................
Perjuangan Sunan Kalijaga .......................................................................
Jasa-jasa Sunan Kalijaga ..........................................................................
Makam Sunan Kalijaga ............................................................................
Manfaat Cerita rakyat Makam Sunan Kalijaga ........................................
Persepsi Masyarakat Tentang Makam Sunan Kalijaga .............................
Nilai-nilai Cerita Rakyat Sunan Kalijaga .................................................

3
4
5
6
8
9
10
10
10

BAB III SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................

11

A. Simpulan ...................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................

11
11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

12

LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Gambar Sunan Kalijaga
Lampiran 2 : Peninggalan Sunan Kalijaga
Lampiran 3 : Makam Sunan Kalijaga
Lampiran 4 : Masjid Sunan Kalijaga
Lampiran 5 : Keris Peninggalan Sunan Kalijaga
Lampiran 6 : Gentong Peninggalan Sunan Kalijaga

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sunan Kalijaga atau Sunan Kalijogo adalah seorang tokoh Wali Songo yang sangat
lekat dengan Muslim di Pulau jawa, karena kemampuannya memasukkan pengaruh
Islam kedalam tradisi jawa. Makamnya berada di Kadilangu, Demak. Masa hidup
Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia
mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan Demak,
Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546
serta awal kehadiran kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panembahan Senopati. Ia
6

ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak.
Tiang tatal ([emecah kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid
adalah kreasi Sunan Kalijaga.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Sunan Kailijaga ?
2. Apa peninggalan Sunan Kailijaga ?
3. Bagaimana perjuangan Sunan Kalijaga dalam menyebarkan agama islam ?
4. Apa saja jasa-jasa Sunan Kalijaga ?
5. Apa saja peninggalan Sunan Kalijaga ?
C. Tujuan Penulisan Karya Tulis
- Untuk memenuhi tugas kokulikuler dari Madrasah
- Untuk mengetahui bagaimana asal-usul Sunan Kalijaga
- Untuk mengetahui apa saja peninggalan dan jasa-jasa Sunan Kalijaga
D. Manfaat
- Memperkenalkan bagaimana asal-usul Sunan Kalijaga
- Mengetahui bagaimana cara Sunan Kalijaga menyebarkan agama islam di Pulau
-

Jawa
Dapat menambah pengetahuan tentang sejarah Sunan Kalijaga

E. Metode Pengumpulan Data


- Metode pengamatan langsung, yaitu pengumpulan dengan cara pengamatan di
-

lokasi
Metode dokumentasi, pengumpulan data dari Tata Usaha atau catatan-catatan

tentang gejala peristiwa masa lalu


F. Sistematka Penulisan
Karya tulis ini terdiri dari 3 bab yaitu :
- Bab 1 : Pendahuluan, terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan karya tulis, manfaat dari karya tulis, metode pengumpulan data,
-

sistematika penulisan
Bab 2 : Selayang pandang sunan kalijaga, terdiri atas asal usul Sunan Kalijaga,
peninggalan Sunan Kalijaga, jasa-jasa Sunan Kalijaga, makam Sunan Kalijaga,

nilai-nilai cerita rakyat Sunan Kalijaga


Bab 3 : Simpulan dan saran

BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal Usul Sunan Kalijaga
Raden Mas Syahid yang bergelar Sunan Kalijaga adalah putera dari Ki Tumenggung
Wilatikta (Bupati Tuban) dengan Dewi Sukati. Raden Syahid merupakan putera
pertama yang lahir tahun 1455 dan beliau memiliki seorang adik bernama Dewi
Rosowulan yang menikah dengan Empu Supo dan memiliki 2 orang anak yakni Joko
Tarub dan Supo Nem.
Istri pertama Raden Syahid (Sunan Kalijaga) bernama Dewi Saroh binti Maulana
Ishak, Sunan Kalijaga memperoleh 3 orang putera, masing-masing ialah :
1. Raden Umar Said (Sunan Muria).
2. Dewi Ruqayyah.
3. Dewi Sofiyah.
Ada cerita lain yang disebut di dalam buku Pustaka Darah Agung bahwa Sunan
Kalijaga lama berguru dengan Sunan Syarif Hidayatullah Cirebon, maka beliau pernah
kawin dengan Dewi Sarokah, yaitu anak puteri Sunan Syarif Hidayatullah dan
memperoleh 5 orang anak, yaitu :
1. Kanjeng Ratu Pembayun yang menjadi isteri Raden Trenggono (Demak)
2. Nyai Ageng Panenggak yang kemudian kawin dengan Kyai Ageng Pakar.
3. Sunan Hadi (yang menjadi panembahan kali) menggantikan Sunan Kalijaga
sebagai Kepala Perdikan Kadilangu.
8

