Anda di halaman 1dari 6

46

Available online at https://jurnal.pascaumnaw.ac.id/index.php/


Jurnal MathEducation Nusantara Vol. 1 (1), 2018, 46-51

Penggunaan Ethnomatematika Engklek Dalam Pembelajaran Matematika

Ari Irawan

Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, Jl. Nangka No. 58 C (TB. Simatupang), Tanjung Barat,
Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12530. Indonesia
Email: mascan_89@yahoo.com, Telp: +6285691331979

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk mengungkap unsur matematika yang terdapat dalam permainan engklek
yang merupakan permainan tradisional. Metode penelitian yang digunakan adalah survey eksloratif
dengan pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan berupa wawancara, pengamatan/ observasi
langsung, studi literatur dan konsultasi dengan pakar etnomatematika. Penelitian ini menemukan
bahwa dalam permaian engklek terdpat unsur matematika berupa geometri datar, bilangan asli,
bermanfaat untuk melatih motorik halus, dan untuk melatih pendidikan karakter pada anak sejak dini
berupa kejujuran, disiplin dan kebersamaan.

Kata Kunci : Etnomatematika, Engklek, Tradisional, Permainan, Mathematika

Use of Ethnomatematics Engklek in Mathematics Learning

Abstract

The study aims to reveal the elements of mathematics contained in the game that is a traditional game.
The research method used is survey explorative with qualitative approach. Instruments used in the
form of interviews, direct observation / observation, literature studies and consultation with experts
etnomatematics. The study found that in the cradle of the mathematical element in the form of flat
geometry, the original number, useful for fine motor training, and to train character education in
children from an early age in the form of honesty, discipline and togetherness.

Keywords : Ethnomatematics, Engklek, Traditional, Games, Mathematics

PENDAHULUAN 2016). Hal ini perlu adanya kajian yang dapat


Engklek merupakan permainan tradisional membantu guru dalam menginspirasi
yang ada di Kabupaten Purwakarta. Permaian pembelajaran matematika yang dikaitkan
ini pun ada di beberapa daerah di Indonesia dengan budaya. Banyak guru yang belum
dengan berbagai macam sebutan lain. Dalam menyadari bahwa budaya dapat dikaitkan dalam
permaian ini terdapat unsur matematika yang pembelajaran matematika dan sebagai bahan
tanpa disarai oleh pamain yang umumnya ajar matematika realistik yang digunakan oleh
adalah anak-anak usia PAUD, TK dan SD. siswa dalam proses kegiatan pembelajaran.
Sebagian besar guru masih belum bisa Permainan engkek ini berasal dari budaya
mengkaitkan mata pelajaran matematikadengan dan terdapat unsur matematiknya yang lebih
budaya lokal yang ada (Suwito & Trapsilasiwi, dikenal etnomatematika. Ahli etnomatematika

Copyright © 2018, Jurnal MathEducation Nusantara


ISSN: xxxx-xxxx (print), Online ISSN: xxxx-xxxx (online)
47
Available online at https://jurnal.pascaumnaw.ac.id/index.php/
Jurnal MathEducation Nusantara Vol. 1 (1), 2018, 46-51

