Anda di halaman 1dari 9

LOGIKA BERFIKIR

Logika adalah sesuatu yang masuk akal dan fakta, atau Logika sebagai istilah berarti suatu
metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran. Logika
memberikan aturan-aturan dan teknik-teknik untuk menentukan suatu argumen yang
diberikan adalah valid, selain itu logika dasar berpikir dapat dijadikan sebagai alat untuk
membuktikan teorema-teorema, dalam ilmu pengetahuan untuk menarik kesimpulan dari
eksperimen-eksperimen, dalam ilmu pengetahuan sosial dan dalam kehidupan sehari-hari
untuk menyelesaikan berbagai masalah.
Logika dasar berpikir dapat digunakan dalam penulisan karya-karya ilmiah, hal ini
dikarenakan logika dasar berpikir merupakan teknik pemikiran yang mendasar dari
sebuah argument atau pemikiran seseorang. Menciptakan berbagai argument yang runtut,
teratur serta selaras dengan sebab dan akibat dari sebuah pemikiran sekaligus dapat di
gunakan dalam penarikan kesimpulan.
Jika di definisikan secara umum logika adalah hasil pertimbangan dari akal pikiran
manusia yang diutarakan melalui kata-kata dan dinyatakan dalam bahasa.

arti logika adalah suatu penalaran yang dilakukan atau dinilai sesuai dengan prinsip-
prinsip validitas yang ketat. Logika adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari
tentang kecakapan berpikir secara teratur, lurus, dan tepat.

Secara etimologis, istilah "logika" berasal dari bahasa Yunani yaitu Logos yang kemudian
membentuk kata Logikos dimana artinya adalah suatu pertimbangan akal (pikiran) yang
diungkapkan dengan kata-kata atau bahasa.

Secara historis tentu ada makna dan manfaatnya bagi manusia. Secara singkat manfaat
logika dalam ilmu pengetahuan dapat dikategorikan sebagai berikut

Pertama, logika menyatakan, menjelaskan, dan menggunakan prinsip abstrak yang dapat
dipakai dalam semua lapangan ilmu pengetahuan.

Kedua, logika menambah daya berpikir, abstrak, dan demikian melatih dan
mengembangkan daya pemikiran dan menimbulkan disiplin intelektual.

Ketiga, logika mencegah kita tersedat oleh segala sesuatu kita peroleh berdasarkan
otoritas, emosi, dan prasangka.

Keempat, logika di masa sekarang dikenal "era of reasons" membantu kita untuk berpikir
sendiri dan tahu membedakan yang benar dari yang palsu.

Kelima, logika membantu orang untuk dapat berpikir lurus, tepat, dan teratur, karena
dengan berpikir demikian ia dapat memperoleh kebenaran dan menghindari kesesatan.

Jika begitu, maka hampir semua hal membutuhkan logika berpikir. Dengan bekal logika,
ilmu pengetahuan dapat berkembang sampai bercabang-cabang. ada beberapa cabang
keilmuan yang dipelajari. Seluruh ilmu yang dipelajari mengacu pada permainan logika.
Namun permainan logika manusia kadang-kadang sudah dibantu dengan alat. Teknologi
sebagai dasar permainan logika dan ilmu pengetahuan, maka akan terus berkembang
membantu kesejahteraan manusia.
SEJARAH PENDIDIKAN INDONESIA

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk bisa berproses dan
berinteraksi di dunia luar dengan semua masyarakat sekitarnya. Pendidikan juga menjadi
salah satu bekal terpenting di masa depan. Pendidikan itu sudah kita kenal sejak zaman
sebelum Negara Indonesia merdeka hingga saat ini. Pendidikan menjadi salah satu hal
pokok yang harus dipehatikan karena pendidikan mampu membentuk karakter pribadi
setiap orang apabila sungguh-sungguh dalam menekuninya. Pendidikan adalah proses
pembelajaran tentang akhlak, ilmu pengatahuan dan keterampilan yang menjadi kebiasaan
turun-temurun sekelompok orang untuk melakukan pengajaran, pengamatan, pelatihan
atau penelitian. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (1), pengertian pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Secara langsung maupun tidak
langsung pendidikan mampu memberikan kita ilmu pengetahuan baru, membentuk
karakter pribadi yang lebih baik dan mempermudah kita merintis karir di masa
mendatang.

