Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SEJARAH

KEDATANGAN BANGSA INGGRIS KE INDONESIA

Disusun Oleh Kelompok 3 :

ALIYUS NAWFAL WIRANDAR


DAVID RAHMAT SAPUTRA
FARAS PERMATA RIRI
JAYA APRIER RIZKY
NAYLA
NURUL AFIFAH
RATU ANNISA

XI IPS 4

SMA N 1 ENAM LINGKUNG


KABUPATEN PADANG PARIAMAN
TAHUN AJARAN 2022/ 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa membangkitkan rasa nasionalisme dan menghargai para
pahlawan dimasa terdahulu.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Parit Malintang, 09 Agustus 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
A. Latar Belakang Kedatangan Bangsa Inggris Ke Indonesia....................2
B. Rute Dan Tempat Tujuan Perjalanan Bangsa Inggris.............................3
C. Sejarah Dan Keadaan Indonesia Saat Dijajah Oleh Inggris...................5
D. Kebijakan Inggris di Indonesia..................................................................6
E. Berakhirnya Masa Pemerintahan Inggris Di Indonesia..........................7
BAB III PENUTUP................................................................................................8
A. Kesimpulan..................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang makalah ini di buat adalah untuk menganalisis sejarah-
sejarah tentang penjajahan inggris yang terjadi di Indonesia, di kalangan
pelajar masih banyak yang belum mengetahui bahwa Indonesia selain di jajah
oleh Negara Portugal, Belanda dan Jepang, indonesia juga pernah di jajah
oleh Negara Inggris.
Inggris menyerbu pulau jawa pada saat Deandels telah dipanggil
kembali ke Eropa. Penggantinya tidak mampu menahan serangan Inggris.
Dengan demikian mulailah zaman baru dalam sejarah kolonial di Indonesia
Oleh pemerintah Inggris, Jawa dijadikan bagian dari jajahannya di
India. Thomas Stamford Raffles dianggap sebagai Wakil Gubernur
(Lieutenant Governor) di Indonesia untuk mewakili raja muda (Viceroy) Lord
Minto yang berkedudukan di India. Sebagai orang yang beraliran liberal,
Raffles ingin mengadakan perubahan-perubahan dalam sistem pemerintahan
di Indonesia termasuk dalam bidang ekonomi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi latar belakang kedatangan Inggris ke Indonesia?
2. Kemana rute dan tempat tujuan perjalanan bangsa Inggris?
3. Bagaimana keadaan Indonesia saat dijajah oleh inggris?
4. Apa saja kebijakan bangsa Inggris di Indonesia?
5. Kapan berakhirnya masa pemerintahan Inggris di Indonesia?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Kedatangan Bangsa Inggris Ke Indonesia


Kedatangan Bangsa Inggris ke Indonesia, sebagaimana bangsa-bangsa
Eropa lainnya, didorong kondisi semakin sulitnya mendapatkan rempah-
rempah. Padahal, rempah-rempah merupakan salah satu kebutuhan vital di
Eropa, terutama sebagai bahan pengawet makanan saat musim dingin tiba.
Setelah jatuhnya Konstatinopel (Istanbul) ke tangan Kesultanan Turki
Usmani pada era Sultan Mehmed II, para pedagang Eropa harus mencari jalan
lain demi mendapatkan rempah-rempah.
Konstatinopel merupakan pusat perdagangan yang menyambungkan
pedagang Eropa dengan Asia, termasuk buat urusan pembelian rempah-
rempah. Setelah menguasai kota itu, Turki Usmani melarang para pedagang
dari Eropa melewati Konstatinopel sehingga mereka kesulitan mengakses
suplai barang dari Asia. Akibatnya, harga rempah-rempah di Eropa
melambung tinggi.
Dalam masa kesulitan tersebut, seorang pelaut berkembangsaan Italia
bernama Christoper Columbus mengajukan proposal ekspedisi, untuk
mencari jalan menuju Asia melewati arah barat, kepada Kerajaan Portugis.
Akan tetapi, proposal itu ditolak.
Kemudian, Columbus mengajukan proposal serupa ke Spanyol dan
menghasilkan pendanaan. Hal tersebut dapat terjadi karena Spanyol
mengalami kemenangan dalam pertempuran melawan Bangsa Moor di
Granada.
Pelayaran Columbus lalu dilakukan dengan melewati Samudera
Atlantik menuju Asia. Namun, Columbus justru menginjakkan kakinya di
Haiti (Amerika) pada 1492. Rombongan ekspedisi Columbus tersebut
akhirnya kembali ke Spanyol pada 1493, dengan membawa emas, rempah,
dan budak.
Perjalanan Columbus menjadi salah satu pencapaian yang mendorong
banyak orang-orang Eropa lainnya berlayar menjelajahi samudera ke negeri-
negeri jauh. Tujuan utama mereka adalah mencari "dunia timur."

2
Maka itu, Raja Manuel I dari Portugis memerintahkan Vasco da Gama
melakukan pelayaran untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah.
Mengutip buku Good Hope: The Voyage of Vasco da Gama oleh Elaine
Sanceau (1967), pelayaran Vasco da Gama dimulai dari Lisabon menuju
Tanjung Harapan (Afrika Selatan). Kemudian, dia dan rombongannya
melanjutkan perjalanan ke timur.
Pada 1498, Vasco da gama berhasil mendarat di Kalikut dan Goa
(pantai barat India). Di sana, ia pun membangun sebuah sektor perdagangan
serta benteng pertahanan. Keberhasilan da Gama mencapai India berdampak
kepada lancarnya suplai barang dari Asia ke Portugis. Lisabon lantas semakin
berkembang sebagai pusat perdagangan.
Inggris merupakan salah satu Bangsa Eropa yang mengandalkan suplai
barang yang mampir di Lisabon. Rempah-rempah yang diperoleh Inggris dari
Lisabon kemudian diperdagangkan kembali di Eropa Barat dan Eropa Utara.
Namun, situasi itu tidak berlangsung lama. Inggris kesulitan
mendapatkan rempah-rempah dari Lisabon lantaran bersitegang dengan
Portugis terkait Perang 80 Tahun. Perang pada 1566-1648 itu adalah episode
pemberontakan Belanda terhadap penjajahan Spanyol.

B. Rute Dan Tempat Tujuan Perjalanan Bangsa Inggris


Kedatangan pemerintah Inggris di Indonesia pertama kali dilakukan
oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish pada tahun 1579. Tujuan dari
mereka adalah untuk mencari rempah-rempah. Pada saat itu, Inggris dapat
membawa rempah-rempah dari daerah Ternate ke Inggris melalui samudra
Hindia.
Para pedagang Inggris kemudian mencari jalan keluar dengan mencari
daerah utama penghasil rempah-rempah di dunia timur. Dikutip dari buku
Sejarah Indonesia oleh Ardiman dan Amurwani Dwi Lestariningsih
(2014:21), dalam pelayaran ke dunia Timur untuk mencari rempah-rempah,
pelaut Inggris pertama kali sampai ke India pada tahun 1498 dengan
mengikuti rombongan Portugis yang dipimpin oleh Vasco da Gama.

3
Inggris kemudian berupaya memperkuat kedudukannya di India dengan
membentuk kongsi dagang bernama East India Company (EIC) pada tahun
1600.
Kemudian, merujuk buku Sejarah Indonesia oleh Kemendikbud
(2020:13), pada tahun 1602, Pemerintah Inggris mengirim utusannya ke
Banten guna menjalin hubungan bilateral. Rombongan Inggris yang sampai
ke Banten di tahun 1602 dipimpin oleh Sir James Lancaster.
Sultan Banten kemudian memberi izin kepada Inggris untuk mendirikan
sebuah kantor dagang di daerah Banten. Selain itu, Inggris juga berhasil
mendirikan beberapa kantor dagang di daerah lainnya seperti Ambon,
Makasar, Jepara, dan Jayakarta pada tahun 1604.
Merujuk catatan Mhd. Nur dalam Bandar Sibolga di Pantai Barat
Sumatera pada Abad ke-19 Sampai Pertengahan Abad ke-20 (2015:168-169),
penjelajahan Bangsa Inggris ke nusantara (Hindia Timur) yang paling awal
dilakukan salah satunya oleh rombongan yang berada di bawah komando
Francis Drake.
Pada Juli 1579, rombongan Drake berlayar menuju ke barat. Setelah 68
hari perjalanan mereka berhasil melintasi Samudera Pasifik dan menemukan
sejumlah gugus pulau kecil. Dari sana, menukil keterangan di laman
Britannica, Drake melanjutkan perjalanan ke Filipina.
Drake akhirnya dapat menemukan Maluku, mendapatkan izin dari
sultan setempat, dan berhasil membawa pulang rempah-rempah. Dia kembali
berlayar menuju Inggris lewat Tanjung Harapan (Afrika Selatan).
Keberhasilan Drake menemukan Maluku dan membeli rempah-rempah dari
sana membuat Inggris mulai menaruh perhatian terhadap perdagangan di Asia
Tenggara dan Asia Timur.
Kembali mengutip catatan Mhd. Nur, pelaut Inggris yang lain, Ralph
Fitch mengambil jalur ke timur untuk menuju ke nusantara. Fitch menjadi
orang Inggris yang pertama yang sampai di Ormuz (teluk Persia) pada tahun
1583. Ia kemudian melanjutkan pelayaran menuju Hugli di delta Sungai
Gangga, India.

4
Selanjutnya, Fitch berlayar ke Birma dan berhasil sampai ke bandar
Malaka pada tahun 1588. Selama tiga tahun, Fitch mencermati situasi
perdagangan dan pelayaran di Nusantara. Pada tahun 1591, Ralph Fitch
kembali berlayar ke Inggris dengan membawa banyak informasi yang
menginspirasi para pedagang di negerinya.
Kemunduran armada Spanyol pada abad 16 memberi peluang besar
pelayaran Bangsa Inggris ke Asia Tenggara. Maka itu, Inggris mengirim
ekspedisi di bawah pimpinan Thomas Cavendish. Dalam perjalanannya,
Cavendish berhasil mendarat di Maluku. Saat kembali ke barat, Cavendish
mampir ke Pulau Jawa.
Selain itu, masih merujuk penjelasan Mhd. Nur, pelayaran rombongan
Sir James Lancaster berhasil menjangkau Pulau Sumatera bagian utara Aceh
dan Pulau Penang pada tahun 1591. Lancaster mendatangi Aceh pada tahun
1602 untuk membeli lada dan rempah lainnya. Pada tahun yang sama, ia juga
berhasil sampai ke Banten.
Inggris sempat menjajah Indonesia pada 1811 sampai 1816.
Berdasarkan sejarah, Inggris mengirimkan Thomas Stamford Raffles ke
Indonesia pada masa penjajahannya.

C. Sejarah Dan Keadaan Indonesia Saat Dijajah Oleh Inggris


Inggris sempat menjajah Indonesia selama 5 tahun dari 1811 hingga
1816. Pada 4 Agustus 1811, 60 kapal Inggris muncul di pelabuhan Batavia,
yang menjadi pusat kekuatan Belanda. Kemudian, Batavia dan daerah di
sekitarnya jatuh ke tangan Inggris pada 26 Agustus 1811.
Setelah itu, Inggris di bawah pimpinan Thomas Stamford Raffles
berhasil merebut seluruh kekuasaan Belanda di Indonesia yang ditandai
dengan Perjanjian Tuntang yang disepakati pada 18 September 1811.
Perjanjian Tuntang yang berisi:
a. Pemerintah Belanda menyerahkan Indonesia kepada Inggris di Kalkuta,
India.
b. Semua tentara Belanda menjadi tawanan perang Inggris.
c. Orang Belanda dipekerjakan dalam pemerintahan Inggris.

5
d. Hutang Belanda tidak menjadi tanggungan Inggris.

D. Kebijakan Inggris di Indonesia


Raffles yang berhasil merebut seluruh kekuasaan Belanda, memberikan
kesempatan rakyat Indonesia untuk melakukan perdagangan bebas. Meski
begitu, penjajahan Inggris tetap menindas rakyat Indonesia.
Atas jasanya merebut Nusantara dari Belanda, Raffles diberikan jabatan
oleh Gubernur Jenderal Lord Minto sebagai Letnan Gubernur Jawa. Ia tinggal
dan memerintah Nusantara dari Buitenzorg, yang sekarang disebut Bogor.
1. Kebijakan di bidang pemerintahan
Raffles menegosiasikan perdamaian dan beberapa operasi militer
kepada sejumlah penguasa lokal yang dianggap menentang Kerajaan
Inggris. Salah satu contohnya adalah pada 21 Juni 1812 ketika Raffles
memerintahkan serangan ke Yogyakarta.
Saat itu, Keraton Yogyakarta adalah salah satu dari dua kerajaan
lokal terkuat yang ada di Pulau Jawa. Raffles juga memerintahkan
ekspedisi militer ke Palembang untuk menggulingkan pemerintahan
Sultan Mahmud Badaruddin II dan merebut Pulau Bangka.
Padahal, Sultan Mahmud Badaruddin II telah membantu Inggris
mengusir Belanda. Raffles bermaksud menjadikan Bangka sebagai
markas tentara Inggris untuk menahan Belanda pasca-berakhirnya Perang
Enam Koalisi untuk menghancurkan Napoleon.
Di bawah penjajahan Inggris, Jawa dibagi menjadi 16 keresidenan.
Kebijakan ini diambil agar Inggris lebih mudah dalam mengawasi
daerah-daerah di pulau Jawa.
Setiap residen tersebut dikepalai oleh seorang residen dan asisten
residen. Selama masa pemerintahannya, Raffles melakukan reformasi
massal untuk mengubah sistem kolonial Hindia Belanda.
Kebijakan Raffles adalah:
1. Segala bentuk kerja rodi dan penyerahan pajak wajib dihapus,
diganti penanaman bebas oleh rakyat.
2. Peranan para bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan dan para
bupati dimasukkan sebagai bagian pemerintah kolonial Inggris.

6
3. Perkenalan sistem pencatatan bangunan-bangunan kuno yang ada di
Jawa.
Menurut Raffles, pemerintah adalah satu-satunya pemilik tanah
yang sah. Oleh karena itu, sudah selayaknya rakyat menjadi penyewa
dengan membayar pajak sewa dari tanah yang diolahnya.
Beban pajak ini memberatkan rakyat. Yang tak sanggup membayar
dengan uang, membayar dengan beras. Pajak yang dibayar dengan uang
diserahkan kepada kepala desa untuk kemudian disetorkan ke kantor
residen. Sedangkan pajak yang berupa beras dikirim ke kantor residen
setempat oleh yang bersangkutan atas biaya sendiri.
Namun, segala reformasi yang dilakukan Raffles dianggap terlalu
mahal bagi East Indian Company (EIC), kongsi dagang Inggris yang
mencari untung.
Pada 1815, Raffles ditarik dan digantikan oleh John Fendall.
Keputusan tersebut dilakukan karena Inggris bersiap menyerahkan
kembali Jawa ke Belanda. Penyerahan itu sesuai dengan Perjanjian
Anglo-Dutch yang terjadi pada tahun 1814 menjelang berakhirnya
Perang Napoleon di Eropa.
Inggris dan Belanda menyepakati perjanjian damai dengan
penyerahan Jawa ke Belanda. Oleh sebab itu, Indonesia tidak menjadi
Negara Persemakmuran Inggris karena Inggris sudah menyerahkan
Nusantara ke tangan Belanda.
Setelah itu, Inggris membiarkan Belanda menguasai Indonesia.
Sedangkan Inggris melanjutkan kolonialisme di wilayah Melayu dan
India.

E. Berakhirnya Masa Pemerintahan Inggris Di Indonesia


Kekuasaan inggris di Indonesia berakhir pada tahun 1814 setelah terjadi
Konvensi London antara Inggris dan Belanda dikarenakan Napoleon
Bonaparte berhasil dikalahkan dalam pertempuran di Leipzig dan kemudian
tertangkap.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kedatangan Bangsa Inggris ke Indonesia, sebagaimana bangsa-bangsa
Eropa lainnya, didorong kondisi semakin sulitnya mendapatkan rempah-
rempah. Kedatangan pemerintah Inggris di Indonesia pertama kali dilakukan
oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish pada tahun 1579. Tujuan dari
mereka adalah untuk mencari rempah-rempah. Pada saat itu, Inggris dapat
membawa rempah-rempah dari daerah Ternate ke Inggris melalui samudra
Hindia.
Inggris sempat menjajah Indonesia selama 5 tahun dari 1811 hingga
1816. Pada 4 Agustus 1811, 60 kapal Inggris muncul di pelabuhan Batavia,
yang menjadi pusat kekuatan Belanda. Kemudian, Batavia dan daerah di
sekitarnya jatuh ke tangan Inggris pada 26 Agustus 1811.
Raffles yang berhasil merebut seluruh kekuasaan Belanda, memberikan
kesempatan rakyat Indonesia untuk melakukan perdagangan bebas. Meski
begitu, penjajahan Inggris tetap menindas rakyat Indonesia.
Atas jasanya merebut Nusantara dari Belanda, Raffles diberikan jabatan
oleh Gubernur Jenderal Lord Minto sebagai Letnan Gubernur Jawa. Ia tinggal
dan memerintah Nusantara dari Buitenzorg, yang sekarang disebut Bogor.
Kekuasaan inggris di Indonesia berakhir pada tahun 1814 setelah terjadi
Konvensi London antara Inggris dan Belanda dikarenakan Napoleon
Bonaparte berhasil dikalahkan dalam pertempuran di Leipzig dan kemudian
tertangkap.

Anda mungkin juga menyukai