Anda di halaman 1dari 44

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan buku ajar. Tak lupa juga sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari kegelapan menuju jalan yang terang.

Buku ajar kami yang berjudul “PERLAWANAN BANGSA


INDONESIA TERHADAP PENJAJAHAN BANGSA EROPA”
ini telah selesai kami buat dengan sebaik mungkin agar menjadi
manfaat bagi pembaca yang membutuhkan informasi dan
pengetahuan mengenai bagaimana strategi perlawanan bangsa
Indonesia menghadapi penjajahan bangsa Eropa.

Dalam buku ini, tertulis faktor awal mula kedatangan Eropa dan
penjajahan ke Indonesia dan bagaimana perjuangan para pahlawan
dalam menghadapi penjajahan bangsa Eropa (Spanyol, Portugis,
Belanda, Inggris) sampai abad ke-20. Buku ini dapat menjadi
alternatif pegangan bagi mahasiswa dan dosen yang ingin
menambah wawasan tersebut.

Penulis ucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang


mendukung lancarnya buku ajar ini mulai dari proses penulisan
hingga proses cetak, yaitu orang tua, dosen-dosen, rekan-rekan,
penerbit, dan masih banyak lagi yang tidak bisa kami sebutkan satu
per satu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan


yang tentu saja jauh dari kata sempurna tentang buku ajar ini. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik membangun untuk
perbaikan terhadap karya buku ajar ini.

Demikian buku ajar ini kami buat, dengan harapan agar


pembaca dapat memahami informasi dan juga mendapatkan

i
wawasan mengenai sejarah perlawanan bangsa Indonesia
menghadapi penjajahan bangsa Eropa. Terima kasih.

Madiun, 27 Juni 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................. iii
STANDAR ISI ................................................................................ iv
INDIKATOR PEMBELAJARAN ................................................ v
PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP
PENJAJAHAN BANGSA EROPA ............................................... 1
A. PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP
PORTUGIS DAN SPANYOL .................................................... 1
1. Latar Belakang kedatangan bangsa Portugis dan spanyol
ke Indonesia............................................................................... 1
2. Bentuk Perlawanan Bangsa Indonesia Menghadapi Bangsa
Portugis...................................................................................... 2
3. Bentuk Perlawanan Bangsa Indonesia menghadapi Bangsa
Spanyol ...................................................................................... 7
B. PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP
BELANDA ................................................................................... 8
1. Latar Belakang Kedatangan Belanda ke Indonesia ........... 8
2. Bentuk Perlawanan Bangsa Indonesia menghadapi VOC . 8
3. Bentuk Perlawanan Bangsa Indonesia menghadapi
Pemerintah Hindia Belanda ..................................................... 14
C. PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP
INGGRIS ................................................................................... 27
1. Perlawanan Rakyat Jawa Terhadap Bangsa Inggris ........ 27
2. Perlawanan Rakyat Palembang ........................................ 28
UJI KOMPETENSI ...................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 38

iii
STANDAR ISI
Pembelajaran Sejarah SMA/MA Kelas XI Semester Ganjil

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


4. Mengolah, menalar, dan 4.2 Mengolah informasi tentang
menyaji dalam ranah konkret strategi perlawanan bangsa
dan ranah abstrak terkait dengan Indonesia terhadap penjajahan
pengembangan dari yang bangsa Eropa (Portugis,
dipelajarinya di sekolah secara Spanyol, Belanda, Inggris)
mandiri, bertindak secara efektif sampai dengan abad ke-20 dan
dan kreatif, serta mampu menyajikannya dalam bentuk
menggunakan metoda sesuai cerita sejarah.
kaidah keilmuan.

iv
INDIKATOR PEMBELAJARAN

1. Aspek Afektif

a. Menghargai sikap para pahlawan dalam perlawanan


bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Eropa
b. Melanjutkan semangat perjuangan para pahlawan.
c. Menyatakan pendapat tentang strategi perlawanan
bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Eropa.

2. Aspek Kognitif

a. Menjelaskan latar belakang kedatangan bangsa


Eropa ke Indonesia.
b. Menyimpulkan informasi tentang strategi
perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan
bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris)
pada abad ke-20.

3. Aspek Psikomotor

a. Mengamati proses penjajahan bangsa Eropa terhadap


bangsa Indonesia.
b. Menyajikan dalam bentuk cerita tentang strategi
perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan
bangsa Eropa sampai abad 20.

v
PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP
PENJAJAHAN BANGSA EROPA

A. PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP


PORTUGIS DAN SPANYOL
Bangsa Portugis dan Spanyol adalah negara negara pelopor
penjelajahan Samudera setelah jalur lalu lintas. Kedatangan bangsa
Portugis dan Spanyol langsung dengan disepakatinya Perjanjian
Tordesillas yang membagi dunia menjadi barat dan timur dengan
ketentuan Bangsa Spanyol hanya boleh melakukan pelayaran ke
barat dan bangsa Portugis ke timur, maka sampailah Spanyol untuk
pertama kalinya ke wilayah Indonesia dari sebelah Utara yaitu
Maluku setelah sebelumnya melalui benua Amerika.

Sementara bangsa Portugis mengambil jalan barat sampai


pertama kali di Nusantara dari arah barat yaitu ke Semenanjung
Malaka dan melanjutkan perjalanan ke Kepulauan Maluku karena
mereka mengetahui bahwa pusat rempah-rempah ada di Maluku
dalam rangka mengikuti perintah dari negaranya untuk berdagang.
Setelah mulai berdagang dan mengetahui keuntungan yang
diperoleh sangat besar, mereka akhirnya berniat menguasai
perdagangan dengan cara monopoli. Perilaku bangsa Portugis dan
praktik monopoli yang dilakukannya sangat merugikan kerajaan
Malaka, Aceh, dan Maluku sehingga memperoleh perlawanan fisik
dari rakyat setempat.

1. Latar Belakang kedatangan bangsa Portugis dan spanyol ke


Indonesia
Berikut faktor-faktor yang melatarbelakangi kedatangan bangsa
Portugis dan Spanyol ke Indonesia.

1
a. Terputusnya Jalur Perdagangan Eropa dan Timur Tengah
Perang Salib memberi pengaruh pada terputusnya jalur
perdagangan Eropa dan Timur Tengah. Pada tahun 1453 M
Pemerintah Turki berhasil merebut kota dagang satu satunya milik
bangsa Eropa yang tersisa yaitu konstantinopel disertai dengan
penutupan jalur lalu lintas pelayaran perdagangan yang
menghubungkan Eropa dengan Asia, sehingga mengakibatkan
perdagangan masyarakat Eropa mati, sedangkan perdagangan
adalah tulang punggung perekonomian mereka, sehingga mereka
harus mencari cara bagaimana menghidupkan lagi perdagangannya,
sedangkan jalan satu satu nya yang paling dekat ditutup oleh Turki.

Kondisi ini mendorong mereka untuk harus mengarungi lautan


yang modalnya mereka sudah miliki yaitu kompas, teropong serta
beberapa pengetahuan mereka. Sehingga sejak abad 15 mereka aktif
melakukan penjelajahan samudra yang membawa mereka ke
Afrika-Asia. Sejak saat itu muncul dorongan untuk menjajah
pribumi. Dari yang awalnya hendak berdagang menjadi ingin
menguasai.

b. Motivasi 3G (Gold, Gospel dan Glory)


Motivasi ini menjadi semboyan para bangsa Barat melakukan
penjelajahan. Gold bermakna bahwa bangsa Barat menginginkan
kekayaan melalui hasil perdagangan dan penjajahan atau yang
lainnya. Gospel bermakna bangsa Barat juga ingin menyebarkan
agama mereka yakni agama Nasrani. Dan Glory bermakna bahwa
bangsa Barat ingin mendapatkan kejayaan atau kemenangan.

2. Bentuk Perlawanan Bangsa Indonesia Menghadapi Bangsa


Portugis

2
a. Perlawanan Rakyat Aceh

Portugis merupakan salah satu negara pelopor penjelajahan


samudra. Pada awalnya kedatangan bangsa Portugis untuk mencari
tempat penghasil rempah rempah. Dari berbagai penjelajah Portugis,
pada tahun 1511 Alfonso de Albuquerque berhasil menguasai
Malaka yang menjadi tempat penting bagi perdagangan rempah-
rempah. Penguasaan Portugis terhadap Malaka kemudian
memunculkan berbagai perlawanan rakyat Indonesia.

Gambar 01 Alfonso de Albuquerque


(Sumber:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Afonso_de_Albuquerque_2.jpg)

Sejak kedatangan Portugis di Malaka pada tahun 1511, banyak


para pedagang Islam yang menyingkir dari Malaka menuju Aceh.
Dengan demikian perdagangan di Aceh berkembang begitu pesat.
Perkembangan Aceh yang begitu pesat dipandang Portugis,
sehingga pada tahun Pada tahun 1523 Portugis melancarkan
serangan ke Aceh di bawah pimpinan Henrigues, dan menyusul
pada tahun 1524 dipimpin oleh de Sauza, namun sellau mengalami
kegagalan.

Persaingan dalam perdagangan berbuntut permusuhan antara


Portugis dan Kesultanan Aceh. Sultan Aceh pada waktu itu

3
diperintah oleh Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528),
menganggap bahwa orang Portugis merupakan saingan dalam
politik, ekonomi, dan penyebaran agama. Penyebab terjadinya
perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis adalah sebagai berikut:

 Ambisi Portugis yang ingin memonopoli perdagangan di


wilayah Aceh.
 Portugis melarang orang-orang Aceh berlayar untuk
berdagang melewati Laut Merah.
 Penangkapan kapal-kapal Aceh oleh Portugis.

Semangat rakyat Aceh untuk mengusir Portugis dari Aceh


sangatlah besar. Puncaknya adalah pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar Muda (1607-1636). Aceh tidak hanya melakukan serangan
fisik. Sultan Iskandar Muda juga melakukan blokade perdagangan
agar kekuatan Portugis di Malaka goyah karena ketiadaan barang
yang bisa dibawa ke Eropa. Hanya saja, rencana ini terkendala
dengan adanya beberapa raja kecil yang tetap berdagang dengan
Portugis. Mereka melakukan itu dengan diam-diam karena
memerlukan uang.

Usaha-usaha Aceh Darussalam untuk mempertahankan diri dari


ancaman Portugis, antara lain:

1. Aceh berhasil menjalin hubungan baik dengan Turki, Persia,


dan Gujarat (India),
2. Aceh memperoleh bantuan berupa kapal, prajurit, dan
makanan dari beberapa pedagang muslim di Jawa,
3. Kapal-kapal dagang Aceh dilengkapi dengan persenjataan
yang cukup baik dan prajurit yang tangguh,
4. Meningkatkan kerja sama dengan Kerajaan Demak dan
Makassar.

4
Perlawanan terus dilakukan. Permusuhan antara Aceh dan
Portugis berlangsung terus tetapi sama-sama tidak berhasil
mengalahkan, sampai akhirnya Malaka jatuh ke tangan VOC pada
tahun 1641.

b. Serangan Adipati Unus di Malaka

Perlawanan kesultanan Demak terjadi karena kesultanan-


kesultanan Islam yang lain juga terancam terhadap kedudukan
Portugis di Malaka. Kedatangan bangsa Portugis ke Pelabuhan
Malaka yang dipimpin oleh Diego Lopez de Sequeira menimbulkan
kecurigaan rakyat Malaka. Malaka jatuh ke tangan Portugis pada
1511. Akibatnya, aktivitas perdagangan di pelabuhan Malaka
menjadi terganggu karena banyak pedagang Islam yang merasa
dirugikan.

Solidaritas sesama pedagang Islam terbangun saat Malaka jatuh


ke pihak Portugis. Kerajaan Aceh, Palembang, Banten, Johor, dan
Demak bersekutu untuk menghadapi Portugis di Malaka.
Perlawanan rakyat Demak tersebut dipimpin oleh Adipati Unus.

Adipati Unus melancarkan serangannya pada tahun 1512 dan


1513. Dengan kekuatan 100 kapal laut dan lebih dari 10.000 prajurit
Adipati Unus menyerang Portugis. Namun, serangan tersebut
mengalami kegagalan dan belum berhasil. Karena jasanya
memimpin armada laut Demak dalam penyerangan ke Malaka.
Adipati Unus mendapat sebutan “Pangeran Sabrang Lor“

c. Perlawanan Fatahillah
Dalam rangka memperluas ekspansinya ke daerah Barat, Demak
mengirim Fatahillah untuk menggagalkan rencana kerja sama antara
Portugis dan Pajajaran. Pada tahun 1527, Fatahillah mengadakan
penyerangan terhadap Portugis di Sunda Kelapa. Serangan tersebut
berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Selanjutnya pada
tanggal 22 Juni 1527 nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta

5
atau Jakarta yang berarti kemenangan yang sempurna. Fatahillah
diangkat oleh Sultan Trenggono sebagai wakil Sultan Demak yang
memerintah di Banten dan Jayakarta.

d. Perlawanan Rakyat Ternate


Perlawanan Rakyat Ternate terjadi disebabkan sebagai berikut:

 Monopoli perdagangan Portugis


 Portugis ikut campur dalam pemerintahan Ternate
 Penyebaran agama Katholik
 Keserakahan dan kesombongan Portugis
Rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun bersatu dengan
Tidore melawan Portugis, sehingga Portugis dapat didesak. Pada
tahun 1570, Portugis menawarkan perdamaian kepada Sultan
Hairun dengan cara meminta Sultan Hairun menghadiri pesta
perdamaian di benteng Portugis. Tanpa adanya kecurigaan Sultan
Hairun pun hadir. Keadaan ini kemudian dimanfaatkan oleh
Portugis untuk menyerangnya. Sultan Hairun tewas dan
menimbulkan kemarahan besar bagi rakyat Maluku. Perlawanan
terhadap Portugis selanjutnya diteruskan oleh Sultan Baabullah,
anak dari Sultan Hairun.
Perlawanan rakyat Ternate dilanjutkan di bawah pimpinan
Sultan Baabullah. Sultan Baabullah merupakan anak dari Sultan
Hairun. Bersama dengan rakyat Maluku, Sultan Baabullah
menyerang Portugis. Penyerangan dipusatkan pada benteng Portugis
di Ternate. Hingga lima tahun, Portugis mampu bertahan dan
akhirnya menyerah pada tahun 1574 benteng Portugis mampu
dikuasai. Pada tahun 1575 Portugis yang berusaha bertahan
kehabisan bekal dan melarikan diri ke Hitu dan kemudian berpindah
ke Timor Timur hingga tahun 1975.

6
3. Bentuk Perlawanan Bangsa Indonesia menghadapi Bangsa
Spanyol

a. Perlawanan Rakyat Minahasa Terhadap Spanyol


Ketidaksenangan rakyat atas perilaku tentara Spanyol
memuncak pada 1644. Tentara Spanyol yang sedang memasuki
desa memukul dan melukai salah seorang pemimpin rakyat
Minahasa yang ada di Tomohon. Rakyat Minahasa menganggap
perbuatan itu sudah keterlaluan dan menurunkan martabat serta
harga diri pemimpin yang dihormati oleh seluruh rakyat.

Peristiwa ini pun menjadi tanda dimulainya perlawanan rakyat


Minahasa terhadap Spanyol. Perlawanan dimulai di Tomohon.
Rakyat Minahasa mengangkat senjata untuk melawan pasukan
Spanyol. Pemimpin Minahasa kemudian meminta bantuan Belanda
untuk mengusir Spanyol.

Kondisi yang demikian membuat pasukan Spanyol semakin


terdesak. Spanyol pun harus mundur sampai ke Benteng Manado,
karena kekuatan rakyat Minahasa yang dibantu Belanda semakin
kuat. Pada akhirnya, Spanyol berhasil dikalahkan dan keluar dari
Minahasa. Akan tetapi, keluarnya Spanyol menjadi era baru
masuknya Belanda dengan era penjajahan yang baru pula.

7
B. PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP
BELANDA

1. Latar Belakang Kedatangan Belanda ke Indonesia


Belanda memulai penjelajahan samuderanya pada Tahun 1596
di bawah pimpinan Cornelis de Houtman, para pedagang bangsa
Belanda masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Banten.

Dengan keuntungan yang berlimpah dari hasil perdagangannya,


mulailah timbul sifat serakah untuk menguasai negeri yang kaya
akan hasil bumi yang mereka butuhkan, sejak itu dimulailah
penjajahan Belanda di Indonesia ditandai melalui pembentukan
Kongsi Dagang VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) yang
bertujuan menghilangkan persaingan diantara sesama pedagang
Belanda di Indonesia agar bisa bersaing dengan pedagang Eropa
lain yang ada di Indonesia sehingga bisa menguasai perdagangan di
Indonesia dengan menerapkan prinsip monopoli perdagangan.
Namun pada tahun 1799 VOC dibubarkan karena banyak
pegawainya yang korupsi.

Penjajahan Belanda di Indonesia melalui masa yang sangat


panjang yaitu sekitar 350 tahun. Selama itu bangsa Indonesia
berjuang untuk mengusir penjajahan Belanda di Indonesia.
Perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi Belanda akan kita
bagi jadi 2 periode yaitu:
- Periode sebelum abad 19, menghadapi VOC yang dibubarkan
pada akhir abad 18 (tahun 1799)

- Periode setelah abad 19, menghadapi pemerintah Hindia


Belanda

2. Bentuk Perlawanan Bangsa Indonesia menghadapi VOC

8
a. Perlawanan Sultan Nuku
Tanggal 11 November 1781, Pangeran Nuku diangkat sebagai
pemimpin oleh para pendukungnya di tanah pelarian, Halmahera
bagian selatan, dengan gelar Sri Maha Tuan Sultan Amiruddin
Syaifuddin Syah Kaicil Paparangan. Pangeran Nuku yang
seharusnya menjadi pewaris takhta yang sah kala itu sedang dalam
pelarian akibat polemik internal yang terjadi di Kesultanan Tidore
dan diperkeruh dengan campur tangan VOC.

Gambar 02 Sultan Nuku Muhammad Amiruddin

(Sumber: https://www.klikkoran.com/profil-dan-biodata-nuku-
muhammad-amiruddin-pahlawan-nasional-dari-provinsi-maluku-utara/2/)

Pada 1783, pasukan Nuku menyerbu pos Belanda di Halmahera


dan memperoleh hasil gemilang. VOC yang murka mencoba
membalas serangan, namun selalu gagal karena Nuku menerapkan
strategi pertempuran laut dengan sangat baik yang membuat
Belanda kerepotan dan mengalami kerugian besar. Salah satu
perang penting terjadi pada 1791. Belanda yang mendatangkan
bantuan dari Ambon berhasil dipukul mundur. Perang demi perang
berlangsung dalam beberapa tahun berikutnya. Selama masa
genting itu, upaya Belanda untuk menaklukkan Nuku tidak pernah
membuahkan hasil. Sebaliknya, Nuku berulangkali membuat
Belanda kewalahan.

9
b. Perlawanan Sultan Agung
Pada tahun 1626 Sultan Agung telah mempersiapkan pasukan
dengan untuk mengusir VOC, Tanda-tanda pertama bahwa orang
Mataram akan merencakan sesuatu yang luar biasa adalah
penutupan hampir seluruh pantai Jawa atas perintah Tumenggung
Baureksa dari Kendal selaku pimpinan perang.

Sultan Agung berusaha untuk mengusir penjajah asing dari


tanah Jawa. Dengan demikian Sultan Agung pun menyerang
Batavia. Batavia adalah pusat dari VOC di Hindia Belanda atau
di tanah jawa. Penyerangan Sultan Agung ada beberapa alasan
tersendiri, yaitu:

 VOC dinilai terlalu memonopoli perdagangan di Jawa


 VOC suka menghalang-halangi kapal-kapal dagang
Mataram yang akan berdagang ke Malaka,
 VOC tidak mengakui berdirinya kerajaan Mataram Islam,
 Sultan Agung menilai kalau VOC akan memonopoli
semua kekayaan alam dan seluruh perdagangan di tanah
jawa

Akan tetapi, dengan mengandalkan persenjataan yang lebih baik


dan lengkap, akhirnya VOC dapat menghentikan serangan-serangan
pasukan Mataram. Pasukan Mataram semakin melemah dan
akhirnya ditarik mundur kembali ke Mataram. Dengan demikian
serangan Sultan Agung mengalami kegagalan.

c. Perlawanan Banten
VOC melakukan politik adu domba untuk mengambil alih
daerah Banten. VOC memanfaatkan putra mahkota bernama Sultan
Haji untuk mendapatkan kelemahan Sultan Ageng Tirtayasa. VOC
melihat ambisi Sultan Haji untuk memimpin Banten, sehingga VOC
menghasut Sultan Haji untuk merebut kekuasaan dari
ayahnya. Agar mendapat bantuan VOC, Sultan Haji membuat

10
perjanjian dengan VOC untuk menyingkirkan ayahnya dari
Kesultanan Banten. Hal ini dilakukan Sultan Haji karena dirinya
takut bahwa takhta kerajaan akan dilimpahkan kepada Pangeran
Purbaya selaku saudara laki-lakinya.

Pada tahun 1681, Istana Surosowan berhasil direbut Sutan Haji


dan VOC dan Sultan Ageng Tirtayasa pindah ke daerah Tirtayasa
untuk mendirikan keraton baru. Di Istana baru tersebut, Sultan
Agung Tirtayasa mengumpulkan bekal dan kekuatan untuk merebut
kembali Istana Surosowan. Pasukan Sultan Ageng mampu
mendesak pasukan Sultan Haji dalam penyerangan tahun 1682,
sehingga Sultan Haji meminta bantuan VOC.

Sultan Haji dan VOC mampu meredam perlawanan dan berhasil


memukul mundur pasukan Sultan Ageng dan Pangeran Purbaya
hingga ke Bogor. Sultan Ageng Tirtayasa akhirnya ditangkap oleh
VOC pada 1683 dan ia dibawa ke Batavia sebagai tahanan.
VOC juga berhasil menjadikan Sultan Haji sebagai boneka di
kesultanan Banten, sehingga secara tidak langsung VOC dapat
menaklukan Banten serta memonopoli perdagangan di kawasan
pesisir Jawa.

d. Perlawanan Rakyat Makassar


Kesultanan Gowa-Tallo adalah kesultanan yang terletak di
Makassar, Sulawesi Selatan. Kerajaan Goa yang berpusat di Somba
Opu sendiri merupakan salah satu kerajaan yang terkenal di
nusantara.

VOC dengan segala bentuk ketamakan dan keserahkannya


sangat ingin menguasai pelabuhan Somba Opu serta menerapkan
monopoli perdagangan. VOC berusaha untuk menjatuhkan kerajaan
Goa dengan cara melakukan blokade terhadap Pelabuhan Somba
Opu.

11
Gambar 03 Sultan Hasanuddin

(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sultan_Hasanuddin)

Sultan Hasanudin memperkuat pasukan dengan memerintahkan


kerajaan bawahan di Nusa Tenggara untuk mengirimkan prajuritnya.
Sedangkan di lain sisi, VOC menggunakan politik adu domba
dengan meminta bantuan Arung Palaka dari Kesultanan Bone.
Arung Palaka menerima permintaan dari VOC dengan alasan ingin
membalas kekalahannya atas Gowa-Tallo dan merebut kembali
kemerdekaan Bone.

Pertempuran berlangsung sengit selama 4 bulan dan Sultan


Hasanuddin dipaksa menandatangani perjanjian Bongaya yang
intinya berisi :

 VOC diperbolehkan memonopoli perdagangan di kawasan


Indonesia Timur
 Semua orang asing diusir dari Gowa-Tallo, kecuali VOC
 Gowa-Tallo mengganti biaya kerugian perang
 Beberapa wilayah kekuasaan Gowa-Tallo diserahkan
kepada VOC

Sultan Hasanudin pada awal 1668 membatalkan perjanjian


Bongaya yang sangat merugikan Gowa-Tallo. Pada 1669, Arung
Palaka menyerang benteng Somba Opu. Arung Palaka dapat

12
menaklukan benteng Somba Opu dan Sultan Hasanudin beserta
pasukannya melarikan diri hingga meninggal pada tahun 1670.

e. Perlawanan Raden Mas Said menghadapi VOC


VOC pun semakin arogan sehingga sangat berani untuk
melakukan intervensi terhadap jalannya pemerintahan kerajaan
dibawah pimpinan Pakubuwana II. Bermula dari keinginan seorang
gandek keraton yang bernama Raden Mas Said yang ingin
mengajukan kenaikan pangkat untuk dirinya, keinginan itu disetujui
namun malah dicerca hingga dituduh melakukan persengkokolan
dengan orang-orang cina yang saat itu sedang melakukan
pemberontakan. Merasa dihina dan direndahkan Raden Mas Said
keluar dari keraton dan menyusun kekuatan bersama para
pengikutnya untuk melakukan perlawanan kepada istana yang telah
banyak terhasut oleh VOC.

Perlawanan yang dilakukan oleh Raden Mas Said atau yang


sering disebut dengan Pangeran Sambernyowo yang dibantu oleh
masyarakat sekitar dan ini merupakan ancaman yang serus bagi
Pakubuwono II.

Pemberontakan yang dilakukan oleh RM Said dan pasukannya


sangat meresahkan Pakubuwono II, sehingga ia membuat
sayembara untuk mengatasi pemberontakan tersebut. Barangsiapa
mampu meredam pemberontakan RM Said, ia akan diberi tanah
seluas 3.000 hektar. Pangeran Mangkubumi menerima sayembara
tersebut dan mampu memukul mundur RM Said dan pasukannya
dari daerah Sokawati.

Namun setelah mampu meredam perlawanan RM Said,


Mangkubumi dikecewakan dengan pelanggaran janji Pakubuwono
II yang telah dihasut oleh VOC sebelumnya. VOC menganggap
hadiah tanah seluas 3.000 hektar terlalu berlebihan dan menyuruh
Pakubuwono II untuk menyerahkan hanya 1000 hektar kepada
Mangkubumi. Peristiwa pengingkaran janji dan tindakan semena-

13
mena Pakubuwono serta VOC menyebabkan Mangkubumi berbalik
arah melawan mereka.

Mangkubumi bergabung dengan perlawanan Raden Mas Said


pada 1746. Mereka mampu memenangkan pertempuran di Juwana,
Grobogan dan sempat membakar sejujlah rumah dan mengancam
keraton.

Perlawanan Mangkubumi berakhir ketika VOC mengadakan


perjanjian damai dengan Mangkubumi. Perjanjian tersebut
dilaksanakan pada Februari 1755 di desa Giyanti, sekitar desa
Jantiharjo, Karanganyar. Isi dari perjanjian Giyanti mengatur
tentang pembagian wilayah dan kedudukan Mataram menjadi 2,
yaitu Kasunanan dan Kasultanan. Mangkubumi memperoleh gelar
Sultan dan memerintah wilayah Kasultanan Yogyakarta, sedangkan
Kasunanan Surakarta tetap dipimpin oleh Pakubuwono.

Sedangkan perlawanan RM Said mereda ketika diadakan


perjanjian Salatiga (1757). Perjanjian terebut berisi Mas Said
diangkat sebagai penguasa di sebagian wilayah Surakarta dan diberi
gelar Pangeran Adipati Arya Mangkunegara.

3. Bentuk Perlawanan Bangsa Indonesia menghadapi


Pemerintah Hindia Belanda
Sejak dibubarkannya VOC pada tahun 1799 maka pegawai
pegawai VOC dipulangkan kembali ke negerinya untuk kemudian
pemerintahan atas Indonesia di jalankan langsung oleh pemerintah
Belanda dengan membentuk pemerintahan Hindia Belanda sehingga
sejak saat itu perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia
adalah untuk menghadapi Belanda.

a. Perlawanan Kapitan Pattimura

14
Gambar 04 Kapitan Pattimura
(Sumber: https://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/Pattimura-
Kapitan?lang=id)

Karena persatuan dan kesatuan rakyat Maluku maka Portugis


dapat didesak dan bahkan diusir dari Ternate pada tahun 1575.
Orang-orang Portugis kemudian melarikan diri dan menetap di
Ambon. Pada tahun 1605 VOC datang dan megusir portugis dari
Ambon, sehingga Portugis terusir ke Timor Timur dan kemudian
menetap di Timor Timur. Dengan keluarnya Portugis dari Timor
Timur secara otomatis Maluku dikuasai oleh VOC.

Sejak VOC berkuasa di Maluku rakyat menjadi sengsara,


muncullah keinginan untuk melawan kepada VOC. Secara umum
penyebab terjadinya perlawanan rakyat Maluku ini adalah karena
adanya beberapa faktor seperti: a) Adanya desas-desus bahwa
jumlah guru akan dikurangi untuk penghematan. b) Upah kerja yang
tidak pernah dibayar. c) Keharusan membuat garam dan ikan tanpa
diupah. d) tindakan sewenang-wenang residen terhadap rakyat
Saparua. e) Adanya isu belanda akan mengumpulkan para pemuda
untuk dijadikan tentara di luar Maluku.

Berawal dari masalah diatas seorang yang gagah berani bernama


Thomas Matulessi yang terkenal dengan nama Kapitan Pattimura

15
memimpin perlawanan dan dibantu Anthony Ribok, Philip
Latumahina, Ulupaha, Paulus Tiahahu, dan seorang pejuang wanita
Christina Martha Tiahahu bersama rakyat Maluku melakukan
perlawanan pada tahun 1817.

Mereka berhasil merebut benteng Duurstede di Saparua


sehingga residen Van den Berg tewas. Pada bulan Nopember 1817
Belanda mengerahkan tentara besar-besaran dan melakukan
sergapan pada malam hari Pattimura dan kawan-kawannya
tertangkap. Mereka menjalani hukuman gantung pada bulan
Desember 1817 di Ambon. Paulus Tiahahu tertangkap dan
menjalani hukuman gantung di Nusalaut. Christina Martha Tiahahu
dibuang ke pulau Jawa, kemudian meninggal dunia dalam pelayaran.

b. Perang Padri
Dilatarbelakangi oleh perselisihan antara kaum adat dan kaum
Padri di Minangkabau. Kaum Padri sendiri merupakan sekolompok
ulama yang baru kembali dari Timur Tengah dan kembali untuk
memurnikan ajaran Islam di daerah Minangkabau. Peran ini didasari
oleh konflik antara kaum adat dan kaum padri mengenai masalah
penerapan syariat di Tanah Minang. Kaum Padri berusaha untuk
menghilangkan unsur adat karena tidak sesuai dengan ajaran Islam
Unsur Adat tersebut antara lain kebiasaan seperti perjudian,
penyabungan ayam, penggunaan madat, minuman keras, tembakau,
sirih, dan juga aspek hukum adat matriarkat mengenai warisan, serta
longgarnya pelaksanaan kewajiban ritual formal agama Islam.

Peperangan antar saudara di ranah Minang pun tak terelakkan.


Pada 1803, seorang tokoh ulama bernama Tuanku Pasaman
memimpin serangan kaum Padri ke Kerajaan Pagaruyang. Perang
ini menyebabkan Sultan Arifin Muningsyah melarikan diri dari
istana.

Tahun 1815, golongan Padri yang digalang Harimau nan


Salapan berhasil menyudutkan kaum Adat. Beberapa tokoh

16
terkemuka dari Harimau nan Salapan di antaranya adalah Tuanku
Nan Receh, Tuanku Pasaman, Tuanku Rao, Tuanku Tambusai,
Tuanku Lintau, Tuanku Mansiangan, Tuanku Pandai Sikek, dan
Tuanku Barumun. Lantaran semakin terdesak, orang-orang dari
golongan Adat kemudian meminta bantuan kepada pemerintah
kolonial Hindia Belanda yang saat itu menjajah wilayah Nusantara,
termasuk Minangkabau.

Tanggal 4 Maret 1822, pasukan dari Hindia Belanda yang


dipimpin Letnan Kolonel Raff berhasil mengusir kaum Padri dari
Kerajaan Pagaruyung. Di Batu Sangkar, Raff membangun benteng
pertahanan yang bernama Fort Van der Capellen. Tepat 10 Juni
1822, pasukan Raff yang bergerak dihadang oleh laskar kaum Padri,

Perlawanan orang-orang Minangkabau dari kelompok Padri


membuat Belanda terdesak hingga akhirnya memutuskan kembali
ke Batu Sangkar. Pada 13 April tahun berikutnya, Raff kembali
menyerang ke daerah Lintau, markas pertahanan kaum Padri.
Pertempuran ini terjadi amat sengit hingga menyebabkan Belanda
mundur pada 16 April 1823. Tanggal November 1825, Belanda
mengajukan gencatan senjata sembari meracik strategi licik berupa
Perjanjian Masang. Belanda saat itu sedang kewalahan dan
kehilangan banyak sumber daya untuk membiayai beberapa perang
lain, termasuk perang melawan Pangeran Diponegoro di Jawa.

Saat masa gencatan senjata inilah Tuanku Imam Bonjol yang


notabene adalah salah satu pemimpin Kaum Padri mencoba
mengajak kaum Adat untuk bersatu karena lawan yang
sesungguhnya adalah penjajah Belanda. Perdamaian dan
kesepakatan untuk bersatu antara kaum Padri dan kaum Adat
akhirnya tercapai.

Setelah Perang Jawa berakhir pada 1830 dan ditangkapnya


Pangeran Diponegoro dengan siasat licik, Belanda kembali
memusatkan fokus ke Minangkabau. Lagi-lagi, Belanda
menerapkan siasat licik yang berujung pada penangkapan Tuanku

17
Imam Bonjol pada 1837 yang kemudian diasingkan ke Cianjur,
Ambon, lalu Minahasa hingga wafat di sana.

c. Perang Diponegoro

Gambar 05 Pangeran Diponegoro

(Sumber: https://www.tribunnewswiki.com/2019/08/01/pangeran-
diponegoro)

Perang Diponegoro atau bisa disebut juga Perang Jawa


merupakan perang besar yang pernah terjadi di Nusantara antara
penjajah Belanda dan pasukan yang dipimpin oleh Pangeran
Diponegoro. Perang Diponegoro yang terjadi selama lima tahun
telah menelan korban tewas di pihak tentara Belanda sebanyak
orang (8.000 orang tentara Eropa dan orang pribumi), sedangkan di
pihak Diponegoro sedikitnya orang tewas. Selain melawan Belanda,
perang ini juga merupakan perang saudara antara orang-orang
keraton yang berpihak pada Diponegoro dan yang anti Diponegoro
(antek Belanda).

Perang Diponegoro berawal dari kekecewaan Pangeran


Diponegoro atas campur tangan Belanda terhadap istana dan tanah
tumpah darahnya. Dalam menangani perlawanan Diponegoro
tersebut, lagi-lagi Belanda menggunakan siasat yang licik. Pada
tahun 1827, Belanda mendatangkan bantuan dari Sumatra dan
Sulawesi. Jenderal De Kock menerapkan taktik perang benteng

18
stelsel. Taktik ini berhasil mempersempit ruang gerak pasukan
Diponegoro. Banyak pemimpin pasukan Pangeran Diponegoro
gugur dan tertangkap. Namun demikian, pasukan Diponegoro tetap
gigih. Akhirnya, Belanda mengajak berunding. Dalam perundingan
yang diadakan tanggal 28 Maret 1830 di Magelang, Diponegoro
disergap. Pada posisi tidak siap perang, pangeran Diponegoro serta
pengawalnya dengan mudahnya di sergap, dilucuti dan dimasukkan
ke dalam kendaraan khusus residen.
Diponegoro kemudian akan dibawa ke Batavia, sebelum itu dia
dibawa terlebih dahulu ke kota Semarang. Tepat pada tanggal 3 Mei
tahun 1830, pangeran Diponegoro dan stafnya dibawa ke daerah
pembuangan, yaitu di Menado. Pangeran Diponegoro beserta 19
orang termasuk keluarga dan stafnya juga ikut dibuang. Kemudian
pada tahun 1834 pangeran Diponegoro dan yang lainnya berpindah
ke daerah pembuangan lain, yaitu Makassar. Setelah menjalani
masa tawanan selama 25 tahun, Pangeran Diponegoro kemudian
meninggal pada tanggal 8 Januari tahun 1855 tepatnya saat berusia
70 tahun.

d. Perang Banjarmasin
Perang Banjar diawali dari perebutan takhta yang terjadi di
dalam keluarga Kesultanan Banjar. Sultan Adam yang meninggal
pada 1857 mewariskan takhta kepada Pangeran Hidayat. Namun,
Belanda di bawah Gubernur Jenderal Rochussen ikut campur
menentukan pewaris takhta tersebut. Sultan Adam cenderung untuk
memilih Pangeran Hidayatullah. Alasannya memiliki perangai yang
baik, taat beragama, luas pengetahuan, dan disukai rakyat.
Sebaliknya Pangeran Tamjid kelakuannya kurang terpuji, kurang
taat beragama dan bergaya hidup kebarat-baratan meniru orang
Belanda. Pangeran Tamjid inilah yang dekat dengan Belanda dan
dijagokan oleh Belanda. Belanda menekan Sultan Adam dan
mengancam supaya mengangkat Pangeran Tamjid. Belanda
menginginkan Pangeran Tamjid Ullah menjadi sultan karena

19
Belanda mengharapkan izinnya untuk menguasai daerah
pertambangan batu bara yang berada di wilayah kekuasaan
Pangeran Tamjid Ullah.

Pangeran Antasari, seorang bangsawan yang sudah lama hidup


di kalangan rakyat yang berusaha mempersatukan kaum
pemberontak. Pada April 1859, pasukan Pangeran Antasari
menyerang pos Belanda di Martapura dan Pengaron. Pada Maret
1860, bertepatan dengan bulan suci Ramadhan 1278 Hijriah, para
alim ulama dan para pemimpin rakyat menobatkan Pangeran
Antasari menjadi Panembahan Amirudin Kalifatul Mukminin, atau
pemimpin tertinggi agama. Pangeran Antasari seorang pemimpin
perlawanan yang amat anti Belanda.

Belanda menggunakan siasat memberikan kedudukan dan


jaminan hidup kepada setiap orang yang bersedia menghentikan
perlawanan dengan menyerahkan diri kepada Belanda. Ternyata
siasat ini berhasil, yaitu dengan menyerahkan Kyai Demang Leman
pada tanggal 2 Oktober Akhir Perlawanan Rakyat Banjar
Penyerahan Kyai Demang Leman mempengaruhi kekuatan pasukan
Pangeran Antasari.
Beberapa bulan kemudian Pangeran Hidayat dapat ditangkap,
akhirnya diasingkan ke Jawa pada tanggal 3 Februari Rakyat Banjar
memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada Pangeran Antasari.
Perlawanan diteruskan bersama-sama pemimpin yang lain, seperti
Pangeran Miradipa, Tumenggung Mancanegara, Tumenggung
Surapati dan Gusti Umar. Pertahanan pasukan Pangeran Antasari
ditempatkan di Hulu Teweh. Pada akhir 1860, kedudukan pasukan
Pangeran Antasari semakin terjepit dan melakukan perang gerilya.

Ketika wabah penyakit melanda daerah pedalaman, di di


Kampung Bayam Bengkok inilah Pangeran Antasari meninggal
dunia pada tanggal 11 Oktober Akan tetapi, perlawanan terhadap
Belanda tetap dilanjutkan oleh putranya Pangeran Muhammad
Seman dan adiknya, Muhammad Said.

20
e. Perang Puputan Di Bali
Sikap pantang menyerah rakyat Bali dijadikan alasan oleh
pemerintah Belanda untuk menyerang Bali. Tokoh perang Bali
adalah raja kerajaan buleleng I Gusti Made Karangasem dan
patihnya I Gusti Ketut Jelantik sebagai pimpinan rakyat Buleleng.
Pada abad ke-19, di Bali terdapat banyak kerajaan, yang masing-
masing mempunyai kekuasaan tersendiri. Kerajaan-kerajaan
tersebut antara lain Buleleng, Karangasem, Klungkung, Gianyar,
Bandung, Tabanan, Mengwi, Bangli, dan Jembrana.

Di antara kerajaan-kerajaan tersebut yang gencar mengadakan


perlawanan terhadap Belanda adalah Buleleng dan Bandung. Raja-
raja di Bali terikat dengan perjanjian yang disebut Hak Tawan
Karang, yaitu hak suatu negara untuk mengakui dan memiliki
kapal-kapal yang terdampar di wilayahnya. Hak Tawan Karang
inilah yang memicu peperangan dengan Belanda. Pada 1844, perahu
dagang milik Belanda terdampar di Prancak, wilayah Kerajaan
Buleleng dan terkena Hukum Tawan Karang. Hukum tersebut
memberi hak kepada penguasa kerajaan untuk menguasai kapal
yang terdampar beserta isinya. Dengan kejadian itu, Belanda
memiliki alasan kuat untuk melakukan serangan ke Kerajaan
Buleleng namun rakyat Buleleng dapat menangkis serangan tersebut.

Pada tahun 1844, di pantai Prancak dan pantai Sangsit (pantai di


Buleleng bagian timur) terjadi perampasan kapal-kapal Belanda
yang terdampar di pantai tersebut. Timbul percekcokan antara
Buleleng dengan Belanda. Belanda menggunakan dalih kejadian ini
dan menyerang Kerajaan Buleleng. Pantai Buleleng diblokade dan
istana raja ditembaki dengan meriam dari pantai. Perlawanan sengit
dari pihak Kerajaan. Buleleng dapat menghambat majunya laskar
Belanda. Korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Akhirnya
Belanda berhasil menduduki satupersatu daerah-daerah sekitar
istana raja.

21
I Gusti Ketut Jelantik, patih kerajaan Buleleng melanjutkan
perlawanan. Perang yang dilakukan sampai titik darah penghabisan
dikenal dengan puputan. Untuk memadamkan perlawanan rakyat
Bali yang berpusat di Jagaraga, Belanda mendatangkan pasukan
secara besar-besaran, pertempuran sengit tak dapat dielakkan lagi,
terutama pada posisi di mana I Gusti Ketut Jelantik berada. Benteng
Jagaraga dihujani tembakan meriam dengan gencar. Korban telah
berjatuhan di pihak Buleleng. Kendatipun demikian, tidak ada
seorang pun laskar Jagaraga yang mundur atau melarikan diri.
Mereka semuanya gugur dan pada tanggal 19 April 1849 Benteng
Jagaraga jatuh ke tangan Belanda. Mulai saat itulah Belanda
menguasai Bali Utara.

f. Perang Sisimangaraja XII


Perang Tapanuli terjadi karena kebijakan Belanda di Nusantara,
dan berlaku juga di Tapanuli, membuat rakyat mengalami
penderitaan yang hebat. Banyak para petani yang kehilangan tanah
dan pekerjaannya karena diberlakukannya politik liberal yang
membebaskan kepada para pengusaha Eropa untuk dapat menyewa
tanah penduduk pribumi. Dan dalam pelaksanaanya banyak
penduduk pribumi yang dipaksakan untuk menyewakan tanahnya
dengan harga murah. Untuk itu Sisingamangaraja mengadakan
perlawanan terhadap Belanda. Berikut beberapa alasan
Sisingamangaraja XII mengadakan perlawanan terhadap Belanda:

 Pengaruh Sisingamangaraja semakin kecil.


 Belanda memperluas kekuasaannya dalamr angka Pax
Netherlandica.

Singamangaraja XII terus melakukan perlawanan secara gerilya,


Namun Belanda selalu unggul dalam persenjataan, maka taktik
perang perjuangan Batak dilakukan secara tiba-tiba, hal ini mirip
dengan taktik perang Gerilya. Pada tahun 1888, pejuang-pejuang
Batak melakukan penyerangan ke Kota Tua. Mereka dibantu orang-

22
orang Aceh yang datang dari Trumon. Perlawanan ini dapat
dihentikan oleh pasukan Belanda yang dipimpin oleh J. A. Visser.

Sisingamangaraja XII dianggap selalu mengobarkan perlawanan


di seluruh Sumatra Utara. Kemudian untuk menanggulanginya,
Belanda berjanji akan menobatkan Sisingamangaraja XII menjadi
Sultan Batak. Sisingamangaraja XII tegas menolak iming-iming
tersebut, baginya lebih baik mati daripada menghianati bangsa
sendiri.

Ia bertempur sampai titik darah penghabisan. Boru Sagala, Isteri


Sisingamangaraja XII, ditangkap pasukan Belanda. Ikut tertangkap
putra-putri Sisingamangaraja XII yang masih kecil. Raja Buntal dan
Pangkilim. Menyusul Boru Situmorang Ibunda Sisingamangaraja
XII juga ditangkap, menyusul Sunting Mariam, putri
Sisingamangaraja XII dan lain-lain. Tahun 1907, di pinggir kali Aek
Sibulbulon, di suatu desa yang namanya Si Onom Hudon, di
perbatasan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Dairi yang
sekarang, gugurlah Sisingamangaraja XII oleh peluru Marsuse
Belanda pimpinan Kapten Christoffel.

g. Perang Aceh
Belanda sangat berambisi untuk menguasai Aceh. Belanda
memulai motif liciknya untuk menimbulkan kekacauan di Aceh.
Politik adu domba juga mulai diterapkan. Belanda juga bergerak di
wilayah perairan Aceh dan Selat Malaka. Belanda sering
menemukan para bajak laut yang mengganggu kapal-kapal asing
yang sedang berlayar dan berdagang di perairan Aceh dan Selat
Malaka. Dengan alasan menjaga keamanan kapal kapal yang sering
diganggu oleh para pembajak maka Belanda menduduki beberapa
daerah seperti Baros dan Singkel. Belanda mengancam dan
mengultimatum agar Kesultanan Aceh tunduk di bawah
pemerintahan Hindia Belanda. Aceh tidak akan menghiraukan
ultimatum itu. Maka Belanda melalui Komisaris Nieuwenhuijzen

23
mengumumkan perang terhadap Aceh. Pecahlah pertempuran antara
Aceh melawan Belanda.

Para pejuang Aceh di bawah pemerintahan Sultan Mahmud


Syah II mengobarkan semangat jihad angkat senjata untuk melawan
kezaliman Belanda. Serangan-serangan tentara Belanda terus
diintensifkan. Tetapi kenyataannya tidak mudah menundukkan para
pejuang Aceh. Dengan kekuatan yang ada para pejuang Aceh
mampu memberikan perlawanan sengit. Pertempuran terjadi
kawasan pantai, kemudian juga di kota, bahkan pada tanggal 14
April 1873 terjadi pertempuran sengit antara pasukan Aceh dibawah
pimpinan Teuku Imeum Lueng Bata melawan tentara Belanda di
bawah pimpinan Kohler untuk memperebutkan Masjid Raya
Baiturrahman. Dalam pertempuran memperebutkan Masjid Raya
Baiturrahman ini pasukan Aceh berhasil membunuh Kohler di
bawah pohon dekat masjid tersebut.

Para pejuang Aceh harus mempertahankan masjid dari serangan


Belanda yang bertubi-tubi. Masjid terus dihujani peluru dan
kemudian pada tanggal 6 Januari 1874 masjid itu dibakar. Para
pejuang dan ulama kemudian meninggalkan masjid. Tentara
Belanda kemudian menuju istana. Pada tanggal 15 Januari 1874
Belanda dapat menduduki istana setelah istana dikosongkan, karena
Sultan Mahmud Syah II bersamapara pejuang yang lain
meninggalkan istana menuju ke Leueung Bata danditeruskan ke
Pagar Aye (sekitar 7 km dari pusat kota Banda Aceh). Tetapi pada
tanggal 28 Januari 1874 sultan meninggal karena wabah kolera.
Jatuhnya Masjid Raya Baiturrahman dan istana sultan, Belanda
menyatakan bahwa Aceh Besar telah menjadi daerah kekuasaan
Belanda.

Di bawah pimpinan ulebalang, ulama dan ketua adat, rakyat


Aceh terus mengobarkan perang melawan Belanda. Semangat juang
semakin meningkat seiring pulangnya Habib Abdurrahman dari
Turki pada tahun 1877. Di bawah pimpinan Van der Heijden,

24
Belanda berhasil mendesak pasukan Habib Abdurrahman, bahkan
Habib Abdurrahman akhirnya menyerah kepada Belanda. Di Aceh
bagian barat tampil Teuku Umar beserta isterinya Cut Nyak Dien.
Pertempuran sengit terjadi di Meulaboh. Beberapa pos pertahanan
Belanda berhasil direbut oleh pasukan Teuku Umar. Pasukan Aceh
dengan semangat jihadnya telah enambah kekuatan untuk melawan
Belanda. Teuku Umar berhasil menyerang pos-pos Belanda yang
ditemui. Peristiwa itu membuat Belanda semakin marah dan geram.

Gambar 06 Teuku Umar

(Sumber:
https://www.kompasiana.com/arielmauliza/55008af4a333117f73511324
/masa-muda-teuku-umar)

Agresi tentara Belanda terjadi pada tanggal 5 April 1873.


Tentara Belanda di bawah pimpinan Jenderal Mayor J.H.R. Kohler
terus melakukan serangan terhadap pasukan Aceh. Pasukan Aceh
yang terdiri atas para ulebalang, ulama, dan rakyat terus mendapat
gempuran dari pasukan Belanda. Di Aceh bagian barat Teuku Umar
mempersiapkan pasukannya untuk melakukan penyerangan secara
besar-besaran ke arah Meulaboh. Tetapi persiapan Teuku Umar ini
tercium oleh Belanda. Maka Belanda segera menyerang benteng
pertahanan Teuku Umar. Terjadilah pertempuran sengit pada
Februari 1899. Dalam pertempuran ini Teuku Umar gugur.

25
Perlawanan dilanjutkan oleh Cut Nyak Dien. Cut Nyak Dien
dengan pasukannya memasuki hutan dan mengembangkan perang
gerilya. Perlawanan rakyat Aceh belum berakhir. Para pejuang
Aceh di bawah komando sultan dan Panglima Polem terus berkobar.
Pada tahun berikutnya Belanda menangkap istri sultan, Pocut
Murong. Karena tekanan Belanda yang terus menerus, pada Januari
1903 Sultan Muhammad Daud Syah terpaksa menyerah. Demikian
siasat licik dari Belanda. Cara licik ini kemudian juga digunakan
untuk mematahkan perlawanan Panglima Polem dan Tuanku Raha
Keumala. Istri, ibu dan anak-anak Panglima Polem ditangkap oleh
Belanda. Dengan tekanan yang bertubi-tubi akhirnya Panglima
Polem juga menyerah pada 6 Serptember 1903. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa Kerajaan Aceh yang sudah berdiri sejak
1514 harus berakhir.

26
C. PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP
INGGRIS

Indonesia juga pernah dijajah Inggris selama lima tahun, yaitu


pada tahun 1811-1816.

1. Perlawanan Rakyat Jawa Terhadap Bangsa Inggris

Gambar 07 Thomas Stamford Raffles

(Sumber: https://histori.id/setir-kanan-hingga-penghapusan-tanam-
paksa/)

Setelah Belanda dikalahkan oleh Prancis pada akhir Juni 1810,


Inggris beberapa kali mengirimkan ekspedisinya ke Pulau Jawa dan
berhasil memenangkan pertempuran, sehingga pulau Jawa
diproklamirkan sebagai wilayah di bawah Inggris pada 26 Agustus
1811 dan digabungkan dengan perusahaan dagang Inggris, yaitu
East India Company. Thomas Stamford Raffles diangkat menjadi
Letnan Gubernur. Langkah awal yang dilakukan Raffles adalah
menguasai sepenuhnya Pulau Jawa dan mempertahankannya dari
serangan negara lain, khususnya Perancis dan Belanda. Raffles
kemudian mengirim residen-residen ke wilayah-wilayah di Jawa,
termasuk kerajaan-kerajaan yang ada di pulau tersebut.

Kedatangan Inggris untuk menguasai Jawa sepenuhnya


mendapat hambatan dari Sultan Hamengkubuwono II yang

27
bersekutu dengan Sunan Pakubuwono IV. Raffles mempersiapkan
pasukan unttuk menggempur dan menundukan Kasultanan
Yogyakarta. Kasultanan saat itu sedang dilanda konflik keluarga
yang memperlemah pertahanan kasultanan. Hal ini dimanfaatkan
oleh Raffles untuk menyerang Yogyakarta pada 18-20 Juni 1812,
yang sering disebut sebagai Geger Sepoy karena kebanyakan
pasukan Inggris dari Brigade Sepoy. Brigade ini adalah tentara yang
direkrut dari warga India yang sudah terlebih dahulu dijajah oleh
Inggris.

Inggris mulai menyulut meriam mereka padaa 18 Juni 1812


setelah diplomasi terakhir gagal dan dibalas dengan meriam
pasukan sutabel keraton. Selama dua hari, peperangan terjadi di luar
benteng Baluwerti keraton dan juga saling tembak meriam dan
artileri lainnya. Kemudian pada subuh dini hari 20 Juni 1812,
pasukan Inggris keluar secara diam-diam untuk mendekati regol dan
lini belakang pertahanan keraton. Pertahanan Kraton Yogyakarta
jebol dan pasukan masuk melalui Plengkung Tarunasura, Nirbaya,
dan Alun-Alun Utara. Sultan Hamengkubuwono II ditangkap
beserta para paneran yang masih tersisa. Keraton Yogyakarta
berhasil diduduki dan terjadi penjarahan besar-besaran terhadap
harta-harta dan kekayaan intelektual yang ada di dalamnya.

Serangan yang berlangsung tiga hari mengubah hampir seluruh


tatanan lama Kasultanan Yogyakarta. Pelengseran dan pembuangan
Sultan Hamengkubuwono II ke Penang Malaya, dan pengangkatan
Sultan Baru merupakan bukti yang paling terasa. Geger Sepoy
berdampak besar terhadap keberlangsungan pemerintahan di
Yogyakarta. Inggris pun berhasil menguasainya dan menangkap
Sulan Hamengkubuwono II.
2. Perlawanan Rakyat Palembang
Sultan Mahmud Badaruddin II adalah pemimpin Kesultanan
Palembang-Darussalam. Semasa pemerintahannya, ia beberapa kali

28
memimpin pertempuran dalam melawan Inggris dan Belanda, salah
satunya adalah Perang Menteng.

Perang Menteng adalah perang yang dimaksudkan untuk


mengusir orang-orang Belanda di bawah kepemimpinan Herman
Warner Muntinghe. Pengusiran ini dikepalai oleh Sultan Mahmud
Badaruddin II. Perang bermula sejak timah ditemukan di bangka
pada pertengahan abad ke-18. Palembang dan wilayah sekitarnya
menjadi incaran Inggris dan Belanda. Untuk menjalin hubungan
dagang, maka bangsa Eropa pun berniat untuk menguasai
Palembang. Awal mula penjajahan ini ditandai dengan penempatan
loji atau kantor dagang di Palembang.

Raffles, pemimpin Inggris, berusaha untuk membujuk


Badaruddin untuk mengusir Belanda dari Palembang. Raffles
mengirim permintaan itu melalui sebuah surat pada 3 Mei 1811.
Setelah menerima surat itu, Badarudddin membalasnya. Badaruddin
mengatakan bahwa Palembang tidak ingin lagi terlibat dalam
konflik antara Belanda dan Inggris. Namun, pada akhirnya
Palembang pun bekerja sama dengan Inggris, di mana posisi
Palembang lebih diuntungkan.
Pada 14 September 1811, terjadilah peristiwa bumi hangus dan
pertikaian di loji Sungai Aur. Belanda pun menuduh Inggris yang
memprovokasi Palembang untuk mengusir Belanda. Sebaliknya,
Inggris justru menuduh Badaruddin II yang berniat melakukan hal
tersebut. Dalam kondisi yang sangat terdesak, Raffles tetap
berharap dapat menguasai Bangka sebagai kompensasi. Permintaan
Raffles ini tentu saja langsung ditolak oleh Badaruddin II.
Akibatnya, Inggris mengirim pasukannya di bawah pimpinan
Gillespie untuk menghukum Badaruddin II. Tidak butuh waktu
lama, Inggris berhasil menguasai Palembang. Terjadilah sebuah
perjanjian pada 14 Mei 1812.

29
UJI KOMPETENSI

Kerjakan soal-soal pilihan ganda berikut ini dengan


menambahkan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang
tepat!
Kerjakan dengan jujur! Yakinlah pada kemampuan anda!
A. PILAHAN GANDA
1. Perhatikan gambar dibawah ini!

Dia adalah tokoh yang berasal dari Portugis. Tokoh


tersebut bernama…
a. Thomas Stamford Raffles
b. Alfonso de Albuquerque
c. Vasco da Gama
d. Ferdinan Magellan
e. Colombus

2. Ada empat negara Eropa yang menjajah Indonesia,


yaitu…
a. Portugis, Spanyol, Prancis dan Inggris
b. Belanda, Inggris, Rusia dan Spanyol
c. Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda
d. Inggris, Belanda, Portugis dan Amerika
e. Portugis, Belanda, Inggris dan Jepang

30
3. Berikut faktor-faktor yang melatarbelakangi
kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia, kecuali…
a. Terputusnya jalur perdagangan Eropa dan
Timur Tengah
b. Motivasi 3G (Gold, Gospel, Glory)
c. Turki berhasil merebut Konstantinopel
d. Ingin study tour
e. Motivasi untuk menginginkan kekayaan
melalui hasil perdagangan dan penjajahan

4. Dalam rangka memperluas ekspansinya ke daerah


Barat, Demak mengirim Fatahillah untuk
menggagalkan rencana kerja sama antara Portugis
dan Pajajaran. Fatahillah mengadakan penyerangan
terhadap Portugis di Sunda Kelapa pada tahun...
a. 1572
b. 1527
c. 1528
d. 1520
e. 1521

5. Siapakah tokoh yang melakukan blokade


perdagangan Portugis pada perlawanan rakyat
Aceh…
a. Sultan Iskandar Muda
b. Kapitan Pattimura
c. Soekarno
d. Pangeran Diponegoro
e. Sultan Nuku

6. Belanda memulai penjelajahan samuderanya pada


Tahun 1596 di bawah pimpinan...
a. Cornelis de Houtman
b. Alfonso de Albuquerque

31
c. Thomas Stamford Raffles
d. Colombus
e. Vasco da Gama

7. Apa kepanjangan dari VOC…


a. Vereenigde Oostindisce Compagnie
b. Vereenigde Oosindische Companie
c. Vereenigde Oostindissce Compagnie
d. Vereenigde Oostindische Compartij
e. Vereenigde Oostindische Compagnie

8. Siapakah tokoh terkenal yang gagah berani


menantang VOC di Maluku…
a. Teuku Umar
b. Soekarno
c. Kapitan Pattimura
d. Pangeran Antasari
e. Sultan Iskandar Muda

9. Perang yang terjadi di Bali yang dilakukakn sampai


darah penghabisan, terkenal dengan sebutan…
a. Perang Diponegoro
b. Perang Puputan Bali
c. Perang Jawa
d. Perang Aceh
e. Perang Padri

10. Inggris beberapa kali mengirimkan ekspedisinya ke


Pulau Jawa dan berhasil memenangkan pertempuran,
sehingga pulau Jawa diproklamirkan sebagai wilayah
di bawah Inggris pada…
a. 5 April 1811
b. 26 Agustus 1811
c. 27 Oktober 1811

32
d. 22 September 1811
e. 7 Mei 1811

33
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan
tepat !

1. Jelaskan latar belakang kedatangan bangsa


Portugis dan Spanyol ke Indonesia!

2. Sebutkan usaha-usaha Aceh Darussalam untuk


mempertahankan diri dari ancaman Portugis!

3. Sebutkan Isi dari Perjanjian Bongaya!

4. Jelaskan awal mula kedatangan Belanda ke


Indonesia!

5. Jelaskan terjadinya Perang Diponegoro secara


singkat!

34
KUNCI JAWABAN

A. PILIHAN GANDA

1. B 6. A
2. C 7. E
3. D 8. C
4. B 9. B
5. A 10. B

B. UJI KOMPETENSI

1. Kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol ke Indonesia


dilatarbelakangi oleh berhasilnya Pemerintah Turki
merebut kota dagang satu satunya milik bangsa Eropa
yang tersisa yaitu konstantinopel pada tahun 1453 M,
disertai dengan penutupan jalur lalu lintas pelayaran
perdagangan yang menghubungkan Eropa dengan Asia,
sehingga mengakibatkan perdagangan masyarakat
Eropa mati. Serta didorong oleh motivasi 3G yaitu
Gold, Gospel dan Glory. Gold bermakna bahwa
bangsa Barat menginginkan kekayaan. Gospel
bermakna menyebarkan agama mereka yakni agama
Nasrani. Dan Glory bermakna ingin mendapatkan
kejayaan atau kemenangan.

2. Usaha-usaha Aceh Darussalam untuk mempertahankan


diri dari ancaman Portugis:
a) Aceh berhasil menjalin hubungan baik dengan
Turki, Persia, dan Gujarat (India).
b) Aceh memperoleh bantuan berupa kapal, prajurit,
dan makanan dari beberapa pedagang muslim di
Jawa.

35
c) Kapal-kapal dagang Aceh dilengkapi dengan
persenjataan yang cukup baik dan prajurit yang
tangguh.
d) Meningkatkan kerja sama dengan Kerajaan Demak
dan Makassar.

3. Isi dari Perjanjian Bongaya:


a) VOC diperbolehkan memonopoli perdagangan di
kawasan Indonesia Timur
b) Semua orang asing diusir dari Gowa-Tallo, kecuali
VOC
c) Gowa-Tallo mengganti biaya kerugian perang
d) Beberapa wilayah kekuasaan Gowa-Tallo
diserahkan kepada VOC

4. Belanda memulai penjelajahan samuderanya pada


Tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman,
para pedagang bangsa Belanda masuk ke Indonesia
melalui Pelabuhan Banten. Dengan keuntungan yang
berlimpah dari hasil perdagangannya, mulailah timbul
dorongan untuk menguasai negeri yang kaya akan
hasil bumi yang mereka butuhkan, sejak itu dimulailah
penjajahan Belanda di Indonesia ditandai melalui
pembentukan Kongsi Dagang VOC (Vereenigde
Oostindische Compagnie) yang bertujuan
menghilangkan persaingan diantara sesama pedagang
Belanda di Indonesia dengan menerapkan prinsip
prinsip monopoli perdagangan.

5. Perang Diponegoro yang terjadi selama lima tahun.


Perang Diponegoro berawal dari kekecewaan Pangeran
Diponegoro atas campur tangan Belanda terhadap
istana dan tanah tumpah darahnya. Dalam menangani
perlawanan Diponegoro tersebut, Belanda

36
menggunakan siasat yang licik. Pada tahun 1827,
Belanda mendatangkan bantuan dari Sumatra dan
Sulawesi. Jenderal De Kock menerapkan taktik perang
benteng stelsel. Taktik ini berhasil mempersempit
ruang gerak pasukan Diponegoro. Belanda pun
mengajak berunding. Dalam perundingan, Diponegoro
disergap. pangeran Diponegoro serta pengawalnya
dengan mudahnya di sergap, dilucuti dan dimasukkan
ke dalam kendaraan khusus.

37
DAFTAR PUSTAKA

https://tirto.id/sejarah-kedatangan-bangsa-spanyol-dan-portugis-ke-
indonesia-gfBz (diakses pada 17 Juni 2022)

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/latar-belakang-kedatangan-
bangsa-barat-ke-indonesia-4714/ (diakses pada 17 Juni 2022)

https://tirto.id/sejarah-perlawanan-rakyat-aceh-terhadap-portugis-
sebab-kronologi-ggqz (diakses pada 17 Juni 2022)

https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/23/170000979/sultan-
mahmud-badaruddin-ii-perjuangan-dan-perang?page=all
(diakses pada 18 Juni 2022)

Sulistiyowati, Anik. (2020). Modul Pembelajaran SMA Sejarah


Indonesia Kelas XI. Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD,
DIKDAS dan DIKMEN.

38

Anda mungkin juga menyukai