D’Ambriso (1985) dalam (Cimen, 2014) tentang menemukan atau mengungkap berbagai
mengungkapkan ethnomathematics is the Cara untuk mengetahui bahwa dianggap
mathematics which is practiced among sebagai elemen matematika.Hal inilah yang
identifiable cultural groups such as national- diperlukan dalam kajian penelitian ini.Akan
tribe societies, labor groups, children of certain kentalnya budaya yang ada masyarakat Sunda
age brackets and professional di Kabupaten Purwakarta, maka penulis akan
classes.Etnomatematika merupakan matematika mengungkap unsur matematika apa saja yang
yang tumbuh dan berkembang dalamsuatu terkandung dalam permainan engklek serta
kebudayaan tertentu (Puspadewi & Putra, manfaat dan dampak permain enklek bagi
2014).Berdasarkan pendapat tersebut pendidikan anak-anak..
etnomathematics adalah matematika yang
secara praktis merupakan kelompok budaya METODE
seperti masyarakat suku bangsa, kelompok Metode penelitian yang digunakan
buruh, anak-anak kurung usia tertentu dan kelas adalah survey eksloratIf dengan pendekatan
profesional. Hal ini lah yang melatarbelakangi kualitatif. Instrumen yang digunakan berupa
bahwa dalam budaya yang ada terdapat unsur wawancara, pengamatan/ observasi langsung,
matematika yang perlu diungkap sebagai bahan studi literatur dan konsultasi dengan pakar
pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam etnomatematika
pembelajaran berbasis budaya, budaya
menjadisebuah metode bagi siswa untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mentransformasikan hasil observasi mereka ke Etnomatematika yang menggabungkan
dalam bentukdan prinsip yang kreatif tentang matematika dengan budaya akan memiliki
bidang ilmu. Salah satu wujud pembelajaran fungsi ganda jika diterapkan dalam
berbasis budayaadalah etnomatematika pembelajaran, selain untuk membuat siswa
(Etnomatematics)(Wahyuni, Tias, & Sani, lebih mudah untuk memahami materi pelajaran
2013). juga dapat mengkaji nilai-nilai yang terkandung
Matematika dapat ditemukan dalam dalam budaya fungsi ganda jika diterapkan
berbagai unsur budaya dan dalam kehidupan dalam pembelajaran, selain untuk membuat
masyarakat sehari-hari. Akibatnya secara umum siswa lebih mudah untuk memahami materi
dapat dikatakan bahwa etnomatematika pelajaran juga dapat mengkaji nilai-nilai yang
merupakansuatu bidang yang mempelajari cara- terkandung dalam budaya mereka (Wahyuni et
cara yang dilakukan manusia dari budayayang al., 2013). Permaian yang dimainkan antara 2
berbeda dalam memahami, melafalkan dan sampai 5 anak ini merupakan permainan yang
menggunakan konsep daribudayanya yang masih dilestarikan oleh pemerintah Kabupaten
berhubungan dengan matematika. Sehingga Purwakarta salah satu upayanya yaitu dengan
dalametnomatematika dapat dikaji bagaimana memberikan ajang bersama di kawasan kantor
cara orang memahami, mengekspresikandan bupati setiap hari minggu pagi digunakan ajang
menggunakan konsep-konsep budaya yang berbagai macam permainan tradisional.
digambarkan secara matematis(Hariastuti,
2017).
Matematika dalam pembelajaran
etnomatematika merupakan suatu produk atau
hasil karya dari suatu budaya yang dihasilkan
oleh manusia dalam kehidupannya, sehingga
matematika memiliki nilai-nilai sosial dan
terikat dengan budaya setempat (Arisetyawan,
2016).The emphasis is on mathematics, because Sumber:http://www.permainan
ethnomathematics is about finding or tradisional.com/2017/05/manfaat-mengajarkan
uncovering different ways of knowing that are permainan.html
regarded as constituting mathematical elements Gambar 1:Petak Permainan Engklek
(Adam, 2010). Penekanannya ada di
matematika, karena etnomatematika adalah

Copyright © 2018, Jurnal MathEducation Nusantara


ISSN: xxxx-xxxx (print), Online ISSN: xxxx-xxxx (online)
48
Available online at https://jurnal.pascaumnaw.ac.id/index.php/
Jurnal MathEducation Nusantara Vol. 1 (1), 2018, 46-51