Pendidikan di Indonesia sudah ada sejak masa sebelum kemerdekaan dan sesudah
kemerdekaan. Pertama, ajaran agama menjadi landasan pendidikan di antaranya, yaitu
Pendidikan Agama Hindu-Budha, Pendidikan Agama Islam, dan Pendidikan Agama Katholik
dan Kristen Protestan. Kedua, kepentingan penjajah menjadi landasan pendidikan di
antaranya yaitu pendidikan pada masa Portugis, pendidikan pada masa Belanda (VOC), dan
pendidikan pada masa Jepang. Ketiga, pendidikan pada masa Kemerdekaan. Keempat,
pendidikan pada masa Orde Baru. Kelima, pendidikan pada masa Reformasi.

1. Ajaran Agama menjadi landasan Pendidikan

a. Pendidikan Hindu-Budha

Sistem pendidikan semenjak periode awal berkembangnya agama Hindu-Budha di


Indonesia sepenuhnya sudah bermuatan keagamaan. Pelaksanaan pendidikan keagamaan
Hindu-Budha berada di padepokan-padepokan. Ajaran Hindu-Budha ini memberikan corak
praktik pendidikan di zaman kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha di Kerajaan Kutai (Pulau
Kalimantan), Kerajaan Tarumanegara hingga Majapahit (Pulau Jawa), Kerajaan Sriwijaya
(Pulau Bali dan Sumatera).

Pada periode akhir berkembangnya pendidikan Keagamaan Hindu-Budha, pola pendidikan


dilakukan oleh para guru pengajar di padepokan-padepokan tidak lagi bersifat kolosal
dalam kompleks, dengan jumlah murid relatif terbatas dan bobot materi pembelajaran
yang bersifat religius dan spiritual. Selain belajar untuk menuntut ilmu, para murid di
padepokan ini juga harus bekerja demi terpenuhinya kebutuhan sehari-hari mereka. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pada masa pendidikan keagamaan Hindu-Budha pengelola
pendidikan adalah kaum Brahmana, bersifat tidak formal, dapat mengundang guru untuk
datang ke istana, dan pendidikan kejuruan dilakukan secara turun-temurun melalui jalur
kastanya masing-masing.

b. Pendidikan Islam

Saudagar asal Gujarat pada abad ke-13 menjadi salah satu ciri-ciri dari mulainya
pendidikan berlandaskan ajaran Islam di Indonesia. Mula-mula kehadiran mereka terjalin
melalui hubungan teratur dengan para pedaganag asal pulau Sumatra dan Jawa. Kemudian,
para saudagar yang beragama Islam asal Gujarat itu di Indonesia menjadi penyebar agama
Islam. Ajaran agama Islam awal berkembang di kawasan pantai pesisir, sementara ajaran
agama Hindu masih kuta di kawasan pedalaman. Kerajaan Samudra-Pasai (1297) di
Indonesia menjadi kerajaan Islam pertama lebih tepatnya Aceh. Jauh sebelum Kerajaan
Samudra-Pasai berdiri pengaruh ajaran Islam sudah masuk terlebih daulu ke Indonesia.
Terbukti dengan adanya batu nisan seorang wanita bernama Fatimah binti Maimun pada
tahun 476 H (1082 M) di Leran, dekat Gresik Jawa Timur.

Pada masa pra-kolonial pendidikan agama Islam berbentuk pendidikan di pesantren,


pendidikan di musola/langgar dan pendidikan di madrasah. Pertama, Pendidikan di
musola/langgar dilaksanakan secara sederhana dengan binaan guru mengaji yang memiliki
status dibawah kyai, materi yang diajarkan membaca Al-Qur’an dan Fiqih Dasar. Kedua,
Pendidikan di pesantren memiliki sistem pendidikan pemondokan sederhana, materi
pembelajaran bersifat khusus (keagamaan), penghormatan tertinggi kepada guru, tidak
ada gaji untuk guru karena memotivasi santri semata-mata karena Allah SWT., dan santri
datang untuk menuntut ilmu secara suka rela. Ketiga, pendidikan di madrasah memiliki
sistem pendidikan yang mengajarkan agama dan ilmu pengetahuan seperti astronomi
(ilmu falak), dan ilmu pengobatan. Ketiga sistem pendidikan Islam ini tetap bertahan sejak
datangnya kolonial Belanda hingga saat ini.

