Anda di halaman 1dari 16

PORTUGIS DAN KOLONIALISASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Indonesia

Dosen Pengampu

Hany Nurpratiwi, M.Pd.

Nama Kelompok :

Luluk Baikuna (126209211018)

Lutfi Fadilatun Nisa’ (126209211019)

Syafira Hurin’in (126209212078)

Dinda Bharotut Taqiyah (126209212079)

Dilla Minhatul Maula (126209212080)


PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara yang pernah dijajah sampai berabad-abad lamanya oleh
negara-negara penjajah Eropa seperti Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Selain itu,
Indonesia juga pernah dijajah salah satu negara Asia yakni negara Matahari Terbit, Jepang.
Portugis adalah negara Eropa pertama yang mencapai negeri Indonesia. Karena pada zaman
itu, Bangsa Portugis mencapai kemajuan-kemajuan di bidang teknologi tertentu yang
kemudian melibatkan bangsa Portugis dalam salah satu petualangan mengarungi samudera
yang paling berani di sepanjang zaman. Di kepulauan Nusantara, Portugis mulai
memperkenalkan agama Kristen dengan kekerasan yang berlandaskan jiwa pemberontakan
dan permusuhan tradisional terhadap Islam, yakni memburu orang-orang.

Orang-orang Portugis dan Spanyol menjelang abad ke-16 sengaja datang ke berbagai
pelosok dunia antara lain untuk memerangi Islam dan menggantikannya dengan agama
Kristen. Ekspansi Portugis ini harus dilihat sebagai kelanjutan dari perang Salib. Tetapi
penaklukan yang dibarengi dengan aktivitas misi yang hebat ini justru membangkitkan
lawan-lawannya untuk beraksi, dan memacu masuknya pangeran-pangeran Indonesia untuk
memeluk agama Islam. Akan tetapi, orang-orang Belanda melakukan sesuatu yang tidak
dilakukan bangsa Portugis: mereka mendirikan tempat berpijak yang tetap di Jawa. Inilah
yang akan membuat keterlibatan mereka berbeda secara fundamental dengan Portugis, dan
yang akhirnya menyebabkan Belanda menjadi suatu kekuatan penjajah yang berpangkalan-
darat di Jawa.

Keberhasilan dari pemerintahan kolonial Belanda ini tidak lepas dari peletak dasar
atau pembuat kebijakan politik tersebut, yakni Snouck Hurgronje. Snouck Hurgronje adalah
orang yang memiliki banyak pengetahuan tentang Islam sebab pengalamannya di Timur
Tengah dan Aceh. Keberhasilannya dalam menyelesaikan Perang Aceh membuatnya
berhasil menemukan suatu pola dasar bagi kebijaksanaan menghadapi Islam di Indonesia.
Terutama pada abad ke-19, banyak orang Belanda, baik di negerinya sendiri maupun di
Hindia Belanda, sangat berharap untuk menghilangkan pengaruh Islam di Indonesia dengan
proses kristenisasi secara cepat. Akan tetapi agama Kristen hanya mampu meluaskan dirinya
secara amat perlahan-lahan dan di daerah-daerah yang belum pernah dimasuki oleh agama
Islam.
PORTUGIS DAN KOLONIALISASI

A. Awal Kedatangan

Sebelum merasakan kemerdekaan seperti saat ini, nenek moyang rakyat Indonesia
zaman dahulu hidup di bawah pemerintahan bangsa Eropa. Dahulu, pada awalnya Bangsa
Eropa datang ke Tanah Air dengan tujuan untuk berdagang dan menjadikan negara
Indonesia sebagai koloni atau negara jajahan. Meskipun paling lama berada di wilayah
Nusantara, Belanda bukanlah bangsa pertama yang datang ke Indonesia. Bangsa Portugis
merupakan bangsa Eropa pertama yang mencapai daerah Kepulauan Nusantara. Tujuan
mereka saat itu datang ialah untuk mendominasi ataupun ingin menguasai sumber
perdagangan rempah-rempah yang pada saat itu hasilnya bisa menguntungkan pada awal
abad ke-16 .