4. Raden Abdurrahman.
5. Nyai Ageng Ngerang (makamnya di daerah Solo, Jawa Tengah).
Sunan Kalijaga disebut juga dengan nama-nama Raden Syahid, Raden Abdurrahman,
Lokojoyo, Jogoboyo dan Pangeran Tuban. Tetapi yang disebutkan di dalam buku
Babat Tanah Jawi mengatakan, bahwa pada usia muda Raden Syahid pernah berguru
dengan Sunan Ampel dan juga kepada Sunan Bonang, pada suatu saat beliau
diperintahkan untuk menuju Cirebon berguru kepada Syekh Syarif Hidayatullah
(Sunan Gunung Jati). Lalu diperintahkan bertapa di pinggiran sungai di suatu desa
bernama Kalijaga. Setelah selesai kembali ke Demak dan oleh kalangan Walisongo
di Demak beliau diberi sebutan Kalijaga. Tempat pertapaan Raden Syahid yang
bernama Kalijaga ini sampai sekarang masih ada petilasannya, yaitu di desa kalijaga,
sebelah selatan Terminal Bus Induk kota Cirebon.
Pada umumnya para Walisongo namanya menjadi terkenal dengan tempat makamnya,
tidak demikian halnya Sunan Kalijaga yang makamnya berada di Kadilangu, tetapi
namanya tetap terkenal dengan sebutan Sunan Kalijaga.
B. Peninggalan Sunan Kalijaga
1. Masjid Kadilangu.
Sewaktu Sunan Kalijaga masih hidup, Masjid Kadilangu itu masih berupa Surau
kecil. Setelah Sunan Kalijaga wafat dan digantikan oleh puteranya yang bernama
Sunan Hadi (putera ketiga). Surau tersebut disempurnakan bangunannya hingga
berupa masjid seperti terlihat sekarang ini. Disebutkan disebuah prasasti yang
terdapat di atas pintu masjid sebelah dalam yang berbunyi : Meniko titi mongso
ngadekipun masjid ngadilangu pada hari Ahad Wage tanggal 16 sasi dzul-hijjah
tahun tarikh jawi 1456, (ini waktunya berdiri masjid Kadilangu pada hari Ahad
Wage tanggal 16 bualn dzul-hijjah tahun tarikh jawa 1456). Tulisan tersebut aslinya
bertulisan Arab. Menurut tutur kata rakyat Masjid Kadilangu ini sudah beberapa
kali mengalami perbaikan di sana sini, sehingga banyak bagian bangunannya yang
sudah tidak asli, terutama bagian luarnya.
Di Cirebon tepatnya di desa Kalijaga telah terdapat sebuah masjid kuno, letaknya
bersebelahan dengan petilasan pertapaan Sunan Kalijaga. Masjid ini oleh
masyarakat Cirebon khusunya dikenal dengan nama Masjid Sunan Kalijaga.
Masjid tersebut sudah tampak tua, meskipun di sana sini sudah tampak ada
perbaikan terutama bagian dinding luar. Berita-berita dari rakyat telah
menyampaikan keterangannya yang berbeda-beda.
Ada yang mengatakan, bahwa masjid tersebut berdiri sebelum Sunan Kalijaga
berada di tempat pertapaanya itu. Pada saat Sunan Kalijaga bertapa, setiap waktu
sholat beliau mengerjakan sholatnya di dalam masjid tersebut. Sehingga masyarakat
sekeliling pada waktu itu menyebutnya dengan nama masjid Sunan Kalijaga
9

