Anda di halaman 1dari 9

DATANGNYA PORTUGIS KE INDONESIA

Disusun oleh:

Hafida Kalikazzahra XI IPA 4

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BOYOLALI


KABUPATEN BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

Jl. Kates Siswodipuran Telp. (0276) 321097 Boyolali Kode Pos : 57311
TAHUN 2022
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas semua rahmat dan karunia-Nya sehingg
a saya dapat berkesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah mata pelajaran Sejar
ah Indonesia ini yang saya beri judul “Masuknya Portugis Ke Indonesia”. Melalui
belajar sejarah, diharapkan kita semua dapat belajar dan menyadari bahwa segala
sesuatu tidak instan, semua mengalami proses sehingga tecipta masa depan yang laya
k dan lebih baik.

Sejarah berasal dari bahasa arab yang berarti syajaratun atau bermakna sebaga
i pohon. Pohon disini dapat diartikan sebagai pohon keluarga yang berarti asal-usul
atau silsilah, adanya suatu kejadian, perkembangan tentang sebuah peristiwa secara
berkesinambungan atau berkelanjutan dalam artian menyambung terus menerus.
(Maelissas, 2007)

Begitupun dengan Indonesia yang tidak secara instan menjadi negara republik
yang merdeka, melainkan melalui proses yang sangat lama secara bertahun-tahun mel
ewati masa penjajahan, orde lama, orde baru hingga reformasi. Dan tidak hanya satu n
egara yang menjajah Indonesia, namun ada beberapa negara yang pernah datang dan
menjajah Indonesia, contohnya Portugis (1509-1595), Spanyol (1521-1692), Belanda
(1602-1942), Prancis (1806-1811), Inggris (1811-1816), dan Jepang (1942-1945).
(Ineu Nursetiawati, 15 oktober 2021)

Negara-negara diatas bukan tanpa alasan datang ke Indonesia, melainkan ada


maksud tertentu yang membawa mereka datang dan menetap di Indonesia, contohnya
Portugis datang ke Indonesia dengan tujuan ingin mencari rempah-rempah yang saat i
tu saat dibutuhkan di pasar Eropa. Spanyol juga datang ke Indonesia dan menetap di T
idore, Maluku. Mereka menginginkan keuntungan dan kekayaan Indonesia serta ingn
memeroleh rempah-rempah Indonesia. Belanda datang ke Indonesia juga ingin mengu
asai rempah-rempah, mencari daerah jajahan yang ingin dikuasai oleh Belanda, menca
ri kekayaan dan memonopoli perdagangan yang saat itu dikuasai oleh para pedagang I
slam. Perancis dan Jepang pun datang juga ingin mencari rempah-rempah dari Indone
sia karena pada zaman itu, rempah-rempah lebih mahal daripada emas.
Pada masa terakhir pun Jepang datang ke Indonesia untuk mendapatkan cadangan logi
stik dan bahan industri perang seperti besi dan alumunium. (11, Januari 2021)

Maka dari belajar Sejarah ini, diharapkan kita bisa mengambil hikmah dan pel
ajaran bahwa sesuatu yang terjadi di Indonesia bukan tanpa proses dan perjuangan, m
elainkan penuh dengan peluh keringat dan semangat para pejuang Indonesia yang rela
mengorbankan tenaga, waktu, pikiran, bahkan nyawa mereka sehingga Indonesia yan
g sekarang ini dapat kita tempati dengan aman, nyaman, dan tenteram. Kita sebagai pe
lajar juga sebaiknya ikut berkontribusi dalam perjuangan misalnya berjuang melawan
kebodohan dengan cara belajar untuk menghargai jasa para pahlawan yang telah ikut
melengkapi proses kemerdekaan Indonesia sampai dibacakanya teks proklamasi yang
menandai awal kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
ISI PEMBAHASAN