a. Kedatangan Portugis ke Nusantara


Portugis merupakan sebuah negara yang berada di benua biru atau Eropa. Bangsa
yang cukup memiliki pengaruh di Asia Tenggara. Seperti yang diketahui secara umum
bahwasannya Portugis adalah bangsa barat pertama yang datang ke Indonesia. Dalam
pelayaran yang dilakukan oleh Portugis adalah dengan menyewa jasa pelaut asing dan
peta navigasi didapat dari Lisbon. Kedatangan awal Portugis ke Indonesia pada
mulanya bertujuan untuk mendapatkan rempah-rempah dan membawanya kembali ke
Eropa. Seiring dengan berjalannya waktu tujuan Portugis berubah yang awalnya hanya
mencari rempah-rempah menjadi memonopoli perdagangan di Indonesia. Portugis
sendiri datang ke Indonesia pada abad XVI.1
Pada abad ke-XVI, Portugis datang pada awal abad ini yaitu pada tahun 1511.
Kedatangannya ke Indonesia didengar oleh negara-negara lain di Eropa, seperti
Belanda, Spanyol dan Inggris. Negara-negara di Eropa sangat kagum dengan Portugis
yang berhasil datang ke Indonesia dan mendapatkan banyak rempah-rempah. Dalam
petualangannya di Indonesia Portugis mengalami beberapa hambatan yang terjadi. Hal
ini dikarenakan perlakuan Portugis disetiap kunjungannya di beberapa wilayah di
Indonesia. Perlakuan Portugis yang semena-mena dan tidak memiliki strategi khusus

1
99,Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995)
dalam menghadapi masyarakat setempat yang membuat seringnya kegagalan yang
dialami oleh Portugis.
Perjalanan Portugis di pulau Jawa juga mendapatkan hambatan. Portugis yang
menganggap bahwasannya perang internal yang ada di Jawa adalah perang antar
agama. Padahal didalam kenyataannya sebagian besar masyarakat Jawa menganggap
bahwa agama yang dianut hanyalah tujuan untuk mencapai tujuan, dan untuk waktu
yang lama. Sebagian dari mereka bahkan enggan memahami Islam seperti yang
seharusnya, yakni menganggap bahwa agama yang berbeda dari semua agama lainnya.
Inilah yang menjadi kesalahan Portugis yang kurang memahami situasi yang ada di
Indonesia. Mereka sangat berbeda dengan Belanda yang lebih sangat kompleks
sebelum melakukan pendekatan dengan masyarakat di Indonesia. Dalam hal
pengenalan dan pendekatan sangat buruk bahkan sering mendapatkan penolakan dari
beberapa kerajaan di Indonesia karna sikapnya yang sangat keras dan sangat berambisi
tanpa berfikir cara-cara yang harus ditempuh dengan matang-matang. Adapun wilayah
yang melawan Portugis karena tindakan mereka yaitu :

1) Kepulauan Banda
Ketika portugis masuk ke wilayah ini mereka menemukan hambatan yang
besar. Penolakan oleh masyarakat Banda terhadap masuknya Portugis sangatlah
mengganggu Portugis didalam pemonopolian perdagangan yang direncanakannya.
Kepulauan Banda dikenal sebagai pusat perdagangan Pala. Hal ini memunculkan
nafsu serakah Portugis didalam menguasai daerah tersebut. Masyarakat daerah ini
dikenal memiliki harga diri dan perkerja keras. Masyarakat disini juga memiliki
andil besar dalam perdagangan laut yang ada diantara Maluku dan Jawa.
2) Malaka
Nafsu yang besar Portugis untuk mendapat keuntungan sebanyak-
banyaknya di Indonesia mengalami perlawanan dari Malaka. Walau sempat
menjalin hubungan dengan Malaka, namun dalam menjalin hubungannya hampir
sama dengan kepulauan Banda. 2

2
93. 100Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II,26.
3) Jepara
Perjalanan Portugis di pulau Indonesia yang menjadi salahsatu lawan
terkuat mereka adalah Jepara. Mengapa dikatakan demikian hal ini seiring dengan
berhasilnya Jepara dalam mengambil kekuasaan Demak yang telah dikalahkan
Hindu dari Jawa Timur 6 tahun setelah mencapai puncaknya yaitu pada tahun
1540. Jepara menjadi lawan berbahaya bagi Portugis selama tigaperempat abad
ke-16. Jepara dua kali melakukan penyerangan terhadap Portugis. Yang pertama
pada tahun 1550M mengepung Malaka dengan bantuan sekutu yaitu Johor.
Penyerangan kedua yaitu dengan bersekutu dengan Aceh walau pada dasarnya
Aceh tidak sepenuh hati bersekutu dengan Jepara. Penyerangan kedua ini
dilakukan pada tahun 1574. Walau usaha yang dilakukannya gagal dalam
menggusur Portugis dari benteng utama yaitu di Malaka, namun kemanapun
berlayar, Islam mendapatkan keunggulan.

