Disusun oleh :
Kelas IX E
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyusun makalah tentang Sunan Gresik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu memahami
materi-materi tentang tokoh Sunan Gresik. Selain sederhana, penyampaian materi
dalam makalah ini sangat praktis dan mudah dipahami.
Kami menyadari, bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca dan guru
pembimbing sangat kami harapkan demi perbaikan dimasa mendatang.
Akhirnya kami berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca dan penulis khususnya.
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Maulana Malik Ibrahim adalah keturunan ke-11 dari Husain bin Ali. Ia
disebut juga Sunan Gresik, Syekh Maghribi, atau terkadang Makhdum
Ibrahim As-Samarqandy. Ia diperkirakan lahir di Samarkand di Asia Tengah,
pada paruh awal abad ke-14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya
Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah orang Jawa terhadap AsSamarqandy. Dalam cerita rakyat, ada yang memanggilnya Kakek Bantal.
Malik Ibrahim umumnya dianggap sebagai wali pertama yang
mendakwahkan Islam di Jawa. Ia mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam
dan banyak merangkul rakyat kebanyakan, yaitu golongan masyarakat Jawa
yang tersisihkan akhir kekuasaan Majapahit. Malik Ibrahim berusaha menarik
hati masyarakat, yang tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Ia
membangun pondokan tempat belajar agama di Leran, Gresik. Pada tahun
1419, Malik Ibrahim wafat. Makamnya terdapat di desa Gapura Wetan,
Gresik, Jawa Timur.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Asal keturunan
2. Penyebaran Islam
3. Wafat
1.3
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas makalah ini bertujuan sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui asal keturunan Sunan Gresik
2.
Untuk mengetahui penyebaran agama
3.
Untuk mengetahui Wafatnya Sunan Gresik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim
Maulana Malik Ibrahim adalah keturunan ke-11 dari Husain bin Ali. Ia
disebut juga Sunan Gresik, Syekh Maghribi, atau terkadang Makhdum
2.5 Wafat
Setelah selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama
di Leran, tahun 1419 Maulana Malik Ibrahim wafat. Makamnya kini terdapat
di desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur.
Inskripsi dalam bahasa Arab yang tertulis pada makamnya adalah
sebagai berikut:
Ini adalah makam almarhum seorang yang dapat diharapkan mendapat
pengampunan Allah dan yang mengharapkan kepada rahmat Tuhannya Yang
Maha Luhur, guru para pangeran dan sebagai tongkat sekalian para Sultan
dan Wazir, siraman bagi kaum fakir dan miskin. Yang berbahagia dan syahid
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Secara umum dapat disebutkan bahwa para pembawa agama Islam
pertama kali ke wilayah Nusantara-Indonesia adalah para pedagang dan
Muballigh dari Arab, Persia dan India. Mereka mengunjungi daerah-daerah
pesisir nusantara yang berhubungan langsung dengan bandar-bandar
perdagangan internasional. Aceh dengan kerajaan Perlak dan Pasai telah
menjadi penyangga penyebaran Islam yang utama ke wilayah lainnya di
Nusantara. Sebab ditemukan laporan bahwa hampir seluruh ulama yang
menyebarkan Islam ke daerah lain adalah berasal atau paling tidak berguru ke
kepada ulama yang ada di kedua kerajaan tersebut. Setidaknya hingga
pertengahan abad ke 15, umat Islam bukan saja telah menyebar luas
keseluruh kepuluan Indonesia, bahkan secara sosial telah muncul menjadi
agen perubahan sejarah yang penting.
Islam dengan demikian menyediakan cetak biru untuk organisasi
politico-ekonomi, dan dengan ini sedang dipersiapkan jalan bagi terjadinya
proses-proses perubahan struktural baru dari system agraris-patrimonial
kearah persamaan dan pertumbuhan ekonomi atau kapitalisme-politik. Dari
cetak biru politico-ekonomi inilah, Islam menyentuh kalangan menengah
pedagang pribumi memeluk agama Islam untuk berpartisipasi dalam
komunitas moral perdagangan Muslim Internasional. Melalui Malaka yang
sejak ahir abad ke 14 telah berkembang menjadi entrepot-state (Negara
penyalur perdagangan lintas laut).
Dengan demikian hubungan perdagangan antar pulau di wilayah
Nusantara semakin terbuka. Dan itu berarti memperluas jangkauan dakwah
dan penyebaran Agama Islam. Para ulama yang nota bene adalah para Sayid
keturunan Rasulullah yang sebagiannya menjadi Sultan atau paling tidak
menjadi anggota keluarga kerajaan karena perkawinan dengan kerabat para
raja menajdi leluasa dalam menyebarkan Islam. Hal inilah yang mempercepat
proses islamisasi di wilayah kepulauan Nusantara-Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Gresik
http://duniakumtsmanusaja.blogspot.com/p/sejarah-sunan-gresik.html