Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ETNOMATEMATIKA

SUBJEK, OBJEK, PENDEKATAN, DAN METODE ETNOMATEMATIKA

Dosen
Pengampuh :
Jayanti, M.pd
Disusun Oleh: Kelompok 3

1. Lina Purnamasari 2021143084


2. Zora Monika Amelia 2021143088
3. Wahyu Marindes 2021143094

4. Nadia Azzahra Sinaga 2021143095


5. Ifa Wahyuni 2021143098

6. Tesya Septri Wahyuni 2021143111


7. Zakia Novita Riani 2021143108

Kelas 4 C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..
A. PENGERTIAN ETNOMATEMATIKA………………………………...
B. SUBJEK ETNOMATEMATIKA………………………………………..
C. OBJEK ETNOMATEMATIKA…………………………………………
D. PENDEKATAN DAN METODE ETNOMATEMATIKA…………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...............
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etnomatematika
Secara bahasa, awalan “ethno” diartikan sebagai sesuatu yang sangat luas
yang mengacu pada konteks sosial budaya, termasuk bahasa, jargon, kode
perilaku, mitos, dan symbol. Kata dasar “mathema” cenderung berarti
menjelaskan, mengetahui, memahami, dan melakukan kegiatan seperti
pengkodean, mengukur, mengklasifikasi, menyimpulkan, dan pemodelan. Akhiran
“tics“ berasal dari techne, dan bermakna sama seperti teknik.
Istilah Etnomatematika diciptakan oleh D’Ambrosio (1989) untuk
menggambarkan praktek metematika pada kelompok budaya yang dapat
diidentifikasi dan dianggap sebagai studi tentang ide-ide matematika yang
ditemukan disetiap kebudayaan. Etnomatematika diperkenalkan oleh
Menurut para ahli Etnomatematika sebagai berikut:

Menurut Rachmawati (2015) Etnomatematika didefinisikan sebagai


matematika yang dipraktikkan oleh kelompok budaya, seperti masyarakat
perkotaan dan pedesaan, kelompok buruh, anak-anak dari kelompok usia tertentu,
masyarakat adat, dan lainnya.
Menurut Yusuf (2010) Etnomatematika adalah matematika yang
tumbuh dan berkembang dalam kebudayaan tertentu. Etnomatematika
didefinisikan sebagai cara-cara khusus yang dipakai oleh suatu kelompok budaya
atau masyarakat tertentu dalam aktivitas matematika.
Menurut Rakhmawati M (2016) Dimana aktivitas matematika adalah
aktivitas yang di dalamnya terjadi proses pengabstraksian dari pengalaman nyata
dalam kehidupan sehari-hari ke dalam matematika atau sebaliknya, meliputi
aktivitas mengelompokkan, berhitung, mengukur, merancang bangunan atau
alat, membuat pola, membilang, menentukan lokasi, bermain, menjelaskan, dan
sebagainya.
Menurut (D’Ambrosio, 2001a, 2001b; Horsthemke, 2006) Etnomatematika
adalah suatu program penelitian dalam sejarah dan filsafat matematika, dengan
implikasi pedagogis pada pendidikan matematika, focus pada seni dan teknik (tics
dari techne) dalam menjelaskan, memahami, dan meng-hadapi/mengatasi
(mathema) lingkungan sosial budaya yang berbeda (ethno).
Gerdes mengemukakan bahwa etnomatematika sebagai suatu bidang
penelitian yang berusaha untuk mempelajari dan meneliti matematika atau
pengetahuan matematika dalam hubungannya dengan keseluruhan budaya dan
kehidupan sosial kelompok budaya tertentu.
Dari beberapa pendapat di atas dapat didefinisikan bahwa etnomatematika
merupakan suatu cara yang digunakan untuk mempelajari matematika dengan
melibatkan aktivitas atau budaya daerah sekitar sehingga memudahkan seseorang
untuk memahami. Etnomatematika dapat dijadikan suatu metode alternatif untuk
seorang guru agar siswa lebih mudah memahami matematika. Dengan
etnomatematika diharapkan siswa dapat lebih mengeksplor kemampuan
metakognitif, berpikir kritis dan kemampuan pemecahan mereka masing-masing.
Implementasi etnomatematika dalam pendi-dikan multikultur dan
pendidikan matematika telah banyak diteliti. Fakta menunjukkan bahwa semua
orang dalam setiap kelompok budaya mana-pun menggunakan matematika dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pembelajaran mate-matika dipengaruhi
juga oleh budaya, bahasa, dan lingkungan sosial kelas, sekolah, dan masyarakat
luas. Untuk itu guru hendaknya mengonteks-tualkan pembelajaran matematika
dengan menghu-bungkan konsep matematika dengan pengalaman nyata siswa
setiap hari karena tak bisa dihindari siswa dalam kelas mempunyai budaya yang