Tujuan bangsa Portugis ke Indonesia salah satunya adalah mencari rempah-


rempah hingga memonopoli perdagangan. Rempah-rempah merupakan salahsatu
bagian kekayaan yang di miliki oleh Indonesia. Bahkan bisa dikatakan rempah-
rempah yang berada di Indonesia salahsatu dari hasil rempah terbaik dan laku keras
di perdagangan internasional. Hal inilah yang membuat Portugis ingin
mendapatkan kekayaan alam yang lebih di Indonesia untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar di Eropa. Setelah diketahui oleh bangsa lain, akhirnya
bangsa-bangsa eropa lain semacam Belanda, dan Inggris berlomba-lomba untuk
datang ke Indonesia.

B. Hubungan Portugis dan Spanyol

Pada abad ke 15 dan 16 perdagangan di Eropa didominasi oleh bangsa Portugis


dan spanyol. Keduanya bersaing dalam memupuk kekayaan dan menaklukkan bangsa
lain. Mereka adalah bangsa pertama yang menaklukkan dunia dengan menjelajah
samudra. Portugis dan Spanyol bahkan pernah membagi dunia menjadi dua bagian untuk
masing-masing. Pembagian itu dikenal sebagai Perjanjian Tordesillas. Pada akhir abad
15, Portugis dan Spanyol mengirim para pelautnya untuk berlayar menemukan tanah
baru.Spanyol mengirim penjelajah terbaiknya, Christopher Columbus. Columbus berhasil
menemukan benua Amerika. Pada 1493, setelah kabar keberhasilan Columbus tersebar,
pemimpin Kerajaan Spanyol, Ferdinand dan Isabella, meminta Paus untuk mengakui
kekuasaan Spanyol atas 'Dunia Baru' yang mereka temukan. Spanyol juga meminta agar
Portugis dan saingan mereka yang lain dilarang ikut ambil bagian dari benua yang baru
ditemukan ini.3

a) Isi Perjanjian Tordesillas

Untuk mengakomodasi permintaan ini, Paus Alexander VI yang merupakan


keturunan Spanyol, membagi dunia lewat garis demarkasi.Garis lurus ditarik dari
Kutub Utara ke Kutub Selatan sekitar 100 league (setara 320 mil) dari barat Kepulauan
Tanjung Verde. Spanyol diberi hak eksklusif menguasai tanah di sisi barat garis.
Sementara Portugis di sisi timur. Keduanya tidak boleh menjajah wilayah yang
dipimpin penganut kristen.Raja Portugal John II tidak puas dengan perjanjian ini.
Sebab wilayah Portugis menjadi terbatas.Portugis bahkan hanya mendapat sedikit
wilayah Afrika. Ruang gerak Portugis di laut juga sangat terbatas.Peta dunia yang
diketahui saat itu baru terdiri dari benua Eropa, Amerika, dan Afrika. Bangsa Eropa
belum menemukan posisi benua Asia dari laut.Maka pada 7 Juni 1494, kedua
perwakilan kerajaan bertemu di Tordesillas, wilayah di barat laut Spanyol.Garis
demarkasi yang digambar Paus, digeser sekitar 370 league (1.185 mil) ke kiri, ke barat
Kepulauan Tanjung Verde.Perubahan kesepakatan ini baru disetujui Paus Julius II
pada 1506.Kerajaan dan kekuasaan lain tak mengakui Perjanjian Tordesillas. Hanya
Portugis dan Spanyol yang mengikuti perjanjian ini.

b) Dampak Perjanjian Tordesillas

Lewat Perjanjian Tordesillas dan perubahannya, Portugis menguasai sisi timur


benua Amerika Selatan.Selama hampir 300 tahun berikutnya, Portugis berkuasa atas
Brazil.Selain itu, Perjanjian Tordesillas juga membuat pelaut Portugis berlayar ke
timur, mengitari pantai barat Afrika.Pada 1487, pelayar Bartolomeus Dias mengitari

3
Putra, A. R. (2020). Modul pembelajaran SMA sejarah Indonesia Kelas XI: penjajahan bangsa
Eropa di Indonesia.
Tanjung Harapan di Afrika dan memasuki Samudra Hindia.Kemudian pada 1497,
pelayar Vasco de Gama sampai di India.Pendaratan di India akhirnya mengantarkan
Portugis ke Nusantara.