Engklek merupakan permainan yang mengambil gacoan sambil menutup


didalamnya terdapat unsur geometri datar mata, jika tangan pemain menyentuh
dimana jika ditelah lebih lanjut bisa diterapkan garis maka dia gugur sementara dan
juga dalam pembelajaran matematika tentang dilakukan pergantian pemain.
geometri datar. Dalam permainan engklek 8. Pemain yang berhasil mengambil
sendiri geometri datarnya adalah persegi, dan gacoan pada saat diluar lingkaran maka
setengah lingkaran yang membentuk gambar selanjutnta dia kembali ke star dan
sebagai wahana permainan. Adapun cara melakukan lemparang kembali keluar
permainan engklek adalah sebagai berikut: gunungan yang selanjutnya pemain
1. Sebelum dimulainya permainan anak- harus melompat dengan satu kaki dan
anak harus menggambar bidang menginjak gacoanya. Apabila berhasil
permaiannya terlebih dahulu yang maka pemain akan menandakat satu
merupakan representasi dari bangun petakan sebagai tanda petakan tersebut
datar persegi sebanyak 8 buah dan menjadi haknya dan dia dapat
setengah lingkaran. Dalam proses melakukan permaian mulai dari petak
penggambaran baik ditanah/ diaspal milikinya sedangkan pemain lain
tidak memiliki ukuran pasti yang diharuskan pada saat melewatu petak
terpenting adalah persegi tersebut dapat punya orang lain untuk dilompatinya.
dijadikan pijakan oleh semua pemain. 9. Yang memeliki petakan terbanyak ia
2. Anak selanjutnya memiliki gacoan adalah pemenangnya.
yang biasanya terbuat dari pecahan
batu, genteng atau keramik yang Cara permainan tersebut terdapat unsur
berfungsi sebagai penanda permainan. pendidikan karakter yang kuat yaitu kejujuran
3. Anak melakukan hompimpa untuk dimana dalam setiap bermain pemain
menentukan urutan pemain yang akan diharapkan dapat bermain dengan jujur dan
melakukan permaian, umumnya diawasi oleh pemain lainya. Permainan
hompimpa dilakukan lebih dari dua tradisional mengandung nilai kejujuran, kerja
pemain dan jika hanya terdapat dua sama, kepemimpinan, dan sportivitas (Cahyani,
pemain maka dilakukan suit. 2014). Engklek merupakan salah satu dari
4. Para pemain hatus melompat dengan sekian banyak permainan tradisional yang
satu kaki pada setiap kotak. mengandung sportifitas, kebersamaan, kerja
5. Gacoan dilemparkan berdasarkan keras dan kesenangan (Ashar, 2017). Seperti
urutan petak, dan pada saat melompat yang diuangkap kan sebelumnya pemain dapat
pemain tidak diperkenankan menginjak saling menjaga kepercayaan ketika diberikan
petak yang terdapat gacoanya atau kesempatan bermain.
melewati tempat gacoanta untuk If we can all work together to make sure
melompat serta mengitari petakan yang that the students are learning, we can make
sudah dibuat kecuali setengah lingkaran more of an impact on their lives(Tarver, 2015).
yang terdapat dipaling ujung petak Berdasarkan pendapat tersbut maka kita dapat
permaianan. mengetahui jika kita semua bisa bekerja sama
6. Pemain tidak diperbolehkan untuk untuk memastikan bahwa siswa belajar, kita
melempar gacoan melebihi garis dapat memberi lebih banyak dampak pada
petakan yang dibuat atau kepetak yang kemampuan kehidupan mereka yang lebih
tidak seharusnya, jika hal ini terjadi bermakna dalam matematika, karena mereka
maka pemain tersebut gugur sementara merasakan langsung bahwa matematika tidak
dan digantikan dengan pemain dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
selanjutnya. Didasari dengan kesadaran itulah pembelajaran
7. Pemain yang dapat menyelesaikan matematika menjadi lebih bermakna karena
permainan sampai petakan akhir terkait dalam kehiduapan budaya mereka.
setengah lingkaran, selanjutnya Permainan engklek ini menjadi salah satu
melemparkan gacoan duluar setengah pendidikan matematika yang ada dalam
lingkaran dan membelakangi nya untuk kehidupan budaya.

Copyright © 2018, Jurnal MathEducation Nusantara


ISSN: xxxx-xxxx (print), Online ISSN: xxxx-xxxx (online)
49
Available online at https://jurnal.pascaumnaw.ac.id/index.php/
Jurnal MathEducation Nusantara Vol. 1 (1), 2018, 46-51

Pembelajaran matematika berbasis budaya yang lama, danbagaimana mereka bisa


(ethnomathematics) bukan berarti menjadikan menghindari kehilangan apa yang baik dan
subjeknya masyarakat yang primitif atau efektif dalam apa yang mereka lakukan
kembali pada jaman dahulu. Namun bagaimana sebelumnya. Hal inilah yang perlu guru lakukan
budaya yang sudah menjadi suatu karakter asli dapam menerapkan etnomatematika, guru dapat
bangsa dapat terus bertahan dengan disesuaikan memberikan hal baru dengan tidak melupkan
waktu dan jamannya saat ini(Arisetyawan, hal-hal yang baik dalam proses pembelajaran
2016).Hal ini sangat erat kaitanya bahwa yang dilakukan sebelumnya.
budaya yang ada di masyarkat Kabupaten Pada Representasi, siswa diharapkan
Purwakarta bahwa dengan permainan engklek mampu menyajikan matematikake dalam
dapat menjadi sarana pembelajaran matematika berbagai cara misalnya gambar,benda konkrit,
pada materi bangun datar, refleksi, mengenal tabel, grafik, bilangan atauhuruf-
bilangan dan dapat dikembangkan menjadi huruf(Marsigit, 2016). Permainan engklek ini
pembelajaran matematika realistik atau juga anak tanpa disadari atau disadari dapat
pembelajaran matematika kontekstual. membuat represenatsi dari bangun gemortri
Pada permainan engklek ini peneliti datar persegi, setengah lingkaran, dan mebuat
berharap anak mampu mengenal angka satu bilangan 1 sampai dengan 9.
sampai sepuluh, karena pada permainan Tanpa disadari begitu banyak unsur
engklek ini terdapat sepuluh kotak yang bisa matematika yang dapat dikaitkan dengan
diisikan angka, melalui bermain engklek anak kebudayaan yang nantinya dapat diterapkan
lebih semangat dalam belajar, terutamanya dalam proses pembelajaran matematika. The
mengenal bilangan (Sari, 2015). Permainan ini teachers need to be more creative and
pasti ada angka-angka yang bisa diterapkan innovative in designing learning with this
dalam pembelajaran bilangan khususnya bagi approach. It is necessary for the teachers to
anak usia dini. develop more appropriate learning media,
Guru dapat memanfaatkan budaya lokal strategies, or model which are more suitable
setempat sebagai bahan materi bagi siswa. with learning materials or with the contexts that
Penilaian atau evaluasi belajar pun bisa tidak their students are dealing with(Laurens,
hanya mengutamakan aspek kognitif tetapi, Batlolona, Batlolona, & Leasa, 2018). Hal ini
aspek afektif dan psikomotor pun dapat dinilai mengungkapkan bahwa para guru perlu lebih
menggunakan permainan engklek berbasis kreatif dan inovatif dalam merancang
etnomatematik ini (Prihastari, 2015). Penerapan pembelajaran dengan pendekatan ini. Hal ini
metode demonstrasi melalui permainan penting bagi para guru mengembangkan media
tradisional engklek dapatmeningkatkan pembelajaran yang tepat, strategi, atau model
perkembangan motorik kasar anak(Novianti, yang lebih sesuai dengan materi pembelajaran
Negara, & Suara, 2015). Motorik kasar anak atau dengan konteks yang dihadapi siswa
inilah yang dapat menunjang proses mereka. Dari hal inilah diharapkan engklek
pembelajaran karena dalam pembelajaran dapat menjadi salah satu media pembelajaran
bukan hanya aspek kognitif dan afektif akan matematika realistik dan kontekstual yang
tetapi ada juga aspek psikomotorik yang memadukan unsur budaya yang terdapat unsur
seharusnya dapat dilakukan anak dalam matematikanya atau yang biasa disebut sebagai
pembelajaran khususnya dalam pembelajaran ethnomatematika. Diharapkan diberbagai
matematika. daerah masih banyak yang dapat menerapkan
Teachers need to see practical examples of pembelajaran matematika berbasis
relevant classroom activities, with discussions ethnomatematika sesuai dengan kearifan lokal
of how these new practices differ from the old, penduduk sekitarnya.
and how they can avoid losing what was good
and effective in what they previously did(Vithal
& Bishop, 2006). Pendapat tersebu menyatakan SIMPULAN
bahwa guruperlulihat contoh praktis Berdasarkan hasil dan pembahasan
darikegiatan kelas yang relevan, dengan diskusi tersebut maka dapat disimpulkan
tentangbagaimana praktik baru ini berbeda dari etnomatematika yang ada di permaianan

Copyright © 2018, Jurnal MathEducation Nusantara


ISSN: xxxx-xxxx (print), Online ISSN: xxxx-xxxx (online)
50
Available online at https://jurnal.pascaumnaw.ac.id/index.php/
Jurnal MathEducation Nusantara Vol. 1 (1), 2018, 46-51