Ada yang mengatakan, bahwa masjid tersebut berdiri setelah Sunan Kalijaga selesai
melakukan tapa (semedi). Berhubung masjid tersebut letaknya berdampingan
dengan tempat pertapaan Sunan Kalijaga, maka oleh masyarakat kemudian dinamai
masjid Sunan Kalijaga.
Kedua pendapat tersebut memang sulit untuk dibuktikan kebenarannya, karena
memang sampai sekarang tutur rakyat tersebut tidak dapat dibuktikan dengan buktibukti nyata peninggalan sejarah. Tapi yang jelas sampai sekarang masyarakat
Cirebon pada menyebut masjid tersebut dengan nama Masjid Sunan Kalijaga.
Masjid ini tampak dari luar sangat angker, mungkin karena letaknya yang berada
ditengah-tengah hutan yang penuh dengan ratusan binatang kera. Di sekeliling
tersebut hanya ada penduduk yang jumlahnya sedikit, kurang lebih terdiri dari
sembilan rumah. Masjid ini tampak kurang berfungsi, baik untuk berjamaah shalat
lima waktu maupun sebagai tempat atau pusat kegiatan penyiaran agama Islam.

2. Masjid Sunan Kalijaga


Di Cirebon tepatnya di desa Kalijaga telah terdapat sebuah masjid kuno, letaknya
bersebelahan dengan petilasan pertapaan Sunan Kalijaga. Masjid ini oleh
masyarakat Cirebon khususnya dikenal dengan nama Masjid Sunan Kalijaga.
Masjid ini tampak kelihatan angker dari luar, mungkin karena letaknya yang berada
di tengah-tengah hutan yang penuh dengan ratusan binatang kera. Di sekeliling
masjid tersebut hanya ada penduduk yang jumlahnya sedikit, jurang lebih terdiri
dari sembilan rumah. Masjid ini tampak kurang berfungsi, baik untuk berjamaah
shalat lima waktu maupun sebagai tempat atau pusat kegiatan penyiaran agama
Islam.
3. Keris Kyai Clubuk
4. Keris Kyai Syiran
5. Kotang Ontokusumo
Menurut beberapa cerita rakyat menyatakan bahwa dahulu waktu para Walisongo
sudah selesai menunaikan shalat subuh di masjid Agung Demak, tiba-tiba terlihatlah
ada sebuah bungkusan yang terletak di depan mikhrab. Maka oleh Sunan Bonang
diminta supaya Sunan Kalijaga mengambil dan memeriksanya. Ternyata bungkusan
tersebut berisi baju (kutang), dan secarik kertas yang menerangkan baju itu adalah
anugerah dari Nabi Muhammad Saw, dan menerangkan supaya kulit kambing yang
terdapat juga dalam bungkusan itu dibuat baju juga. Menurut cerita kedua baju itu
sampai sekarang masih terawat baik, yang pertama baju ontokusumo yang
disimpan di musium kraton Solo dan baju kyai Gondil ada dalam makam Sunan
Kalijaga di Kadilangu.

10

C. Sunan Kalijaga Semasa Hidupnya.


Sewaktu masih muda, Raden Syahid tergolong anak muda yang cerdas, trampil,
pemberani, dan berjiwa besar, usia mudanya tidak disia-siakan begitu saja, tetaapi
benar-benar dipergunakan untuk membesarkan dirinya meskipun tanpa bekal orang
tuanya. Beliau suka berguru pada sesepuh. Ilmu-ilmu yang diambil dari gurunya antara
lain: ilmu hakikat, ilmu syariah, ilmu kanuragan, ilmu filsafat, ilmu kesenian dan lain
sebagainya, sehingga beliau dikenal masyarakat pada masa itu sebagai seorang ahli
tauhid, mahir dalam ilmu syariat, mampu mengusai ilmu setrategi perjuangan dan juga
seorang filasof. Bahkan ahli pula di bidang sastra sehingga terkenal juga sebagai
seorang pujangga karena syair-syairnya yang indah, terutama syair-syair jawa.
Lantaran ilmu-ilmu dan kemampuan pribadi yang dimiliki itu, Sunan Kalijaga
termasuk salah seorang anggotaa kelompok Walisongo atau Walisembilan yang
bergerak dibawah pengatuaran kekuasaan Sultan Patah di Demak. Beliau ditugaskan
oleh kelompok walisongo ini untuk menggarap masyarakat di daerah-daerah
pedalaman yang kondisinya sangat rawan, karena perilaku kehidupan mereka yang
sangat tidak terpuji, misalnya didaerah yang sering terjadi pencurian dan pembunuhan,
didaerah yang masyarakat yang suka berjudi, meminum minuman keras dan lain
sebagainya.
D. Perjuangan Sunan Kalijaga.
Pada saat giat-giatnya para Walisongo berjuang menyiarkan agama Islam, maka Sunan
Kalijaga yang termasuk di dalamnya tidak ketinggalan untuk bangkit memperjuangkan
syiar dan tegaknya agama Islam, khususnya di tanah Jawa. Beliau termasuk kalangan
mereka para Wali yang masih muda, tetapi mempunyai kemampuan yang luar biasa,
baik kecerdasan dan ilmu-ilmu yang dimiliki, maupun kondisi umur dan tenaga yang
masih muda bila dibandingkan dengan yang lainnya. Ternyata Sunan Kalijaga didalam
gerak perjuangannya tidak lepas dari penugasan khusus dan bimbingan yang diberikan
para sesepuh Walisongo. Karena itu Sunan Kalijaga benar-benar membanting tulang.
Tidak hanya melakukan dakwah disuatu daerah saja, melainkan hilir mudik, keluar
masuk hutan dan pegunungan, siang malam terus melakukan tugasnya itu, sehingga
terkenal sebagai Muballigh Keliling. Beliau memberanikan diri bertabligh atau
berdakwah dengan melalui pertunjukan kesenian berupa Wayang lengkap dengan
gamelannya. Sedangkan cerita-cerita yang ada didalam lakon pewayangannya itu
diramu dengan butir-butir tuntunan agama Islam dan diselingi dengan syair-syair jawa
yang mengandung ajaran agama Islam pula, sehingga rakyat yang menonton dan
mendengarkan cerita wayang yang dipertunjukan Sunan Kalijaga itu tidak merasakan
bahwa dirinya sudah mulai kemasukkan ajaran agama Islam. Cara-cara dakwah Sunan

11

Kalijaga yang semacam ini diterapkan dalam perjuangannya itu lantaran adanya
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
a. Bahwa rakyat dan penduduk tanah Jawa pada saat itu masih kuat dipengaruhi
oleh kepercayaan agama Hindu dan Budha atau juga oleh kepercayaan warisan
nenek moyang mereka dahulu, sehingga tidak mungkin begitu saja untuk
dialihkan kepercayaannya. Karena itu harus pelan-pelan memasukkan ajaran
agama Islam, tidak bisa melalui kekerasan.
b. Bahwa rakyat di tanah Jawa pada saat itu masih kuat di dalam memegang adat
istiadat dan budaya nenek moyangnya, baik yang bersumber dari ajaran agama
Hindu dan Budha, maupun kepercayaan animisme yang mereka yakini saat itu,
sehingga tidak mudah meruban begitu saja terhadap adat istiadat dan budaya
tersebut, tetapi Sunan Kalijaga justru membiarkan adat istiadat dan budaya
tersebut tetap berjalan di tengah-tengah mereka, hanya saja sedikit demi sedikit
adat istiadat dan budaya itu di masuki dengan ajaran agama Islam, baik yang
menyangkut hakikat (tauhid) maupun syariah serta akhlaqul karimah.
Dengan pertimbangan keadaan rakyat yang seperti itu maka Sunan Kalijaga harus
berfikir untuk menemukan cara yang paling tepat dalam perjuangan mengajak mereka
memeluk agama Islam, maka ditemukanlah jalan yaitu bertabligh dengan
menyuguhkan Kesenian Wayang yang pada saat itu sedang digemari oleh
masyarakat di tanah Jawa ini.
Tidak hanya cara itu saja yang ditempuh oleh Sunan Kalijaga, tetapi beliau bahkan
sering bercampur-campur rakyat yang boleh dikatakan abangan. Demikian menurut
berita rakyat yang masih bisa diterima. Suatu saat beliau bercampur dengan orangorang yangt masih kotor perilaku terpuji, misalnya orang-orang yang suka mengadu
ayam, berjudi, meminum minuman keras juga terhadap orang yang pekerjaannya
mencuri dan lain sebagainya. Beliau bercampur dengan mereka itu tidak
memperlihatkan sikap fanatik terhadap mereka justru Sunan Kalijaga membina dan
membimbing mereka secara pelan-pelan menuju jalan yang benar sesuai dengan
tuntunan ajaran agama Islam, meskipun harus memutar otak dan membanting tulang.
Mereka menjadi sadar, bahwa apa yang diperbuat se4muanya itu telah merugikan
dirinya dan dapat berakibat fatal terhadap rakyat banyak.
Ada sementara orang yang beranggapan, bahwa karena sikap dan perilakunya Sunan
Kalijaga yang terlihat sok campur dengan orang-orang jelek, sok campur dengan
orang-orang abangan lalu memberikan penilaian dan bahkan memberikan sebutan
sebagai Wali Abangan. Berdasar cerita diatas tadi, maka sebutan dan anggapan
tersebut adalah tidak benar, karena apa yang diperbuat oleh Sunan Kalijaga seperti
itu sesungguhnya merupakan sikap menjalankan perintah dari Walisongo bukan karena
sikap laku dirinya lantaran kebodohannya.

12

Hampir seluruh masa hidup Sunan Kalijaga benar-benar dipergunakan untuk berjuang
demi syiarnya agama Islam, khususnya di tanah Jawa sebagaimana para Wali yang
lainnya. Akhirnya beliau wafat, sayang sampai sekarang belum ada ahli sejarah
satupun yang dapat menemukan tahun wafatnya. Bahkan juga kelahiran beliau hanya
ada berita dari rakyat yang menyatakan bahwa Sunan Kalijaga wafat setelah berumur
panjang sekali, sehingga pada masa hidupnya dapat mengalami masa kekuasaan 3
kerajaan, yaitu :
Pertama : masa kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Kedua : masa kekuasaan Kerajaan Demak.
Ketiga : masa kekuasaan Kerajaan Pajang.
Sampai sekarang haanya bisa diketahui makamnya, yaitu di desa Kadilangu
kabupaten Demak, kurang lebih 2 km dari Masjid Agung Demak.

E. Jasa-jasa Sunan Kalijaga


Sunan Kalijaga termasuk salah seorang dari kalangan Walisongo yang tergolong muda
saat itu, lagi pula paling berat tugasnya maka apabila sejarah perjuangan beliau diteliti,
sesungguhnya tidak sedikit jasa-jasanya. Antara lain ialah :
a) Bidang Strategi Perjuangan.
Seperti diketahui bahwa Walisongo didalam menyebarkan ajaran agama Islam di
tanah Jawa ini tidak begitu saja melangkah, melainkan mereka menggunakan caracara dan jalan (taktik dan strategi) yang diperhitungkan benar-benar, memakai
pertimbangan yang masak, tidak ngawur sehingga agama Islam disampaikan
kepada rakyat dapat diterima dengan mudah dan penuh kesabaran, bukan karena
terpaksa.
Sunan Kalijaga didalam menyebarkan ajaran Islam benar-benar memahami dan
mengetahui keadaan rakyat yang masih kebal dipengaruhi kepercayaan agama
Hindu Budha dan gemar menampilkan budaya-budaya Jawa yang berbau
kepercayaan itu, maka bertindaklah beliau sesuai dengan keadaan yang demikian
itu, sehingga taktik dan strategi perjuangan beliau disesuaikan pula dengan
keadaan, ruang dan waktu.
Berhubung pada waktu itu sedikit para pemeluk agama Siwa Budha yang fanatik
terhadap ajaran agamanya, maka akan berbahaya sekali apabila dalam
mengembangkan agama Islam selanjutnya tidak dilakukan dengan cara bijaksana
dan melaui jalan pendekatan yang mudah ditempuh. Para Wali termasuk Sunan
Kalijag mengetahui bahwa rakyat dari kerajaan Majapahit masih lekat sekali

13

dengan kesenian dan kebudayaan mereka, misalnya gemar terhadap gamelan dan
keramaian-keramaian yang bersifat keagamaan siwa Budha.
Setelah para Walisongo mengadakan musyawarah bersama, maka telah ditemukan
suatu cara yang tepat sekali untuk mengIslamkan mereka. Cara tersebut yang
menemukan adalah Sunan Kalijaga salah seorang yang terkenal berjiwa besar,
berpandangan jauh kedepan, berfikir tajam dan kritis dan yang lebih menarik
justru beliau berasal dari suku jawa asli lagi pula ahli seni, sehingga beliau paham
terhadap seni-seni Jawa dan gamelan serta gending-gending.
b) Bidang Kesenian
Sunan Kalijaga ternyata mampu menciptakan kesenian dengan berbagai
bentuknya. Maksud utama kesenian itu diciptakan adalah sebagai alat dalam
bertabligh mengelilingi berbagai daerah, ternyata malah mempunyai nilai sejarah
yang berharga bagi bangsa Indonesia. Kesenian yang diciptakan Sunan Kalijaga
tersebut berupa Wayang lengkap dengan gamelannya. Bahkan Sunan Kalijaga
pernah memesan kepada orang yang ahli membuat gamelan, yaitu pesan supaya
dibuatkan Serancak gamelan yang kemudian diberi nama gamelan Kyai
Sekati.
Dan masih banyak yang diciptakan Sunan Kalijaga dibidang seni termasuk seni
lukis dan lain sebagainya. Dari sinilah Sunan Kalijaga kemudian terkenal
dikalangan masyarkat Jawa sampai sekarang sebagai seorang ahli seni.
Di lain pihak Sunan Kalijagajuga menciptakan karangan cerita-cerita pewayangan
yang kemudian dikumpulkan dalam kitab-kitab cerita wayang dan sampai
sekarang masih ada. Cerita-cerita itu masih berbentuk ceriat menurut kepercayaan
jawa dengan corak kebudayaannya yang ada, tetapi sudah dimasuki unsur-unsur
ajaran Islam sebanyak mungkin. Cara itu dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Karena
adanya pertimbangan, bahwa rakyat pada saat itu masih tebal kepercayaannya
Hindu Budha-nya.
Sebab-sebab itulah yang mendorong Sunan Kalijaga harus memutar otak dan
membanting tulang sebagai salah seorang mubaligh untuk mengatur siasat dan
menempuh jalan yang tepat, yakni mengawinkan ajaran Islam dengan kebiasaan
dan kebudayaanmereka sebagaimana yang ditempuh pula para Wali yang lainnya.
Satu hal yang patut dicatat, menurt komentar rakyat, bahwa Sunan Kalijaga
disamping sebagai mubaligh keliling kesana-kemari menyampaikan dakwahnya,
ternyata beliau masih sempat pula mengarang cerita-cerita wayang terutama yang
menagandung nilai filosofis dan berjiwa Islam, termasuk seni suara denagn bentuk
syi-ir-syi-irnya yang mengandung Tauhid kepada Allah SWT.
c) Bidang lain-lain

14

Disamping jasa-jasa beliau tersebut tadi, maka masih ada jasanya yang lain,
seperti pendirian Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga tidak ketinggalan ikut
serta membangun masjid bersejarah itu. Malah ada hasil karya beliau yang sangat
terkenal sampai sekarang yaitu Soko Tatal artinya tiang pokok dalam Masjid
Agung Demak yang terbuat dari potongan-potongan kayu jati, lalu disatukan
dalam bentuk tiang bulat berdiameter kurang lebih 70cm ini yang membuat adalah
Sunan Kalijaga.
F. Makam Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga wafat dan dimakamkan di desa Kadilangu Demak. Menurut cerita
rakyat menyatakan, Sunan Kalijaga bertempat di desa Kadilangu ini dimungkinkan
karena pertimbangan supaya dekat dengan Demak sebagai pusat pemerintahan Islam
saat itu. Dengan demikian memudahkan beliau mengadakan kontak dengan pusat
pemerintahan. Sampai akhir hayatnya beliau berada di desa Kadilangu dan
dimakamkan di desa ini juga.
Setiap hari makam beliau banyak dikunjungi orang yang kebanyakan bertujuan ziarah
makamnya, meskipun kadang-kadang ada juga yang datang hanya ingin tahu makam
pembuat sejarah penting di tanah Jawa ini. Pada hari-hari tertentu makam Sunan
Kalijaga ramai, banyak orang berziarah, terutama hari Ahad, Kamis dan Jumat.
Bahkan lebih ramai lagi pada hari kamis malam jumat kliwon, baik yang tua maupun
yang muda. Terlihat pada waktu mereka berziarah di makamnya, ada yang membaca
surat yaa-siin, ada yang membaca Tahlil dan ada yang terus melakukan riyadlah
beberapa hari di makam tersebut.
Biasanya pada tanggal 10 Dzul-hijjah, makm Sunan Kalijaga juga ramai dikunjungi
orang, karena ingin melihat atau mengikuti upacara penjamasan benda-benda pusaka
terutama yang berupa Kelambi Kyai Gondil, sebagian tutur rakyat bukan saja
Kelambi Gondil yang disucikan, tetapi juga Kelambi Onto Kusumo juga.
G. Manfaat cerita rakyat Makam Sunan Kalijaga bagi masyarakat Kadilangu dan
Sekitarnya.
Memberikan informasi, pengajaran, hiburan, dan memberikan pengetahuan kepada
khalayak agar mengetahui sejarah peninggalan pada zaman dahulu khususnya Makam
Sunan Kalijaga.
H. Persepsi masyarakat tentang cerita rakyat Makam Sunan Kalijaga.
Dalam cerita rakyat Makam Sunan Kalijaga terdapat salah satu benda peninggalan
beliau yaitu, 2 buah Gentong. Gentong tersebut dulunya digunakan untuk wudhu dan
airnya diambil langsung dari sungai kadilangu.
15

Karena itulah sampai saat ini banyak orang yang datang berziarah meminta berkah
yaitu untuk diminum juga berwudhu. Mereka percaya bahwa air tersebut dapat
membuat kita pintar dan selalu sehat. Percaya atau tidak terserah pada diri kita masingmasing. Tuhan menciptakan benda-benda di alam ini pasti ada manfaatnya bagi
kehidupan manusia.
I. Nilai-nilai Cerita Rakyat Makam Sunan Kalijaga.
Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat tersebut memiliki tiga nilai yaitu :

Nilai Keagamaan : Upaya penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Sunan

Kalijaga di daerah Demak dan sekitarnya.


Nilai Budaya : Sunan Kalijaga menyebarkan agama islam dengan Gendhing-

gendhing Jawa dan Gamelan.


Nilai Kepahlawanan : Saat Sunan Kalijaga menggarap masyarakat di daerah-

daerah pedalaman yang kondisinya sangat rawan.


Nilai Sosial : Sunan Kalijaga adalah orang yang gemar merakyat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat disimpulakan bahwasannya Sunan Kalijaga adalah
gelar yang diberikan kepada Raden Mas Syahid, beliau putra dari Tumenggung
Wilatikta, Bupati Tuban. Tumenggung Wilatikta adalah keturunan Ranggalawe yang
sudah beragama Islam dan berganti nama Raden Sahur. Ibunya bernama Dewi
Nawangrum dan Raden Sahid ini menikah dengan Dewi Sarah binti Maulana Ishak
dan berputra tiga orang yaitu: Raden Umar Said atau Sunan Muria, Dewi Rukoyah dan
Dewi Sofiah.
Keberhasilan Sunan Kalijaga dalam menyebarkan ajaran Agama Islam tidak bisa
terlepas dari kemampuannya dalam menggunakan Metode Dakwahnya. Dari sekian
perjalanan hidupnya dalam rangka mengembangkan Ajaran Agama Islam yang menuju
pada kemurnian islam, dalam Dakwahnya beliau selalu memperhatikan situasi dan
kondisi masyarakatnya. Sehingga beliaulah yang merupakan salah satu diantara sekian
banyak Wali yang berhasil dalam menciptakan Kader ataupun masyarakat Muslim dan
beliaulah yang mempunyai pengikut yang paling banyak karena keluwesannya dalam
penyampaian Dakwah Islam.
B. Saran
Dalam hubungannya pembahasan diatas, penulis menyampaikan beberapa saran
sebagai berikut :

16

1. Didalam mengajak orang berbuat baik seharusnya kita bersikap lemah lembut dan
tidak memaksa orng yang kita ajak dalam berbuat kebaikan.
2. Seharusnya dalam menyiarkan agama Islam harus kreatif dan tidak bersifat
memaksa sebagaimana yang telah di oleh lakukan Sunan Kalijaga.
3. Janganlah mengaitkan hal positif dengan hal yang negatif.

DAFTAR PUSTAKA
http://hadi-prayitno.blogspot.com/2010/07/sunan-kalijaga.html
http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/07/5-pusaka-sunan-kalijaga-yang-masih.html
https://www.google.com/search?
q=benda+peninggalan+sunan+kalijaga&sa=X&biw=1280&bih=637&tbm=isch&tbo=u&so
urce=univ&ved=0ahUKEwicx9zcyNjLAhWKW44KHTapAXIQsAQIGw

17

LAMPIRAN

18

19

20

Anda mungkin juga menyukai