Portugis dan Spanyol terus melakukan persaingan dan perebutan koloni hingga
hampir tak terkendali. Ketika itu, kedua negara saling menyatakan kekuasaan atas pulau-
pulau di samudera Pasifik khususnya Maluku. Perselisihan Portugis dan Spanyol di
Maluku diakhiri dengan Perjanjian Saragossa yang ditandatangani pada tanggal 22 April
1529.4 Perjanjian ini dihadiri oleh Raja Jhon III dan Kaisar Charles V. Perjanjian ini
menentukan bahwa belahan bumi bagian timur dibagi atas kedua kerajaan tersebut
dengan batas garis bujur yang melalui 297,5 marine leagues atau 17’ sebelah timur
Kepulauan Maluku.

Adapun isi dari perjanjian Saragossa antara lain perluasan garis demarkasi sampai
samudera pasifik yang mengakibatkan Portugis memperoleh Filipina , namun kemudian
ditukar pada Spanyol dengan ganti wilayah di Amerika Latin yaitu Brazil bagian Barat.
kesepakatan tindak lanjut berisi :

1. Pembagian wilayah perdagangan, Spanyol kembali ke Filipina sedangkan Portugis tetap


di Maluku.
2. Bedasarkan isi perjanjian Tordesillas tahun 1494, Portugis memenuhi tuntutan Spanyol
membayar ganti rugi 350.000 crudazos.
Perjanjian Sarragosa merupakan penyempurnaan dari perjanjian tordesillas mengenai
pembagian wilayah kekuasaan Portugis dan Spanyol. Serta dengan adanya perjanjian
Saragossa, kekuasaan di wilayah Maluku akhirnya jatuh ke tangan Portugis yang mana
hal tersebut menyebabkan pengaruh budaya di wilayah timur Indonesia seperti Manado
atau Ambon masih kental budaya Portugis. Selain budaya,penyebaran agama di Indonesia
bagian timur juga dipengaruhi oleh bangsa Portugis karena agama merupakan salah satu
dari tiga tujuan pelayaran bangsa Eropa yaitu Gold (kekayaan), Glory (kekuasaan),dan
Gospel (penyebaran agama).

4
Makmur, D., Suryo Haryono, P., & Musa, S. (1993). Sejarah pendidikan di Indonesia zaman
penjajahan. Direktorat Jenderal Kebudayaan.
C. Penjajahan Portugis

Bangsa Eropa dikenal dengan bangsa yang memiliki ilmu pengetahuan dan
teknologi yang canggih. Bangsa Eropa juga mengalami masa yang sulit sebelum menjadi
bangsa yang maju seperti saat ini. Karena menginginkan perubahan, maka bangsa ini
harus mendapatkan pencapaian yang besar agar dapat setara dengan bangsa lain. Hal ini
lah yang membuat bangsa Eropa masuk ke Indonesia. Bangsa Portugis yang datang ke
Indonesia dipimpin oleh Alfonso d’ Albuquerque. Ia pada tahun 1511 berhasil menguasai
Kerajaan Malaka. Kekuasaan Portugis mengalami perkembangan yang pesat setelah
menguasai Malaka. Mereka selanjutnya memperluas kekuasaan ke daerah-daerah lainnya
di Indonesia. Selain itu orang Portugis biasanya mampu berbaur dengan masyarakat
setempat seperti menikahi perempuan pribumi.

Potugis pada waktu terjadi perselisihan di Maluku antara Hitu dan Seram, yang
dilakukannya adalah memihak Hitu sehingga Portugis diterima di sana. Cara yang
dilakukan Portugis di Hitu juga diterapkan ketika datang ke Ternate, mereka diterima baik
oleh kerajaan Ternate untuk menghadapi Tidore. Ketika berhasil mengalahkan Tidore
yang dibantu pihak Spanyol, Portugis meminta imbalan untuk memonopoli perdagangan
cengkeh Keadaan itu menyebabkan rakyat Ternate tidak menyukai orang orang Portugis.
Mereka berusaha untuk membebaskan diri dari kekuasaan Portugis.