c. Pendidikan Katholik dan Kristen Prostestan

Pendidikan Katholik bermula dari abad ke-16 melalui orang-orang Portugis yang
menguasai Malaka. Portugis memiliki usaha mencari rempah-rempah untuk dijual di
Eropa, dikarenakan saat itu harga rempah-rempah sangat mahal. Portugis bersama
misionaris Katholik-Roma berperan ganda sebagai penasehat spiritual, menempuh
perjalanan jauh disertai menyebar agama agama yang diyakini pada setiap tempat yang di
datanginya. Segera setelah Portugis dan Katholik-Roma menduduki suatu pulau,
menjadikan penduduk setempat sebagai pemeluk Katholik-Roma merupakan usaha utama
yang mereka lakukan. Kemudian, untuk mendidik anak-anak setempat didirikanlah acara
seminar-seminar. Namun, hanya sekitar setengah abad (500 tahun) kekuasaan Portugis itu
bertahan dan tidak berlangsung lama karena diusir oleh Spanyol. Kemudian sistem
pendidikan bercorak agama Kristen-Protestan tersebar di bawah pengaruh bangsa Belanda
di Indonesia.

2. Kepentingan Penjajah menjadi landasan Pendidikan

a. Pendidikan pada Masa Portugis

Indonesia mengalami perkembangan dari aspek ekonomi yaitu perdagangan pada abad ke-
16. Saat itu datanglah Portugis disusul dengan bangsa Spanyol datang ke Indonesia untuk
berdagang dan menyebarkan Agama Nasrani (Khatolik). Portugis datang ke Indonesia
bersama dengan missionaris salah satu namanya ialah Franciscus Xaverius. Dalam
penyebaran agama Nasrani (Katholik), menurut Franciscus Xaverius sangat diperlukan
untuk mendirikan sekolah-sekolah (seminarie). Pada tahun 1536 telah berdiri sebuah
seminarie di Ternate yang menjadi sekolah agama anak-anak orang terkemuka. Pelajaran
yang dierikan di sekolah Nasrani (Katholik) ini ada beberapa diantaranya pelajaran agama,
membaca, menulis dan berhitung. Kabupaten Solor, Flores Timur juga mendirikan
semacam seminarie dan mempunyai kurang lebih 50 orang murid yang juga mengajarkan
bahasa Latin. Tujuh kampung di Ambon penduduknya sudah beragama Katholik pada
tahun 1546, di kampung ini ternyata juga menyelenggarakan pengajaran untuk rakyat
umum. Pengajaran ini sering menimbulkan pemberontakan sehingga akhir abad ke-16
musnahlah kekuatan Portugis di Indonesia. Ini menandakan hilang juga missi Katholik di
Maluku. Hilangnya tenaga missi itu menjadi salah satu akibat dari jatuhnya Negara
sehingga usaha-usaha pendidikan terpaksa harus diberhentikan.
b. Pendidikan pada Masa Belanda

Belanda datang ke Pulau Jawa Indonesia untuk berdagang dan menciptakan kekuasaan
baru setelah berakhirnya kekuasaan Portugis pada akhir abad ke-16. Belanda yang
bergabung dalam badan perdangan VOC, menganggap bahwa agama Katholik yang
disebarkan oleh Portugis perlu digantikan dengan agama Protestan yang dianutnya.
Dengan itulah sekolah-sekolah keagamaan didirikan terutama di daerah yang dulunya
telah terpengaruh agama Nasrani (Katholik) oleh Portugis dan Spanyol. Sekolah pertama di
Ambon didirikan oleh VOC pada tahun 1607. Pembelajaran yang diberikan yaitu membaca,
menulis dan sembahyang. Guru pendidik berasal dari Belanda dan mendapat upah. Salah
satu alasan tidak ada susunan persekolahan dan gereja di Pulau Jawa karena Pulau Jawa
tidak terkena pengaruh Portugis. Pada tahun 1617 sekolah pertama didirikan di Jakarta,
lima tahun kemudia pada 1622 sekolah itu mempunyai murid 92 laki-laki dan 45
perempuan. Sekolah ini memiliki tujuan untuk menghasilkan tenaga-tenaga kerja yang
cakap sehingga dapat dipekerjakan di administrasi dan gereja pada pemerintahan. Bahasa
Belanda menjadi bahasa pengantar hingga tahun 1786. Pendidikan kejuruan mulai muncul
sejak abad ke-19 dan pada abad ke-20 muncul golongan baru yaitu golongan cerdik, pandai
yang mendapat pendidikan Barat, namun golongan ini tidak mendapat tempat dan
perlakuan wajar dalam masyarakat kolonial. Partai yang timbul sesudah tahun 1908 ada
yang berdasarkan Sarekat Islam, berdasarkan sosial seperti Muhamadiyah, ada pula
berdasarkan asas kebangsaan seperti Indische Partij. Indische Partij merupakan
pergerakan yang pertama kali merumuskan semboyan Indie los van Nederland yang
berarti “Indonesia Merdeka” dan diambil alih oleh PNI (1928).

