Anda di halaman 1dari 8

BAB III

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

Tujuan analisis ekonomi terhadap perancangan suatu pabrik adalah untuk


mengetahui kelayakan pendirian pabrik tersebut, dilihat dari sisi
ekonominya. Kelayakan suatu pabrik tidak saja ditinjau dari faktor teknis saja tapi
juga ditinjau dari segi ekonomisnya. Plant Cost Estimation merupakan
perkiraan ekonomi pendirian suatu pabrik hingga pabrik tersebut beroperasi.
Biasanya disebut dengan istilah modal investasi (capital investment). Modal
investasi yang dibutuhkan untuk membiayai pendirian pabrik dapat diperoleh
dari beberapa investor, dengan perkiraan 40% dari modal keseluruhan berasal
dari investor, sedangkan 60% merupakan modal pinjaman dari Bank.
3.1 Penaksiran Harga Peralatan
Penaksiran harga peralatan dilakukan dengan menggunakan cost index.
Cost index adalah suatu nilai index yang diberikan kepada suatu waktu yang
dapat menunjukkan harga atau nilai pada waktu tertentu. Pada cost index ini
digunakan jenis Chemical Engineering Plant Cost Index. Cost Index ini
digunakan untuk mencari harga pada tahun 2024..
3.2 Dasar Perhitungan
Analisis kelayakan untuk dasar perhitungan pada pabrik triacetin dari
gliserol dengan kapasitas 350.000 ton/tahun antara lain sebagai berikut :
1. Pendirian pabrik didirikan pada tahun 2024.
2. Konstruksi pabrik metanol dari gas alam dilakukan selama 2 tahun.
3. Perhitungan cost index digunakan Chemical Engineering Plant Cost
Index.
4. Nilai kurs 1 dollar sebesar 14.087 rupiah.
3.3 Total Capital Investment
Modal Investasi, yang dikenal dengan Total Capital Investment (TCI)
Modal investasi secara garis besar terdiri dari :terdiri dari modal Investasi Tetap
atau Fixed Capital Investment (FCI) dan modal kerja atau Working Capital
Investment (WCI). Perhitungan TCI dilakukan berdasarkan perkiraan
presentase harga peralatan.
1. Modal Investasi Tetap (Fixed Capital Investment, FCI)
FCI merupakan modal yang digunakan untuk penyediaan fasilitas pabrik. FCI
ini dibagi menjadi dua, yaitu biaya langsung dan biaya tak langsung. Untuk
memperkirakan modal investasi tetap digunakan dan faktor rasio berdasarkan
biaya pengiriman peralatan pada typical percentages of fixed-capital
investment values for direct and indirect cost segments (Tabel. 6.3 Peters et
al., 2003]
a. Biaya Langsung (Direct Costs), adalah biaya yang terlibat secara langsung
dengan material maupun tenaga kerja. Biaya langsung terdiri dari:
 Purchased Equipment (Biaya Pembelian Alat)
Harga peralatan pada tahun pendirian pabrik ditentukan dengan
menggunakan indeks harga, Marshall and Swift installed-equipment
indexes (Tabel 6.2) [Peters et al, 2003]. Penentuan harga peralatan
pada kapasitas yang sama pada tahun yang berbeda, dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut:
IP
CP = CO [Peters et al, 2003]
IO
Perkiraan harga untuk alat dengan kapasitas berbeda pada tahun yang
berbeda pula, dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

n
I  Vp 
CP  CO P   [Peters et al, 2003]
IO  Vo 

dengan:
Cp = Harga alat pada kapasitas yang ditentukan;
Co = Harga alat pada kapasitas tertentu, pada tahun sebelumnya;
IP = Indeks harga pada tahun yang ditentukan;
Io = Indeks harga pada tahun sebelumnya;
Vp = Kapasitas alat yang akan ditentukan;
Vo = Kapasitas alat yang ada pada tahun sebelumnya;
n = Faktor kapasitas alat (atau dapat menggunakan faktor n = 0,6).
 Purchased Equipment Instalation
Merupakan biaya pemasangan alat yang telah dibeli termasuk
pengecatan alat tersebut. Penentuan harga instalasi dan pengecatan alat
ini dapat ditentukan berdasarkan total harga pembelian alat, yaitu 6-
14% dari total biaya fixed capital investment [Peters et al, 2003]

 Instrumentation and Control (Installed)


Instrumentasi dan kontrol menjadi faktor penting untuk mengendalikan
proses produksi agar berjalan lancar. Harga yang dibutuhkan untuk
pembelian alat instrumentasi dan kontrol serta pemasangannya yaitu
sebesar 2-12% dari total biaya fixed capital investment [Peters et al,
2003]

 Piping (Installed)
Sistem perpipaan merupakan jalur transportasi bahan dan produk dari
unit satu ke unit lainnya. Secara estimasi, harga pipa dan
pemasangannya dapat diperkirakan sekitar 4-17% dari biaya dari total
biaya fixed capital investment [Peters et al, 2003]

 Electrical System (Installed)


Listrik merupakan salah satu utilitas untuk berlangsungnya suatu
proses produksi. Harga yang dibutuhkan dapat diprediksi dari biaya
total pembelian alat, yaitu berkisar 2-10% dari dari total biaya fixed
capital investment [Peters et al, 2003].

 Building (Including Service).


Biaya bangunan termasuk service terdiri dari biaya material dan tenaga
kerja yang tercakup dalam seluruh biaya pendirian bangunan. Pada
prarancangan pabrik ini, biaya bangunan diperkirakan dari biaya total
pembelian alat, yaitu sekitar 2-18% dari total biaya fixed capital
investment [Peters et al, 2003].

 Yard Improvement
Adapun yang termasuk ke dalam biaya perluasan lahan adalah
pemagaran, grading, jalan, trotoar, rel kereta api, taman, dan lain-lain.
Biaya untuk yard improvement untuk suatu pabrik kimia berkisar atau
ekuivalen dengan 2-5% dari Fixed Capital Investment [Peters et al,
2003].

 Service Fasilities (Installed)


Utilitas untuk mensuplai steam, air, listrik, udara, dan bahan bakar
termasuk ke dalam biaya service facilities. Biaya total untuk service
facilities diperkirakan 8-30% dari total biaya fixed capital investment
[Peters et al, 2003]

 Land
Harga untuk pertanahan diperkirakan 1-2% dari total biaya fixed
capital investment [Peters et al, 2003]

b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Costs), merupakan kebalikan dari biaya


langsung, yaitu biaya yang tidak terlibat secara langsung dengan material
maupun tenaga kerja, yang termasuk kedalam biaya tak langsung ini
adalah:
 Engineering and Supervision
Biaya untuk desain konstruksi dan engineering, termasuk pendesainan
berbasis computer, purchasing, pelaporan, construction and cost
engineering, travel, komunikasi dan lain-lain termasuk ke dalam biaya
engineering and supervision. Harga yang dibutuhkan untuk bagian ini
diperkirakan 4-20% dari direct cost, range yang diambil dari Tabel 6-3
[Peters et al, 2003].

 Legal Expenses (Biaya Perizinan)


Yang termasuk ke dalam bagian ini adalah biaya untuk segala
pelegalan yang dibutuhkan oleh industri, seperti perizinan pembelian
lahan, alat dan bangunan. Biaya yang dibutuhkan untuk legalitas ini
diperkirakan sekitar 1-3% dari fixed capital investment, range yang
diambil dari Tabel 6-3 [Peters et al, 2003].

 Contruction Expenses
Biaya tak lagsung lainnya adalah biaya konstruksi/lahan, termasuk
operasi dan konstruksi yang bersifat temporer, alat-alat konstruksi dan
rental, pajak, asuransi dan lain-lain. Biaya kontruksi ini sekitar 4-17%
dari fixed capital investment, range yang diambil dari Tabel 6-3
[Peters et al, 2003].

 Contingencies
Merupakan biaya tak terduga yang tidak terdapat pada poin-poin biaya
yang telah dipaparkan sebelumnya. Hal ini perlu diperhitungkan
karena setiap perencanaan tidak ada yang sempurna. Apabila terdapat
suatu kekurangan, maka biaya ini dapat digunakan sebagai alternatif
biaya. Adapun besar dari biaya ini adalah sekitar 5-15% (biasa
digunakan 8%) dari Fixed Capital Investment, range yang diambil dari
Tabel 6-3 [Peters et al, 2003].

 Contractor Fee
Contractor Fee berbeda-beda tergantung pada situasi. Tapi besarnya
dapat diperkirakan sekitar 2-6% dari Fixed Capital Investment dari
Tabel 6-3 [Peters et al, 2003].

2. Modal Kerja (Working Capital Investment, WCI)


WCI adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan setelah pabrik berdiri dan
mulai beroperasi, seperti listrik, gaji karyawan, dana sosial dan sebagainya. Pada
industri kimia perhitungan WCI yaitu 10-20 % dari total capital investment.
Besarnya WCI pada pabrik ini adalah 20% dari Total Capital Investment (TCI)
dari Tabel 6-17 [Peters et al, 2003]. Untuk memperoleh Total Capital Investment
dengan menjumlahkan Fixed Capital Investment dan Working Capital Investment.

3.4 Pendapatan dan Arus Kas


Pendapatan diperoleh dari hasil penjualan produk. Sedangkan laba diperoleh
dari selisih hasil penjualan produk, biaya produksi, depresiasi dan pengembalian
pinjaman. Pajak pengahasilan 40% setelah laba tersebut dikenai pajak penghasilan maka
akan diperoleh laba bersih.
3.5 Analisis Profitabilitas
Analisa keuntungan dihitung dengan dua metode, yaitu metode yang tidak
mempertimbangkan nlai uang dan metode yang memprtimbangkan nilai uang.
Metode yang tidak mempertimbangkan nilau uang yang meliputi return on
investment uang meliputi discounted cash flow ( IRR ). Perhitungan penting
lainnya dalam analisa keuntungan yaitu break event point (BEP) dan shut down
point.
3.3.1 Metode No Time Value of Money

Metode ini merupakan metode yang tidak mempertimbangkan lamanya


umur pabrik untuk modal yang diinvestasikan. Motode berupa perkiraan laju
pengembaian modal ( return on investment, ROI ) dan waktu pengembalian modal
( payback period, PBP ). Laju pengembalian modal merupakan perbandingan
antara selisih pendapatan dan biaya produksi setelah dikenai pajak dengan total
modal investasi. Sedangkan waktu pengembalian modal adalah perbandingan
antara modal tetap dengan jumlah modal tetap pertahun dan laba bersih.

3.3.2 Metode Time Value Of Money


Motode time value of money ( nilai waktu uang ) adalah perkiraan nilai
uang yang telah diinvestasikan, akan bertambah seiring dengan umur pabrik.
Perkiraan ditampilkan dalam bentuk cash flow. Metode ini terdiri dari net present
worth dan discounted cash flow rate of return. Net present worth merupakan
selisih total kekayaan dari total cash flow dan total modal investasi. Discounted
cash flow rate of return merupakan laju pengembalian modal pada keadaan total
investasi dan net present worth ( net present value )
3.3.3 Break Event Point

Titik impas pendapatan dan biaya produksi yang diperoleh dari kapasitas
produksi. Nilai ini menunjukkan keuntungan pabrik akan dicapai setelah kapasitas
produksi diatas persentase ini.

3.4 AnalisisSensitivitas
Analisa sensitifitas dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi pengambilan keputusan ekonomi. Faktor-faktor tersebut adalah
perubahan harga bahan baku, dan perubahan harga jual produk. Aspek ekonomi
yang akan ditinjau adalah perubahan IRR terhadap perubahan kedua faktor
tersebut. Dalam Prarancangan pabrik ini, faktor yang dianalisa antara lain
perubahan harga bahan baku, perubahan harga produk, perubahan total investasi,
dan perubahan kapasitas
Peter, MS., Timmerhause, KD., and West, RE. 2003. Plant Design and
Economics for Chemical Engineers. New York : McGraw Hill Book Co.

Anda mungkin juga menyukai