Rombongan penjelajah Eropa dari Bangsa Portugis pertama kali sukses masuk
wilayah Indonesia pada tahun 1511 Masehi, dengan dipimpin Alfonso de
Albuquerque. Sejarah mencatat orang-orang Portugis merupakan bangsa Eropa
pertama yang memasuki wilayah Nusantara, tepatnya di kesultanan Malaka. Sejak
abad 15, bangsa Portugis telah menjelajahi lautan dan memiliki armada laut yang
kuat. Ketika mengetahui di Asia Timur Jauh, terdapat tanah yang kaya akan rempah,
Raja Manuel I memanggil Vasco da Gama, seorang pelaut berpengalaman asal
Portugis untuk melakukan ekspedisi menjelajahi samudera. Tujuan utama ekspedisi
Portugis itu mencari rempah-rempah yang menjadi barang mahal di Eropa. Bangsa
Barat menggunakan rempah-rempah sebagai bahan baku obat, parfum, dan yang
paling penting adalah untuk pengawet makanan dan bumbu masakan. Pengawetan
makanan termasuk kebutuhan vital di Eropa saat musim dingin tiba. Rombongan
kapal-kapal Bangsa Portugis itu berusaha mencari wilayah sumber rempah-rempah
(nusantara) lewat rute yang pernah dilalui Bartholomeus Diaz. Nama terakhir
merupakan penjelajah Portugis yang berhasil mencapai ujung paling selatan Benua
Afrika dan singgah di Tanjung Harapan. Maka, rombongan kapal yang dipimpin oleh
Vasco da Gama mengawali penjelajahannya dengan menuju kawasan yang kini
menjadi wilayah Afrika Selatan itu. Di Tanjung Harapan (Cape of good hope), Vasco
da Gama menyewa pelaut bangsa Moor, yang pernah berlayar ke Asia Timur Jauh,
untuk menjadi penunjuk arah. (Permadi Suntama, 28 september 2021)

Pada tahun 1498, rombongan Vasco da Gama berhasil mencapai Kalikut dan
Goa, yang merupakan wilayah India. Vasco da Gama kemudian tinggal di India
karena mengira daerah tersebut adalah Hindia Timur, negeri penghasil rempah.
Namun, setelah tinggal beberapa tahun dia menyadari bahwa tempat tersebut bukan
penghasil rempah-rempah yang sebenarnya. Maka itu, Portugis lantas
memberangkatkan ekspedisi lanjutan di bawah pimpinan Alfonso de Albequerque
untuk menuju wilayah Malaka. Armada Portugis itu berangkat ke Malaka dengan
menggunakan kapal yang dilengkapi dengan peralatan perang yang lengkap, seperti
senapan dan meriam. Pada tahun 1511, armada Portugis berhasil menguasai Malaka,
dan mulai memasuki wilayah Kepulauan Nusantara yang mereka sebut sebagai tanah
India (Hindia). Orang-orang Portugis pun segera mengetahui bahwa Kepulauan
Nusantara merupakan tanah penghasil rempah-rempah, terutama wilayah Maluku.
Rombongan Alfonso de Albequerque ternyata membawa ambisi yang jauh lebih besar
daripada sekadar mencari rempah-rempah. Orang-orang Portugis tersebut segera
menyerbu Kesulatanan Malaka dan merebut wilayah yang memungkinkan mereka
melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah. (Permadi Suntama, 28 September
2021)

