Anda di halaman 1dari 6

RINGKASAN

MATERI BUAH DAN BIJI

Nama : Wisnu Saka Saputra

Kelas : VIII F

NO : 31
A. BUAH
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan
dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan
bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar
biji tumbuhan. Buah yang sesuai menurut pengertianbotani biasa disebut buah sejati. Ilmu yang
mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.

1. Arti Botani
Dalam pandangan botani, buah adalah sebagaimana tercantum pada paragraf pertama
di atas. Bagi tumbuhan berbunga, buah adalah alat untuk menyebar luaskan biji-bijinya; adanya
biji di dalam dapat mengindikasikan bahwa organ tersebut adalah buah, meski ada pula biji yang
tidak berasal dari buah. Botani merupakan salah satu bidang kajian dalam biologi yang
mengkhususkan diri dalam mempelajari seluruh aspek biologi tumbuh-tumbuhan.

2. Pembentukan Buah

Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing
mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh
peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala
sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik,
serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari
yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik
menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang
berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal
biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada
tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan
protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti
sel keduanya.

Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi


embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal
buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah
batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan
keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga
(sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan
gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi.
Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. 

Dinding buah dikenal sebagai perikarp yang dibedakan atas dua lapisan atau lebih.
Yang di bagian luar disebut dinding luar,eksokarp atau epikarp yang di dalam disebut dinding
dalam atau endokarp serta lapisan tengah yang disebut dinding tengah atau mesokarp.

3. Tipe – Tipe Buah


Buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang
berisi satu biji atau lebih. Buah ganda, yakni jika buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki
banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-lepas,
namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Contohnya
adalah sirsak . Buah majemuk, yakni jika buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian
buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada akhirnya seakan-akan
menjadi satu buah saja. Contohnya adalah nanas , bunga matahari . Buah berdaging buah yang
mempunyai kulit buah tebal dan berdaging sedangkan buah kering mempunyai kulit buah yang
tipis.

Buah kering selanjutnya dibedakan atas buah yang tidak memecah (indehiscens) dan


yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens berisi satu biji, sehingga untuk memencarkan
bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah buah tipe
padi, tipe kurung, dan tipe keras.

a. Buah Padi memiliki dinding buah yang tipis, dan berlekatan menyatu dengan kulit biji. Buah
terbungkus oleh sekam. Buah suku padi-padian dan teki-tekian termasuk kelompok ini. Bulir
atau buah padi adalah buah sekaligus biji. Bagian buah terletak di sebelah luar, terdiri dari
lemma, palea, dan skutelum. Bagian biji terdiri dari lapisan aleuron (hanya setebal satu lapis
sel), endospermia (tempat penyimpanan cadangan makanan), dan embrio.
b. Buah Kurung memiliki dinding buah yang tipis, berdempetan namun tidak berlekatan
dengan kulit biji. Contohnya adalah buah ('biji') bunga pukul empat (Mirabilis). Buah kurung
majemuk contohnya adalah (buah) bunga matahari.
c. Buah Keras terbentuk dari dua helai daun buah (carpel) atau lebih
Dinding buah keras, kadangkala mengayu, tidak berlekatan dengan
kulit biji. Contohnya adalah buah sarangan. Buah bersayap (samara)
semacam ini contohnya adalah buah meranti. Buah kering yang
memecah umumnya berisi lebih dari satu biji, sehingga memecahnya
Buah semu  Dinding luar buah
buah nampaknya terkait dengan upaya untuk memencarkan biji, agar semu adalah dasar bunga
tidak terkumpul di suatu tempat. Misalnya, buah berbelah, buah majemuk yang menangkup,
menutupi 'biji-biji' yang
kendaga, buah kotak, buah bumbung, buah lobak, buah polong.
sebetulnya masing-masing
adalah sebutir buah.
Buah berdaging Buah-buah tunggal berdaging pada umumnya tidak memecah
(membuka) ketika masak. Salah satu perkecualiannya adalah pala (Myristica). Beberapa bentuk
buah berdaging, di antaranya, buah buni, buah mentimun, buah jeruk, buah batu, buah delima.