Pada tahun 1512, tibalah orang-orang Spanyol di Maluku. Tujuan kedatangan


mereka sama halnya dengan orang-orang Portugis, yaitu memonopoli dan menguasai
daerah sebagai tanah jajahan, serta untuk menyebarkan agama Nasrani (Nasrani Katolik).
Di Maluku, mereka singgah di Tidore, Bacan, dan Jailolo. Di tempat itu mereka disambut
baik oleh penduduk setempat. Kedatangan orang-orang Spanyol di Maluku ternyata
menimbulkan persaingan dengan orang-orang Portugis. Untuk mengakhiri persaingan, di
tanda tanganilah Perjanjian Saragosa pada tahun 1535. Dalam perjanjian itu diputuskan
bahwa wilayah kekuasaan Portugis tetap di Maluku, sedang wilayah kekuasan Spanyol
di Filipina, sehingga orang-orang Portugis bebas mengembangkan kekuasaannya di
Maluku. Setelah menguasai Maluku, Portugis selanjutnya ingin menguasai daerah-daerah
lain di kepulauan Indonesia, seperti:5

a. Sumatra

Di Sumatra orang-orang Portugis tidak memperoleh hak monopoli perdagangan lada,


karena ditentang oleh Kerajaan Aceh. Bahkan mereka tidak diberi kesempatan
berdagang

b. Jawa

Di Jawa, orang-orang Portugis hanya bisa berdagang di Pasuruan dan Blambangan


karena sebagian daerah lain di Jawa telah dikuasai oleh kerajaan Demak yang menjadi
saingan berat Portugis. Bagi Demak dan kerajaan Islam lainnya di Indonesia, jatuhnya
Malaka ke tangan Portugis pada tahun 1511 merupakan ancaman langsung bagi
perkembangan perdagangan Islam serta peyebaran agama itu sendiri karena Portugis
membawa misi gospel (penyebaran Katolik).

c. Daerah lain di Indonesia

Di daerah lainnya di Indonesia, kedudukan Portugis di tempat-tempat yang telah


dikuasainya mulai melemah. Hal ini disebabkan oleh adanya perlawanan rakyat
setempat, antara lain perlawanan rakyat Ternate pada tahun 1533, perlawanan rakyat
Hitu di Ambon, dan perlawanan rakyat Tidore. Portugis hanya dapat menetap di Timor
Timur sampai tahun 1976. Tahun 1976 Timor-Timur masuk wilayah Indonesia.

D. Keadaan Masyarakat Pada Masa Portugis

Setelah berhasil menguasai Malaka pada 1511, Bangsa Portugis melanjutkan


perjalanan ke Maluku. Tujuan utamanya menguasai rempah-rempah di Ternate atau
Maluku. Awalnya kedatangan Bangsa Portugis disambut hangat oleh raja serta rakyat
Ternate. Bahkan Portugis diberi kesempatan mendirikan benteng dan hak monopoli
perdagangan cengkeh. Keserakahan Portugis dan ketentuan harga cengkeh yang terlalu

5
Gita Ramadia,2021.Jurnal Fundadikdas Analisis Konsep Sejarah masa Penjajahan Bangsa
Eropa,Vol 4 ,hlm 306-308,Bandung Indonesia
rendah, membuat rakyat Ternate atau Maluku sengsara. Permusuhan antar keduanya pun
tidak dapat dihindarkan. Akibatnya Portugis harus memindahkan kegiatan dagang mereka
ke Nusa Tenggara.

Perlawanan terhadap Bangsa Portugis didasari oleh keserakahan bangsa Portugis,


dan tindakan monopoli perdagangan yang terjadi di beberapa daerah, seperti Aceh dan
Maluku. Perlawanan ini juga disebabkan oleh beberapa hal lainnya, yaitu:

1. Portugis berusaha memperluas daerah kekuasaannya. Caranya dengan menaklukkan


banyak kerajaan di Indonesia, seperti Kerajaan Demak, Kerajaan Ternate dan Tidore
serta Kerajaan Aceh.

2. Portugis melarang Bangsa Indonesia untuk berlayar ke laut merah dan berdagang
rempah-rempah. Hal ini merupakan salah satu contoh monopoli perdagangan Portugis.

