Anda di halaman 1dari 21

PENDIDIKAN PANCASILA

PERJUANGAN BANGSA INDONESIA


MELAWAN PENJAJAHAN

KELOMPOK 7

NAMA ANGGOTA:

ARIS APRIANTO (1507112015)

DINI AVRILIANI (1507113562)

LAISA HUSRAINI (1507113888)

SEPTIAN (1507115183)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1 KELAS A

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya yang begitu besar, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan harapan
dapat bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan kita mengenai dasar negara indonesia
yaitu pancasila.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila,
adapun tema makalah ini adalah Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan. Dalam
membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami miliki, kami berusaha
mencari sumber data dari berbagai sumber informasi,terutama dari media internet dan beberapa
sumber lainnya. Kegiatan penyusunan makalah ini memberikan kami tambahan ilmu
pengetahuan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan kami,dan semoga bagi para pengguna
makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang tidak
dapat kami sebutkan namanya satu per satu, yang sangat membantu dalam pembuatan makalah
ini.
Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kami berharap akan adanya masukan yang membangun sehingga
makalah ini dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun pengguna makalah ini.

Pekanbaru, 18 September 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah merupakan yang sangat penting untuk pembelajaran dalam kehidupan. Karena
dengan sejarah, kita bisa mengetahui bagaimana pejuang bangsa Indonesia dalam
memperjuangkan tanah air Indonesia ini, yang sejak abad ke-18 penetrasi kekuasaan Belanda
semakin besar dan meluas, bukan hanya dalam bidang ekonomi dan politik saja, tetapi juga
meluas ke bidang-bidang lainnya seperti kebudayaan dan agama. Hal itu menyebabkan
terjadinya berbagai peristiwa perlawanan dan peperangan melawan penindasan dan penjajahan
Bangsa Barat.Sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai puncaknya dengan
proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Waktu itu Jepang
mengalami kekalahan dengan sekutu, sehingga keadaan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh
bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Dengan proklamasi inilah
Negara Indonesia terlahir. Sebagai Negara yang baru saja terbentu, tentunya Indonesia masih
rentan dengan penjajahan bangsa asing maupun pemberontakan bangsa sendiri. Kemerdekaan
bangsa Indonesia yang baru sebentar ini mendapatkan gangguan dari Belanda. Awalnya bangsa
Indonesia menyabut baik kedatangan Belanda, namum setelah mengetahui Belanda diboncengi
Sekutu, rakyat Indonesia merasa terganggu. Dari situlah mulai terjadi perlawanan diberbagai
daerah di Indonesia. Perlawanan bangsa Indonesia ini dikalukan secara fisik maupun secara
diplomasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah sebelum abad ke-20?
2. Apakah arti penting dari Kebangkitan Nasional dan Sumpah Pemuda bagi Indonesia?
3. Bagaimana perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan Jepang?
4. Bagaimana proses Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah sebelum abad ke-20
2. Memaknai arti penting dari Kebangkitan Nasional dan Sumpah Pemuda bagi
Indonesia
3. Mengetahui perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan Jepang
4. Mengetahui proses Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan sebelum abad ke-20

2.1.1 Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sebelum abad
ke-20
Sebelum tahun 1908, banyak bangsa lain yang ingin menjajah dan menguasai Indonesia.
Banyak yang memeras, menyiksa dan merebut hak-hak rakyat Nusantara. Perjuangan bangsa
Indonesia terhadap penjajah hampir dilakukan diseluruh wilayah, terutama di daerah yang
menjadi pusat kekuasaan penjajah. Berbagai perlawanan rakyat Indonesia yang terjadi pada
sebelum abad ke-20 seperti perlawanan Diponegoro, Imam Bonjol, Sultan Agung serta
perlawanan-perlawanan rakyat lainnya masih dalam batas-batas wilayah yang sempit dan
parsial. Akibatnya perlawanan-perlawanan tersebut dapat diredam oleh kekuatan penjajah yang
sudah menguasai secara nasional di Indonesia.
Bangsa Indonesia sadar bahwa penjajah yang terorganisasi dengan baik tidak mungkin dapat
dikalahkan oleh perjuangan yang bersifat lokal dan tidak terorganisasi, oleh karena itu strategi
perjuangan baru lebih diorganisasi dengan baik agar setelah abad ke-20 menggunakan strategi
yang baru dan bisa mengalahkan penjajah.

2.1.2 Beberapa Bentuk Perlawanan Bangsa Indonesia yang Bersifat Kedaerahan


terhadap Penjajah Sebelum Abad-20

1. Perjuangan melawan Penjajah Portugis


Perjuangan bangsa Indonesia terhadap penjajah ini berlangsung di seluruh wilayah
nusantara terutama di daerah-daerah yang menjadipusat-pusat kekuasaan penjajah. Perjuangan
pertama menentang penjajah dilakukan bangsa Indonesia terhadap penjajah Portugis. Perjungan
ini dilakukan oleh rakyat Malaka, Johor, Demak, Aceh. Malaka, dan Sunda Kelapa.
a. Perjuangan Rakyat Malaka
Pada tahun 1511 rakyat malaka dibawah pimpinan Satuan Mahmud Syah I
melaksanakan perlawanan terhadap Portugis. Namun pada akhirnya pasukan malaka
ini kalah dan pada tahun 1511 Malaka Jatuh ketangan Portugis, dan pada tahun 1526
pulau Ninta diserbu oleh portugis. Sultan Mamud Syah I kemudian lari ke Kampar
hingga wafatnya pada tahun 1528.
b. Perjuangan Rakyat Johor
Rakyat Johor melakukan perlawanan Portugis mulai tahun 1530. Perjuangan ini
kemudian dilanjutkan oleh Abdul Jalil Syah I (1580-1597) yang dapat menagkis
serangan Portugis
c. Perjungan Rakyat Demak
Dibawah pimpinan Dipati UnusPasukan Demak (Jawa Tengah) pada tahun 1512-
1523 melakukan perlawanan terhadap portugis. Dengan di bantu oleh armada aceh,
palembang dan bintan. Namun usaha ini tidak membuahkan hasil.
d. Perjuangan Rakyat Maluku
Ketika Portugis berhasil menaklukan Malaka Utara, sebagai penghasil rempah-
rempah pada tahun 1912 Portugis melakukan hubungan dagang dengan Sultan
Hairun dari Ternate tapi Portugis berusaha memonopoli perdagangan, menindas
rakyat serta memeras rakyat, dan juga menyebarkan agama kristenn dengan terpaksa,
oleh sebab itu rakyat Maluku terdorong untuk melakukan perlawanan dan juga
dengan terbunuh Sultan Hairun oleh Portugis maka rakyat Ternate semakin marah
dibawah pimpinan putera Sultan Hairun yaitu Sultan Baabullah Tidore, Trenate dan
Halmahera bersatu padu melawan portugis pada tahun 1570-1575 dan pada tanggal
28 Desember 1577 Ternate berhasil mengusir Portugis.
e. Perjuangan Rakyat sunda Kelapa
Dipimpin oleh fatahillah atau faletehan yaitu seorang ulama dari demak rakyat di
Sunda Kelapa melakukan perlawanan terhadap Portugis, dan pada tahun 1527
portugis terkalahkan,portugis terusir ke malaka.saat itu fatahillah diberi gelar
jayakarta yang berarti kemenangan akhir,setelah itu kerajan banten berdiri.

2. Perjuangan Menentang Penjajah Belanda


Perjuangan bangsa menentang penjajahan belanda sudah dimulai pada awal abad 17
sampoai awaln abad 20,perjuangan ini terjadi dimana-mana diseluruh Nusantara. Dalam point
ini kami hanya akan menjelaskan beberapa dari sekian banyak perjuangan bangsa,yaitu perang
Diponegoro, perang padri, dan peperangan oleh rakyat Aceh.
a. Perang Diponegoro.
Perang ini dipimpin oleh pangeran Diponegorgo,yaitu merupakan anggota
kerajaan Yogyakarta. Namun semenjak terjadi perselisihan di antara keluarga yang
juga dicampuri oleh Belanda ia bresama neneknya pindah ke Tegalrejo, desa di
Yogyakarta. Dilar itu rakyat sangat menaruh harapan pada Pangeran Diponegoro
karena kewajiban kerja dan membayar pajak oleh Belanda,juga sikap raja yang
mengizinkan penyewaan tanah pada pihak swasta. Perang ini diawali oleh
persengketaan antara Pangeran dan Belanda.
Mulai tahun 1827 Belanda menggunakan taktik Benteng stelsel yaitu dengan
membuat benteng yang saling berhubungan di setiap daerah yang berhasil dikuasai
sehingga mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro, taktik ini membawa hasil
dengan menyerahnya panglima Diponegoro yaitu Sentot Alibasyah dan Pangeran
Mangkubumi, kemudian belanda berusaha lagi untuk membujuk Diponegoro guna
mengadakan perundingan pada tanggal 28 Maret 1830. Namun perundingan ini
merupakan siasat licik jenderal de kock yang berakhir dengan ditangkapnya Pangeran
Diponegoro. Karena itu sejak awal 1830 perlawanan semakin melemah. Pada tanggal
3 Mei 1830 Ia diasingkan ke Manado. Tahun 1834 dipindahkan ke Ujungpandang
sampai wafatnya tangtgal 8 Januari 1855.
b. Perang Padri
Perang Padri terjadi di Minangkabau Sumatera Barat, yang bermula dari
pertentangan dua pihak yaitu anatara kaum Padri dengan kaum adat. Kaum padri atau
kaum ulama melakukan gerakan perbaikan keadaan masyarakat di Minangkabau agar
kembali kepada ajaran islam yang murni, gerakan kaum padri ini ternyata
mendapatkan reaksi keras dari kaum adat yang terbiasa oleh kebiasaan buruk mereka.
Perang saudara dimanfaatkan betul oleh belanda terutama sesudah kaum adat yang
meminta bantuan kepadanya. Akhirnya Belanda campur tangan dalam peperangan
ini. Namun, tujuan Belanda bukan hanya melawan kaum Padri, tetapi untuk
menanamkan kekuasaannya di Minagkabau. Pada tanggal 18 Pebruari 1821 perang
Padri melawan Belanda di mulai, perang padri terbagi kedalam tiga masa. Yaitu ;
Tahun 1821 -1825 ditandai dengan meluasnya rakyat. Masa kedua Tahun 1825-1830
yang ditandai dengan meredanya pertempuran karena belanda melakukan perjanjian
dengan kaum Padri yang lemah. Masa ketiga Tahun 1830-1838 yang diakhiri dengan
tertangkapnya para pemeimpin Padri.
Pada bulan Oktober 1837 Belanda menyerang Benteng Bonjol yang pada
akhirnya benteng tersebut adpat dikuasai. Dan pada tanggal 25 Oktober 1837 Tuanku
Imam Bonjol dan pasukannya menyerah pada belanda. Imam Bonjol kemudian
dibuang oleh belanda ke Cianjur dan dibuang lagi ke Ambon dan dipindahkan lagi ke
Menado dan Wafat disana yaitu pada tanggal 6 Nopember 1864. secara umum
perlawanan kaum padri dapat dipatahkan pada tahun 1838.
c. Perang Aceh
Perang Aceh yang terjadi pada bulan Maret 1873 belanda meminta Sultan Aceh
yaitu Sulatan Muhammad Daud Syah untuk menagkui kedaulatan Hindia Belanda
namun ditolak akhirnya pada tanggal 26 Maret 1873 datang maklumat perang dari
Belanda. Maka dimulailah perang rakyat Aceh. Pada bulan April 1837 belanda
menyerang ke kerajaan Aceh namun mengalami kegagalan. Pada bulan Desember
1873 Belanda melakukan serangan kedua yang lebih besar, namun pada akhirnya
belanda berhasil memukul pasukan Aceh sehingga istana Aceh pun jatuh ke tangan
Belanda namun rakyat Aceh masih merasa merdeka dan gigih mempertahankan
kemerdekaannya.
Belanda kemudian mengirin Dr. Snouck Hurgronje yang faham tentang agama
islam atas nasihatnya belanda mulai menaklukan Aceh dengan cara memecah belah
kekuatan masyarakatnya, tanggal 11 Pebruari 1899 Belanda menyerang markas
pertahanan Teuku Umar dan gugurlah Ia. Perjuangannya diterusakan oleh isterinya
Cut Nyak Dien yang kemudian juga dapat ditangkap oleh Belanda. Pada tahun 1906
dibuang ke Sumedang. Semenatara itu Sultan Alaudin Muhammad Daud Syah
menyerah pada tanggal 20 Januari 1903 dan pada tanggal 6 September 1903
Panglima Polem akhirnya menyerah juga.

2.2.1 Kelemahan Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan sebelum


Abad ke-20
1. Sebelum abad ke-20 perlawanan masih bersifat kedaerahan. Masing-masing
pemimpin mempertahankan wilayah kekuasaannya. Sesudah abad ke-20 sudah
bersifat nasional, yaitu perjuangan tidak lagi bersifat nasionalisme sempit, namun
perjuangan ditujukan untuk mencapai Indonesia Merdeka. Munculnya kata
Indonesia sebagai identitas bangsa menyatukan berbagai suku, agama, dan budaya
yang ada di Nusantara untuk bersatu padu mengusir penjajah.
2. Sebelum abad ke-20 perlawanan dipimpin oleh raja atau bangsawan. Pangeran
Diponegoro (bangsawan), Teuku Umar (bangsawan), Sultan Hasanuddin (raja), Si
Singamagaraja IX (raja). Karena perlawanan bertumpu pada kharisma pemimpin,
maka tatkala pemimpin tewas atau tertangkap, perlawanan akan berhenti. Sesudah
abad ke-20 perjuangan dipimpin oleh golongan terpelajar (cendekiawan). Pemberian
kesempatan bagi pribumi untuk mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah Belanda
pada awal abad ke-20 dimaksudkan untuk memperoleh tenaga kerja murah, namun
justru melahirkan golongan cendekiawan yang kemudian memimpin perjuangan
melawan kolonialisme Belanda. Mereka adalah Sutomo, Suardi Suryaningrat,
Soekarno, Moh. Hatta, Sahrir, dan lain-lain. Karena perjuangan melalui organisasi
modern menerapkan sistem kaderisasi, maka meski pemimpin tertangkap dan
dipenjara, perlawanan tetap berlanjut.
3. Sebelum abad ke-20 perjuangan berbentuk perlawanan fisik, melalui peperangan.
Pertempuran secara frontal menimbulkan banyak korban jiwa bagi kedua pihak.
Sesudah abad ke-20 perjuangan melalui organisasi pergerakan nasional. Upaya
mencapai kemerdekaan dilakukan dengan cara-cara modern, misalnya lewat media
massa, demo, pemogokan buruh/pegawai, atau mengirimkan wakil-wakil di dewan
rakyat (volksraad), serta menggalang dukungan politik dari dunia luar.
4. Sebelum abad ke-20 perlawanan berpusat di desa-desa atau di pedalaman karena
kota-kota yang merupakan pusat perniagaan dikuasai Belanda dan didirikan benteng.
Sesudah abad ke-20 pusat perjuangan di kota-kota. Organisasi pergerakan yang
berkedudukan di kota-kota besar melakukan kritik, agitasi massa, dan menentang
berbagai kebijakan pemerintah kolonial Belanda.

2.2 Kebangkitan Nasional

2.2.1 Sejarah Kebangkitan Nasional


Kebangkitan Nasional adalah Masa dimana Bangkitnya Rasa dan Semangat Persatuan,
Kesatuan, dan Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik
Indonesia yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang.
Dalam masa ini muncul sekelompok masyarakat indonesia yang menginginkan adanya
perubahan dari masyarakat indonesia yang selama ini dijajah dan ditindas oleh bangsa lain.
Kebagkitan nasional Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi Budi Utomo. Sedangkan
kebangkitan pemuda Indonesia ditandai dengan adanya peristiwa Sumpah Pemuda. Kedua
peristiwa itu merupakan bagian dari peristiwa yang menjadi tonggak sejarah kemerdekaan
negara indonesia. Masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan
sejak masa Multatuli.
Tokoh-tokoh yang mempolopori Kebangkitan Nasional, antara lain yaitu:
1. Sutomo
2. Ir. Soekarno
3. Dr. Tjipto Mangunkusumo
4. Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki
Hajar Dewantara)
5. dr. Douwes Dekker, dan Lain-Lain
Beberapa faktor yang mendorong kebangkitan indonesia yaitu diantaranya:
1. Semakin banyaknya/makin tingginya kesadaran ingin bersatu.
2. Semakin mengingkatnya semangat bangsa Indonesia ingin merdeka.
3. Semakin banyaknya orang pintar dan terpelajar di Indonesia.
4. Dan Faktor yang datang dari luar negeri adalah kemenangan Jepang atas Rusia tahun
1905, adalah salah satu pendorong yang menimbulkan semangat bahwa bangsa kulit
kuning, bangsa.
Asia dapat mengalahkan bangsa kulit putih (Eropa).
Kebagkitan nasional Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi Budi Utomo.
Setelah berdirinya Budi Utomo maka bermunculanlah perkumpulan-perkumpulan dan
pergerakan yang bersifat luas antara lain, Serikat Dagang Islam tahun 1909, Indische Party
tahun 1913. Muhammadiyah tahun 1912, Nahdatul Ulama tahun 1926, dan berdiri perkumpulan
pemuda diluar Jawa pada tahun 1918 dan menamakan diri Young Java,Young Sumatra,Young
Ambon,Young Pasundan,Young Batak,Pemuda Betawa dll.
Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi
Oetomo, tetapi sebenarnya diawali dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di
Pasar Laweyan, Solo. Serikat ini awalnya berdiri untuk menandingi dominasi pedagang Cina
pada waktu itu. Kemudian berkembang menjadi organisasi pergerakan sehingga pada tahun
1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam.
Suwardi Suryaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis "Als ik eens
Nederlander was" ("Seandainya aku seorang Belanda"), pada tanggal 20 Juli 1913 yang
memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan
Belanda di Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi
Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka, tetapi karena "boleh memilih",
keduanya dibuang ke Negeri Belanda. Di sana Suwardi justru belajar ilmu pendidikan dan dr.
Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda.Saat ini, tanggal berdirinya Boedi Oetomo,
20 Mei, dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

2.2.2 Berdirinya Boedi Oetomo

Dengan R. Soetomo sebagai motor, timbul niat di kalangan pelajar STOVIA di Jakarta
untuk mendirikan perhimpunan di kalangan para pelajar guna menambah pesatnya usaha
mengejar ketertinggalan bangsa. Langkah pertama yang dilakukan Soetomo dan beberapa
temannya ialah mengirimkan surat-surat untuk mencari hubungan dengan murid-murid di kota-
kota lain di luar Jakarta, misalnya: Bogor, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Magelang.
Pada hari Sabtu tanggal 20 Mei 1908 pukul 9 pagi, Soetomo dan kawan-kawannya: M.
Soeradji, M. Muhammad saleh, M. Soewarno, M. Goenawan, Soewarno, R.M. Goembrek, dan
R. Angka berkumpul dalam ruang kuliah anatomi. Setelah segala sesuatunya dibicarakan
masak-masak, mereka sepakat memilih Boedi Oetomo menjadi nama perkumpulan yang baru
saja mereka resmikan berdirinya. Boedi artinya perangai atau tabiat sedangkan Oetomo
berarti baik atau luhur. Boedi Oetomo yang dimaksud oleh pendirinya adalah perkumpulan
yang akan mencapai sesuatu berdasarkan atas keluhuran budi, kebaikan perangai atau tabiat,
kemahirannya.
Kelahiran Boedi Oetomo telah menjadi tonggak yang menumbuhkan semangat
perjuangan, sekaligus menjadi inspirasi bagi berdirinya berbagai organisasi di seluruh pelosok
tanah air, baik yang bersifat kedaerahan, politik, serikat pekerja, keagamaan, kewanitaan,
maupun kepemu-daan. Pada gelombang berikutnya, muncul sejumlah organisasi seperti Sarekat
islam, dan berbagai organisasi lainnya. Hal ini mewarnai awal kebangkitan nasional, dan
mencapai puncaknya pada tahun 1928, dengan bersatunya berbagai kelompok organisasi
khususnya organisasi kepemudaanuntuk mewujudkan suatu gerakan kebangsaan yang sejati.
2.3 Sumpah Pemuda
2.3.1 Sejarah Sumpah Pemuda
Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan
dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa.
Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan
Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya
diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga
tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang
beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai
wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen
Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti
Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar
Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh
Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi
dalam tiga kali rapat.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr.
Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah
tersebut awalnya dibacakan oleh soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.
Isi dari Sumpah pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut:
PERTAMA: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe,
Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah
Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa
Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu,
Bangsa Indonesia).
KETIGA: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean,
Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa
Persatuan, Bahasa Indonesia).
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu
kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu
Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin
Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu
itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus
menyanyikannya.
2.3.2 Arti Sumpah Pemuda
Ketika beraneka-ragam kecenderungan permusuhan atau perpecahan mulai nampak
membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa kita, maka mengisi Hari Sumpah Pemuda
dengan jiwa aslinya adalah amat penting. Suara-suara negatif sebagai akibat interpretasi yang
salah tentang otonomi daerah sudah mengkhianati jiwa Sumpah Pemuda. Demikian juga
pernyataan dan kegiatan-kegiatan sebagian dari golongan Islam reaksioner, seperti yang
dipertontonkan oleh organisasi/gerakan semacam Front Pembela Islam, Ahlussunah
Waljemaah, Majelis Mujahidin Indonesia, KISDI dan lain-lain sebagainya.
Perlulah kiranya selalu kita ingat bersama-sama bahwa Sumpah Pemuda, yang dilahirkan
sebagai hasil Kongres Pemuda II yang diselenggarakan tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta
adalah manifestasi yang gemilang dari hasrat kuat kalangan muda Indonesia, yang terdiri dari
berbagai suku dan agama, untuk menggalang persatuan bangsa dalam perjuangan melawan
kolonialisme Belanda. Mereka ini adalah wakil-wakil angkatan muda yang tergabung dalam
Jong Java, Jong Islamieten Bond, Jong Sumatranen Bond, Jong Batak, Jong Celebes, Jong
Ambon, Minahasa Bond, Madura Bond, Pemuda Betawi dan lain-lain. Atas prakarsa
Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) inilah kongres pemuda itu telah melahirkan
Sumpah yang berbunyi : Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah-darah yang
satu : tanah Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu: bangsa
Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa yang satu : bahasa Indonesia .
Sumpah Pemuda adalah semacam kontrak-politik berbagai suku bangsa Indonesia, yang
diwujudkan secara kongkrit oleh wakil-wakil angkatan muda mereka. Sumpah Pemuda adalah
fondasi penting kebangkitan bangsa Indonesia dan landasan utama bagi pembentukan negara
Republik Indonesia.

2.3.3 Tujuan dan Manfaat Sumpah Pemuda


Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia. Kami
putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri
Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia, isi dari sumpah pemuda yang
dikumandangkan pada 28 Oktober 1928 di di Gedung Oost Java Bioscoop bertujuan untuk
menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang sebelumnya masih bersifat
sangat kedaerahan. Selain itu sumpah setia ini bertujuan untuk mempersatukan pemuda-pemuda
di seluruh tanah air.
Adapun manfaat yang dapat kita petik dari Sumpah Pemuda antara lain sebagai berikut:
1. Semangat kekeluargaan, persatuan, dan persaudaraan antar sesama.
2. Terwujudnya kerukunan antar masyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga tidak
mudah pecah belah (di adu domba)
3. Menumbuhkan kesadaran bahwa ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan
terhadap disintegrasi bangsa yang merupakan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia

2.3.4 Penaatan Sumpah Pemuda Saat Ini


Momen Sumpah Pemuda, pemuda harusnya mengambil pelajaran untuk kemajuan
bangsa ke depan, pemuda yang notabene generasi penerus untuk kemajuan bukan untuk
terpecah belah. Mahasiswa saat ini dinilai cenderung melupakan sejarah. Kesan itu bisa
dirasakan pada sebagian mahasiswa. Disinilah sebenarnya fungsi organisasi pemuda dan
kemahasiswaaan. Baiknya semua mahasiswa bisa turun serta aktif dalam ormawa, lalu fungsi
pengkaderan harus terus ditingkatkan. Rasa cinta tanah air pemuda jaman sekarang juga dinilai
masih cukup kurang.
Dalam kehidupan sehari-hari, wujud cinta tanah air juga dapat berupa penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar dalam percakapan dengan sesame. Kebanyakan dari kita
belakangan ini lebih suka menggunakan bahasa yang kata banyak orang- disebut bahasa gaul.
Misalnya seperti gue elo dibanding aku kamu. Pada 28 Oktober 1928 telah diikrarkan Sumpah
Pemuda yang salah satunya dari tiga isinya ialah menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa
Indonesia. Selain bahasa gaul, bahasa yang dianggap lebih keren kata anak muda- ialah bahasa
Inggris. Kita tahu bahwa bahasa Inggris adalah bahasa internasional dan kita boleh
mempelajarinya, bahkan diajarkan di sekolah. Namun tetap saja bangsa kita adalah bangsa
Indonesia, sudah semestinya bahasa kita adalah bahasa Indonesia. Bagaimana mungkin kita
mengaku sebagai bangsa Indonesia jika kita malah jauh lebih fasih berbicara menggunakan
bahasa bangsa lain dibanding bahasa kita sendiri.
Perwujudan lainnya adalah dengan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan kita sehari-
hari. Bagaimana kita tunduk kepada Sang Pencipta, menghargai sesama manusia, bersikap adil
dan beradap, bermusyawarah, dan tidak membeda-bedakan stiap orang dapat juga dikategorikan
sebagai perwujudan cinta tanah air. Hal-hal yang tersebut di atas merupakan hal-hal kecil dan
sederhana. Namun justru itulah perwujudan cinta tanah air yang semestinya. Kita tidak harus
selalu bertempur di medan perang untuk membuktikan kecintaan kita terhadap Indonesia.
Namun mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sudah termasuk cinta kepada
tanah air. Pengamalan Pancasila dikatakan sebagai bentuk cinta tanah air karena Pancasila
merupakan ideologi nasional. Dan kita, sebagai bangsa Indonesia, tentunya berkewajiban untuk
tidak hanya menghafalkannya, tetapi juga- mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari kita.
Ada lagi yang dapat kita lakukan untuk melawan keprihatinan kita terhadap penerapan Sumpah
Pemuda,yaitu dengan menulis. Sebuah karya tulis bisa memmbangkitkan rasa cinta terhadap
tanah air, misalnya saja melawan sms-an dengan bloger. Bisa juga dengan mengumpulkan
tulisan-tulisan yang bisa mengangkat jiwa nasionalisme kita.
2.3.5 Pengaplikasian Sumpah Pemuda pada Anak untuk Membangun Pendidikan
Karakter atau Watak.
Rapuhnya tembok demokrasi, jebolnya tembok kejujuran merupakan tidak kokohnya
pondasi pendidikan karakter dan budaya bangsa serta muatan religiusitas yang diertai praktik
sosialnya. Penulis sepakat dengan frase; sumpah pemuda, pendidikan karakter dan kebudayaan.
Kebudayaan menjadi nilai penting dan telah dibuktikan oleh para guru kita terdahulu. Semangat
dan nilai sumpah pemuda nyata-nyata juga melahirkan nilai nasionalisme. Nilai yang
mengutamakan semangat kebangsaan, namun memangkas aspek kedaerahan yang kuat kala itu.
Kini kesadaran untuk bersatu muncul lagi. Pemerintah menggalangkan gerakan pendidikan
karakter, terakhir dengan kebijakan perubahan nama kementrian.
Nilai sumpah pemuda menjadi aplikatif ketika dilaksanakan dalam pendidikan karakter di
sekolah. Sekolah menjadi miniature masyarakat dan miniature kebangsaan yang kompleks dan
sarat nilai. Sudah waktunya sekolah menerapkan nilai-nilai semangat sumpah pemuda dalam
aktifitas yang semestinya, bukan sekadar teori belakan.
Jika zaman orde baru kita mengenal system penataran P4, yang dengan doktrinnya
ampuh membekas dalam ingatan namun rapuh dalam aplikasinya. Kini, semangat nilai sumpah
pemuda harus dirintis kembali dalam tindakan nyata. Paradigma pembelajaran di kelas perlu
diubah dalam balutan semangat sumpah pemuda. Kepemudaan menjadi ruh yang kuat
pendidikan karakter berkebudayaan. Tepat jika kini pemerintah melalui dinas pendidikan,
menerapkan Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa (PKPB). Ruh dari PKPB merupakan
kotemplasi pendidikan karakter, kebudayaan dan perlu pula mengambil ruh sumpah pemuda.
Untuk itu, pertama Dinas pendidikan merumuskan kembali arah PKPB sampai ke bentuk
pelaporannya kepada orangtua siswa. Dinas perlu mencari format alternative pendidikan
karakter dan budaya bangsa melalui pembangkitan atau revitalisasi nilai sumpah pemuda. Di
usia ke -83 Sumpah Pemuda sebaiknya bukan lagi sekadar ceremonial belaka, sehingga siswa
sekadar tahu kerangka luarnya saja. Kedua, pada tataran sekolah perlu mengadakan berbagai
kegiatan aplikatif untuk mengaplikasikan nilai sumpah pemuda. Misalnya kegiatan lomba,
kegiatan kunjungan ke tokoh kebangsaan, mendatangkan pakar dan studi kebudayaan. Di sisi
lain, siswa akan merasa memiliki semangat nesionalisme, jika sudah pernah melakukan study
kebudayaan. Secara empiris, sekolah perlu melakukan tindakan riil untuk menerapkan semangat
sumpah pemuda. Guru menjadi bagian yang penting untuk mengkaji kembali nilai sumpah
pemuda kemudian disisipkan dalam pembelajaran dan penilaian peri laku. Ranah psikomotorik,
social siswa juga menjadi pertimbangan khusus untuk kenaikan kelas atau kelulusan, jika
selama ini tumpuan kelulusan dan kenaikan kelas sekadar nilai angka.
2.4 Perjuangan Bangsa Indonesia melawan Penjajahan Jepang.

2.4.1 Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia melawan Penjajahan Jepang.


Masa Penjajahan Jepang pada awalnya, kedatangan pasukan Jepang di sambut hangat
oleh bangsa Indonesia. Namun kenyataanya, pasukan Jepang tidak jauh beda dengan bangsa
kolonial lainnya. Malah perlakuan bangsa jepang lebih biadab dan menyengsarakan bangsa
Indonesia. Sumber - sumber ekonomi bangsa dikontrol penuh seluruhnya oleh Jepang. Setelah
berhasil mengusai wilayah Indonesia, Jepang melihat adanya kemungkinan kesulitan dalam
pemenuhan bahan pangan, oleh karena itu, Jepang melakukan perluasan area persawahan,
penyuluhan pertanian, pengawasan terhadap penggunaan dan peredaran barang sisa barang,
pengawasan terhadap hasil perkebunan, dan peraturan pembatasan alat produksi.
Sejarah pembuatan Pancasila ini berawal dari pemberian janji kemerdekaan di kemudian
hari kepada bangsa Indonesia oleh Perdana Menteri Jepang saat itu, Kuniaki Koiso pada tanggal
7 September 1944. pemerintah Jepang membentuk BPUPKI. BPUPKI (Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 29 April 1945 (2605, tahun
Showa 20) yang bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tata
pemerintahan Indonesia Merdeka. BPUPKI semula beranggotakan 70 orang (62 orang
Indonesia dan 8 orang anggota istimewa bangsa Jepang yang tidak berhak berbicara, hanya
mengamati/ ''observer''),kemudian ditambah dengan 6 orng Indonesia pada sidang kedua.
Sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 - 1 Juni 1945 untuk merumuskan falsafah
dasar negara bagi negara Indonesia. Selama empat hari bersidang ada tiga puluh tiga pembicara.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa Soekarno adalah "Penggali/Perumus Pancasila". Tokoh
lain yang yang menyumbangkan pikirannya tentang Dasar Negara antara lain adalah Mohamad
Hatta, Muhammad Yamin dan Soepomo."Klaim" Muhammad Yamin bahwa pada tanggal 29
Mei 1945 dia mengemukakan 5 asas bagi negara Indonesia Merdeka, yaitu ''kebangsaan,
kemanusiaan, ketuhanan, kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.'' oleh "Panitia Lima" (Bung
Hatta cs) diragukan kebenarannya.
Pada hari keempat, Soekarno mengusulkan 5 asas yaitu ''kebangsaan Indonesia,
internasionalisme atau peri-kemanusiaan, persatuan dan kesatuan, kesejahteraan sosial, dan
ketuhanan yang Maha Esa'', yang oleh Soekarno dinamakan ''Pancasila'', Pidato Soekarno
diterima dengan gegap gempita oleh peserta sidang. Oleh karena itu, tanggal 1 Juni 1945
diketahui sebagai hari lahirnya pancasila. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)
Pada tanggal 28 Mei 1945 itu Badan Penyelidik mengadakan sidangnya yang pertama.
Peristiwa ini kita jadikan tonggak sejarah karena pada saat itulah Mr M. Yamin mendapat
kesempatan yang pertama untuk mengemukakan pidatonya di hadapan sidang Badan
Penyelidik, lima asas dasar ntuk Negara Indonesia Merdeka yang diidamkan itu, yakni :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Setelah berpidato, diatas asas yang lima tadi, beliau menyampaikan usul tertulis
mengenai Rancangan UUD Republik Indonesia didalam rancangan UUD itu tercantum
perumusan lima asas dasar Negara yang berbunyi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Ir. Soekarno mengucapkan pada pidatonya dihadapan siding hari ketiga Badan Penyelidik
diusulkan juga lima hal untuk menjadi dasar dasar Negara Merdeka:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat-atau Demokrasi
4. Kesejahtraan social
5. Ketuhanan dan kebudayaan
Piagam Jakarta (22 Juni 1945) Sembilan tokoh nasional ialah Ir. Soekarno, Drs Moh.
Hatta, Mr. A.a.a Maramis dan lain-lain mengadakan perbahasan dan pertemuan untuk
membahas pidato serta usul usul mengenai dasar Negara yang telah dikemukakan dalam sidang-
sidang Badan Penyelidik. Setelah mengadakan perbahasan maka disusunklah sebuah piagam
yang kemudian terkenal dengan nama Piagam Jakarta.Kemudian pada 14 Juli 1945 Piagam
Jakarta dapat penerimaan oleh Badan Penyelidik yang berlangsung pada sidangnya yang kedua
pada tanggal 14 -15 Juli 1945. Pada tanggal 17 Agustus 1945, setelah upacara proklamasi
kemerdekaan, datang berberapa utusan dari wilayahIndonesia Bagian Timur. Berberapa utusan
tersebut adalah sebagai berikut:# Sam Ratulangi, wakil dari Sulawesi# Hamidhan, wakil dari
Kalimantan # I Ketut Pudja, wakil dari Nusa Tenggara# Latuharhary, wakil dari
Maluku.Mereka semua berkeberatan dan mengemukakan pendapat tentang bagian kalimat
dalam rancangan Pembukaan UUD yang juga merupakan sila pertama Pancasila sebelumnya,
yang berbunyi, "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya". Pada Sidang PPKI I, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta lalu
mengusulkan mengubah tujuh kata tersebut menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Pengubahan
kalimat ini telah dikonsultasikan sebelumnya oleh Hatta dengan 4 orang tokoh Islam, yaitu
Kasman Singodimejo, Ki Bagus Hadikusumo, dan Teuku M. Hasan. Mereka menyetujui
perubahan kalimat tersebut demi persatuan dan kesatuan bangsa. Dan akhirnya bersamaan
dengan penetapan rancangan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 pada Sidang PPKI I
tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia.

2.4.2 Pengaruh Bangsa Jepang terhadap Pemuda dan tenaga kerja


1. Pergerakan Pemuda
Pergerakan tenaga kerja oleh pemerintah Jepang kebnyakan anggotanya adalah
pemuda dan rakyak demi memenuhi kebutuhan bangsa Jepang. Mereka dimasukan dalam
organisasi semi-militer bagi yang masih mampu dan sebagin di pekerjakan sebgai
romusha. Semenjak itulah menggolongkan para pemuda karma lingkungan dan sosial
yang berbeda, yang mampu mendapat pendidikan khusus yang layak dan yang tidak
mampu menjadi pekerja yang tak kenal henti.
Karena para pemuda memiliki semangat yang lebih dan giat, oleh karena itu
pemerintah Jepang menanamkan idealismenya untuk mempropoganda dari pihak barat,
bahwa Jepang adalah sama-sama orang asia dan sebagai orang asia mereka senasib
dengan orang-orang asia lainnya, karena propaganda itulah para pemuda merasa tidak
ada perbedaan atara Indonesia dan Jepang.
Sampai-sampai Jepang membuat selogan Jepang-Indonesia Sama-sama atau
Jepang Saudara Tua karena selogan itu para pemuda memandang Jepang sebagai
pembawa perubahan pada awalnya, karena pada masa pndudukan Kolonial (Belanda)
sebelunya terlalu diskriminasi, sementara itu Pemerintah Jepang mulai menanamkan
kepada pemuda sebuah ideologi, agar para pemuda memiliki sifat Seishin (Semangat),
dan Bushido (Jiwa Satria), yang mencerimkan kesetiaan danbati kepada tuannya
(Jepang).
Penekanan seperti ini ternyata membawa keuntungan pula bagi para pemuda, niat
Jepang utuk membuat para pemuda patuh dengan ideologi tersebut namun berbanding
terbalik, para pemuda menanamkan semangat tersebut untuk melawan pasaukan Jepang.
Sarana yang digunakan oleh Jepang untuk menanamkan idealisme mereka melalui
pendidikan Sekolah Rakyat (Sekolah Dasar saat ini), Sekolah Menengah, dan lain-lain,
dengan bertambahnya ilmu lewat pendidikan tersebut para pemuda mulai menyadari akan
wajah asli Bangsa Jepang saat itu, bahawa Saat pendudukan Jepang atas Indonesia tak
jauh beda pada saat Kolonial (Belanda) menduduki Indonesia.

2. Organisasi-organisasi Semi Militer


Pada tanggal 24 April 1943, di umumkan secara resmi atas di dirikannya dua
organisasi pemuda yakni Seinendan (Barisan Pemuda), dan Keibodan (Barisan Pembantu
Polisi), dua organisasi ini langsung di tangi oleh Gunseikan (Panglima Tentara).
Anggotanya di rekrut dari berbagai tempat dari desa-desa sampai sekolah-sekolah dengan
di bekali ke ahlian militer,dan pata bulan Oktober 1944 terbentuklah Josyi Seinendan
(Seinendan Putri). Demi keberhasilan organisasi tersebut Pemerintah Jepang membentuk
pula Seinen Kunrensyo (Lembaga Latihan Pemuda), yaitu pencetakan kader-kader
pemimpin untuk Seinendan, mereka dilatih sesuai dengan kemiliteran namun dalam
perang mereka hanya lah pasukan garis belakang atau cadangan.
Keibodan merupakan pembatu polisi dalam mengamankan dalam kota yang di bina
oleh Keimubu (Departemen Kepolisian), Keibodan dibentuk juga sebagai alat penanaman
ideologi Jepang pada para pemuda dan juga untuk mendapat dukungan dari para
Nasionalis. Demi tercapainya semua visi dan misi Jepang banyak mendirikan organisasi
semi-militer di daeran-daerah dengan nama-nama yang berbeda seperti Bogodan
(Sumatra), dan membentuk badan khusus Keibodan yang bernama Borneo Konan
Hokokudan di Kalimantan hampir di seluruh Indonesia terbentuk badan tersebut, selain
para pria ada juga badan khusus wanita yaitu Fujinkai.
Memasuki Tahun 1944 armada Jepang mulai melemah dan satu persatu daerah
jajahan Jepang berhasil direbut kembali, oleh sekutu. Oleh karena itu pada tanggal 1
November 1944 Jepang membentuk basisan-barisan atau pasukan semi-militer demi
mendukung pasukan utama, seperti Suishintai (Barisan Pelopor), Jibakutai (Barisan
Berani Mati) pada 8 Desember 1944, Kaikyo Seinen Teishintai (Hizbullah) barisan ini di
benetuk oleh kaum muda islam pada 15 Desember 1944, dan Gakutotai (Barisan Pelajar).
Dan Barisan Pelopor adalah barisan pemuda pertama yang di gerakan oleh kaum
Nasionalis Indonesia, Ketua yaitu Ir.Soekarno Dan wakilnya R.P.Soroso, Otto
Iskandardinata, dan Dr. Buntaran Martoatmodjo. Barisan ini dikenal sebagai Onderbow
dari Jawa Hokokai, yang telah membela walau dengan bamboo dan alat seadanya.
3. Organisasi Organisasi Militer
Pada bulan April 1943 dikeluarkan pengumuman yang isinya memberrkan
kesempatan kepada para pemuda Indonesia untuk menjadi anggota Heiho (Pembantu
Prajurit Jepang), ada juga yang disebut PETA (Pembela Tanah Air).pasukan ini di latih
oleh intelejen . Setelah pelatihan selesai panglima besar Jepang yaitu Letjen Kumakici
Harada menyarankan agar PETA dibentuk atas inisiatif kesadaran bangsa bugan oleh
pemerintahan Jepang, maka dari itu di tunjuklah Gatot Mangkupraja yang lebih dekat
oleh para petinggi Jepang di sarankan untuk menulis surat permohonan pembentukan
Pasukan PETA Pada 7 September dikirimlah surat tersebut, lalu tidak lama kemudian
turunlah keputusanpada tanggal 3 Oktober 1943 yang diberi nama Osamu seirei No.44,
yang memutuskan dibentuknya tentara kedaulatan bangsa PETA , ke inginan
Pemerintahan Jepang membuat PETA supaya memebantu tentara Jepang pada masa itu
namun para nasionalis mulai berpikir akan kedaulatan bangsa Indonesia, dimulailah
pemberontakan Peta di Blitar yang dipimpin oleh Supriyadi dan Muradi pada tanggal 14
Februari 1945 , pemberontakan ini karena bangsa Jepang mulai bersikap seperti penjajah
sebelumnya dan adanya Romusha.
4. Tenaga Romusha
Romusha adalah suatu kebiadaban bangsa Jepang atas Indonesia dengan
memperkerjakan orang layaknya seorang budak tanpa gaji dan belah kasian demi tercapai
tujuan mereka walau harus mengorbankan nyawa sekalipun , dan pelakuan lainnya yang
tak layak bagi seorang manusia itulah yang menyebabkan gerangnya bangsa Indonesia.

2.5 Proklamasi
Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam
sejarah Indonesia. Pada 17 Agustus 1945 rakyat Indonesia berhasil meraih kemerdekaan setelah
dijajah oleh Belanda dan juga Jepang. Setelah teks Proklamasi dibaca oleh Soekarno dan
Mohammad Hatta, Indonesia telah resmi merdeka. Peristiwa penting sesaat sebelum Proklamasi
pun tentunya harus kita ketahui agar kita bisa mengerti seperti apa semangat para pahlawan saat
memperjuangkan kemerdekaan. Berikut 4 peristiwa penting sebelum Proklamasi yang harus
kita ketahui.

2.5.1 Jepang Menyerah Kepada Sekutu dan Dibentuknya BPUPKI dan PPKI
Kekalahan Jepang kepada Sekutu di Perang Dunia Kedua ditandai setelah dijatuhkannya
bom atom di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan di Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Berita
kekalahan Jepang pun disambut baik oleh para rakyat Indonesia untuk segera
memproklamasikan diri dan segera bebas. Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai didirikan sebagai persiapan kemerdekaan
Indonesia dengan dipimpin oleh Radjiman Wedyodiningrat. Setelah itu BPUPKI berganti nama
menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai dan
dipimpin oleh Soekarno dan Hatta.
Pada 12 Agustus 1945 perwakilan Jepang, Marsekal Terauchi, bertemu dengan pimpinan
PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat di Dalat, Vietnam. Marsekal Terauchi memberitahukan
bahwa Jepang akan memberikan Indonesia kemerdekaan. Namun, Sutan Syahrir medesak
Soekarno dan Hatta agar Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaan karena berpikir
hadiah kemerdekaan tersebut hanyalah tipu muslihat Jepang saja.

2.5.2 Peristiwa Rengasdengklok


Golongan pemuda dan golongan tua dari para pejuang dulu sempat memiliki argumen
panas menanggapi kapan seharusnya Proklamasi dilakukan. Golongan muda seperti Sutan
Syahrir, Wikana, Chaerul Saleh, Sukarni selalu mendesak agar Proklamasi segera dilakukan.
Mereka ingin mendapatkan kemerdekaan dengan perjuangan sendiri dan bukannya karena
hadiah dari Jepang.
Pada 16 Agustus 1945 dini hari para pemuda membawa Soekarno dan Hatta ke
Rengasdengklok. Para pemuda ingin kembali meyakinkan Soekarno dan Hatta agar segera
memproklamasikan kemerdekaan dan tidak terpengaruh dengan Jepang. Mereka meyakinkan
bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu dan itu adalah saat yang tepat untuk segera
merdeka.
Ahmad Subardjo pun datang ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta
serta memberi keyakinan kepada para pemuda bahwa Proklamasi akan dilakukan tapi tak boleh
tergesa-gesa. Ia juga menyebutkan bahwa Proklamasi akan dilakukan pada 17 Agustus 1945
selambat-lambatnya pukul 12.00 siang.

2.5.3 Dirumuskannya Teks Proklamasi


Setelah dari Rengasdengklok, Soekarno dan rombongan kembali ke Jakarta dan segera
melakukan pertemuan untuk membahas persiapan Proklamasi kemerdekaan. Pertemuan itu
dilakukan di kediaman Laksamana Maeda yang saat itu menjabat sebagai Kepala Kantor
Penghubung Angkatan Laut Jepang.
Di sana Soekarno, Hatta, Sukarni, Ahmad Soebardjo, Mbah Diro dan B.M. Diah
melakukan rapat untuk menentukan isi teks Proklamasi. Setelah disepakati mengenai isi teks
Proklamasi kemudian ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta yang menjadi wakil bangsa
Indonesia sebab mereka memiliki pengaruh yang besar bagi rakyat Indonesia.
Setelah itu, Soekarno memerintahkan Sayuti Melik untuk mengetik teks Proklamasi. Dari
awal rapat yang dimulai sejak dini hari pada 17 Agustus 1945, akhirnya baru diselesaikan pada
pukul 04.00 pagi saat teks Proklamasi selesai diketik dan ditandatangani. Berikut ini isi teks
Proklamasi yang sudah diketik oleh Sayuti Melik:

Teks Proklamasi yang telah diketik oleh Sayuti Melik dan telah ditandatangi oleh Soekarno dan
Hatta (dok. Wikipedia)
Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoesaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo
jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 Tahoen '05

Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno - Hatta

2.5.4 Pembacaan Teks Proklamasi

Soekarno yang didampingi Hatta saat membacakan teks Proklamasi pada 17 Agustus 1945
(dok. Wikipedia)
Pembacaan teks Proklamasi dilakukan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di kediaman
Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur No.56 Jakarta (Jl. Proklamasi) pada pukul 10.00 pagi. Para
tokoh perjuangan serta rakyat Indonesia berkumpul untuk menyaksikan teks Proklamasi
dibacakan dan melihat pengibaran bendera Merah Putih. Setelah Soekarno yang didampingi
Hatta membacakan teks Proklamasi, bendera Sang Saka Merah Putih yang dijahit oleh ibu
Fatmawati juga dikibarkan oleh Suhud dan Latief Hendradiningrat. Saat pengibaran bendera
para hadirin yang datang pun menyanyikan Indonesia Raya. Indonesia pun dinyatakan telah
merdeka dari penjajahan dengan perjuangan tak kenal menyerah dari para pahlawan. Meskipun
banyak menghadapi kendala dan argumen akhirnya para tokoh bisa mempersatukan diri karena
memiliki cita-cita yang sama yaitu ingin merdeka.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan ini kita dapat menarik kesimpulan, bahwa saat revolusi industri,
Belanda merupakan negara yang kurang maju industrinya. Oleh karena itu, Belanda
mengembangkan keunggulan komparatif berupa industri berbasis pertanian dan pertambangan
dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan tenaga kerja tanah jajahan. Yang salah
satunya dengan menjajah bangsa Indonesia. Sretegi tersebut terbukti mampu menjadikan
Belanda sebagai negara pemasok bahan mentah dan tambang yang dibutuhkan negara industri
maju di Eropa. Namun bangsa Indonesia tidaklah rela bila terus diperbudak oleh Belanda
hingga terjadilah bebabagai perlawanan yang telah dilakukan oleh para pejuang dan pahlawan
Indonesia. Oleh karena itu memanglah amat penting akan sejarah sehingga tidaklah salah akan
adanya mata pelajaran di setiap sekolah-sekolah di Indonesia. Semua itu agar semua para
generasi bangsa bisa lebih mengetahui sejarah dan sebagai cerminan agar kita tetap selalu
memperjuangkan tanah kelahiran kita Indonesia.
3.2 Saran
Setelah kita mempelajari mengenai pentingnya sejarah, kita harus bisa tetap
memperjuangkan negara kita dan juga dengan tetap menghargai para pejuang bangsa. Sehingga
sebagai siswa kita harus belajar dengan sebaik-baiknya agar penerus bangsa kita bisa lebih
memajukan negara ini. Dan sebagai penyusun kami merasa masih ada kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kamimohon kritik dan saran dari pembaca.

*****

Anda mungkin juga menyukai