Mereka bisa melakukan monopoli itu karena menguasai pelabuhan penting di


selat Malaka, jalur laut utama yang menghubungkan wilayah Nusantara dengan dunia
luar. Tidak heran, setelah Portugis menguasai Malaka di tahun 1511, banyak pihak
menentang mereka. Salah satunya adalah Kesultanan Demak dari Pulau Jawa yang
mengirim armada laut ke Malaka pada tahun 1512 untuk memerangi orang-orang
Portugis. Serangan yang dipimpin Pati Unus itu ternyata gagal mengusir Portugis.
Karena memiliki persenjataan yang lebih lengkap dan maju secara teknologi, Portugis
selalu berhasil meredam setiap perlawanan yang dilakukan oleh kerajaan-kerajaan di
Nusantara. Hal itu pun membuat Portugis semakin kuat dan berusaha untuk terus
memperluas daerah kekuasaannya di wilayah yang kini menjadi Indonesia. Pada
tahun 1512, mereka telah sampai di Maluku dan diterima dengan baik oleh Sultan
Ternate. Pada waktu itu, kesultanan Ternate sedang bermusuhan dengan Tidore.
Sultan Ternate meminta pasukan Portugis yang memiliki persenjataan lengkap untuk
membantu mereka melawan Tidore. Sebagai imbalan, Portugis diizinkan mendirikan
benteng dan mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-rempah di wilayah
yang dikuasai Ternate. Dari Ternate, armada Portugis berhasil menguasai
perdagangan rempah-rempah, terutama yang berasal dari Indonesia Timur. Mereka
kemudian melakukan ekspedisi lanjutan di tahun 1522 ke wilayah Pajajaran yang ada
di Pulau Jawa. Selain mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku,
Portugis juga aktif menyebarkan agama Katolik. Tokoh penyebar agama Katolik dari
Portugis yang terkenal adalah Franciscus Xaverius. (Permadi Suntama, 28 september
2021)

Gambar 1.1 Peta rute perjalanan bangsa Portugis ke Indonesia. (Idschool.net)

Bangsa Portugis pun punya alasan datang ke Indonesia, dengan maksud dan tu
juan untuk mencari lokasi penghasil rempah-rempah, memonopoli perdagangan
rempah di nusantara, dan menyebarkan agamanya. Tujuan ini biasa terangkum dalam
slogan 3G, yaitu

 Glory: Tujuan penjelajahan samudra untuk mencari negara jajahan guna


mengharumkan nama, kejayaan, dan kekuasaan.
 Gold: Tujuan ekonomi untuk mencari keuntungan dan hasil besar dalam
perdagangan rempah-rempah.
 Gospel: Tujuan agama dengan menyebarkan ajaran Nasrani. (Sudirman Adi,
2019)

Kedatangan dan penjajahan dari bangsa Portugis pun membawa banyak damp
ak dan pengaruh bagi masyarakat Indonesia baik di bidang kebudayaan, arsitektur, ag
ama, maupun kuliner.
 Dampak di bidang agama

penyebaran agama Katolik dengan pengaruh yang lebih besar pada saat
kedatangan Portugis di Nusantara. Menurut Richard Z. Leirissa (1975) Penginjilan
yang pertama kali dilakukan oleh padri-padri Portugis adalah pada tahun 1523. Pada
waktu itu Antoni de Brito, kepala orang-orang Portugis yang kedua di Ternate,
membawa pula padri-padri Franciskan kesana ketika ia berangkat ke Ternate untuk
menjabat kedudukan itu. Kemudian pada tahun 1534 Tristao de Atayade, yang
menjadi Kepala orang-orang Portugis sejak tahun itu, membawa pula sejumlah padri.
Mereka berhasil menjadikan seorang raja di Mindanao menjadi Kristen. Ini sangat
penting karena sampai saat itu belum ada seorang raja yang dapat di-Kristenkan di
Maluku Utara. Tetapi usaha ini kandas pada tahun 1536 karena terjadi suatu
pemberontakan sehingga raja tersebut meninggal. Perkembangan agama Katolik baru
menjadi pesat sejak Antoni Galvao menjadi Kepala (1536-1540). Ia terkenal dalam
sejarah Maluku oleh karena ia dapat mendamaikan Sultan Ternate dengan pihak-pihak
padri Katolik. Tetapi sebenarnya perluasan agama Katolik itu terjadi di kepulauan
Ambon-Lease, bukan di Maluku Utara sendiri. Di Ternate, Golvao berhasil
membangun suatu Seminari untuk putra-putri daerah itu. Dari antara merekalah
muncul pemuka-pemuka agama Katolik. Ketika Franciscus Xaverius tiba di Maluku,
ia pertama-tama mengunjungi kepulauan Ambon-Lease yang pada waktu itu ada tujuh
tempat di pulau Ambon yang penduduknya memeluk agama Katolik berkat usaha
padri-padri sebelumnya. Kemudian ia mengadakan perjalanan pula ke pantai selatan
pulau Seram dan ke Nusalaut, serta Ternate. Kunjungan Xavier sangat berpengaruh
terhadap politik kerajaan Ternate. Terjadi kemelut politik yang mengakibatkan Sultan
Hairun harus mengakui kedudukannya sebagai vasal Portugis. Sultan Hairun
kemudian mengutus Kaicili Letiato dengan suatu armada kora-kora untuk
menggempur desa-desa Kristen di Maluku Tengah. Sejak tahun 1555 memang agama
Katolik sangat maju di berbagai tempat di sini. Ini karena Xavier berhasil
mengerahkan sejumlah padri ke daerah itu. Dan sejak saat itu agama Katolik
berkembang pesat di Ambon dan kepulauan lainnya. Dan sampai sekarang pun agama
Katolik menjadi salah satu agama yang diakui di Indonesia. (Samsul Ngarifin,2020)