B. Subjek Etnomatematika
Subjek menurut kamus besar bahasa indonesia adalah orang, tempat, atau
benda yang diamati dalam rangka pembuntutan sebagai sasaran. Etnomatematika
adalah sebuah studi yang mengkaji hubungan antara matematika dan budaya.
Sehingga subjek etnomatematika adalah subjek yang berhubungan dengan
kebudayaan yang mengandung konsep matematika. Contoh subjek
etnomatematika tersebut adalah masyarakat yang masih menggunakan atau
melestarikan budaya yang mengandung etnomatematika
Menurut Suharsini Arikunto (2010) subjek penelitian adalah batasan
penelitian di mana peneliti bisa menentukannya dengan benda, hal atau orang
untuk melekatnya variabel penelitian. Suharsimi Arikunto menjelaskan pengertian
ini pada buku yang berjudul “Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik”
tahun 2016.
Subjek dari studi ethnomathematics adalah semua kelompok budaya yang
meliputi etnik dan semua kelompok yang memiliki jargon, kode, simbol, mitos
atau cara- cara khusus dalam bernalar dan menyimpulkan.
C. Objek Etnomatematika
Objek etnomatematika merupakan objek budaya yang mengandung konsep
matematika pada suatu masyarakat tertentu. Sebagaimana pendapat Bishop, maka
objek etnomatematika digunakan untuk kegiatan matematika seperti aktivitas
menghitung, penentuan lokasi, mengukur, mendesain, bermain dan menjelaskan.
Objek etnomatematika tersebut dapat berupa permainan tradisional, kerajinan
tradisional, artefak, dan aktivitas (tindakan) yang berwujud kebudayaan.

Contoh Objek Etnomatematika :


Pengenalan Bangaun Datar Melalui Konteks Museum Negri Sumatra
Selatan Balaputera Dewa. Etnomatematika tidak bisa dipisahkan dari yang
namanya kebudayaan lokal. Kebudayaan lokal dapat berupa produkproduk budaya
berbentuk artefak seperti bangunan tradisional diberi kesempatan untuk
dikembangkan melalui pemikiran matematika (Supiyati, Hanum, & Jailani, 2019:
48). Penggunaan konteks kebudayaan lokal erat kaitannya dengan salah satu dari 5
karakteristik Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Salah satu
konteks kebudayaan lokal yang dapat digunakan yaitu kebudayaan lokal kota
Palembang. Palembang merupakan suatu kota terbesar di Sumatera Selatan yang
mempunyai kebudayaan yang khas baik dari segi bangunan (arsitektur) maupun
dari segi kesenian (Lisnani, 2020: 2). Beberapa kebudayaan kota Palembang dari
segi arsitektur adalah Masjid Sultan Mahmud Badaruddin, Museum Negeri
Sumatera Selatan Balaputera Dewa, Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera),
Jembatan Ampera dan Rumah Limas sebagai rumah adat Palembang. Sedangkan
dari segi kesenian yaitu berupa Tari Gending Sriwijaya, Tari Tanggai, dan Dul
Muluk. Museum merupakan bangunan yang menyimpan berbagai benda yang
bernilai sejarah dan budaya sehingga peneliti perlu menjelajahi etnomatematika
secara mendalam dengan cara mengeksplorasi bangunan bersejarah Museum
Negeri Sumatera Selatan Balaputera Dewa karena di dalam museum ini tersimpan
berbagai peninggalan kebudayaan kota Palembang dari zaman prasejarah hingga
revolusi. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konteks berupa Museum
Negeri Sumatera Selatan Balaputera Dewa.
Museum Negeri Sumatera Selatan Balaputera Dewa ada museum umum
yang menyimpan dan memamerkan berbagai koleksi menarik yang dimiliki
museum diantaranya adalah koleksi Prasasti Swarnapatra, Arca Megalith Batu
Gajah, Ibu Mendukung Anal, Litan Undang-Undang Simbu Cahaya dan lain-lain
(Utami, 2018). Hasil dari penelitian ini dapat menjembatani matematika dengan
budaya dan dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Penelitian ini bertujuan
untuk menggali keterkaitan antara matematika dan budaya, terutama dalam seni
arsitektur pada Museum Negeri Sumatera Selatan Balaputera Dewa dan
mengenalkan bangun datar melalui konteks Museum Negeri Sumatera Selatan
Balaputera Dewa.

D. Pendekatan dan Metode Etnomatematika


Pendekatan etnomatematika merupakan sebuah pendekatan pembelajaran
matematika yang dipengaruhi atau didasarkan budaya serta yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat dan sesuai dengan kebudayaan setempat sebagai
pondasi dalam membangun konsep sehingga diyakini akan dapat menyelesaikan
masalah yang dihadapi(Heryan, 2018).
Sedangkan menurut Barton dalam Wahyuni, dkk (2013), etnomatematika
mencakup ide-ide matematika, pemikiran dan praktik yang dikembangkan oleh
semua budaya. Etnomatematika juga dapat dianggap sebagai sebuah program
yang bertujuan untuk mempelajari bagaimana siswa untuk memahami,
mengartikulasikan, mengolah, dan akhirnya menggunakan ide-ide matematika,
konsep, dan praktekpraktek yang dapat memecahkanmasalah yang berkaitan
dengan aktivitas sehari-hari mereka.

