Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ILMU SEJARAH (1500-1900)

“Perlawanan Terhadap Portugis Dan Spanyol”

Oleh:

Nama : Reyzesa Asgara


NIM : N1C122081

JURUSAN ILMU SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan Rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Perlawanan Terhadap Portugis Dan Spanyol” tepat waktu.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Aswati,
M., M.Hum. selaku dosen pengampuh pada mata kuliah Ilmu Seajarah (1500-
1900) yang telah memberikan tugas ini sehingga menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.

Makalah ini saya susun berdasarkan hasil wawasan saya dan dari berbagai
sumber media yang sesuai dengan apa yang saya teliti. Saya menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi
penulisan maupun isinya, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak yang dapat membangun agar makalah ini menjadi lebih baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan bagi para
pembaca terkhusus saya pribadi.

Kendari, Senin, 20 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................ii

DAFTAR ISI ................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah ............................................................................2
1.3. Tujuan ..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1.1. Proses Masuknya Bangsa Portugis Di Indonesia .............................3


1.2. Proses Masuknya Bangsa Spanyol Di Indonesia .............................4
1.3. Tujuan Bangsa Portugis Di Indonesia .............................................5
1.4. Tujuan Bangsa Spanyol Di Indonesia ..............................................5
1.5. Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Portugis ...........................5
1.6. Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Spanyol ...........................12

BAB III PENUTUP

1.1. Kesimpulan ......................................................................................14


1.2. Saran ................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu sejarah merupakan disiplin yang sering kali dikaitkan dengan kajian
tentang masa lalu yang tidak banyak berkaitan dengan masa kini. Akibatnya
pembicaraan mengenai masa lalu hanya berakhir menjadi obrolan tentang masa
lalu dan hanya untuk masa lalu itu sendiri. Sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu
syajarah yang berarti pohon. Dalam bahasa Inggris, sejarah atau history berasal
dari kata historia dalam bahasa Yunani yang berarti penemuan (inquiry) dan
wawancara (interview). Dari sini, pengertian sejarah menurut bahasa dan istilah
adalah pernyataan atau hasil interogasi dari seorang saksi mata dan juga laporan
mengenai hasil-hasil tindakan itu. Setelah itu, kata historia dalam bahasa Yunani
masuk ke bahasa-bahasa lain melalui perantaraan bahasa Latin.

Awalnya tujuan kedatangan bangsa Eropa tersebut hanya sekedar


berdagang dan mencari rempah-rempah. Namun tujuan berdagang dan mencari
rempah-rempah berubah menjadi keinginan menguasai dan memonopoli seluruh
perdagangan yang ada di Indonesia. Faktor yang melatarbelakangi bangsa Barat
melakukan penjajahan di Indonesia adalah kekayaan alamnya. Indonesia memang
terkenal akan kekayaan alam yang dibutuhkan bangsa Barat tetapi sulit ditemukan
di negara mereka sendiri. Komoditas utama yang diperdagangkan dari Indonesia
adalah rempah-rempah. Namun, melihat kekayaan alam Indonesia yang luar biasa,
akhirnya bangsa Barat mengembangkan niatan mereka menjadi penjajahan agar
dapat memegang penuh kekuasaan terhadap wilayah Indonesia. Hal yang kurang
lebih sama juga diungkapkan dalam Modul Belajar Bijak dari Masa Kelam
Imperialisme Barat oleh Kemdikbud. Indonesia, atau saat itu masih bernama
Nusantara, pada abad ke-14 merupakan negara yang terkenal di kalangan bangsa-
bangsa Barat oleh karena rempah-rempahnya. Rempah-rempah memiliki nilai jual
tinggi di Eropa. Karena faktor tersebut, banyak bangsa Barat kemudian tertarik

1
untuk menjelajah hingga ke Nusantara. Tercatat ada 4 bangsa Barat yang datang
ke Nusantara. Selain Portugis, Inggris, dan Belanda, ada pula Spanyol. Tujuan
awal mereka datang ke Indonesia hanya untuk berdagang rempah-rempah.
Namun, sebelum kedatangan bangsa Eropa pun, perdagangan internasional di
wilayah Nusantara sebenarnya sudah terjadi antardaerah maupun secara
internasional. Hingga akhirnya bangsa-bangsa Barat itu bermaksud menjajah
Nusantara agar dapat menguasai komoditas perdagangan dari Nusantara.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini sesuai dengan latar belakang di atas adalah:

1. Bagaimana proses masuknya bangsa Portugis di Indonesia?

2. Bagaimana proses masuknya bangsa Spanyol di Indonesia?

3. Jelaskan tujuan bangsa Portugis di Indonesia?

4. Jelaskan tujuan bangsa Spanyol di Indonesia?

5. Jelaskan perlawanan bangsa Indonesia terhadap Portugis?

6. Jelaskan perlawanan bangsa Indonesia terhadap Spanyol?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui proses masuknya bangsa Portugis di Indonesia.

2. Untuk mengetahui proses masuknya bangsa Spanyol di Indonesia.

3. Untuk mengetahui tujuan bangsa Portugis di Indonesia.

4. Untuk mengetahui tujuan bangsa Spanyol di Indonesia.

5. Untuk mengetahui perlawanan bangsa Indonesia terhadap Portugis.

6. Untuk mengetahui perlawanan bangsa Indonesia terhadap Spanyol.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Masuknya Bangsa Portugis Di Indonesia

Pelaut Portugis Bartolomeo Diaz pada tahun 1486 melakukan pelayaran


pertama menyusuri pantai barat Afrika. Ia bermaksud melakukan pelayaran ke
India, namun gagal. Ekspedisinya hanya berhasil sampai di ujung selatan Afrika.
Selanjutnya orang Portugis menyebutnya sebagai Tanjung Harapan baik (Cape of
Good Hope). Vasco da Gama melanjutkan ekspedisi Bartolomeo Diaz tahun 1498.
Akhirnya Vasco da Gama berhasil mencapai Kalikut, India. Dengan demikian, ia
telah menemukan jalan baru menuju pusat rempah-rempah. Dalam perjalanan
selanjutnya akhirnya Portugis mencapai Malaka tahun 1511 di bawah pimpinan
Alfonso d’Albuquerque. Bangsa Portugis berhasil mendirikan kantor dagangnya
di Gowa pada tahun 1509. Pada tahun 1511 di bawah pimpinan d’Albuquerque
Portugis berhasil menguasai Malaka. Dari Malaka di bawah pimpinan d’Abreu
tahun 1512 Portugis telah sampai di Maluku dan diterima baik oleh Sultan Ternate
yang pada waktu itu sedang bermusuhan dengan Tidore. Portugis berhasil
mendirikan benteng dan mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-
rempah. Selain mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku,
Portugis juga aktif menyebarkan agama Kristen (Katolik) dengan tokohnya yang
terkenal ialah Franciscus Xaverius. Portugis ini tidak hanya memusatkan
kegiatannya di Indonesia bagian timur (Maluku), tetapi juga ke Indonesia bagian
Barat (Pajajaran).
Pada tahun 1522 Portugis datang ke Pajajaran di bawah pimpinan Henry
Leme dan disambut baik oleh pajajaran dengan maksud agar Portugis mau
membantu dalam menghadapi ekspansi Demak. Selain mengadakan monopoli
perdagangan rempah-rempah di Maluku, Portugis juga aktif menyebarkan agama
Kristen (Katolik) dengan tokohnya yang terkenal ialah Franciscus Xaverius.

3
Portugis ini tidak hanya memusatkan kegiatannya di Indonesia bagian timur
(Maluku), tetapi juga ke Indonesia bagian barat (Pajajaran).
Pada tahun 1522 Portugis datang ke Pajajaran di bawah pimpinan Henry
Leme dan disambut baik oleh Pajajaran dengan maksud agar Portugis mau
membantu dalam menghadapi ekspansi Demak. Terjadilah Perjanjian Sunda
Kelapa (1522) antara Portugis dan Pajajaran, yang isinya sebagai berikut :
a. Portugis diizinkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa.
b. Pejajaran akan menerima barang-barang yang dibutuhkan dari Portugis
termasuk senjata.
c. Portugis akan memperoleh lada dari pajajaran menurut kebutuhannya.

2.2 Proses Masuknya Bangsa Spanyol Di Indonesia

Teori Heliosentris salah satu pendorong Christophorus Colombus


mencapai Hindia timur melalui jalur barat Eropa. Pada tahun 1492, dengan
dukungan Ratu Isabella Colombus memulai pelayaran melalui Samudra Atlantik.
Colombus berhasil mencapai kepulauan Bahama di Karibia Amerika. Colombus
mengira dirinya telah sampai di Hindia, sehingga menamai penduduk setempat
sebagai orang Indian. Akibatnya benua Amerika oleh orang Eropa disebut sebagai
Hindia Barat. Colombus menjadi Pioner menuju Hindia Timur melalui jalur barat.
Penerusnya bernama Ferdinand Magellan melakukan pelayaran tahun 1519. Satu
tahun kemudian Magellan sampai dii Filipina. Di Filipina ia wafat karena terlilbat
konflik dengan kerajaan setempat. Sebastian d’Elacano, penerus Magellan
berhasil mencapai kepulauan Maluku tahun 1521. Di Maluku bangsa Portugis
telah sampai terlebih dahulu. Portugis dan Spanyol terlibat dalam konflik antar
kerajaan Ternate dan Tidore di Maluku. Pada saat itu Ternate dan Tidore sebagai
kerajaan berpengaruh di Maluku sedang dalam situasi persaingan yang menjurus
ke permusuhan. Spanyol memanfaatkan situasi tersebut dengan memberikan
dukungan kepada Tidore. Sedangkan Portugis memberikan dukungan kepada
Tidore. Dalam perseteruan tersebut Tidore dan Spanyol dalam pihak yang
mengalami kekalahan. Untuk menghindari persaingan antar bangsa Eropa yang

4
bisa merugikan mereka, akhirnya diadakan Perjanjian Saragosa (22 April 1529)
yang isinya sebagai berikut:
a) Spanyol harus meninggalkan Maluku, dan memusatkan kegiatannya di
Filipina.
b) Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku.

2.3 Tujuan Bangsa Portugis Di Indonesia

Pada tahun 1522 Portugis datang ke Pajajaran di bawah pimpinan Henry


Leme dan disambut baik oleh pajajaran dengan maksud agar Portugis mau
membantu dalam menghadapi ekspansi Demak. Selain mengadakan monopoli
perdagangan rempah-rempah di Maluku, Portugis juga aktif menyebarkan agama
Kristen (Katolik) dengan tokohnya yang terkenal ialah Franciscus Xaverius.
Portugis ini tidak hanya memusatkan kegiatannya di Indonesia bagian timur
(Maluku), tetapi juga ke Indonesia bagian barat (Pajajaran).

2.4 Tujuan Bangsa Spanyol Di Indonesia

Spanyol merupakan salah satu negara Eropa yang pernah datang ke


Indonesia untuk melakukan penjajahan, menguasai rempah-rempah, dan
menduduki wilayah Nusantara. Ekspedisi yang dilakukan oleh kerajaan Spanyol
ini didukung oleh pemerintahannya untuk menemukan sumber rempah-rempah
baru.

2.5 Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Portugis

Portugis merupakan salah satu negara pelopor penjelajahan samudera.


Pada awalnya kedatangan bangsa Portugis untuk mencari tempat penghasil
rempah rempah. Dari berbagai penjelajah Portugis, pada tahun 1511 Alfonso de
Albuquerque berhasil menguasai Malaka yang menjadi tempat penting bagi

5
perdagangan rempahrempah. Penguasaan Portugis terhadap Malaka kemudian
memunculkan berbagai perlawanan rakyat Indonesia Sejak kedatangan orang
Portugis di Malaka pada tahun 1511, telah terjadi persaingan yang berbuntut
permusuhan antara Portugis dan Kesultanan Aceh. Sultan Aceh pada waktu itu
diperintah oleh Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528), menganggap bahwa
orang Portugis merupakan saingan dalam politik, ekonomi, dan penyebaran
agama Adapun latar belakang perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis antara
lain:

a) Adanya monopoli perdagangan oleh Portugis.


b) Pelarangan terhadap orang-orang Aceh untuk berdagang dan berlayar ke Laut
Merah.
c) Penangkapan kapal kapal Aceh oleh Portugis Anak-anak yang smart ternyata
bangsa Indonesia adalah bangsa yang berani tahukah kalian bahwa Kesultanan
Aceh mempunyai rencana untuk mengusir Portugis Malaka. Bahu membahu
dan bekerja sama yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia secara nyata
ketika terjadi penyerangan Kerajaan Demak ke Malaka, Aceh membantunya
dengan sekuat tenaga. Oleh karena itu, tindakan kapal-kapal Potugis telah
mendorong munculnya perlawanan rakyat Aceh.

Tiga hal di bawah inilah yang menjadi persiapan Aceh:

1) Melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan, meriam dan


prajurit.
2) Mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara dan beberapa ahli dari
Turki pada tahun 1567.
3) Mendatangkan bantuan persenjataan dari Kalikut dan Jepara.

Dia adalah Sultan Alaudin Riayat Syah. Seorang sosok sultan mudah yang
gagah berani. Hubungan Aceh dengan negara-negara Islam sangatlah erat
sehingga tidak sulit baginya untuk emminta bantuan dari luar. Untuk itulah
Sultan Alaudin Riayat Syah meminta bantuan militer ke Konstantinopel (Turki
permintaan khusus mengenai pengiriman meriam-meriam, pembuatan senjata

6
api, dan penembak-penembak. Selain itu, Aceh juga meminta bantuan dari
Kalikut dan Jepara. Aceh mengadakan penyerangan terhadap Portugis di Malaka
pada tahun 1568. Namun penyerangan tersebut mengalami kegagalan. Meskipun
demikian, Sultan Alaudin telah menunjukkan ketangguhan sebagai kekuatan
militer yang disegani dan diperhitungkan di kawasan Selat Malaka. Pada tahun
1488 M, Sultan Alauddin Riayat Syah wafat ketika itu usianya masih 30 tahun.
Sejak Portugis dapat menguasai Malaka, Kerajaan Aceh merupakan saingan
terberat dalam dunia perdagangan.

Para pedagang muslim segera mengalihkan kegiatan perdagangannya ke


Aceh Darussalam. Keadaan ini tentu saja sangat merugikan Portugis secara
ekonomis, karena Aceh kemudian tumbuh menjadi kerajaan dagang yang sangat
maju. Melihat kemajuan Aceh ini, Portugis selalu berusaha menghancurkannya,
tetapi selalu menemui kegagalan. Setelah berbagai bantuan berdatangan, Aceh
segera melancarkan serangan terhadap Portugis di Malaka. Portugis harus
bertahan mati-matian di Formosa/Benteng. Portugis harus mengerahkan semua
kekuatannya sehingga serangan Aceh ini dapat digagalkan. Sebagai tindakan
balasan pada tahun 1569 Portugis balik menyerang Aceh, tetapi serangan Portugis
di Aceh ini juga dapat digagalkan oleh pasukan Aceh.

Raja Kerajaan Aceh yang terkenal sangat gigih melawan Portugis adalah
Iskandar Muda. Pada tahun 1615 dan 1629, Iskandar Muda melakukan serangan
terhadap Portugis di Malaka. Penyerangan terhadap Portugis dilakukan pada masa
Sultan Iskandar Muda memerintah. Pada tahun 1629, Aceh menggempur Portugis
di Malaka dengan sejumlah kapal yang memuat 19.000 prajurit. Pertempuran
sengit tak terelakkan yang kemudian berakhir dengan kekalahan di pihak Aceh.

Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1639) armada


kekuatan Aceh telah disiapkan untuk menyerang kedudukan Portugis di Malaka.
Saat itu Aceh telah memiliki armada laut yang mampu mengangkut 800 prajurit.
Pada saat itu wilayah Kerajaan Aceh telah sampai di Sumatera Timur dan
Sumatera Barat. Pada tahun 1629 Aceh mencoba menaklukkan Portugis.

7
Penyerangan yang dilakukan Aceh Namun demikian Aceh masih tetap berdiri
sebagai kerajaan yang merdeka.

Sejak Kesultanan Aceh diperintah oleh Sultan Iskandar Muda (1607-


1636), perjuangan mengusir Portugis mencapai puncaknya. Untuk mencapai
tujuannya, Sultan Iskandar Muda menempuh beberapa cara untuk melumpuhkan
kekuatan Portugis, seperti blokade perdagangan. Sultan Aceh melarang daerah-
daerah yang dikuasai Aceh menjual lada dan timah kepada Portugis. Cara ini
dimaksudkan agar kekuatan Portugis benar-benar lumpuh, karena tidak memiliki
barang yang harus dijual di Eropa.

Upaya ini ternyata tidak berhasil sepenuhnya, sebab raja-raja kecil yang
merasa membutuhkan uang secara sembunyisembunyi menjual barang
dagangannya kepada Portugis. Gagal dengan taktik blokade ekonomi, Sultan
Iskandar Muda menyerang kedudukan Portugis di Malaka pada tahun 1629.
Seluruh kekuatan tentara Aceh dikerahkan. Namun, upaya itu mengalami
kegagalan. Pasukan Kesultanan Aceh dapat di pukul mundur oleh pasukan
Portugis. Faktor penyebab kegagalan serangan Aceh terhadap Portugis di Malaka
adalah:

a) Tidak dipersiapkan dengan baik.


b) Perlengkapan senjata yang digunakan masih sederhana.
c) Terjadi konflik internal dikalangan pejabat Kerajaan Aceh.

Usaha-usaha Aceh Darussalam untuk mempertahankan diri dari ancaman


Portugis antara lain:

a. Aceh berhasil menjalin hubungan baik dengan Turki, Persia, dan Gujarat
(India).
b. Aceh memperoleh bantuan berupa kapal, prajurit, dan makanan dari
beberapapedagang muslim di Jawa.
c. Kapal-kapal dagang Aceh dilengkapi dengan persenjataan yang cukup baik
dan prajurit yang Tangguh.
d. Meningkatkan kerja sama dengan Kerajaan Demak dan Makassar.

8
Permusuhan antara Aceh dan Portugis berlangsung terus tetapi sama-sama
tidak berhasil mengalahkan, sampai akhirnya Malaka jatuh ke tangan VOC tahun
1641. VOC bermaksud membuat Malaka menjadi pelabuhan yang ramai dan ingin
menghidupkan kembali kegiatan perdagangan seperti yang pernah dialami Malaka
sebelum kedatangan Portugis dan VOC. Kemunduran Aceh mulai terlihat setelah
Iskandar Muda wafat dan penggantinya adalah Sultan Iskandar Thani (1636–
1841). Pada saat Iskandar Thani memimpin Aceh masih dapat mempertahankan
kebesarannya. Tetapi setelah Aceh dipimpin oleh Sultan Safiatuddin (1641–1675)
Aceh tidak dapat berbuat banyak mempertahankan kebesarannya. menghidupkan
kembali kegiatan perdagangan seperti yang pernah dialami Malaka sebelum
kedatangan Portugis dan VOC.Kemunduran Aceh mulai terlihat setelah Iskandar
Muda wafat dan penggantinya adalah Sultan Iskandar Thani (1636–1841). Pada
saat Iskandar Thani memimpin Aceh masih dapat mempertahankan kebesarannya.
Tetapi setelah Aceh dipimpin oleh Sultan Safiatuddin (1641–1675) Aceh tidak
dapat berbuat banyak mempertahankan kebesarannya.Serangan Kerajaan Demak
terhadap Portugis di Malaka.

2. Serangan Kerajaan Demak terhadap Portugis di Malaka

Perlawanan kesultanan Demak terjadi karena kesultanan-kesultanan islam


yang lain juga terancam terhadap kedudukan Portugis di Malaka. Kedatangan
bangsa Portugis ke Pelabuhan Malaka yang dipimpin oleh Diego Lopez de
Sequeira menimbulkan kecurigaan rakyat Malaka. Malaka jatuh ke tangan
Portugis pada 1511. Akibatnya, aktivitas perdagangan di pelabuhan Malaka
menjadi terganggu karena banyak pedagang Islam yang merasa dirugikan. Akibat
dominasiPortugis di Malaka telah mendesak dan merugikan kegiatan perdagangan
orang-orang Islam. Oleh karena itu, Sultan Demak R. Patah mengirim pasukannya
di bawah Pati Unus untuk menyerang Portugis di Malaka. Perlawanan rakyat
Demak tersebut dipimpin oleh Adipati Unus. Pati Unus melancarkan serangannya
pada tabun 1512 dan 1513. Dengan kekuatan 100 kapal laut dan lebih dari 10.000
prajurit Adipati Unus menyerang Portugis. Namun, serangan tersebut mengalami
kegagalan dan belum berhasil. Kemudian pada tahun 1527, tentara Demak

9
kembali melancarkan serangan terhadap Portugis yang mulai menanamkan
pengaruhnya di Sunda Kelapa. Di bawah pimpinan Fatahillah tentara Demak
berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Nama Sunda Kelapa kernudian
diubah menjadi Jayakarta.

3. Perlawanan Adipati Unus (1518 –1521)

Hanya kurang lebih satu tahun setelah kedatangan Portugis di Malaka


(1511), perlawanan terhadap dominasi Barat mulai muncul. Jatuhnya Malaka ke
pihak Portugis sangat merugikan jaringan perdagangan para pedagang Islam dari
Kepulauan Indonesia. Solidaritas sesama pedagang Islam terbangun saat Malaka
atuh ke pihak Portugis. Kerajaan Aceh, Palembang, Banten, Johor, dan Demak
bersekutu untuk menghadapi Portugis di Malaka. Pada tahun 1513, Demak
mengadakan penyerangan terhadap Portugis di Malaka. Penyerangan tersebut
dipimpin oleh Adipati Unus, putra Raden Patah. Namun, serbuan Demak tersebut
mengalami kegagalan. Penyebab kegagalan serangan Demak ke Portugis di
Malaka adalah:a.Serangan tersebut tidak dilakukan dengan persiapan yang
matangb.Jarak yang terlalu jauhc.Kalah persenjataanDipati Unus atau Yunus
adalah putra Raden Patah, penguasaKerajaan Demak di Jawa. Dipati Unus
mendapat sebutan “Pangeran Sabrang Lor“ karena jasanya memimpin armadalaut
Demak dalam penyerangan ke Malaka. Pemerintahan Pangeran Sabrang Lor tidak
berlangsung lama, dari tahun 1518 –1521.

4. Perlawanan Fatahillah (1527 –1570)

Dalam rangka memperluas ekspansinya ke daerah Barat, Demak


mengirim Fatahillah untuk menggagalkan rencana kerja sama antara Portugis dan
Pajajaran. Pada tahun 1527, Fatahillah mengadakan penyerangan terhadap
Portugis di Sunda Kelapa. Serangan tersebut berhasil mengusir Portugis dari
Sunda Kelapa. Selanjutnya pada tanggal 22 Juni 1527 nama Sunda Kelapa diganti
menjadi Jayakarta atau Jakarta yang berarti kemenangan yang sempurna.
Fatahillah diangkat oleh Sultan Trenggono sebagai wakil Sultan Demak yang
memerintah di Banten dan Jayakarta.Fatahillah dilahirkan sekitar tahun 1490 di

10
Pasai, Sumatra Utara.Nama lain Fatahillah adalah Falatehan, Fadhilah Khan, Ratu
Bagus Pase, dan Ratu Sunda Kelapa. Ayahnya bernama Maulana Makhdar
Ibrahim selaku guru agama Islam di Pasai kelahiran Gujarat, India Selatan.

5. Perlawanan Rakyat Maluku

Berdasarkan Perjanjian Saragosa (1529), Portugis tetap menguasai


daerahdaerah di Maluku. Sejak itu pengaruh Portugis di Maluku semakin besar.
Portugis berhasil memaksakan monopoli perdagangannya. Rakyat Maluku
kehilangan kebebasannya dan mengalami kerugian yang sangat besar. Selain itu,
Portugis mulai mencampuri urusan pemerintahan kerajaan-kerajaan di Maluku.
Rakyat Maluku semakin tertekan sehingga mereka mulai melakukan perlawanan
terhadap portugis.

6. Perlawanan Rakyat Ternate

Perlawanan Rakyat Ternate Perlawanan ini terjadi karena sebab-sebab


berikut ini:

a. Portugis melakukan monopoli perdagangan.


b. Portugis ikut campur tangan dalam pemerintahan.
c. Portugis membenci pemeluk agama Islam karena tidak sepaham dengan
mereka.
d. Portugis sewenang-wenang terhadap rakyat.
e. Keserakahan dan kesombongan bangsa Portugis.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka kehendak Portugis ditolak oleh


raja Ternate. Rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun bersatu dengan Tidore
melawan Portugis, sehingga Portugis dapat didesak. Perlawanan rakyat Maluku
membuat Portugis terdesak dan meminta bantuan dari Malaka. Bala bantuan pun
segera datang dari Malaka yang dipimpin oleh Antonio Galvao. Pasukan ini
berhasil mengalahkan Ternate sehingga Antonio Galvao berkuasa di Maluku
selama empat tahun. Dibawah kepemimpinan Antonio Galvao, Portugis dapat
bersahabat dengan rakyat Maluku. Namun, setelah Galvao digantikan oleh
penguasa lain, nafsu serakah Portugis muncul lagi dan semakin ganas. Portugis

11
memaksa Sultan Ternate, yaitu Sultan Hairun untuk menerima kekuasaan
Portugis, dan hanya menjual cengkih dan pala kepada Portugis. d Ketika Sultan
Hairun akan membicarakan masalah perdagangan dengan Portugis ini, beliau
dibunuh secara licik. Rakyat Maluku tidak tinggal diam, perlawanan kembali
berkobar. Perlawanan Rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun. Pada tahun
1565 Portugis semakin terdesak dan siasat perundingan pun mulai dijalankan oleh
Portugis.

Perundingan antara kerajaan Ternate dan Portugis diadakan pada tahun


Dalam perudingan tersebut Portugis melakukan kelicikan, yaitu membunuh Sultan
Hairun. Terbunuhnya, Sultan Hairun jelas memancing kemarahan rakyat Ternate.
Perlawanan rakyat Ternate dilanjutkan di bawah pimpinan Sultan Baabullah
(putera Sultan Hairun). Bersama rakyat, Sultan Baabullah bertekad menggempur
Portugis. Pasukan Sultan Baabullah memusatkan penyerangan untuk mengepung
benteng Portugis di Ternate. Lima tahun lamanya Portugis mampu bertahan di
dalam benteng yang akhirnya menyerah pada tahun 1575 karena kehabisan bekal.
Kemudian Portugis melarikan diri ke Timor Timur. Pada tahun 1574 benteng
Portugis dapat direbut, kemudian Portugis menyingkir ke Hitu dan akhirnya
menguasai dan menetap di Timor-Timur.

2.6 Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Spanyol

Anak-anak tidak hanya bangsa Portugis yang ingin menguasai rempah-


repah sekaligus tanahnya namun bangsa Spanyol juga sama pula keinginannya
terhadap Indonesia. Spanyol ingin melakukan hak monopolinya di kepualaun
Minahasa dan hal ini tentunya memantik kemarahan penguasa Minahasa dan
rakyatnya sehingga perangpun melawan dominasi asingpun tak terelakan.

Perang ini terjadi tahun 1644 sampai Perang disebabkan oleh


ketidaksenangan anak suku Tombatu terhadap usaha monopoli perdagangan beras
yang dilakukan Spanyol dan kesengsaraan rakyat akibat ketamakan orang-orang
Spanyol. Perang Spanyol dengan Minahasa dilakukan anak suku Tombatu

12
(toundanow/tansawang) di daerah Kali dan Batu Lesung atau sekitar danau Bulilin
di bawah pimpinan Panglima Monde suami dari Ratu Oki sedangkan pihak
Spanyol dibantu oleh Raja Loloda Mokoagouw II. Pecah perang pertama tahun
1643 di Tompaso yang mengakibatkan 40 tentara Spanyol tewas di kali dan Batu
sedang pihak Minahasa Panglima Monde beserta 9 tentara gugur. Namun
demikian pasukan Spanyol dapat dikejar dan berkat bantuan residen VOC,
Herman Jansz Steynkuler berhasil diadakan kesepakatan damai pada 21
September Pada kesepakatan tersebut dinyatakan bahwa pasukan Minahasa
menguasai Tompaso Baru, Rumoong bawah, dan Kawangkoan Bawah. Sebelum
akhirnya menjadi daerah otonom setingkat kecamatan di masa kekuasaan Belanda
karena raja dijadikan pejabat pemerintahan Belanda.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1) Portugis sampai di Asia tenggara tepatnya di Malaka pada tahun 1511 M.


Selang satu tahun yakni pada tahun 1512 M mereka sampai di Maluku.
2) Pada tahun 1521 M Spanyol di bawah pimpinan Sebastian del Cano sampai di
Maluku. Karena di Maluku sudah ada Portugis maka terjadilah perselisihan
antara dua bangsa tersebut. Perselisihan diakhiri dengan perjanjian Saragosa.
3) Pada tahun 1522 Portugis datang ke Pajajaran di bawah pimpinan Henry Leme
dan disambut baik oleh pajajaran dengan maksud agar Portugis mau
membantu dalam menghadapi ekspansi Demak. Selain mengadakan monopoli
perdagangan rempah-rempah di Maluku, Portugis juga aktif menyebarkan
agama Kristen (Katolik) dengan tokohnya yang terkenal ialah Franciscus
Xaverius.
4) Spanyol merupakan salah satu negara Eropa yang pernah datang ke
Indonesia untuk melakukan penjajahan, menguasai rempah-rempah, dan
menduduki wilayah Nusantara. Ekspedisi yang dilakukan oleh kerajaan
Spanyol ini didukung oleh pemerintahannya untuk menemukan sumber
rempah-rempah baru.
5) Perundingan antara kerajaan Ternate dan Portugis diadakan pada tahun Dalam
perudingan tersebut Portugis melakukan kelicikan, yaitu membunuh Sultan
Hairun. Terbunuhnya, Sultan Hairun jelas memancing kemarahan rakyat
Ternate. Perlawanan rakyat Ternate dilanjutkan di bawah pimpinan Sultan
Baabullah (putera Sultan Hairun). Bersama rakyat, Sultan Baabullah bertekad
menggempur Portugis. Pasukan Sultan Baabullah memusatkan penyerangan
untuk mengepung benteng Portugis di Ternate. Lima tahun lamanya Portugis
mampu bertahan di dalam benteng yang akhirnya menyerah pada tahun 1575
karena kehabisan bekal. Kemudian Portugis melarikan diri ke Timor Timur.
Pada tahun 1574 benteng Portugis dapat direbut, kemudian Portugis
menyingkir ke Hitu dan akhirnya menguasai dan menetap di Timor-Timur.

14
6) Perang ini terjadi tahun 1644 sampai Perang disebabkan oleh ketidaksenangan
anak suku Tombatu terhadap usaha monopoli perdagangan beras yang
dilakukan Spanyol dan kesengsaraan rakyat akibat ketamakan orang-orang
Spanyol. Perang Spanyol dengan Minahasa dilakukan anak suku Tombatu
(toundanow/tansawang) di daerah Kali dan Batu Lesung atau sekitar danau
Bulilin di bawah pimpinan Panglima Monde suami dari Ratu Oki sedangkan
pihak Spanyol dibantu oleh Raja Loloda Mokoagouw II. Pecah perang
pertama tahun 1643 di Tompaso yang mengakibatkan 40 tentara Spanyol
tewas di kali dan Batu sedang pihak Minahasa Panglima Monde beserta 9
tentara gugur. Namun demikian pasukan Spanyol dapat dikejar dan berkat
bantuan residen VOC, Herman Jansz Steynkuler berhasil diadakan
kesepakatan damai pada 21 September Pada kesepakatan tersebut dinyatakan
bahwa pasukan Minahasa menguasai Tompaso Baru, Rumoong bawah, dan
Kawangkoan Bawah. Sebelum akhirnya menjadi daerah otonom setingkat
kecamatan di masa kekuasaan Belanda karena raja dijadikan pejabat
pemerintahan Belanda.

3.2 Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan tugas


laporan ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan
sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya. Sehingga bisa terus menghasilkan
penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

15
16
DAFTAR PUSTAKA

Aman. (2014). INDONESIA: DARI KOLONIALISME SAMPAI NASIONALISME.


Pujangga Press Yogyakarta. Yogyakarta.

Putra, Alin Rizkian. (2020). SEJARAH INDONESIA (Modul Pembelajaran SMA).


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT
JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR
DAN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT SEKOLAH
MENENGAH ATAS 2020.

17

Anda mungkin juga menyukai