Buah ganda adalah buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang memiliki banyak
bakal buah. Buah kurung berganda, misalnya pada buah mawar. Buah bumbung berganda,
misalnya pada cempaka. Buah buni berganda, misalnya pada sirsak. Buah batu berganda,
misalnya pada murbei.

Buah majemuk adalah buah hasil perkembangan bunga majemuk. Macam-macam


buah majemuk adalah Buah padi majemuk, misalnya jagung. Buah kurung majemuk,
misalnya buah bunga matahari. Buah buni majemuk, misalnya buah nanas. Buah batu
majemuk, misalnya buah pandan , pace.

Buah tidak berbiji merupakan salah satu ciri penting buah-buahan komersial. Kultivar-
kultivarpisang dan nanas adalah contohnya. Pada sejumlah spesies, keadaan tak berbiji
merupakan hasil dari partenokarpi, yakni proses pembentukan buah tanpa
terjadinya pembuahan sebelumnya. Buah partenokarpi bisa terbentuk dengan atau tanpa
peristiwa penyerbukan. keadaan tak berbiji pada anggur sebetulnya terjadi karena matinya atau
tidak tumbuhnya embrio (dan biji) yang dihasilkan oleh pembuahan, keadaan yang dikenal
sebagai stenospermokarpi, yang memerlukan proses penyerbukan dan pembuahan secara
normal.

4. Macam – Macam Buah


Buah sejati adalah jika buah dibentuk oleh jaringan yang berasal dari bakal buah.
Contohnya, advokad, mangga, anggur, papaya, tomat, belimbing, sawo, rambutan, dll. Buah
semu adalah jika buah dibentuk tidak hanya oleh jaringan yang berasal dari bakal buah. Contoh,

a. Jambu monyet, dibentuk dari tangkai bunga yang membesar.


b. Nangka, berasal dari daun bunga yang berkembang menjadi daging buah semu.
c. Ciplukan, kelopak berkembang dan menutupi buah sejatinya.
d. Manggis, kelopak dan sisa kepala putik tetap ada pada buahnya.
e. Apel, dasar bunga membesar dan berkembang menutupi buah sejatinya.
f. Nanas, daun bunga ikut membentuk buahnya.

5. Pemencaran Biji
Variasi dalam bentuk dan struktur buah terkait dengan upaya-upaya pemencaran biji.
Pemencaran ini bisa terjadi dengan bantuan hewan, angin, aliran air, atau proses pecahnya
buah yang sedemikian rupa sehingga melontarkan biji-bijinya sampai jauh.

a. Pemencaran Binatang (Zookori) Musang, misalnya, menyukai buah-buah yang manis


termasuk pepaya, kopi dan aren, dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna dalam
perutnya. Biji-biji itu, akhirnya dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang bisa jadi cukup jauh
dari pohon asalnya. Demikian pula yang terjadi pada beberapa macam biji-biji rumput dan
semak yang dimakan oleh ruminansia. Pemencaran seperti itu disebut endozoik.
b. Pemencaran Angin (Anemokori) Alih-alih buahnya, pada jenis-jenis tumbuhan tertentu
adalah bijinya yang memiliki sayap atau alat melayang yang lain. Biji-biji bersayap ini
misalnya adalah biji bayur , mahoni (Swietenia), atau tusam. Biji kapas dan kapok memiliki
serat-serat yang membantunya melayang bersama angin.
c. Pemencaran Air (Hidrokori) Buah-buah yang dipencarkan oleh air pada umumnya
memiliki jaringan pengapung (seperti gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak basah
oleh air. Akar lembaga dan hipokotilnya tumbuh memanjang keluar dari buah dan
menggantung di ujung ranting, hingga pada saatnya kecambah terlepas dan jatuh ke lumpur
atau air di bawahnya. Kecambah yang jatuh ke lumpur mungkin langsung menancap dan
seterusnya tumbuh di situ; namun yang jatuh ke air akan terapung dan bisa jadi terbawa
arus air sungai atau laut hingga ke tempat yang baru, di mana kecambah itu tersangkut dan
tumbuh menjadi pohon.
d. Pemencaran Sendiri Buah-buah kering yang memecah sendiri (dehiscens), di saat masak
kehilangan kadar airnya, hingga pada lengas tertentu bagian-bagian yang terkait melenting
secara tiba-tiba, memecah kampuh, dan melontarkan biji-biji di dalamnya ke kejauhan.