c. Pendidikan pada Masa Jepang

Jepang merupakan salah satu negara penjajah Indonesia yang berlangsung lumayan
pendek (17 Maret 1942–17 Agustus 1945). Jepang menguasai Indonesia dimana perang,
segala usaha Jepang di tunjuukan hanya untuk perang. Banyak orang Belanda diinternir
oleh pemerintah militer Jepang sehingga banyak sekolah-sekolah untuk anak Belanda dan
Indonesia kalangan atas lenyap. Hanya susunan sekolah untuk anak-anak Indonesia saja
yang tertinggal. Sekolah rendah seperti Sekolah Desa 3 tahun, Sekolah Sambungan 2 tahun,
ELS, HIS, HCS masing-masing 7 tahun, Schakel School 5 tahun, dan MULO dihapus semua.
Pendidikan Sekolah Rakyat (Kokomin Gakko) 6 tahun, Sekolah Menengah Cu Gakko (laki-
laki) dan Zyu Gakko (perempuan) 3 tahun yang ada di Indonesia sejak masa Jepang dan
masih banyak lagi sekolah kejuruan (sekolah guru), yaitu sekolah untuk mempersipkan
tenaga pendidik dalam jumlah yang besar demi memompa dan mempropagandakan
semangat Jepang kepada anak didik.

3. Pendidikan Pasca Kemerdekaan

a. Pendidikan pada Masa Kemerdekaan

Tokoh pendidik yang berjasa pada masa kolonial Belanda seperti Ki Hajar Dewantara, Moh.
Syafe’i dari INS, Mr. Suwandi yang mengganti ejaan Bahasa Indonesia yang disusun
sebelumnya oleh Van Phuysen. Dari beberapa tokoh di atas, pemerintahan Indonesia telah
berupaya untuk mengangkat tokoh yang berjasa dalam pendidikan Indonesia dimasa
kolonial ini pada awal pendidikan masa kemerdekaan. Pengangkatan Menteri PP dan K.
Prof. Dr. Priyono dari partai Kiri Murba menjadi tanda pengaruh masuknya ideologi kiri di
dunia pendidikan.

b. Pendidikan pada Masa Orde Baru

Usaha pembangunan terencana dalam Pelita I sampai Pelita II, III dan seterusnya telah
dilancarkan oleh pemerintahan Orde Baru dengan tokoh-tokoh teknorat dalam pucuk
pimpinan pemerintahan. Rencana pendidikan dalam Pelita I ini dapat dikembangkan
menurut satu rencana dan menyesuaikan keuangan Negara. Harga minyak tanah yang
melonjak naik pada masa orde baru ini berakibat pada keuangan Negara yang
membengkak. Hal ini menjadi penyebab di dirikannya SD Inpres (Instruksi Presiden)
mengangkat guru-guru dan mencetak buku pelajaran. Hasil dari Pelita I dalam bidang
pendidikan yaitu telah ditatar lebih dari 10.000 orang guru. Enam puluh tiga koma lima
juta buku SD kelas I telah dibagikan, 6000 gedung SD dibangun, 57.740 orang guru
terutama guru SD diangkat, serta 5 Proyek Pusat Latihan Teknik yaitu di Jakarta, Bandung,
Surabaya, Medan dan Ujung Pandang telah dibangun.

c. Pendidikan pada Masa Reformasi

Kurikulum 1994 digunakan pada masa pemerintahan Habibie telah mengalami


penyempurnaan pada masa pemerintahan Gus Dur. Pendidikan pada masa pemerintahan
Megawati mengalami perubahan tatanan, antara lain:

1. Diubahnya Kurikulum 1994 ke Kurikulum 2000 menjadi Kurikulum 2002 setelah


disempurnakan (Kurikulum Berbasis Kompetensi), yaitu kurikulum dalam orientasinya
dalam pendidikan fokus pada 3 aspek utama yang dikembangkan, antara lain aspek afektif,
kognitif, dan psikomotorik.
2. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disahkan pada 8 Juli 2003 yang
memberikan dasar hukum untuk membangun pendidikan nasional dengan menerapkan
prinsip demokrasi, desentralisasi, otonomi, keadilan dan menjujung HAM

Setelah jabatan Megawati turun dan digantikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono, UU No.
20/2003 masih berlaku ditambah dengan UU RI No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen.
Setelah penetapan UU tersebut disusul dengan pergantian Kurikulum KBK menjadi KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) berdasarkan pada PP No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (di kutip dari www.gurupendidikan.co.id di akses pada
tanggal 29 November 2019] KTSP merupakan kurikulum operasional yang dilaksanakan
oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan, tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan serta silabus.

dapat disimpulkan bahwa sejarah pendidikan di Indonesia memiliki cerita yang manarik
dari masa ke masa nya. Sejarah pendidikan Indonesia di masa lampau hingga sekarang
memberikan kita gambaran bahwa dalam bentuk apapun pendidikan itu tetaplah penting
untuk membentuk karakter pribadi kita. Walaupun sistem penerapannya berbeda-beda
tetapi pendidikan memiliki kesamaan tujuan. Mulai dari pendidikan keagamaan,
pendidikan karena penjajah hingga pendidikan pasca kemerdekaan. Setiap masa wajib
mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan bangsa di masa itu dan mampu menjawab
tantangan di masa mendatang.

GERAKAN MAHASISWA INDONESIA

Mahasiswa, sejak jaman kolonial, dikenal sebagai kelompok kaum muda yang melekat
atribut intelektual yang mampu membawa perubahan bagi bangsa Indonesia. Dengan lebih
mengedepankan penggunaan kecerdasan dan kemampuan berpikir dibandingkan kekuatan
otot, mereka dapat menyuarakan keinginan dan cita-cita rakyat Indonesia. Terbukti sejak
dari Boedi Oetomo yang merupakan perhimpunan kaum muda terpelajar, dilanjutkan
berkembangnya partai-partai politik, seperti PNI, perhimpunan yang bercirikan
kedaerahan, yang kemudi an melahirkan Sumpah Pemuda, hingga menuju pencapaian
Indonesia Merdeka yang sering disebut sebagai Revolusi Pemuda. Dengan demikian kaum
muda terbukti menj adi pelaku utama yang menandai setiap perubahan. Sesudah
kemerdekaan, para mahasiswa juga tampak memerankan kedudukannya sebagai agen
perubahan bagi bangsa. Tercatat dua peristiwa sejarah besar yang dilakukan oleh
mahasiswa; gerakan mahasiswa pada tahun 1966 dan gerakan mahasiswa pada tahun
1998 . Keduanya tercatat telah melakukan koreksi dan menuntut perbaikan dari
pemerintahan yang berkuasa pada waktu itu. Pada tahu n 1966 terjadi gerakan mahasiswa
yang kemudian terkenal melahirkan Angkatan ' 66. Pada tahun ini terjadi pergolakan
politik yang berkaita dengan ketidakpuasan terhadap pemerintahan Orde Lama yang
berakhir dengan jatuhnya Bung Karno dari jabatan Presiden . Sedangkan pada tahun 1998
juga terj adi pergolakan politik, mahasiswa kembali terpanggil bergerak, maka lahirlah
gerakan mahasiswa Angkatan' 98, juga merupakan sustu gerakan mahasiswa yang
menuntut adanya reformasi sebagai rasa tidak puas terhadap pemerintahan Orde Baru
yang mengakibatkan mundurnya Pak Harto sebagai Presiden. Gerakan mahasiswa pada
umumnya termanifestasi dalam bentuk unjuk rasa dan demonstrasi yang bersifat masif di
seluruh kota besar di Indonesia. Secara umum gerakan mereka berupa gerakan moral
dengan aksi damai, meskipun tidak sedikit terj adi gesekan dengan aparat keamanan dan
selalu memakan korban. Banyak diantara mahasiswa dengan rela menunda penyelesaian
studinya, terkena skors dan bahkan dikeluarkan dari kampusnya karena terlibat dalam
aktivitas berunjuk rasa. Diantara mereka bahkan ada yang menjadi korban intimidasi,
tindak kekerasan, dan penculikan oleh aparat militer hingga ada yang meninggal dunia
maupun hilang tak tentu rimbanya. Baik Gerakan Mahasiswa 1966 maupun Gerakan
Mahasiswa 1998 ini merupakan dua peristiwa sejarah dari dua jaman yang berbeda
dengan para pelaku dari generasi yang berbeda pula yang sangat besar pengaruhnya dalam
sejarah Indonesia. Dari dua peristiwa tersebut terj adi beberapa kemiripan atau
ekuivalensi yang diantarnya dapat dicatat sebagai berikut. Pertama, dua gerakan itu sama-
sama dimotori oleh kaum muda, dalam hal ini mahasiswa dan pelajar. Kedua, gerakan
mereka muncul akibat rasa ketidakpuasan atas situasi dan kondisi lingkungan sosial,
ekonomi dan politik padajamannya. Ketiga, gerakan mereka berhasil menumbangkan dua
kekuasaan yang dominan pada jamannya baik dari segi yuridis, politis maupun kharisma
ketokohannya dalam ha! ini Bung Karno dan Pak Harto. Keempat, gerakan mereka tentu
saja berpengaruh terhadap perubahan kekuasaan di Indonesia pada kurun waktu
selanjutnya. Kelima, keduanya sama sama melahirkan sebuah angkatan yakni, Angkatan '
66 (Eksponen ' 66) dan Angkatan ' 98 (Pengawal Reformasi). Diatas semua itu, perjuangan
para tokoh mahasiswa itu, baik dalam gerakan mahasiswa 1966 maupun 1998 merupakan
cerminan sikap cinta tanah air dari sekumpulan kaum muda. Patriotisme dengan segala
dinamikanya, baik penderitaan sampai dengan euforianya dari para tokoh dalam gerakan
ini dalam memperjuangkan kehendak mereka untuk menuju Indonesia yang lebih baik lagi
perlu drekam untuk diteladani oleh generasi sekarang dan yang akan datang.