3. Portugis menangkap kapal dagang milik masyarakat Indonesia, tujuannya untuk


memonopoli perdagangan.

a) Perlawanan Rakyat Maluku

Berdasarkan Perjanjian Saragosa, Portugis tetap menguasai daerahdaerah di


Maluku. Sejak itu pengaruh Portugis di Maluku semakin besar. Portugis berhasil
memaksakan monopoli perdagangannya. Rakyat Maluku kehilangan kebebasannya dan
mengalami kerugian yang sangat besar. Selain itu, Portugis mulai mencampuri urusan
pemerintahan kerajaan-kerajaan di Maluku. Rakyat Maluku semakin tertekan sehingga
mereka mulai melakukan perlawanan terhadap portugis.6

b) Perlawanan Kerajaan Aceh

Saat itu masyarakat Aceh berhasil mempertahankan diri dari pengaruh maupun desakan
bangsa barat, termasuk Portugis. Salah satunya dengan tetap mengangkut rempah-rempah

6
Sulistiyowati Anik, 2020, Modul pembelajaran SMA sejarah Indonesia kelas XI: perlawanan
bangsa Indonesia terhadap bangsa barat, Direktorat Sekolah Menengah Atas, hal 10-13
ke India dan Laut Merah, sekalipun Portugis melakukan serangan. Upaya Portugis dalam
mencegah atau menghentikan pedagang Aceh tidak berhasil. Karena kapal milik Aceh
lebih canggih, gesit dan dilengkapi senjata serta prajurit. Tidak hanya itu, Aceh juga
meminta bantuan dari Turki serta India.

Perlawanan Kerajaan Aceh berhasil dilakukan saat Sultan Ali Mughayat Syah memimpin
kerajaan tersebut. Setelah itu, perlawanan dilanjutkan oleh Sultan Alaudin Riayat Syah al-
Qahar dengan meminta bantuan Turki. Pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda
juga dilakukan perlawanan dengan menyerang Portugis di Malaka. Perlawanan ini tidak
berhasil, namun tetap dilakukan hingga Malaka jatuh ke tangan VOC pada 1641.

c) Perlawanan Kerajaan Demak

Monopoli perdagangan Portugis di Malaka sangat mengganggu aktivitas perdagangan para


saudagar Muslim di lokasi tersebut. Akhirnya Kerajaan Demak beserta saudagar Muslim
lainnya bersatu untuk melawan Portugis. Perlawanan Kerajaan Demak berhasil dilakukan
saat Fatahilah mengusir Portugis dari Pulau Jawa. Sebelumnya, perlawanan Kerajaan
Demak juga pernah dilakukan oleh Sultan Trenggono dan menemui keberhasilan pula

d) Perlawanan Kerajaan Ternate

Pada 1565, rakyat Ternate di bawah kepemimpinan Sultan Hairun melakukan perlawanan
terhadap Portugis. Perlawanan Rakyat Ternate Perlawanan ini terjadi karena sebab-sebab
berikut ini:

a. Portugis melakukan monopoli perdagangan.

b. Portugis ikut campur tangan dalam pemerintahan.

c. Portugis membenci pemeluk agama Islam karena tidak sepaham dengan mereka.

d. Portugis sewenang-wenang terhadap rakyat.

e. Keserakahan dan kesombongan bangsa Portugis.

Untuk membendungnya, Portugis menggunakan cara licik untuk menangkap dan


membunuh Sultan Hairun. Hal ini semakin membuat rakyat Ternate marah. Saat Sultan
Baabullah memimpin perlawanan tersebut, mereka berhasil menahan dan merebut benteng
milik Portugis. Orang Portugis yang ditawan akan dibebaskan oleh Sultan Baabullah jika
bangsa Portugis meninggalkan Ternate. Akhirnya Portugis meninggalkan Ternate dan
menetap di Timor Timur hingga 1975.7