 Dampak di bidang arsitektur

Salah satu peninggalan di bidang arsitektir dari bangsa Portugis adalah adany
a sebuah Benteng. Ada dua ciri dari benteng-benteng peninggalan Portugis. Pertama,
di dalam benteng terdapat perumahan, kantor, gereja, rumah sakit, dan lain-lain.
Sedangkan yang kedua; diluar benteng terdapat perumahan, sementara dalam
bentengnya sendiri kosong. Jadi benteng yang dikelilingi tempat tinggal. Sebagai
tempat pertahanan, benteng selalu berada di ketinggian dan selalu berada di dekat
pantai/laut. Ini untuk mempermudah penjajah (pemilik benteng) bisa melihat musuh
yang datang dari jauh. Ciri khas lain benteng adalah selalu dikelilingi parit untuk
menghalau musuh masuk. Benteng-benteng buatan Portugis ada yang besar dan ada
yang kecil tergantung pada kebutuhan daerah jajahannya. Benteng yang dibangun di
tepi pantai tidak perlu parit karena langsung dikelilingi oleh air, hanya dihubungkan
dengan sebuah jembatan yang bisa dipasang dan diangkat. 

Kondisi benteng-benteng peninggalan Portugis di Maluku Utara, di Ternate


khususnya, kondisinya sangat memprihatinkan karena tidak diperhatikan oleh
pemerintah daerah setempat dan oleh masyarakatnya sendiri. Banyak sekali benteng
peninggalan Portugis di Maluku Utara, yang masih utuh maupun yang hanya tinggal
nama. Diantaranya: 

 Moti : Fort Nassau 


 Makian : Fort Mauritus, Tafocoa, Toboloke, Mofaquiem, Maurice, Redomte,
Poewatti, Tabilolo, den Provincien, dan Fort Waterland 
 Tidore : Palacio del Rey, Forttaleza, Mariall, Roemi 
 Ternate : Talluco, Santo Pedro, Fortaleza, Tacoma de Ternate, Emiade de
Tagolome, Norsa Senhora, Kalamata. 
 Halmahera Timur : Fort Osowyo, Fort Jerowai  (Samsul Ngarifin,2020)

 Dampak di bidang sastra dan bahasa

Portugis membawa begitu banyak kosa kata dan istilah-istilah dan


diperkenalkan kepada orang pribumi. Meskipun Portugis hanya pernah berkuasa di
pelabuhan-pelabuhan besar dan sebagian kecil wilayah kerajaan di Indonesia Bagian
Timur, pengaruhnya di bidang bahasa masih tersisa. Dalam bidang bahasa, banyak
kosa kata bahasa Portugis diserap ke dalam bahasa Indonesia. Sebagai contoh, biola
(viola), meja (mesa), mentega (manteiga), pesiar (passear), pigura (figura), pita (fita),
sepatu (sapato), serdadu (soldado), cerutu (charuto), jendela (janela), algojo (algoz),
bangku (banco), bantal (avental), bendera (bandeira), bolu (balo), boneka (boneca),
armada, bola, pena, roda, ronda, sisa, tenda dan tinta. Tempat ibadah bangsa Portugis
disebut Igreja. Dari isni pula bahasa Indonesia memiliki kata gereja. Dapat
disimpulkan bahwa kegiatan budaya-budaya Portugis berada di sekitar gereja, dan itu
sebabnya visi mereka pun tidak jauh dari sana. Sebutan lingkungan pemukiman di
luar rumah-rumah Portugis disebut Campo, artinya Padang. Dari campo inilah bahasa
Indonesia memiliki kata kampong. Lalu dalam rangka mengatur orang kampong,
Portugis memasang plakat di sekitarnya. Plakat atau lembar pengumuman dalam
bahasa Portugis disebut Cartaz dan bahasa Indonesia mengambilnya menjadi
kertas. (Samsul Ngarifin,2020)