PROBLEMATIKA MASYARAKAT INDONESIA

Tujuh puluh lima tahun sudah Indonesia menjadi negara merdeka Ir. Soekarno
mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan
yang diperoleh dengan perjuangan darah, air mata, nyawa, dan harta yang tak ternilai
harganya.

Pergantian kekuasaan yang terus berganti dan sudah 7 pemimpin menakhodai negeri ini,
tapi sepertinya masalah di negeri ini tidak pernah terselesaikan mulai dari ekonomi,
politik, dan sosial budaya.

Melihat dari segi ekonomi negeri ini amatlah buruk. Padahal yang kita ketahui Indonesia
adalah negara yang kaya, negara yang gemah ripah loh jinawi, negara yang memiliki
sumber daya alam yang kaya mulai dari minyak bumi, emas, besi, dan lain-lain. Tercatat
menurut Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah penduduk miskin
Indonesia pada tahun 2020 sebesar 26,42 juta penduduk. Angka ini naik 5,09%
dibandingkan tahun sebelumnya yakni 25,14 juta. Penduduk miskin yang terus bertambah
harusnya bisa segara dituntaskan di negeri ini, karena ini menjadi penghambat untuk
kemajuan ekonomi di Indonesia.
KEFISIPAN

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik atau disingkat FISIP adalah Kelompok


Fakultas Rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora

Secara umum, FISIP mengajarkan bidang sosial dan hubungan dengan masyarakat. Sesuai
dengan kebutuhan dalam kehidupan nyata kita bermasyarakat. Nah, dalam artikel ini, aku
akan memberikan ulasan singkat tentang jurusan-jurusan yang ada di FISIP:
1. Jurusan Ilmu Komunikasi
Secara umum, segala aspek kita dalam bermasyarakat, berteman, dan lainnya pasti
membutuhkan komunikasi. Ngobrol, baik verbal maupun non verbal pun merupakan
sebuah proses komunikasi. Jadi, jurusan Ilmu Komunikasi adalah bidang studi yang
mempelajari tentang komunikasi dari berbagai tingkat. Sebagai individu, komunikasi
media, periklanan, siaran dan lain sebagainya. Jurusan ini diminati karena, banyak remaja
saat ini yang memimpikan menjadi penyiar radio, pembawa berita, MC, jurnalis media
massa hingga humas dan marketing periklanan.