E. Kejayaan dan Kemunduran Portugis

Bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang mencapai daerah


Kepulauan di Nusantara. Tujuan mereka pada saat itu yaitu untuk mendominasi berbagai
sumber perdagangan rempah-rempah di Indonesia yang tentunya akan sangat
menguntungkan. Pada awal abad ke-16 Portugis mengendalikan berbagai perdagangan di
Asia Tenggara di yang di pimpinan Alfonso de Albuquerque. Portugis kembali bergerak
untuk menuju negara yang kaya akan hasil laut serta rempah-rempah. Pada tahun 1511,
bangsa Portugis pertama kali datang di Indonesia, yang bertepatan di daerah Malaka. Pada
saat itu tidak ada pusat perdagangan yang besarnya melebihi dari Malaka. Kerajaan Malaka
diperintahkan oleh Sultan Ahmad Syah (1488-1511). Dengan dikuasainya Malaka,
Portugis memperoleh dua keuntungan yaitu:

1) Portugis akan menguasai jalur perdagangan penting yang ada di Asia, termasuk juga
perdagangan rempah-rempah.
2) Malaka dapat dijadikan batu loncatan untuk menguasai perdagangan rempah-rempah
di Maluku. Oleh karena itu, kemudian Portugis mambangun basis militer yang kuat di
Malaka.

Pada tahun 1512 terjadi perlawanan yang dilancarkan oleh seorang pemuka
masyarakat yang bernama Pare Kadir (karir), namun karna senjata Portugis lebih lengkap,
Pare Kader dapat dipukul mundur dan kemudian meloloskan diri sampai Jepara dan
Demak. Tindakan Portugis memonopoli perdagangan juga mendapatkan perlawanan dari
penguasa Demak. Malaka juga menjadi tempat komoditas utama dari seluruh dunia timur
dan barat. Tome Pires mengatakan bahwa tidak ada tempat lain yang memperdagangkan

7
Patra Haldi, 2020, “Sesuatu yang Tak Pernah Terjadi Membayangkan Kemenangan Nusantara
Melawan Kolonialisme", Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 9, No. 2, hal 6-7
komoditas dengan halus dan mahal. Pada tahun 1512, Alfonso de Albuquerque
mengirimkan armadanya ke Maluku.

Armada ini membangun monopoli perdagangan cengkeh. Cengkeh dari Indonesia


Timur merupakan komoditi yang paling berharga. Armada pertama mendarat di Pulau
Banda, Maluku, Pulau tersebut adalah pulau yang dipusatkan menjadi penghasil pala dan
selaput buah pala atau sering disebut fuli. Dalam upaya untuk memperbesar usaha
dagangnya, Portugis berusaha untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Portugis
kemudian menguasai Selat Sunda Pada tahun 1522, Portugis dan Raja Sunda, Sang Hyang
Prabu Surawisesa, melakukan kesepakatan perjanjian untuk melaksanakan kerjasama.
Melalui adanya kesepakatan tersebut, bangsa Portugis diberi izin untuk mendirikan
benteng tersendiri di daerah yang disebut “Kepala” yang tentunya dengan dengan adanya
syarat untuk memberikan perlindungan untuk Kerajaan Sunda dari kerajaan-kerajaan Islam
yang ada di Jawa pada saat itu. Padahal kenyataannya, benteng tersebut tidak pernah
dibangun. Pada tahun 1526, armada Portugis yang saat itu dipimpin oleh Fransisco de Saa
dihantam bencana berupa topan. Beberapa dari mereka yang sempat terselamatkan
kemudian mendarat di Sunda Kepala, namun tidak sampai disitu mereka dibunuh oleh
Pasukan Cirebon.

