Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PROFIL DAN STRATEGI DAKWAH SUNAN GRESIK

(RADEN MAULANA MALIK IBRAHIM)

Dibuat untuk memenuhi tugas UAS Mata Kuliah Landasan Strategi Dakwah

Dosen Pengampu: Zaedun Na’im M.Pd.I

Disusun oleh:

M. Qomarul Firdaus (2177011883)

Adib Rouf Khumaidi (2177011817)

Ahmad Faris Izzul Haq (2177011777)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA


ISLAM “MA’HAD ALY HIKAM” MALANG
JULI 2023

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
penulis lantunkan puji syukur atas rahmat, hidayah, dan inayah-Nya yang selama ini telah
membimbing penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah berjudul “PROFIL
DAN STRATEGI DAKWAH SUNAN GRESIK” Makalah ini telah penulis susun dengan
maksimal dan dengan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada Ustadz Zaedun Na’im M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Landasan
Strategi Dakwah.

Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis memohon kritik dan saran yang membangun sehingga penulis mampu
untuk menjadi lebih baik lagi pada makalah-makalah berikutnya. Akhir kata penulis ucapkan
terimakasih. Semoga makalah ini dapat menjadi makalah yang bermanfaat untuk pembaca
dan khalayak umum.

SABTU,1 JULI 2023

PENULIS

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

PENDAHULUAN...............................................................................................................

A. Latar Belakang..............................................................................................................

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................

C. Tujuan...........................................................................................................................

BAB II.................................................................................................................................

A. Profil Sunan Gresik (Raden Maulana Malik Ibrahim).................................................

B.Strategi Dakwah Sunan Gresik (Raden Maulana Malik Ibrahim..................................

BAB III................................................................................................................................

PENUTUP...........................................................................................................................

A. Kesimpulan...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Gresik memiliki peran strategis terkait masuk dan berkembangnya Islam di Pulau Jawa.
Gresik sudah dikenal sejak abad ke-11 ketika tumbuh menjadi pusat perdagangan antar pulau,
tetapi sudah meluas ke berbagai negara. Sebagai kota Bandar, Gresik banyak dikunjungi
pedagang Cina, Arab, Gujarat, Kalkuta, Siam, Benggali, Campa, dan lain-lain. Gresik mulai
tampil menonjol di dalam sejarah sejak berkembangnya agama Islam di tanah Jawa.
Pembawa dan penyebar agama Islam tersebut, tidak lain adalah Syekh Maulana Malik
Ibrahim bersama Fatimah Binti Maimun yang masuk ke Gresik pada awal abad ke-11, Sunan
Giri, Syech Ali Murtado (Raja Pendeta Wunut), dan Sunan Drajad.

Dalam perkembangannya, Gresik adalah salah satu kota yang terkenal dengan sloganKota
Santri dan Berhias Iman. Jumlah penduduk kota Gresik sebesar 93.255 jiwa yaitu penduduk
laki-laki 41.409 jiwa dan penduduk perempuan 51.846 jiwa. Pemeluk agama Islam di kota
Gresik ini sebanyak 80.131 (Badan Pusat Statistik, 2008 dalam Puspitasari).

Seiring berjalannya waktu identitas kota santri di Kota Gresik hanya seperti sebuah
museum atau tempat penyimpanan artefak Islam saja. Gresik tidak lebih dari sekadar tempat
bersemayamnya jasad para waliyullah, misalnya Maulana Malik Ibrahim, Gunan Giri, Nyai
Ageng Pinatih, Sunan Prapen, dan sebagainya. Dengan kata lain, seiring dengan wafatnya
para waliyullah, perlahan namun pasti redup pula pancaran nilai-nilai Islam dari bumi Gresik.
Bentuk penghormatan terhadap para waliyullah hampir telah hilang, yang tersisa hanyalah
penghargaan-penghargaan simbolik, di antaranya khaul, ziarah wali, dan sejenisnya yang
terwujud dalam tradisi “meruwat makam”. Untuk membangun tradisi “meruwat ajaran
waliyullah” tersebut hampir-hampir turut terkubur bersama jasad para wali itu sendiri.
Keteladanan akhlak waliyullah yang kemudian mampu mengantarkan Gresik sebagai Kota
Santri justru tidak berbekas.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Profil Sunan Gresik (Raden Maulana Malik Ibrahim)
2. Strategi Dakwah Sunan Gresik ( Raden Maulana Malik Ibrahim)
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk Mengetahui Profil Sunan Gresik (Raden Maulana Malik Ibrahim)
2. Untuk Mengetahui Strategi Dakwah Sunan Gresik (Raden Maulana Malik Ibrahim)
BAB II
PEMBAHASAN
A. PROFIL SUNAN GRESIK
Sunan Gresik, nama asli Maulana Malik Ibrahim, atau dikenal pula dengan sebutan Syekh
Maghribi adalah salah satu anggota Walisongo. Meskipun beliau bukan asli orang Jawa,
namun beliau berjasa kepada masyarakat. Karena beliaulah yang mula pertama menyebarkan
Islam di tanah Jawa. Sehingga berkat usaha dan jasanya, penduduk pulau Jawa yang
kebanyakan masih beragama Hindu dan Buddha di kala itu akhirnya mulai banyak yang
memeluk Islam. Adapun dari kalangan orang-orang Hindu, hanya dari kasta-kasta Wisyaa
dan Sudra yang dapat diajak memeluk Islam. Sedang dari kasta-kasta Brahmana dan Ksatria
pada umumnya tidak suka memeluk Islam, bahkan tidak sedikit dari kalangan Brahmana
yang lari sampai ke Pulau Bali serta menetap di sana. Mereka akhirnya mempertahankan diri
hingga sekarang dan agama mereka kemudian dikenal dengan sebutan agama Hindu Bali.
Maulana Malik Ibrahim, atau Makdum Ibrahim As-Samarqandy diperkirakan lahir di
Samarkand, Asia Tengah, pada paruh awal abad 14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma
menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah Jawa terhadap As-Samarqandy,
berubah menjadi Asmarakandi. Maulana Malik Ibrahim kadang juga disebut sebagai Syeikh
Magribi. Sebagian rakyat malah menyebutnya Kakek Bantal. Ia bersaudara kandung dengan
Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudra Pasai, sekaligus ayah dari Sunan Giri (Raden
Paku).

Ibrahim dan Ishak adalah anak dari seorang ulama, bernama Maulana Jumadil Kubro,
atau Syeikh Jumadil Qubro. Maulana Jumadil Kubro diyakini sebagai keturunan ke-10 dari
Saidina Husein, cucu Nabi Muhammad SAW.

Maulana Malik Ibrahim bermukim di Champa selama tiga belas tahun sejak tahun
1379. Ia malah menikahi puteri raja, yang memberinya dua putera. Mereka adalah Raden
Rahmat (dikenali dengan Sunan Ampel) dan Sayid Ali Murtadha alias Raden Santri. Merasa
cukup menjalankan misi dakwah di negeri itu, tahun 1392 M Maulana Malik Ibrahim hijrah
ke Pulau Jawa meninggalkan keluarganya.

Beberapa versi menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah yang
ditujunya pertama kali yakni desa Sembalo, daerah yang masih berada dalam wilayah
kekuasaan Majapahit. Desa Sembalo sekarang, adalah daerah Leran kecamatan Manyar, 9
kilometer utara kota Gresik.

Setelah beres mendirikan dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran, Syeh
Maulana Malik Ibrahim wafat tahun 1419. Makamnya sekarang terdapat di desa Gapura,
Gresik, Jawa Timur.

B. STRATEGI DAKWAH SUNAN GRESIK (RADEN MAULANA MALIK


IBRAHIM)

Maulana Malik Ibrahim dianggap termasuk salah seorang yang pertama-tama


menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, dan merupakan wali senior di antara para
Walisongo lainnya. Beberapa versi babad menyatakan bahwa kedatangannya disertai
beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali ialah desa Sembalo, sekarang adalah
daerah Leran, Kecamatan Manyar, yaitu 9 kilometer ke arah utara kota Gresik. Ia lalu mulai
menyiarkan agama Islam di tanah Jawa bagian timur, dengan mendirikan mesjid pertama di
desa Pasucinan, Manyar.

Pertama-tama yang dilakukannya ialah mendekati masyarakat melalui pergaulan. Budi


bahasa yang ramah-tamah senantiasa diperlihatkannya di dalam pergaulan sehari-hari. Ia
tidak menentang secara tajam agama dan kepercayaan hidup dari penduduk asli, melainkan
hanya memperlihatkan keindahan dan kebaikan yang dibawa oleh agama Islam. Berkat
keramah-tamahannya, banyak masyarakat yang tertarik masuk ke dalam agama Islam.
Setelah berhasil memikat hati masyarakat sekitar, aktivitas selanjutnya yang dilakukan
Maulana Malik Ibrahim ialah berdagang. Ia berdagang di tempat pelabuhan terbuka, yang
sekarang dinamakan desa Roomo, Manyar. Perdagangan membuatnya dapat berinteraksi
dengan masyarakat banyak, selain itu raja dan para bangsawan dapat pula turut serta dalam
kegiatan perdagangan tersebut sebagai pelaku jual-beli, pemilik kapal atau pemodal.

Setelah cukup mapan di masyarakat, Maulana Malik Ibrahim kemudian melakukan


kunjungan ke ibu kota Majapahit di Trowulan. Raja Majapahit meskipun tidak masuk Islam
tetapi menerimanya dengan baik, bahkan memberikannya sebidang tanah di pinggiran kota
Gresik. Wilayah itulah yang sekarang dikenal dengan nama desa Gapura. Cerita rakyat
tersebut diduga mengandung unsur-unsur kebenaran; mengingat menurut Groeneveldt pada
saat Maulana Malik Ibrahim hidup, di ibu kota Majapahit telah banyak orang asing termasuk
dari Asia Barat.

Demikianlah, dalam rangka mempersiapkan kader untuk melanjutkan perjuangan


menegakkan ajaran-ajaran Islam, Maulana Malik Ibrahim membuka pesantren-pesantren
yang merupakan tempat mendidik pemuka agama Islam pada masa selanjutnya. Hingga saat
ini makamnya masih diziarahi orang-orang yang menghargai usahanya menyebarkan agama
Islam berabad-abad yang silam.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sunan Gresik, nama asli Maulana Malik Ibrahim, atau dikenal pula dengan sebutan Syekh
Maghribi adalah salah satu anggota Walisongo. Meskipun beliau bukan asli orang Jawa,
namun beliau berjasa kepada masyarakat. Karena beliaulah yang mula pertama menyebarkan
Islam di tanah Jawa.

Strategi dakwah yang beliau lakukan salah satunya adalah dengan cara mendekati
masyarakat melalui pergaulan. Budi bahasa yang baik beliau perlihatkan di dalam pergaulan
sehari-hari. Ia tidak menentang secara tajam agama dan kepercayaan hidup dari penduduk
asli, melainkan hanya memperlihatkan keindahan dan kebaikan yang dibawa oleh agama
Islam. Berkat keramah-tamahannya, banyak masyarakat yang tertarik masuk ke dalam agama
Islam.

DAFTAR PUSTAKA

1.Drewes, G. W. J. 1968. New Light on the Coming of Islam to Indonesia?, Bijdragen tot de
Taal-, Land- en Volkenkunde.

2.^ Salam, Solichin, 1960. Sekitar Walisanga, hlm 24-25, Penerbit "Menara Kudus", Kudus.
3.^ Munif, Drs. Moh. Hasyim, 1995. Pioner & Pendekar Syiar Islam Tanah Jawa, hlm 5-6,
Yayasan Abdi Putra Al-Munthasimi, Gresik.

4.^ Tjandrasasmita, Uka (Ed.), 1984. Sejarah Nasional Indonesia III, hlm 26-27, PN Balai
Pustaka, Jakarta.

5.^ Groeneveldt, W.P., 1960. Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled from
Chinese Sources. Bhratara, Jakarta.

6.^ Lompat ke:a b Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual, Penerbit Buku Kompas, Desember
2006.

Anda mungkin juga menyukai