2. Jurusan Sosiologi
Sosiologi merupakan bidang studi yang mempelajari tentang perilaku sosial antar individu
dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok. Karena
manusia merupakan makhluk sosial, sehingga segala tindak dan laku manusia pasti
berhubungan dengan interaksi sosial. Karena itulah, ruang lingkup dari Sosiologi sangatlah
luas. Mencangkup segala interaksi yang terjadi dari individu maupun kelompok baik verbal
maupun non verbal. Jadi, jika kalian memilih Sosiologi, maka kalian akan terjun langsung
ke dalam masyarakat. Sangat cocok untuk kalian yang suka dengan interaksi, supel dan
mudah bergaul. Dengan terjun langsung, maka kalian bisa menganalisa langsung
bagaimana interaksi dari individu dengan sifat dan watak yang berbeda-beda dan belum
pernah kalian temukan sebelumnya bisa menjadi penelitian yang menarik.
3. Jurusan Hubungan Internasional
Bidang studi satu ini juga banyak diminati di kalangan masa kini. Untuk gampangnya,
Hubungan Internasional seperti namanya, yaitu mempelajari bagaimana hubungan antar
negara. Jadi mempelajari bagaimana interaksi negara, Lembaga pemerintahan antar
negara, dan juga non-pemerintah. Semua aspek global dipelajari, mulai dari pertahanan,
hukum, sosial budaya hingga masalah diplomasi. Apalagi dengan prospek pekerjaan yang
bisa jadi diplomat hingga bekerja di perusahaan multinasional.
4. Jurusan Psikologi
Semua pasti telah mengenal perihal psikologi. Namun, pasti masih banyak orang yang
awam tentang ilmu Psikologi. Jadi, secara singkat, ilmu Psikologi merupakan ilmu yang
mempelajari perilaku dan mental manusia secara ilmiah. Sebenarnya Psikologi ini masih
masuk ke dalam ranah sainstek, tapi masih lebih umum masuk ke dalam soshum. Karena
masih mempelajari perilaku manusia sebagai makhluk sosial tentunya. Nah, ilmu Psikologi
ini tidak selalu identik dengan psikiater ataupun gangguan kejiwaan, didalam ilmu
Psikologi masih banyak hal-hal kompleks yang bisa dipelajari. Karena sebetulnya, ilmu ini
diperlukan juga untuk kalian nanti saat melamar kerja juga lho. Jadi tidak selalu berkaitan
dengan gangguan kejiwaan dan lain sebagainya.

5. Jurusan Ilmu Politik


Sudah tidak asing kalian mendengar kata politik. Hampir dimana-mana terutama saat
ramai pemilihan umum, gubernur, walikota hingga kepala desa pasti akan muncul kata
politik dimana-mana. Nah, ilmu politik ini masih berhubungan dengan hal-hal tersebut.
Perihal perebutan kekuasaan dalam konteks negara dan pemerintahan merupakan hal-hal
yang akan dipelajari dalam jurusan Ilmu Politik. Singkatnya, ilmu politik mempelajari
tentang seluk beluk politik, tentang perebutan kekuasaan. Tapi, mempelajari dari sisi ilmu,
seperti mengamati hingga mencari solusi tentang fenomena terjadinya perebutan
kekuasaan antar individu maupun kepentingan bersama.
Ilmu Politik tidak jauh dari Hubungan Internasional, karena masih sama-sama mempelajari
tentang hubungan politik antar negara juga.
6. Jurusan Ilmu Pemerintahan
Nah, ilmu pemerintahan juga tidak jauh dari ilmu politik dan hubungan internasional.
Sesuai namanya, ilmu ini mempelajari tentang pemerintahan dengan fokus dalam negara
dan kekuasaannya. Mengkaji tentang permasalahan manajemen, organisasi, administrasi
juga lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang berada di bawah undang-undang.
Dalam jurusan ini, kalian akan belajar bagaimana cara negosiasi, mencari solusi dari
permasalahan organisasi, manajemen, badan-badan publik dengan bekal public speaking
dan pengetahuan politik. Jika kalian kedepannya ingin terjun dalam dunia politik, bidang
studi ini merupakan pilihan yang tepat. Karena pemikiran muda dan semangat yang masih
membara juga hasil belajar dengan solusi-solusi yang siap untuk digunakan dalam
pemerintahan, merupakan hal-hal yang sangat dibutuhkan untuk kemajuan negara.
Tentunya prospek pekerjaan dari lulusan Ilmu Pemerintahan berkaitan dengan politik,
kalian bisa menjadi aparat pemerintahan, anggota legislatif, partai politik, hingga konsultan
pemerintahan.