 Dampak di bidang kesenian

Beberapa contoh dampak di bidang kesenian adalah, munculnya keroncong, ta


njidor, dan tarian. Di makalah ini saya akan menjelaskan satu contoh dari beberapa co
ntoh tersebut yaitu “tarian”. Ada beberapa jenis tarian di Maluku utara misalnya, caka
lele, soya-soya, dan dadansa. Soya-soya dan dadansa adalah contoh tarian yang berhu
bungan dengan Portugis. Soya-soya adalah berlatar belakang peristiwa historis dalam
sejarah Ternate, yaitu semasa Pemerintahan Sultan Baabullah (1570-1583), yaitu
tatkala Sultan Baabullah menyerbu benteng Portugis untuk mengambil jenazah
ayahnya, Sultan Khairun yang dibunung kejam oleh tentara Portugis si dalam benteng
tersebut. Tarian yang bertemakan patriotisme ini diciptakan para seniman Kesultanan
Ternate untuk mengabadikan peristiwa bersejarah tersebut. Tarian ini aslinya
dibawakan oleh 18 orang pria yang melambangkan ke-18 soa dalam Kesultanan
Ternate. Orkes pengiringnya sangat sederhana, yaitu tifa, gong dan sebuah triangle
(instrumen pukul ini bukan instrumen Ternate asli, melainkan instrumen musik Barat
yang dibawa oleh orang-orang Portugis ke Ternate disebut ningning). Para penari
membawa sebuah perisai di tangan kiri, sedang tangan kanan memegang seruas
bambu yang diberi biji-biji jagung, sehingga bila digoyang-goyangkan akan berbunyi
ritmis. Di ujung ruas bambu diberi hiasan daun-daun woka (sejenis daun palem) yang
sudah dikeringkan yang telah diberi warna-warna merah, kuning, dan hijau. (Samsul
Ngarifin, 2020)

 Dampak di bidang kuliner

Ada beberapa kebiasaan yang berkaitan dengan budaya kuliner (tata olah saji
makanan) menjadi salah satu unsur menarik dalam pengaruh budaya Portugis secara
tidak sadar sudah menjadi tradisi yang berkembang dan diakui sebagai budaya asli.
Makanan yang mereka bawa ke Nusantara kemudian dikompilasikan dengan makanan
yang ada disini, maka terciptalah resep baru yang dapat dinikmati baik oleh mereka
maupun oleh kita. Bahan-bahan yang tidak ada disini diganti dengan bahan lainnya
yang hampir sama. Nama jenis makanan yang dipakai tetap dengan bahasa Portugis.
Ada beberapa contoh makanan misalnya:

 Acar

Achar atau acar merupakan salah satu peninggalan kuliner Portugis. Acar salah satu
cara mengawetkan makanan agar tahan lama, cara membuat acar adalah dengan
diasamkan memakai cuka. Banyak buah dan sayuran yang bisa diacarkan antara lain
acar dari buah ketimun, acar bawang merah dan acar cabe rawit (rica gufu). Ketiganya
bisa dicampur menjadi satu baru kemudian direndam dalam larutan cuka atau bisa
juga dipisahkan sendiri-sendiri. Untuk acar bawang merah dan acar cabe rawit harus
dalam keadaan utuh sewaktu merendamnya di dalam toples atau botol yang ditutup
rapat. Makanan ini tahan berbulan-bulan asal tahu cara mengolah dan
menyimpannya. 