tradisional engklek yaitu unsur geometri datar, and Behavioral Sciences, 152, 523–528.
dan bilangan. Selain itu permainan engklek juga https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.09.2
dapat melatih motorik halus dan motorik kasar. 15
Permainan ini juga dapat memberikan Hariastuti, R. M. (2017). Permainan tebak-
konrtribusi dalam pendidikan karakter yaitu tebakan buah manggis: sebuah inovasi
kejujuran, kebersamaan dan sportivitas. Dalam pembelajaran matematika berbasis
pembelajaran matematika engklek juga dapat etnomatematika. Jurnal Matematika Dan
diterapkan berkaitan engan pembelajaran Pendidikan Matematika, 2(1), 25–35.
matematika realistik dan kontekstual untuk Laurens, T., Batlolona, F. A., Batlolona, J. R.,
mempermudah guru dalam menjelaskan tentang & Leasa, M. (2018). How does realistic
materi-materi yang berkaitang dengan mathematics education (RME) improve
ethnomatematika yang terdapat dalam students’ mathematics cognitive
permainan engklek achievement? Eurasia Journal of
Saran penulis ialah hendaknya guru Mathematics, Science and Technology
matematika dapat mengaitkan kearifan lokal Education, 14(2), 569–578.
sekitar sekolahnya untuk dikaitkan dan gunakan https://doi.org/10.12973/ejmste/76959
sebagai media pembelajaran matematika. Selain Marsigit. (2016). Pembelajaran matematika
itu diharapkan dapat mengungkap unsur-unsur dalam perspektif kekinian. Math Didactic:
etnomatematika lain yang ada di Indonesia agar Jurnal Pendidikan Matematika, 2(3), 132–
siswa juga merasakan bahwa matematika ada 141.
didalam kehidupanya dan berguna serta Novianti, N., Negara, I., & Suara, I. M. (2015).
bermanfaat dalam kehidupan sehari- Penerapan metode demonstrasi melalui
hari.Diharapkan siswa juga mencintai dan permainan tradisional engklek untuk
melestarikan budaya didaerahnya masing- meningkatkan perkembagan motorik kasar
masing. anak kelompok B2 semester II TK Widya
Santhi. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Undiksha, 3(1), 1–10.
DAFTAR PUSTAKA Prihastari, E. B. (2015). Pemanfaatan
Adam, N. A. (2010). Mutual interrogation: A etnomatematik melalui permainan engklek
methodological process in sebagai sumber belajar. MENDIDIK:
ethnomathematical research. Procedia - Jurnal Kajian Pendidikan Dan
Social and Behavioral Sciences, 8, 700– Pengajaran, 1(2), 155–162.
707. Puspadewi, K. R., & Putra, I. G. N. N. (2014).
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010.12.0 Etnomatematika di balik kerajinan
97 anyaman bali. Jurnal Matematika, 4(2),
Arisetyawan, A. (2016). Mengintegrasikan 80–89.
pembelajaran matematika berbasis budaya Sari, S. P. (2015). Efektivitas permainan
banten pada pendirian sd laboratorium upi engklek untuk mengenal bilangan bagi
kampus serang, 3(1), 1–18. anak tunagrahita sedang X DIII C1 SLB
https://doi.org/10.17509/mimbar- Payakumbuh. E-Jupekhu (Jurnal Ilmiah
sd.v3i1.2510 Pendidikan Khusus), 4(1), 162–173.
Ashar, H. (2017). Pengaruh pembelajaran https://doi.org/10.1016/j.cognition.2014.0
diskusi caolagium berbasis permainan 6.002
engklek terhadap hasil belajar. Jurnal Suwito, A., & Trapsilasiwi, D. (2016).
Pendidikan Fisika, 5(1), 45–48. Pengembangan model pembelajaran
Cahyani, N. P. D. (2014). Permainan matematika SMP kelas VII berbasis
Tradisional : Media Pembelajaran di kehidupan masyarakat JAWARA (Jawa
Dalam Kelas BIPA. In ASILE Conference dan Madura) di Kabupaten Jember. JIPM
(pp. 1–11). (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika),
Cimen, O. A. (2014). Discussing 4(2), 79–84.
Ethnomathematics: Is Mathematics Tarver, T. (2015). The retention rate of students
Culturally Dependent? Procedia - Social of mathematics education. Procedia -

Copyright © 2018, Jurnal MathEducation Nusantara


ISSN: xxxx-xxxx (print), Online ISSN: xxxx-xxxx (online)
51
Available online at https://jurnal.pascaumnaw.ac.id/index.php/
Jurnal MathEducation Nusantara Vol. 1 (1), 2018, 46-51

Social and Behavioral Sciences, 177(July


2014), 256–259.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.02.3
27
Vithal, R., & Bishop, A. J. (2006).
Mathematical Literacy: A new literacy or
a new mathematics? Pythagoras, 0(64), 2–
5.
https://doi.org/10.4102/pythagoras.v0i64.9
3
Wahyuni, A., Tias, A. A. W., & Sani, B.
(2013). Peran etnomatematika dalam
membangun karakter bangsa. In Prosiding
Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA
UNY. Yoyakarya: Universitas Negeri
Yogyakarta (pp. 113–118).

Copyright © 2018, Jurnal MathEducation Nusantara


ISSN: xxxx-xxxx (print), Online ISSN: xxxx-xxxx (online)

Anda mungkin juga menyukai