Menurut Shirley dalam Andriani (2017), pengajaran matematika bagi


siswa seharusnya disesuaikan dengan budayanya. Selain dikarenakan beragamnya
budaya yang dimiliki di Indonesia, sulitnya siswa memahami matematika yang
diperoleh dibangku sekolah serta kesulitan siswa menghubungkannya dengan
kehidupan nyata menjadikan faktor utama pentingnya pengintegrasian
pembelajaran berbasis budaya dalam pembelajaran.
Untuk itu, diperlukan suatu yang dapat menghubungkan antara matematika
di luar sekolah dengan matematika di dalam sekolah. Salah satunya dengan
memanfaatkan pendekatan etnomatematika. Penerapan etnomatematika dalam
pembelajaran matematika diharapkan peserta didik dapat lebih memahami
matematika dan budayanya serta guru lebih mudah untuk menanamkan nilai
budaya itu sendiri dalam diri peserta didik. Pembelajaran berbasis etnomatematika
selain dapat mempelajari matematika secara kontekstual siswa juga dapat
memahami budaya dan dapat menumbuhkan nilai karakter.

Pendekatan etnomatematika sebagai pendekatan pembelajaran,


mempermudah siswa dalam memahami suatu materi karena materi tersebut
berkaitan langsung dengan budaya mereka dalam aktivitas masyarakat sehari-hari.
Etnomatematika juga mengakui bahwa ada cara-cara yang berbeda dalam
melakukan matematika di dalam aktivitas masyarakat dengan menggunakan
konsep matematika meliputi cara mengelompokkan, berhitung, mengukur,
merancang bangunan atau alat, bermain dan lain sebagainya (Zahroh Umy, 2018).

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendekatan etnomatematika adalah


pendekatan pembelajaran matematika yang lebih menekankan pada bagaimana
cara siswa dapat memahami dan membangun konsep matematika berdasarkan
budaya yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat setempat.
Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci
(Sugiyono, 2005). Perbedaannya dengan pendekatan kuantitatif adalah pendekatan
ini berangkat dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan
berakhir dengan sebuah teori.
Moleong, setelah melakukan analisis dan penelitian terkait dengan definisi
penelitian kualitatif kemudian membuat definisi sendiri sebagai sintesis dari
pokok- pokok pengertian penelitian kualitatif. Menunat Moleong (2005:6),
penelitian kualitatif adalah penelitian kualitatif yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan suatu fenomena


dengan sedalam-dalamnya dengan cara pengumpulan data yang sedalam-
dalamnya pula, yang menunjukkan pentingnya kedalaman dan detail suatu data
yang diteliti. Pada penelitian kualitatif, semakin mendalam, teliti, dan tergali suatu
data yang didapatkan, maka bisa diartikan pula bahwa semakin baik kualitas
penelitian tersebut. Maka dari segi besarnya responden atau objek penelitian,
metode penelitian kualitatif memiliki objek yang lebih sedikit dibandingkan
dengan penelitian kuantitatif, sebab lebih mengedepankan kedalaman data, bukan
kuantitas data.
KESIMPULAN
Pendekatan etnomatematika adalah pendekatan pembelajaran matematika
yang lebih menekankan pada bagaimana cara siswa dapat memahami dan
membangun konsep matematika berdasarkan budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat setempat.
Daftar Pustaka
Ajmain, A., Herna, H., & Masrura, S. I. (2020). Implementasi Pendekatan
Etnomatematika Dalam Pembelajaran Matematika. Sigma: Jurnal
Pendidikan Matematika, 12(1), 45-54.
Danoebroto, S. W. (2020). Kaitan Antara Etnomatematika dan Matematika
Sekolah: Sebuah Kajian Konseptual. Idealmathedu: Indonesian Digital
Journal of Mathematics and Education, 7(1), 37-48.
Hardiarti, S. (2017). Etnomatematika: Aplikasi Bangun Datar Segiempat pada
Candi Muaro Jambi. Aksioma, 8(2), 99-110.

Putri, R. I. I. P. (2020). Etnomatematika: Pengenalan Bangun Datar Melalui


Konteks Museum Negeri Sumatera Selatan Balaputera Dewa. Mosharafa:
Jurnal Pendidikan Matematika, 9(3), 359-370.
Sarwoedi, S., Marinka, D. O., Febriani, P., & Wirne, I. N. (2018). Efektifitas
etnomatematika dalam meningkatkan kemampuan pemahaman
matematika siswa. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 3(2), 171-176.
Sopamena Patma dkk, 2018. “Etnomatematika Suku Nuaula Maluku”. Ambon:
LP2M IAIN Ambon.

Anda mungkin juga menyukai