BONUS DEMOGRAFI

Pengertian Bonus Demografi


Dalam istilah demografi, juga dikenal Bonus Demografi yang menggambar usia produktif
masyarakat suatu negara.

Bonus demografi adalah peluang yang bisa dinikmati suatu negara karena besarnya jumlah
penduduk usia produktif yakni rentan usia 15 sampai 64 tahun. Yang artinya, semakin
banyak tenaga kerja yang bisa terpakai. Semakin besar bonus demografi, semakin besar
pula suatu negara bisa memacu pertumbuhan ekonominya. Demografi adalah data statistik
yang berperan sangat vital dalam keputusan pemerintah.

Dampak Bonus Demografi


Selain memberikan keuntungan dan kesempatan bagi negara berkembang untuk
menjadi negara maju dan juga jumlah usia tidak produktif akan ditanggung oleh usia
produktif, namun ternyata bonus demografi juga bisa menjadi bahaya dan ancaman
bagi sebuah negara jika tidak dipersiapkan dengan baik.
Khususnya dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang nantinya akan
menentukan tingkat keberhasilan negara dalam memanfaatkan peluang bonus
demografi ini. Jika tidak memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, maka
sudah dapat dipastikan saat memasuki bonus demografi jumlah pengangguran akan
semakin meningkat dan tidak dapat terkendali.
Jumlah pengangguran yang meningkat akan menjadi awal yang buruk bagi negara
yang tidak mampu memanfaatkan bonus demografi. Sebab, dari hal itu bisa
berdampak ke berbagai aspek kehidupan.
Dampak buruk bonus demografi misalnya: berkurangnya pendapatan sebagai akibat
dari ketidakseimbangan antara kualitas sumber daya manusia dengan standar
kualifikasi yang diperlukan, meningkatkan jumlah kemiskinan hingga akhirnya
memberikan pengaruh buruk kepada pendidikan, hingga ekonomi dan kesehatan.

Nah itulah penjelasan tentang pengertian bonus demografi. Selain ada manfaat
bonus demografi ternyata fenomena ini juga dapat menimbulkan dampak buruk jika
tidak ditangani dengan baik.
Bonus Demografi (Bahasa Inggris: Demographic Dividend), berdasarkan istilah
dari Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Population Fund
(UNFPA)), adalah potensi pertumbuhan ekonomi yang tercipta akibat perubahan struktur
umur penduduk, dimana proporsi usia kerja (15-65 tahun) lebih besar daripada proporsi
bukan usia kerja (0-14 tahun dan >65 tahun).[1] Kondisi ini dapat terjadi ketika angka
kelahiran dan angka kematian menurun pada suatu negara, dimana hal ini menyebabkan
usia non-produktif (0-14 tahun) menurun dan penduduk usia kerja dapat hidup lebih lama
untuk menghasilkan potensi pertumbuhan ekonomi.[2] Secara angka, terjadinya Bonus
Demografi dapat diukur dengan menurunnya rasio ketergantungan di suatu negara yang
berarti proporsi usia produktif di negara tersebut meningkat.
Namun, Bonus Demografi tidak dapat serta merta terjadi ketika jumlah penduduk usia
produktif besar, melainkan harus diiringi dengan peningkatan produktivitas dari penduduk
usia kerja tersebut.[3] UNFPA menyatakan bahwa suatu negara dapat menikmati bonus
demografi ketika setiap orang menikmati kesehatan yang baik, pendidikan yang
berkualitas, pekerjaan yang layak, dan kemandirian anak muda. Kondisi ini dapat terjadi
ketika suatu negara yang memiliki potensi jumlah penduduk tersebut juga memiliki
kebijakan yang baik.[1]
Setiap negara pasti melalui era Bonus Demografi dan ini hanya terjadi sekali dalam sejarah
suatu bangsa.[4] Apabila suatu negara tidak siap dalam menghadapi bonus demografi, maka
yang terjadi justru adalah bencana demografi, salah satunya angka pengangguran yang
tinggi dimana dapat menimbulkan potensi konflik sosial. [4][5] Negara-negara di Asia,
termasuk Indonesia, saat ini sedang berada dalam era Bonus Demografi.

Anda mungkin juga menyukai