Kemunduran Portugis

Keberadaan Portugis di Indonesia menjadikannya kurang hanya di Solor, Flores dan


Timor (lihat Timor Portugis ) di Nusa Tenggara Timur pada sekarang ini, menyusul
kekalahan pada tahun 1575 di tangan warga Ternate, penaklukan Belanda di kawasan
Ambon, Nodaku Utara, dan Banda, juga kegagalan umum guna menopang berbagai
perdagangan di kawasan ini. Jika dibandingkan dengan sebelumnya maka akan
mendominasi perdagangan yang ada di Asia, berpengaruh pada beberapa aturan yang
ditetapkan sejak dahulu kala pada adat istiadat Indonesia amat kecil. Belanda keroncong
sebanyak kata dalam bahasa Indonesia yang di ambil dari bahasa Portugis yang tentunya
pernah menjadi lingua franca di samping Melayu, dan masih banyak nama-mana keluarga
di Indonesia Timur seperti Da Costa, Bartholomeus Dias, de Fretes, Gonsalves, dan lain-
lain. Pada tahun 1488 karena adanya serangan ombak yang besar akhirnya Bartholomeus
Dias yang merupakan penjelajah Portugis yang dikenal sebagai penemu Tanjung Harapan
di Afrika Selatan, akhirnya mendarat di ujung benua Afrika. Bartholomeus Dias tidak
melanjutkan perjajahannya dan memilih kembali ke negaranya. Pengaruh atau dampak
terpenting bagi bangsa Portugis pada saat itu adalah gangguan serta jaringan dalam
perdagangan yang terjadinya beberapa dampak besar penaklukan Malaka, dan penyebaran
Kristen awal yang masuk di Indonesia. Sampai saat ini, orang Kristen banyak ditemui di
kawasan Indonesia bagian Timur. Di Kampung Tugu, Koja, Jakarta Utara, terdapat
perwakilan keturunan Portugis. Mereka merupakan keturunan dari bangsa Portugis yang
dibawa ke Batavia ( Jakarta sekarang ) sebagai tawanan setelah VOC Belanda
menaklukkan Malaka pada tahun 1641. Adapun keturunan Bangsa Portugis yang beragama
Islam dapat ditemukan di Lamno, Aceh .8

8
Ajeng Rahayu.2019.Belajar Praktis SEJARAH INDONESIA Mata Pelajaran Wajib.Klaten.Jawa
Tengah
KESIMPULAN

Pada abad ke-XVI, Portugis datang pada awal abad ini yaitu pada tahun 1511.
Kedatangannya ke Indonesia didengar oleh negara-negara lain di Eropa, seperti Belanda,
Spanyol dan Inggris. Negara-negara di Eropa sangat kagum dengan Portugis yang berhasil
datang ke Indonesia dan mendapatkan banyak rempah-rempah.

Pada masa itu Portugis dan Spanyol melakukan sebuah perjanjian yang dinamakan
perjanjian saragosa. Perjanjian Saragosa terjadi karena adanya pertikaian antara Spanyol
dan Portugis di Maluku, di mana masing-masing pihak ingin memonopoli hasil bumi dari
tanah Maluku, khususnya rempah-rempah.

Bangsa Portugis yang datang ke Indonesia dipimpin oleh Alfonso d’ Albuquerque.


Ia pada tahun 1511 berhasil menguasai Kerajaan Malaka. Kekuasaan Portugis mengalami
perkembangan yang pesat setelah menguasai Malaka. Mereka selanjutnya memperluas
kekuasaan ke daerah-daerah lainnya di Indonesia.

Masyarakat berusaha melakukan perlawanan terhadap Bangsa Portugis didasari


oleh keserakahan bangsa Portugis, dan tindakan monopoli perdagangan yang terjadi di
beberapa daerah, seperti Aceh dan Maluku.

Dalam melakukan penjajahan Portugis mengalami yang namanya masa kejayaan


dan setiap kejayaan pasti ada kemunduran begitu pula yang dialami oleh bangsa Portugis
yang menjajah Indonesia pada waktu itu.
DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995)

Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II,26.

Sulistiyowati Anik, (2020), Modul pembelajaran SMA sejarah Indonesia kelas XI:
perlawanan bangsa Indonesia terhadap bangsa barat, Direktorat Sekolah
Menengah Atas.

Patra Haldi, (2020), “Sesuatu yang Tak Pernah Terjadi Membayangkan Kemenangan
Nusantara Gita Ramadia,2021.Jurnal Fundadikdas Analisis Konsep Sejarah masa
Penjajahan Bangsa Eropa,Vol 4 ,hlm 306-308,Bandung Indonesia Melawan
Kolonialisme", Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol.(9), No. 2.

Mansur, M. Perdagangan dan Penjajahan. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Hatta-Sjahrir Banda Naira, 81.

Lestari, Y. M., Ramadia, G., Arifin, M. H., & Wahyuningsih, Y. (2021). Analisis konsep
sejarah masa penjajahan bangsa Eropa pada pembelajaran IPS di sekolah
dasar. Jurnal Fundadikdas (Fundamental Pendidikan Dasar), 4(3), 304-314.

Putra, A. R. (2020). Modul pembelajaran SMA sejarah Indonesia Kelas XI: penjajahan
bangsa Eropa di Indonesia.

Makmur, D., Suryo Haryono, P., & Musa, S. (1993). Sejarah pendidikan di Indonesia
zaman penjajahan. Direktorat Jenderal Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai