Anda di halaman 1dari 11

K KEDATANGAN BANGSA INGGRIS

KE INDONESIA

Anggota Kelompok:

1. Dini Saravi
2. Rihadatul Aisya Dwiki
3. Rafie Yohanza
4. Rahmat Rizky
Tiantoko
5. Rasyid Ferdian
Kelas: VIII.2

SMP NEGERI 1 TUALANG


TP.2021/2022
A. Latar Belakang Penjajahan Inggris

Pendudukan Inggris di Indonesia hanya berlangsung selama lima (5) tahun.


Wilayah yang diduduki oleh Inggris pada masa itu adalah wilayah Jawa. Inggris
merupakan salah satu negara Eropa yang menduduki dan menjajah wilayah
Indonesia, Inggris menapakkan kakinya di Indonesia pada tahun 1811 setelah
kepergian Gubemur Jenderal Daendels. Pemerintahan Inggris berlangsung dari
tahun 1811 sampai dengan tahun 1816. Kebijakan-kebijakan dibuat oleh
pemerintahan Inggris selama mengambil alih wilayah Indonesia, khususnya Jawa.
Sama seperti bangsa Eropa lainnya (Spanyol, Belanda, Portugis), latar belakang
Inggris menjajah Indonesia adalah untuk menguasai sumber rempah-rempah yang
mereka ibaratkan dengan mutiara dari timur. Dengan menguasai Indonesia (Pulau
Jawa) saat itu, Inggris berambisi untuk menguasai wilayah nusantara secara
keseluruhan. Selain itu, Gold, Glory Gospel juga menjadi bagian dari semangat
penjajahan Inggris.

Alasan lain yang turut menjadi latar belakang penjajahan Inggris di


Indonesia adalah dipicu persaingan usaha antara Inggris dan Perancis. Belanda
sendiri dianggap sebagai perpanjangan tangan dari Perancis, oleh sebab itu untuk
menghilangkan kekuasaan Prancis di Asia maka Inggris berusaha menyingkirkan
Belanda dari Indonesia

Penjajahan Inggris di Indonesia dimulai pada tahun 1811,setelah berhasil


memaksa Belanda menyerah lewat perjanjian tuntang. Inggris segera menjadikan
Indonesia sebagai bagian jajahannya dengan menunjuk Thomas Stamford
Raflessebagai letnan gubemur di Indonesia. Tugas utama raffles di Indonesia
adalah mengatur pemerintahan dan meningkatkan perdagangan dan keuangan.
Penjajahan Inggris di Indonesia dimulai pada tahun 1811, setelah berhasil
memaksa Belanda menyerah lewat perjanjian tuntang. Inggris segera menjadikan
Indonesia sebagai bagian jajahannya dengan menunjuk Thomas Stamford
Raflessebagai letnan gubemur di Indonesia. Tugas utama raffles di Indonesia
adalah mengatur pemerintahan dan meningkatkan perdagangan dan keuangan.

Pemerintahan Inggris pada masa itu dipimpin oleh Thomas Stanford Raffles
di mana ingin membangun,membentuk, dan mewujudkan sistem ekonomi dengan
bebas dari unsur paksaan yang berbeda seperti sistem VOC. Sistem yang
diberlakukan oleh Raffles adalah Sistem Sewa Tanah (landrente). Hal ini
ditegakkan dengan melihat asas-asasnya, diantaranya adalah sebagai berikut.

 Rakyat dibebaskan untuk menentukan jenis tanaman yang akan di tanam dan
menghapuskan penyerahan wajib atau kerja rodi
 Bupati sebagai pemungut pajak dipindahkan sebagai bagian utuh dan
pemerintahan Inggris yang terpusat pada berbagai pekerjaan umum dengan
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
 Para petani diwajibkan untuk membayar sewa tanah atau pajak sebagai
penyewa tanah milik pemerintah yang dibagi menjadi tiga (3) kelas yaitu
1.Kelas I (tanah subur), 2.Kelas II (tanah setengah subur), dan 3.Kelas Ill
(tanah tandus)

Dengan adanya pelaksanaan Sistem Sewa Tanah (landrent) di Indonesia di


Indonesia memberikan perubahan terhadap para petani karena memiliki hak
kebebasan untuk bertanam dan berdagang. Akan tetapi, hal tersebut tidak lepas dari
banyaknya kegagalan yang terjadi. Kegagalan yang dialami oleh Raffles dalam
Sistem Sewa Tanah (landrent) adalah sebagai berikut ;
1. Luas tanah yang berbeda antara satu sama lain mempersulit penentuan
jumlah besar dan kecilnya pajak yang dipungut
2. Kesuburan tanah yang sulit untuk ditentukan sehingga menyebabkan
permasalahan di dalam pelaksanaan sistem tersebut.
3. Sistem Sewa Tanah (landrent) memberlakukan sistem uang untuk
pembayarannya. Pada masa itu, masyarakat Indonesia masih belum familiar
dengan adanya sistem uang dan kebanyakan masih menggunakan sistem
barter

B. PROSES KEDATANGAN BANGSA INGGRIS

Kedatangan Bangsa Inggris ke Indonesia, sebagaimana bangsa-bangsa Eropa


lainnya, didorong kondisi semakin sulitnya mendapatkan rempah-rempah. Padahal,
rempah-rempah merupakan salah satu kebutuhan vital di Eropa, terutama sebagai
bahan pengawet makanan saat musim dingin tiba. Setelah jatuhnya Konstatinopel
(Istanbul) ke tangan Kesultanan Turki Usmani pada era Sultan Mehmed II, para
pedagang Eropa harus mencari jalan lain demi mendapatkan rempah-rempah.
Konstatinopel merupakan pusat perdagangan yang menyambungkan pedagang
Eropa dengan Asia, termasuk buat urusan pembelian rempah-rempah. Setelah
menguasai kota itu, Turki Usmani melarang para pedagang dari Eropa melewati
Konstatinopel sehingga mereka kesulitan mengakses suplai barang dari Asia.
Akibatnya, harga rempah-rempah di Eropa melambung tinggi.

Dalam masa kesulitan tersebut, seorang pelaut berkembangsaan Italia


bernama Christoper Columbus mengajukan proposal ekspedisi, untuk mencari
jalan menuju Asia melewati arah barat, kepada Kerajaan Portugis. Akan tetapi,
proposal itu ditolak. Kemudian, Columbus mengajukan proposal serupa ke
Spanyol dan menghasilkan pendanaan. Hal tersebut dapat terjadi karena Spanyol
mengalami kemenangan dalam pertempuran melawan Bangsa Moor di Granada.
Pelayaran Columbus lalu dilakukan dengan melewati Samudera Atlantik menuju
Asia. Namun, Columbus justru menginjakkan kakinya di Haiti (Amerika) pada
1492. Rombongan ekspedisi Columbus tersebut akhirnya kembali ke Spanyol pada
1493, dengan membawa emas, rempah, dan budak. Perjalanan Columbus menjadi
salah satu pencapaian yang mendorong banyak orang-orang Eropa lainnya berlayar
menjelajahi samudera ke negeri-negeri jauh. Tujuan utama mereka adalah mencari
"dunia timur."

Maka itu, Raja Manuel I dari Portugis memerintahkan Vasco da Gama


melakukan pelayaran untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah.
Mengutip buku Good Hope: The Voyage of Vasco da Gama oleh Elaine Sanceau
(1967), pelayaran Vasco da Gama dimulai dari Lisabon menuju Tanjung Harapan
(Afrika Selatan). Kemudian, dia dan rombongannya melanjutkan perjalanan ke
timur. Pada 1498, Vasco da gama berhasil mendarat di Kalikut dan Goa (pantai
barat India). Di sana, ia pun membangun sebuah sektor perdagangan serta benteng
pertahanan. Keberhasilan da Gama mencapai India berdampak kepada lancarnya
suplai barang dari Asia ke Portugis. Lisabon lantas semakin berkembang sebagai
pusat perdagangan. Inggris merupakan salah satu Bangsa Eropa yang
mengandalkan suplai barang yang mampir di Lisabon. Rempah-rempah yang
diperoleh Inggris dari Lisabon kemudian diperdagangkan kembali di Eropa Barat
dan Eropa Utara. Namun, situasi itu tidak berlangsung lama. Inggris kesulitan
mendapatkan rempah-rempah dari Lisabon lantaran bersitegang dengan Portugis
terkait Perang 80 Tahun. Perang pada 1566-1648 itu adalah episode
pemberontakan Belanda terhadap penjajahan Spanyol.
C. RUTE & TEMPAT PENJELAJAHAN BANGSA INGGRIS

Para pedagang Inggris kemudian mencari jalan keluar dengan mencari


daerah utama penghasil rempah-rempah di dunia timur. Dikutip dari buku Sejarah
Indonesia oleh Ardiman dan Amurwani Dwi Lestariningsih (2014:21), dalam
pelayaran ke dunia Timur untuk mencari rempah-rempah, pelaut Inggris pertama
kali sampai ke India pada tahun 1498 dengan mengikuti rombongan Portugis yang
dipimpin oleh Vasco da Gama. Inggris kemudian berupaya memperkuat
kedudukannya di India dengan membentuk kongsi dagang bernama East India
Company (EIC) pada tahun 1600. Kemudian, merujuk buku Sejarah Indonesia oleh
Kemendikbud (2020:13), pada tahun 1602, Pemerintah Inggris mengirim
utusannya ke Banten guna menjalin hubungan bilateral. Rombongan Inggris yang
sampai ke Banten di tahun 1602 dipimpin oleh Sir James Lancaster. Sultan Banten
kemudian memberi izin kepada Inggris untuk mendirikan sebuah kantor dagang di
daerah Banten. Selain itu, Inggris juga berhasil mendirikan beberapa kantor dagang
di daerah lainnya seperti Ambon, Makasar, Jepara, dan Jayakarta pada tahun 1604.

Merujuk catatan Mhd. Nur dalam Bandar Sibolga di Pantai Barat Sumatera
pada Abad ke-19 Sampai Pertengahan Abad ke-20 (2015:168-169), penjelajahan
Bangsa Inggris ke nusantara (Hindia Timur) yang paling awal dilakukan salah
satunya oleh rombongan yang berada di bawah komando Francis Drake. Pada Juli
1579, rombongan Drake berlayar menuju ke barat. Setelah 68 hari perjalanan
mereka berhasil melintasi Samudera Pasifik dan menemukan sejumlah gugus pulau
kecil. Dari sana, menukil keterangan di laman Britannica, Drake melanjutkan
perjalanan ke Filipina. Drake akhirnya dapat menemukan Maluku, mendapatkan
izin dari sultan setempat, dan berhasil membawa pulang rempah-rempah. Dia
kembali berlayar menuju Inggris lewat Tanjung Harapan (Afrika Selatan).
Keberhasilan Drake menemukan Maluku dan membeli rempah-rempah dari sana
membuat Para pedagang Inggris kemudian mencari jalan keluar dengan mencari
daerah utama penghasil rempah-rempah di dunia timur. Dalam pelayaran ke dunia
Timur untuk mencari rempah-rempah, pelaut Inggris pertama kali sampai ke India
pada tahun 1498 dengan mengikuti rombongan Portugis yang dipimpin oleh Vasco
da Gama. Inggris kemudian berupaya memperkuat kedudukannya di India dengan
membentuk kongsi dagang bernama East India Company (EIC) pada tahun 1600.

Kemudian, merujuk buku Sejarah Indonesia oleh Kemendikbud (2020:13),


pada tahun 1602, Pemerintah Inggris mengirim utusannya ke Banten guna menjalin
hubungan bilateral. Rombongan Inggris yang sampai ke Banten di tahun 1602
dipimpin oleh Sir James Lancaster. Sultan Banten kemudian memberi izin kepada
Inggris untuk mendirikan sebuah kantor dagang di daerah Banten. Selain itu,
Inggris juga berhasil mendirikan beberapa kantor dagang di daerah lainnya seperti
Ambon, Makasar, Jepara, dan Jayakarta pada tahun 1604. Merujuk catatan Mhd.
Nur dalam Bandar Sibolga di Pantai Barat Sumatera pada Abad ke-19 Sampai
Pertengahan Abad ke-20 (2015:168-169), penjelajahan Bangsa Inggris ke
nusantara (Hindia Timur) yang paling awal dilakukan salah satunya oleh
rombongan yang berada di bawah komando Francis Drake. Pada Juli 1579,
rombongan Drake berlayar menuju ke barat. Setelah 68 hari perjalanan mereka
berhasil melintasi Samudera Pasifik dan menemukan sejumlah gugus pulau kecil.
Dari sana, menukil keterangan di laman Britannica, Drake melanjutkan perjalanan
ke Filipina. Drake akhirnya dapat menemukan Maluku, mendapatkan izin dari
sultan setempat, dan berhasil membawa pulang rempah-rempah. Dia kembali
berlayar menuju Inggris lewat Tanjung Harapan (Afrika Selatan). Keberhasilan
Drake menemukan Maluku dan membeli rempah-rempah dari sana membuat
Inggris mulai menaruh perhatian terhadap perdagangan di Asia Tenggara dan Asia
Timur.
Kemunduran armada Spanyol pada abad 16 memberi peluang besar
pelayaran Bangsa Inggris ke Asia Tenggara. Maka itu, Inggris mengirim ekspedisi
di bawah pimpinan Thomas Cavendish. Dalam perjalanannya, Cavendish berhasil
mendarat di Maluku. Saat kembali ke barat, Cavendish mampir ke Pulau Jawa.
Selain itu, masih merujuk penjelasan Mhd. Nur, pelayaran rombongan Sir James
Lancaster berhasil menjangkau Pulau Sumatera bagian utara Aceh dan Pulau
Penang pada tahun 1591. Lancaster mendatangi Aceh pada tahun 1602 untuk
membeli lada dan rempah lainnya. Pada tahun yang sama, ia juga berhasil sampai
ke Banten.

Pelayaran bangsa inggris masih masih berkaitan dengan kekacauan yang


diakibatkan oleh perang Belanda dan Spayol dalam perdagangan dengan asia
tenggara dan adanya gangguan spanyol dan portugis di selat giblartar

Penjajahan samudra dan inggris antara yang lain;

1. Sir Francis Drake yang berhasil mengelilingi dunia tahun 1577-1580. Pada
tahun 1579, Drake berlabuh di kerajaan Ternate.
2. James Lancester pada tahun 1602 berhasil mendarat di Aceh dan kemudian
di lanjutkan ke banten.
3. Sir Henry Middleton tahun 1604 memimpin ekspedisi EIC ke wilayah
nusantara antara lain sumatra, Banten dan kepulauan maluku.
4. James Cook

Pada tanggal 31 desember 1600, inggris membentuk kongsi dagang


EASTINDIA Company yang berpusat di India. Tujuan di dirikannya untuk
menolong hak perdagangan di India.
Royal Charter (Piagam Kerajaan) secara efektif memberikan EIC sebuah
monopoli dalam seluruh perdagangan di daerah Hindia timur. EIC berubah dari
sebuah gabungan perdagangan komersial ke lembaga yang memerintah India.
Ketika perusahaan ini menggambil fungsi pemerintahan dan militer tambahan,
sampai pembubarannya pada 1858. Jalur pelayaran portugis, spanyol, inggris, dan
belanda.

D. KEBIJAKAN PEMERINTAHAN RAFFLES

Dalam menjalankan tugas Raffles didampingi oleh suatu badan penasehat


(advisory Council) yang terdiri atas Gillespie Cranssen dan Muntinghe

1. Bidang Pemerintahan langkah-langkah yg diambil Raffles:


a. Pulau Jawa dibagi menjadi 16 Karisidenan (berlangsung sampai
tahun 1964).
b. Merubah sistem pemerintahan yg semula dilakukan oleh pengusaha
pribumi menjadi system pemerintahan kolonial yg bercorak barat.
c. Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan
kedudukannya yg mereka peroleh secara turun temurun
2. Bidang Ekonomi Dan keuangan
a. Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman eksport.
b. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem peyerahan
wajib (Verplichte Laverantie) yang sudah diterapkan sejak zaman
VOC.
c. Menetapkan sistem sewa tanah (landren). Untuk menentukan
besamya pajak, tanah dibagi menjadi 3 kelas. yaitu sebagai berikut.
a) Kelas I, yaitu tanah yang subur, dikenakan pajak setengah dari
hasil bruto
b) Kelas II, yaitu tanah setengah subur, dikenakan pajak sepertiga
dari hasil bruto.
c) Kelas III, yaitu tanah tandus, dikenakan pajak dua perlima dari
hasil bruto.
d. Pemungutan pajak pada awalnya secara perorangan.
e. Mengadakan monopoli garam dan minuman keras.

E. BERAKHIRNYA KEKUASAAN THOMAS STANFORD RAFFLES

Thomas Stanford Raffles sebagai pemimpin Inggris di Indonesia pada masa


itu memberikan beberapa dampak positif diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Adanya pembentukan susunan baru dalam pengadilan di Indonesia yang


diadopsi dari pengadilan Inggris.
b. Ditulisnya buku History of Java yang memberikan gambaran keadaan
Indonesia pada masa itu. Buku ini menjadi salah satu sumber yang berguna
sampai dengan masa kini.
c. Ditemukannya Bunga Rafflesia Arnoldii yang merupakan penemuan yang
menjadi salah satu warisan Inggris untuk Indonesia.
d. Dibangunnya Kebun Raya Bogor yang menjadi salah satu tempat untuk
penelitian, pendidikan, dan pengenalan berbagai tumbuhan dan menjadi
salah satu warisan yang bermanfaat bagi Indonesia

Berakhimya pemerintahan Raffles di Nusantara ditandai dengan adanya


Convention of London pada tahun 1814. perjanjian tersebut ditandatangani di
London oleh wakil-wakil Belanda dan Inggris yang isinya sebagai berikut.
1. Nusantara dikembalikan kepada Belanda.
2. Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap di tangan
Inggris.
3. Cochin (di pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris sedangkan Bangka
diserahkan kepada Belanda sebagai gantinya.

Anda mungkin juga menyukai