(Samsul Ngarifin, 2020)

PENUTUP

A. Kesimpulan
Negara Indonesia sudah melewati masa penjajahan oleh beberapa negara lua
r yang ingin masuk ke Indonesia dengan alasan tertentu. Contohnya dari bangsa Port
ugis. Mereka datang ke bumi Nusantara bertujuan mencari rempah-rempah, memon
opoli masyarakat dan sebagainya dengan rute nya yang melewati Pantai barat Afrika
(Bartholomeus Diaz) - Tanjung Harapan - Pelabuhan Malinda (Vasco Da Gama) -
Guadafui - Laut Merah - India (Alfanso d’Albuquerque) - Malaka dan Maluku. Tapi p
ada akhirnya setelah bertahun-tahun lamanya, Indonesia berhasil mempertahankan per
satuan dan kesatuan dari banyaknya perbedaan, baik di bidang suku, ras, agama, adat,
kebudayaan dan sebagainya. Itu semua tidak lepas dari perjuangan para pahlawan ban
gsa dan nenek moyang kita yang berusaha berkorban nyawa untuk mempertahankan d
an membebaskan bangsa Indonesia. Dari peristiwa penjajahan Portugis diatas kita par
a pelajar sebaiknya meneruskan perjuangan para pahlawan untuk ikut mengharumkan
nama bangsa Indonesia di berbagai aspek. Oleh karena itu, adanya suatu penjajahan di
atas muka bumi ini seakan menjadi gambaran yang lumrah dalam peradaban setiap
bangsa. Baik oleh bangsa yang kecil ataupun besar, bangsa yang beragama ataupun
yang tidak, bahkan hal itu pun dilakukan pula oleh sesama bangsa. Untuk itu, di usia I
ndonesia yang menginjak 76 tahun ini, bangsa Indonesia harus selalu tetap waspada.
Karena orang-orang dan pihak-pihak baik dari bangsa asing maupun bangsa sendiri
yang memiliki ambisi dan kepentingan yang serakah atas negeri yang kaya ini selalu
mengintai setiap waktu, mereka mengintai celah di mana suatu saat dapat
memasukkan perangkap berupa adu domba demi perpecahan negara Indonesia.

BHINNEKA TUNGGAL IKA, BERBEDA-BEDA TETAP SATU JUA, INDONESI


A!

DAFTAR PUSTAKA

Sudirman, Adi. (2019). Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia. Yogyakarta: DIVA Press.
https://tirto.id/sejarah-masuknya-bangsa-portugis-ke-indonesia-proses-rute-tujuan-gjCF

https://tirto.id/sejarah-latar-belakang-kedatangan-bangsa-eropa-ke-indonesia-ghnZ

https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara_(1509%E2%80%931602)

https://prezi.com/zqur4bz3rams/dampak-penjajahan-portugis-bagi-indonesia/#:~:text=
DAMPAK%20BANGSA%20PORTUGIS&text=a.Berkembangnya%20agama%20Kr
isten%2FKatholik,orang%20Indonesia%20menggunakan%20nama%20Portugis.
https://idschool.net/sma/jalur-pelayaran-bangsa-eropa/

( https://www.kompas.com/stori/read/2022/06/13/090000579/tujuan-bangsa-portugis-ke-indonesi
a?page=all#:~:text=Salah%20satu%20tujuan%20orang%2Dorang,Gold%2C%20Glory%2C%20d
an%20Gospel .)

https://www.samsulngarifin.com/2020/09/dampak-dan-pengaruh-penjajahan-portugis-di-
indonesia.html

https://www.kompas.com/skola/read/2020/08/10/152536369/bagaimana-portugis-dan-spanyol-ber
temu-di-maluku?page=all#:~:text=Jalur%20yang%20dilalui%20Portugis%20dalam,Albuquerque)
%20%2D%20Malaka%20dan%20Maluku.

https://www.idntimes.com/science/discovery/ineu-nursetiawati/negara-penjajah-indonesia-exp-c1c
2

http://repository.teknokrat.ac.id/591/2/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai