Anda di halaman 1dari 15

KLIPING WALI SONGO

Nama :

Guru :
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmatdan
karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan kliping ini.Tidak lupa saya
ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telahmemberikan dukungan
dalam menyelesaikan kliping ini.Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan kliping ini
masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran
yangmembangun. Dan semoga sengan selesainya kliping ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan teman-teman
DAFTAR ISI

Contents
KLIPING WALI SONGO ........................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
ISI............................................................................................................................................... 4
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................................. 4
DAFTAR PUSAKA................................................................................................................. 15
http://searti.com/kliping-tentang-walisongo ........................ Error! Bookmark not defined.
ISI

Walisongo adalah wali atau wakil yang berjumlah sembilan orang (9). Walisongo
adalah ulama yang terkenal dalam dakwahnya dalam penyebaran agama islam, terutama di
pulau jawa. Daerah tempat walisongo tinggal di bagi menjadi beberapa bagian daerah di
pulau jawa yaitu: jawa barat,jawa tengah dan jawa timur.

Untuk di jawa barat keberadaan walisongo di daerah cirebon. Jawa tengah berada di daerah
demak, kudis dan muria. Untuk jawa timur berada di daerah gresik, lamongan dan tuban.

Dalam perannya menyebarkan agama islam, para walisongo berperan sebagai pendiri
beberapa kerasaan islam, serta di era yang lebih maju mendirikan pondok-pondok pesantren
untuk mengajarkan ilmu pengetahuan islam di Indonesia.

Secara arti walisongo mempunyai arti wali yang berjumlah sembilan. Nah untuk itu berikut
kita akan bahas contoh kliping tentang walisongo.

1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)


Maulana Malik Ibrahim atau Makdum Ibrahim, sering pula namanya disebut
Maulana Maghribi adalah orang pertama yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
Maulana Malik Ibrahim berasal dari Persia. Namun, ada juga yang menyebutkan bahwa
beliau berasal dari Turki, Arab, dan Gujarat. Tetapi pendapat yang lebih kuat ia berasal dari
Maroko.
Berikut adalah gambar dari sunan Gresik:
Pada tahun 1329 M, ia hijrah ke Pulau Jawa. Sebelumnya ia singgah di Campa, Kamboja.
Daerah pertama yang dituju adalah Desa Sembalo, daerah yang masih berada di bawah
kekuasaan Kerajaan Majapahit. Selain mengajarkan tentang ajaran keislaman, Maulana Malik
Ibrahim juga memperkenalkan budi pekerti Islam dengan tutur kata yang sopan dan lemah
lembut sehingga banyak penduduk Jawa yang tertarik memeluk agama Islam. Beliau tinggal
di daerah Gresik, sehingga diberi gelar Sunan Gresik. Sunan Gresik diyakini sebagai pelopor
penyebaran agama Islam di Jawa. la berdakwah secara intensif dan bijaksana. Sunan Gresik
bukan orang Jawa, namun ia mampu mengantisipasi keadaan masyarakat yang dihadapinya
dan menerapkan metode dakwah yang tepat untuk menarik simpati masyarakat terhadap
Islam. Upaya menghilangkan sistem kasta dalam masyarakat pada masa itu menjadi objek
dakwah Sunan Gresik. Maulana Malik Ibrahim ini wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal 822
Hijriah atau 9 April 1419 M dan dimakamkam di Gresik.

2. Sunan Ampel (Raden Rakhmat)


Sunan Ampel mempunyai nama aslinya Raden Rakhmat. Ia seorang kemenakan dari
raja Majapahit yang bernama Kertawijaya. Menurut cerita rakyat, Raden Rakhmat ini berasal
dari Campa. Disebutkan ia adalah anak dari Raja Campa Ibrahim Asmarakandi atau Maulana
Malik Ibrahim yang di utus ke Majapahit (Jawa) bersama adiknya yang bernama Sayid Ali
Murtadha pada tahun 1443.
Setelah beberapa lama tinggal di Jawa, pada tahun 1450 Raden Rahmat ini menikah
dengan Nyi Ageng Manila, putri Bupati Tuban yang sudah memeluk agama Islam.
Selanjutnya Raden Rakhmat tinggal di daerah Ampeldenta, daerah pemberian dari raja
Majapahit. Di Ampeldenta Raden Rahmat mendirikan mesjid dan membuka pondok
pesantren. Sesuai dengan tempat kegiatan dakwahnya, Raden Rakhmat ini dikenal dengan
Sunan Ampel.
Berikut adalah gambar dari sunan Ampel:
Sunan Ampel memulai aktivitasnya dengan mendirikan pesantren di Ampel Denta (dekat
Surabaya). Dengan kegiatan itu ia dikenal sebagai pembina pondok pesantren pertama di
Jawa Timur. Sunan Ampel adalah seorang wali yang tidak setuju terhadap adat istiadat
masyarakat Jawa pada masa itu, seperti kebiasaan mengadakan sesaji dan selamatan.
Sunan Ampel terkenal dengan ajaran Mo Limo yang berarti tidak melakukan lima
perkara yang terlarang, yaitu:
emoh main (tidak mau judi)
emoh ngumbih (tidak mau minum-minuman yang memabukan)
emoh madat (tidak mau minum/menghisap candu/ganja)
emoh maling (tidak mau mencuri)
emoh madon (tidak mau berzina)
Hasil dari pendidikan pesantren Ampeldenta ini muncul tokoh wali lainnya, yaitu Sunan Giri
dan Sunan Kalijaga. Begitu juga dengan putranya yang bernama Sunan Drajat dan Sunan
Bonang telah mengikuti jejak ayahnya sebagai wali. Keberhasilan yang lain dari Sunan
Ampel, ia menjadi perencana kerajaan Demak. Dialah yang melantik Raden Patah sebagai
Sultan Demak yang pertama tahun 1481. Pada tahun 900 Hijriyah (1494 M), Sunan Ampel
wafat. Jenazahnya dimakamkan di Ampeldenta, Surabaya.

3. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)


Sunan Bonang atau Makhdum Ibrahim adalah putra Sunan Ampel dari istrinya yang
bernama Nyi Ageng Manila, putri seorang adipati di Tuban. Ia belajar agama dari pesantren
ayahnya di Ampeldenta. Setelah cukup ilmu ia berkelana dan menetap di Bonang (daerah
Tuban, Jawa Tengah). Di Bonang itulah pusat dakwah Islamnya. Di sana ia mendirikan
pesantren yang dikenal dengan sebutan Watu Layar.
Berikut adalah gambar dari sunan Bonang:

Sunan Bonang menggunakan kesenian bonang sebagai media untuk berdakwah. Ia


menabuh bonang diiringi dengan lagu-lagu berupa pantun yang bernafaskan keislaman.
Sunan Bonang berhasil menggubah lagu gending sekaten dan tembang mocopat yang sampai
sekarang tembang itu populer di kalangan masyarakat Jawa. Sunan Bonang dalam
menyebarkan agama Islam selalu menyesuaikan diri dengan corak kebudayaan masyarakat
Jawa yang menggemari wayang dan musik gamelan. Untuk itu ia menciptakan gending-
gending yang memiliki nilai keislaman. Setiap bait lagu diselingi dengan ucapan dua kalimat
syahadat (syahadatain), sehingga musik gamelan yang mengiringinya kini dikenal dengan
istilah ‘sekaten’. Pada tahun 1525 M, Sunan Bonang wafat. Ia dimakamkan di daerah Tuban,
Jawa Tengah

4. Sunan Drajat (Raden Qasim Syarifuddin)


Nama asli Sunan Drajat adalah Raden Qasim Syarifuddin atau didata lain menyatakan
bahwa namanya adalah Masih Munat. la adalah putra Sunan Ampel dan saudara Sunan
Bonang. Hal yang paling menonjol dalam dakwah Sunan Drajat adalah perhatiannya yang
sangat serius pada masalah sosial. Ia banyak membantu yatim piatu, fakir miskin, orang sakit,
dan orang sengsara. Sunan Drajat juga menggunakan media kesenian dalam berdakwah.
Untuk itu ia menciptakan tembang Jawa (tembang pangkur) yang hingga kini masih
digemari.
Berikut adalah gambar dari Sunan Drajat / Reden Qasim:

Pusat kegiatan Sunan Drajat di daerah Sedayu, Jawa Timur. Seperti halnya ayah dan
saudaranya, Sunan Drajat dalam berdakwah menggunakan alat gamelan. Jika Sunan Bonang
berhasil mengubah lagu gending sekaten, maka Sunan Drajat berhasil menciptakan lagu
gending pangkur yang sampai sekarang lagu itu masih banyak digemari oleh masyarakat
Jawa. Sunan Drajat terkenal juga dengan kegiatan sosialnya. Dialah wali yang memelopori
penyantunan anak-anak yatim dan orang sakit.
5. Sunan Giri (Raden Paku)
Sunan Giri atau Raden Paku adalah putra dari Maulana Ishak dari Blambangan, sahabat
Sunan Ampel. Raden Paku ini bersahabat dengan Sunan Bonang. Keduanya kemudian
disuruh pergi haji ke Mekah sambil menuntut ilmu oleh Sunan Ampel.
Berikut ini adalah gambar dari Sunan Giri:

Selain menjadi murid Sunan Ampel, ia juga memperdalam ilmu agama di Pasai yang ketika
itu menjadi tempat perkembangan ilmu ketuhanan, keimanan, dan tasawuf. Raden Paku
memperoleh ilmu agama di Pasai sehingga dianugerahi gelar ‘ain al-yaqiin (keyakinan yang
nyata). Karena itulah ia dikenal masyarakat dengan sebutan Raden Ainul Yakin. Sunan Giri
mendirikan pesantren di daerah Giri. Pada perkembangan selanjutnya, pesantren itu menjadi
pesantren yang terkenal ke seluruh nusantara. Santri yang belajar di pesantren Sunan Giri
banyak berasal dari luar Jawa, seperti Madura, Kalimantan, Makasar, dan Lombok. Selain
menerima santri dari berbagai daerah, Sunan Giri ternyata mengirimkan banyak mubalignya
ke Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku. Setelah wafat, Sunan Giri dimakamkan di Bukit
Giri dekat Gresik.

6. Sunan Kalijaga (Raden Jaka Said)


Sunan Kalijaga adalah putera seorang Adipati Tuban. Nama asli Sunan Kalijaga
adalah Raden Jaka Said di sumber lain namanya adalah Raden Mas Syahid. Ayahnya
bernama Raden Sahur Tumenggung Wilatika (bupati Tuban). Nama Kalijaga berasal dari
bahasa Arab qadi zaka yang berarti pemimpin atau pelaksana yang menegakkan kesucian.
Sejak kecil ia sudah menampakan ketaatan kepada agama Islam dan berbakti kepada orang
tua.
Berikut adalah gambar dari Sunan Kalijaga:

Sunan Kalijaga merupakan mubalig keliling dan tidak memiliki pusat dakwah yang tetap.
Sunan Kalijaga menggunakan kesenian wayang kulit sebagai media dakwahnya. Sunan
Kalijaga memadukan kisah yang dilakonkan dengan ajaran Islam sehingga Islam mudah
dipahami. Pada masa itu, masyarakat sangat menggemari kesenian wayang. Peninggalan
lainnya dari Sunan Kalijaga yang sekarang masih dipakai dalam kehidupan masyarakat
Indonesia, antara lain: perancang pertama baju taqwa, penciptakan lagu Dandang Gula dan
Semarangan, mencipakan seni ukir bermotif dedaunan, menciptakan bedug di mesjid,
menciptakan Gong Sekaten, dan memprakarsai Gerebeg Maulud. Sunan Kalijaga di
makamkan di daerah Kadilangu dekat Demak.

7. Sunan Kudus (Jafar Sadiq)


Sunan Kudus atau Jafar Sadiq. Ia adalah salah seorang panglima tentara
Demak. Sepulangnya dari Mekah ia mendirikan pusat dakwah dengan nama Kudus, diambil
dari nama al-quds (Palestina). Mesjid yang terkenal dibangun adalah Mesjid Kudus yang
terkenal dengan menara mesjidnya. Semasa hidupnya, ia mengajarkan agama Islam di sekitar
pesisir utara Jawa Tengah di daerah Kudus Dari sinilah ia lebih dikenal sebagai Sunan
Kudus. Sunan Kudus ini seorang yang ahli dalam bidang tauhid, hadist, fiqih, dan lainnya. Ia
juga terkenal sebagai pujangga yang mengarang cerita pendek yang bernafaskan keislaman.
Dalam bidang kesenian ia dikenal sebagai pencipta Gending Asmarandana.
Berikut adalah gambar dari Sunan Kudus:

Jafar Sadiq adalah wali yang tinggal di Kudus. la adalah putra Raden Usman Haji yang
menyiarkan Islam di daerah Jirang Panolan, Blora. Sunan Kudus memiliki keahlian khusus
dalam ilmu agama. Sunan Kudus banyak didatangi oleh para penuntut ilmu dari berbagai
wilayah karena keahlian yang dimilikinya. la juga dipercaya untuk mengendalikan
pemerintahan di daerah Kudus. Karena itu, ia menjadi pemimpin agama sekaligus pemimpin
pemerintahan di wilayah itu.

8. Sunan Muria (Raden Prawoto/Umar Said)


Sunan Muria atau Raden Prawoto atau Raden Umar Said, adalah putra Sunan
Kalijaga. Karena ibunya adalah adik Sunan Giri maka Sunan Muria ini keponakan Sunan
Giri. Pusat kegiatan dakwah Sunan Muria terletak di lereng Gunung Muria (Jawa Tengah) Ia
banyak bergaul dengan rakyat jelata. Sambil bercocok tanam, berladang, dan berdagang, ia
mengajarkan ajaran Islam. Cara lainnya dalam berdakwah dengan menggunakan alat
kesenian rakyat berupa gamelan. Ia menciptakan gending sinom dan kinanti. Sunan Muria
wafat pada tahun 1560 M dan dimakamkan di atas Gunung Muria.
Berikut adalah gambar dari Sunan Muria:
9. Sunan Gunung Jati (Fatahilah)
Sunan Gunung Jati nama aslinya Falatehan atau Fatahilah, ada juga yang menyebut
Syarif Hidayattullah berasal dari Pasai (Aceh). Sunan Gunung Jati ini adalah wali satu-
satunya wali yang banyak berjasa dalam menyebarkan agama Islam di Jawa Barat. Pusat
kegiatan dakwahnya di daerah Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat sehingga dikenal dengan
sebutan Sunan Gunung Jati. Pada tahun 1570 M, Sunan Gunung Jati wafat dan dimakamkan
di Gunung Jati, Cirebon Jawa Barat.
Berikut adalah gambar dari Sunan Gunung Jati:
Sunan Gunung Jati juga merupakan pendiri dinasti Kesultanan Banten yang dimulai dari
putranya, Sultan Maulana Hasanuddin
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSAKA

http://www.guruips.com/2018/06/Nama-dan-Gambar-9-Wali-Songo-Lengkap-
Beserta-Cerita-Singkatnya.html

Anda mungkin juga menyukai