B. BIJI (Semen)
Biji adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan
berbunga yang telah masak. Dari sudut pandang evolusi, biji
merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi
sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai
untuk pertumbuhan. Biji telah memperlihatkan diri sebagai
perkembangan penting dalam reproduksi
dan pemencaran Spermatophyta (tumbuhan berbunga atau
tumbuhan berbiji). Pada umumnya biji memiliki tiga bagian
utama, kulit biji, lembaga (embrio), dan endosperma (putih
lembaga).

1. Kulit Biji (Testa)


Berkembang dari jaringan integumen yang semula mengitari ovula (bakal biji). Tatkala
biji masak, kulit biji ini dapat setipis kertas (misalnya pada kacang tanah) atau tebal dan keras
seperti pada kelapa. Kulit biji ini berguna untuk menjaga lembaga dari kekeringan dan kerusakan
mekanis.

Di samping ketiga bagian utama biji di atas, beberapa spesies memiliki bagian tambahan
pada biji yang dihasilkannya; misalnya salut biji (arilus) pada pala, rambut pada kapas, atau
sejenis struktur yang mengandung minyak yang disebut elaiosome (misalnya pada bijijarak dan
biji aneka jenis Euphorbiaceae lainnya). Biji-biji juga acap memiliki tanda bekas tali pusat yang
disebut hilum (pusar atau pusat) dan rafe (garis biji).

2. Lembaga (Embrio)
Lembaga (embrio) adalah jaringan bakal tumbuhan dari mana tumbuhan yang baru
akan berkembang manakala kondisi lingkungannya sesuai. Lembaga ini memiliki satu helai daun
lembaga (kotiledon) pada tetumbuhan berkeping satu (monokotil); dua helai daun lembaga pada
hampir semua tetumbuhan berkeping dua (dikotil); dan dua atau lebih pada tetumbuhan berbiji
terbuka (Gymnospermae). Selanjutnya lembaga juga memiliki calon akar yang disebut radikula
dan calon tunas yang disebut plumula. Calon batang yang terletak di atas titik perlekatan daun
lembaga disebut epikotil, dan yang terletak di bawahnya disebut hipokotil. Embrio memiliki
bagian-bagian calon akar (akar lembaga atau radikula), calon daun (plumula), daun lembaga
(kotiledon), batang lembaga (cauliculus).

3. Endosperma (Putih Lembaga)

Endosperma, dalam botani, adalah bagian dari biji tumbuhan berbunga (Angiospermae)


yang merupakan hasil dari pembuahan berganda selain embrio. Endosperma dapat dikatakan
sebagai "saudara kembar" embrio karena selalu terbentuk bersama namun, berbeda dengan
embrio yang diploid, endosperma adalah triploid.

Endosperma dapat dilihat dengan jelas pada biji-bijian tertentu, seperti padi, jagung,
apokat, serta jarak. Fungsinya yang paling utama adalah sebagai penyedia cadangan energi
bagi embrio dalam proses perkecambahan. Karena itu, protein penyusunnya adalah albumin,
protein yang larut dalam air. Karena fungsinya ini, pada endosperma sering kali terkandung
karbohidrat dan lemak. Walaupun demikian, endosperma tidak selalu ditemukan pada biji-biji
yang masak. Pada suku kacang-kacangan (Fabaceae) serta sawi-sawian (Brassicaceae)
misalnya endosperma tidak ditemukan karena menyusut (rudimenter) dalam perkembangan biji.
Cadangan makanan tersebut ada di dalam kotiledon .

Anda mungkin juga menyukai