Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan buku ajar. Tak lupa juga sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari kegelapan menuju jalan yang terang.
Dalam buku ini, tertulis faktor awal mula kedatangan Eropa dan
penjajahan ke Indonesia dan bagaimana perjuangan para pahlawan
dalam menghadapi penjajahan bangsa Eropa (Spanyol, Portugis,
Belanda, Inggris) sampai abad ke-20. Buku ini dapat menjadi
alternatif pegangan bagi mahasiswa dan dosen yang ingin
menambah wawasan tersebut.
i
wawasan mengenai sejarah perlawanan bangsa Indonesia
menghadapi penjajahan bangsa Eropa. Terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
iii
STANDAR ISI
Pembelajaran Sejarah SMA/MA Kelas XI Semester Ganjil
iv
INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Aspek Afektif
2. Aspek Kognitif
3. Aspek Psikomotor
v
PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP
PENJAJAHAN BANGSA EROPA
1
a. Terputusnya Jalur Perdagangan Eropa dan Timur Tengah
Perang Salib memberi pengaruh pada terputusnya jalur
perdagangan Eropa dan Timur Tengah. Pada tahun 1453 M
Pemerintah Turki berhasil merebut kota dagang satu satunya milik
bangsa Eropa yang tersisa yaitu konstantinopel disertai dengan
penutupan jalur lalu lintas pelayaran perdagangan yang
menghubungkan Eropa dengan Asia, sehingga mengakibatkan
perdagangan masyarakat Eropa mati, sedangkan perdagangan
adalah tulang punggung perekonomian mereka, sehingga mereka
harus mencari cara bagaimana menghidupkan lagi perdagangannya,
sedangkan jalan satu satu nya yang paling dekat ditutup oleh Turki.
2
a. Perlawanan Rakyat Aceh
3
diperintah oleh Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528),
menganggap bahwa orang Portugis merupakan saingan dalam
politik, ekonomi, dan penyebaran agama. Penyebab terjadinya
perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis adalah sebagai berikut:
4
Perlawanan terus dilakukan. Permusuhan antara Aceh dan
Portugis berlangsung terus tetapi sama-sama tidak berhasil
mengalahkan, sampai akhirnya Malaka jatuh ke tangan VOC pada
tahun 1641.
c. Perlawanan Fatahillah
Dalam rangka memperluas ekspansinya ke daerah Barat, Demak
mengirim Fatahillah untuk menggagalkan rencana kerja sama antara
Portugis dan Pajajaran. Pada tahun 1527, Fatahillah mengadakan
penyerangan terhadap Portugis di Sunda Kelapa. Serangan tersebut
berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Selanjutnya pada
tanggal 22 Juni 1527 nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta
5
atau Jakarta yang berarti kemenangan yang sempurna. Fatahillah
diangkat oleh Sultan Trenggono sebagai wakil Sultan Demak yang
memerintah di Banten dan Jayakarta.
6
3. Bentuk Perlawanan Bangsa Indonesia menghadapi Bangsa
Spanyol
7
B. PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP
BELANDA
8
a. Perlawanan Sultan Nuku
Tanggal 11 November 1781, Pangeran Nuku diangkat sebagai
pemimpin oleh para pendukungnya di tanah pelarian, Halmahera
bagian selatan, dengan gelar Sri Maha Tuan Sultan Amiruddin
Syaifuddin Syah Kaicil Paparangan. Pangeran Nuku yang
seharusnya menjadi pewaris takhta yang sah kala itu sedang dalam
pelarian akibat polemik internal yang terjadi di Kesultanan Tidore
dan diperkeruh dengan campur tangan VOC.
(Sumber: https://www.klikkoran.com/profil-dan-biodata-nuku-
muhammad-amiruddin-pahlawan-nasional-dari-provinsi-maluku-utara/2/)
9
b. Perlawanan Sultan Agung
Pada tahun 1626 Sultan Agung telah mempersiapkan pasukan
dengan untuk mengusir VOC, Tanda-tanda pertama bahwa orang
Mataram akan merencakan sesuatu yang luar biasa adalah
penutupan hampir seluruh pantai Jawa atas perintah Tumenggung
Baureksa dari Kendal selaku pimpinan perang.
c. Perlawanan Banten
VOC melakukan politik adu domba untuk mengambil alih
daerah Banten. VOC memanfaatkan putra mahkota bernama Sultan
Haji untuk mendapatkan kelemahan Sultan Ageng Tirtayasa. VOC
melihat ambisi Sultan Haji untuk memimpin Banten, sehingga VOC
menghasut Sultan Haji untuk merebut kekuasaan dari
ayahnya. Agar mendapat bantuan VOC, Sultan Haji membuat
10
perjanjian dengan VOC untuk menyingkirkan ayahnya dari
Kesultanan Banten. Hal ini dilakukan Sultan Haji karena dirinya
takut bahwa takhta kerajaan akan dilimpahkan kepada Pangeran
Purbaya selaku saudara laki-lakinya.
11
Gambar 03 Sultan Hasanuddin
(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sultan_Hasanuddin)
12
menaklukan benteng Somba Opu dan Sultan Hasanudin beserta
pasukannya melarikan diri hingga meninggal pada tahun 1670.
13
mena Pakubuwono serta VOC menyebabkan Mangkubumi berbalik
arah melawan mereka.
14
Gambar 04 Kapitan Pattimura
(Sumber: https://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/Pattimura-
Kapitan?lang=id)
15
memimpin perlawanan dan dibantu Anthony Ribok, Philip
Latumahina, Ulupaha, Paulus Tiahahu, dan seorang pejuang wanita
Christina Martha Tiahahu bersama rakyat Maluku melakukan
perlawanan pada tahun 1817.
b. Perang Padri
Dilatarbelakangi oleh perselisihan antara kaum adat dan kaum
Padri di Minangkabau. Kaum Padri sendiri merupakan sekolompok
ulama yang baru kembali dari Timur Tengah dan kembali untuk
memurnikan ajaran Islam di daerah Minangkabau. Peran ini didasari
oleh konflik antara kaum adat dan kaum padri mengenai masalah
penerapan syariat di Tanah Minang. Kaum Padri berusaha untuk
menghilangkan unsur adat karena tidak sesuai dengan ajaran Islam
Unsur Adat tersebut antara lain kebiasaan seperti perjudian,
penyabungan ayam, penggunaan madat, minuman keras, tembakau,
sirih, dan juga aspek hukum adat matriarkat mengenai warisan, serta
longgarnya pelaksanaan kewajiban ritual formal agama Islam.
16
terkemuka dari Harimau nan Salapan di antaranya adalah Tuanku
Nan Receh, Tuanku Pasaman, Tuanku Rao, Tuanku Tambusai,
Tuanku Lintau, Tuanku Mansiangan, Tuanku Pandai Sikek, dan
Tuanku Barumun. Lantaran semakin terdesak, orang-orang dari
golongan Adat kemudian meminta bantuan kepada pemerintah
kolonial Hindia Belanda yang saat itu menjajah wilayah Nusantara,
termasuk Minangkabau.
17
Imam Bonjol pada 1837 yang kemudian diasingkan ke Cianjur,
Ambon, lalu Minahasa hingga wafat di sana.
c. Perang Diponegoro
(Sumber: https://www.tribunnewswiki.com/2019/08/01/pangeran-
diponegoro)
18
stelsel. Taktik ini berhasil mempersempit ruang gerak pasukan
Diponegoro. Banyak pemimpin pasukan Pangeran Diponegoro
gugur dan tertangkap. Namun demikian, pasukan Diponegoro tetap
gigih. Akhirnya, Belanda mengajak berunding. Dalam perundingan
yang diadakan tanggal 28 Maret 1830 di Magelang, Diponegoro
disergap. Pada posisi tidak siap perang, pangeran Diponegoro serta
pengawalnya dengan mudahnya di sergap, dilucuti dan dimasukkan
ke dalam kendaraan khusus residen.
Diponegoro kemudian akan dibawa ke Batavia, sebelum itu dia
dibawa terlebih dahulu ke kota Semarang. Tepat pada tanggal 3 Mei
tahun 1830, pangeran Diponegoro dan stafnya dibawa ke daerah
pembuangan, yaitu di Menado. Pangeran Diponegoro beserta 19
orang termasuk keluarga dan stafnya juga ikut dibuang. Kemudian
pada tahun 1834 pangeran Diponegoro dan yang lainnya berpindah
ke daerah pembuangan lain, yaitu Makassar. Setelah menjalani
masa tawanan selama 25 tahun, Pangeran Diponegoro kemudian
meninggal pada tanggal 8 Januari tahun 1855 tepatnya saat berusia
70 tahun.
d. Perang Banjarmasin
Perang Banjar diawali dari perebutan takhta yang terjadi di
dalam keluarga Kesultanan Banjar. Sultan Adam yang meninggal
pada 1857 mewariskan takhta kepada Pangeran Hidayat. Namun,
Belanda di bawah Gubernur Jenderal Rochussen ikut campur
menentukan pewaris takhta tersebut. Sultan Adam cenderung untuk
memilih Pangeran Hidayatullah. Alasannya memiliki perangai yang
baik, taat beragama, luas pengetahuan, dan disukai rakyat.
Sebaliknya Pangeran Tamjid kelakuannya kurang terpuji, kurang
taat beragama dan bergaya hidup kebarat-baratan meniru orang
Belanda. Pangeran Tamjid inilah yang dekat dengan Belanda dan
dijagokan oleh Belanda. Belanda menekan Sultan Adam dan
mengancam supaya mengangkat Pangeran Tamjid. Belanda
menginginkan Pangeran Tamjid Ullah menjadi sultan karena
19
Belanda mengharapkan izinnya untuk menguasai daerah
pertambangan batu bara yang berada di wilayah kekuasaan
Pangeran Tamjid Ullah.
20
e. Perang Puputan Di Bali
Sikap pantang menyerah rakyat Bali dijadikan alasan oleh
pemerintah Belanda untuk menyerang Bali. Tokoh perang Bali
adalah raja kerajaan buleleng I Gusti Made Karangasem dan
patihnya I Gusti Ketut Jelantik sebagai pimpinan rakyat Buleleng.
Pada abad ke-19, di Bali terdapat banyak kerajaan, yang masing-
masing mempunyai kekuasaan tersendiri. Kerajaan-kerajaan
tersebut antara lain Buleleng, Karangasem, Klungkung, Gianyar,
Bandung, Tabanan, Mengwi, Bangli, dan Jembrana.
21
I Gusti Ketut Jelantik, patih kerajaan Buleleng melanjutkan
perlawanan. Perang yang dilakukan sampai titik darah penghabisan
dikenal dengan puputan. Untuk memadamkan perlawanan rakyat
Bali yang berpusat di Jagaraga, Belanda mendatangkan pasukan
secara besar-besaran, pertempuran sengit tak dapat dielakkan lagi,
terutama pada posisi di mana I Gusti Ketut Jelantik berada. Benteng
Jagaraga dihujani tembakan meriam dengan gencar. Korban telah
berjatuhan di pihak Buleleng. Kendatipun demikian, tidak ada
seorang pun laskar Jagaraga yang mundur atau melarikan diri.
Mereka semuanya gugur dan pada tanggal 19 April 1849 Benteng
Jagaraga jatuh ke tangan Belanda. Mulai saat itulah Belanda
menguasai Bali Utara.
22
orang Aceh yang datang dari Trumon. Perlawanan ini dapat
dihentikan oleh pasukan Belanda yang dipimpin oleh J. A. Visser.
g. Perang Aceh
Belanda sangat berambisi untuk menguasai Aceh. Belanda
memulai motif liciknya untuk menimbulkan kekacauan di Aceh.
Politik adu domba juga mulai diterapkan. Belanda juga bergerak di
wilayah perairan Aceh dan Selat Malaka. Belanda sering
menemukan para bajak laut yang mengganggu kapal-kapal asing
yang sedang berlayar dan berdagang di perairan Aceh dan Selat
Malaka. Dengan alasan menjaga keamanan kapal kapal yang sering
diganggu oleh para pembajak maka Belanda menduduki beberapa
daerah seperti Baros dan Singkel. Belanda mengancam dan
mengultimatum agar Kesultanan Aceh tunduk di bawah
pemerintahan Hindia Belanda. Aceh tidak akan menghiraukan
ultimatum itu. Maka Belanda melalui Komisaris Nieuwenhuijzen
23
mengumumkan perang terhadap Aceh. Pecahlah pertempuran antara
Aceh melawan Belanda.
24
Belanda berhasil mendesak pasukan Habib Abdurrahman, bahkan
Habib Abdurrahman akhirnya menyerah kepada Belanda. Di Aceh
bagian barat tampil Teuku Umar beserta isterinya Cut Nyak Dien.
Pertempuran sengit terjadi di Meulaboh. Beberapa pos pertahanan
Belanda berhasil direbut oleh pasukan Teuku Umar. Pasukan Aceh
dengan semangat jihadnya telah enambah kekuatan untuk melawan
Belanda. Teuku Umar berhasil menyerang pos-pos Belanda yang
ditemui. Peristiwa itu membuat Belanda semakin marah dan geram.
(Sumber:
https://www.kompasiana.com/arielmauliza/55008af4a333117f73511324
/masa-muda-teuku-umar)
25
Perlawanan dilanjutkan oleh Cut Nyak Dien. Cut Nyak Dien
dengan pasukannya memasuki hutan dan mengembangkan perang
gerilya. Perlawanan rakyat Aceh belum berakhir. Para pejuang
Aceh di bawah komando sultan dan Panglima Polem terus berkobar.
Pada tahun berikutnya Belanda menangkap istri sultan, Pocut
Murong. Karena tekanan Belanda yang terus menerus, pada Januari
1903 Sultan Muhammad Daud Syah terpaksa menyerah. Demikian
siasat licik dari Belanda. Cara licik ini kemudian juga digunakan
untuk mematahkan perlawanan Panglima Polem dan Tuanku Raha
Keumala. Istri, ibu dan anak-anak Panglima Polem ditangkap oleh
Belanda. Dengan tekanan yang bertubi-tubi akhirnya Panglima
Polem juga menyerah pada 6 Serptember 1903. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa Kerajaan Aceh yang sudah berdiri sejak
1514 harus berakhir.
26
C. PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP
INGGRIS
(Sumber: https://histori.id/setir-kanan-hingga-penghapusan-tanam-
paksa/)
27
bersekutu dengan Sunan Pakubuwono IV. Raffles mempersiapkan
pasukan unttuk menggempur dan menundukan Kasultanan
Yogyakarta. Kasultanan saat itu sedang dilanda konflik keluarga
yang memperlemah pertahanan kasultanan. Hal ini dimanfaatkan
oleh Raffles untuk menyerang Yogyakarta pada 18-20 Juni 1812,
yang sering disebut sebagai Geger Sepoy karena kebanyakan
pasukan Inggris dari Brigade Sepoy. Brigade ini adalah tentara yang
direkrut dari warga India yang sudah terlebih dahulu dijajah oleh
Inggris.
28
memimpin pertempuran dalam melawan Inggris dan Belanda, salah
satunya adalah Perang Menteng.
29
UJI KOMPETENSI
30
3. Berikut faktor-faktor yang melatarbelakangi
kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia, kecuali…
a. Terputusnya jalur perdagangan Eropa dan
Timur Tengah
b. Motivasi 3G (Gold, Gospel, Glory)
c. Turki berhasil merebut Konstantinopel
d. Ingin study tour
e. Motivasi untuk menginginkan kekayaan
melalui hasil perdagangan dan penjajahan
31
c. Thomas Stamford Raffles
d. Colombus
e. Vasco da Gama
32
d. 22 September 1811
e. 7 Mei 1811
33
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan
tepat !
34
KUNCI JAWABAN
A. PILIHAN GANDA
1. B 6. A
2. C 7. E
3. D 8. C
4. B 9. B
5. A 10. B
B. UJI KOMPETENSI
35
c) Kapal-kapal dagang Aceh dilengkapi dengan
persenjataan yang cukup baik dan prajurit yang
tangguh.
d) Meningkatkan kerja sama dengan Kerajaan Demak
dan Makassar.
36
menggunakan siasat yang licik. Pada tahun 1827,
Belanda mendatangkan bantuan dari Sumatra dan
Sulawesi. Jenderal De Kock menerapkan taktik perang
benteng stelsel. Taktik ini berhasil mempersempit
ruang gerak pasukan Diponegoro. Belanda pun
mengajak berunding. Dalam perundingan, Diponegoro
disergap. pangeran Diponegoro serta pengawalnya
dengan mudahnya di sergap, dilucuti dan dimasukkan
ke dalam kendaraan khusus.
37
DAFTAR PUSTAKA
https://tirto.id/sejarah-kedatangan-bangsa-spanyol-dan-portugis-ke-
indonesia-gfBz (diakses pada 17 Juni 2022)
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/latar-belakang-kedatangan-
bangsa-barat-ke-indonesia-4714/ (diakses pada 17 Juni 2022)
https://tirto.id/sejarah-perlawanan-rakyat-aceh-terhadap-portugis-
sebab-kronologi-ggqz (diakses pada 17 Juni 2022)
https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/23/170000979/sultan-
mahmud-badaruddin-ii-perjuangan-dan-perang?page=all
(diakses pada 18 Juni 2022)
38