Anda di halaman 1dari 10

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN NUMERASI MATEMATIKA SISWA DENGAN

PENDEKATAN ETNOMATIKA NGADHU BHAGA

1)
Robertus Roja, 2)Melkior Wewe, 3)Maria Edita Bela
Mahasiswa STKIP Citra Bakti, 2,3)Dosen STKIP Citra Bakti
1)

1) 2)
robertusroja98@gmail.com, melkiorwewe1@gmail.com, 3)itabella09@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan numerasi matematika siswa
dengan pendekatan etnomatika ngadhu bhaga. Jenis ini penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) menggunakan desain penelitian yang ditemukan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari
tiga komponen yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan serta refleksi yang dalam pelaksanaan
serta observasi dilakukan secara bersamaan. Artinya observasi dilaksanakan saat proses
pembelajaran. 1) Plan (perencanaan), strategi yang dibutuhkan yakni berupa instrument serta segala
peralatan pendidikan. 2) Act atau observe (penerapan dan observasi), menerapkan pendidikan yang
sudah direncanakan serta peneliti, mengobservasi keahlian peserta didik untuk memahani persoalan
dan penilaian hasil belajar yang sudah dirancangkan. 3) Reflect (refleksi), mengukur jenjang
pencapaian yang berbentuk cara ataupun hasil aktivitas yang berfungsi untuk dasar perencanaan
serta pelaksaan berikutnya. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode tes. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah soal tes. Data
penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan soal tes essay tes dan dianalisis dengan statistik
deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Radha yang berjumlah 16 orang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran numerasi berbasis etnomatika ngadhu bhaga
dapat meningkatkan kemampuan numerasi siswa kelas V SDN Radha. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa kemampuan numerasi siswa pada saat pra siklus diperoleh rata-rata klasikal
42,1875 pada saat siklus I diterapkan terjadi peningkatan menjadi 63,75. Sementra pada saat
diterapkan siklus II siswa memperoleh nilai rata-rata 71,875. dengan demikian Tindakan yang
dilakukan selama dua siklus ini dinilai efektif dan meningkatkan kemampuan siswa.

Kata Kunci : Numerasi, Etnomatika


Pendahuluan
Pendidikan pada dasarnya adalah elemen yang begitu penting dan bernilai di kehidupan
manusia dan merupakan bagian utama terhadap harkat maupun tingkat potensi sumber
daya manusia pada suatu negara. Bagian dari suatu disiplin ilmu yang penting dalam
berkehidupan adalah matematika (Khuzaini & Santosa, 2016).
Alfonsa (2016) mengatakan bahwa kemajuan suatu bangsa itu ketika warganya
terutama generasi muda melestarikan dan menghargai budayanya sehingga tidak punah
dan terus ada walaupun zaman terus berubah. Pendidikan dan budaya adalah sesuatu yang
tidak dapat dihindari dalam aktivitas kehidupan masyarakat sehari-hari, karena budaya
sebagai kesatuan utuh dan menyeluruh yang berlaku dalam suatu masyarakat, sedangkan
pendidikan sebagai kebutuhan dasar untuk mengembangkan wawasan keilmuan bagi setiap
individu dalam masyarakat. Budaya sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan
hasil karya manusia pada kehidupan bermasyarakat yang mana proses untuk memilikinya
diperlukan kegiatan belajar secara berkala. Dengan kata lain seluruh aktivitas manusia
merupakan budaya atau kebudayaan karena tidak ada tindakan manusia di kehidupan
bermasyarakat yang tidak memerlukan proses belajar dalam mengerjakan sesuatu dengan
keterampilan yang dimiliki.
Menurut Hasratuddin (Bupu, dkk: 2021) matematika memiliki hubungan erat dengan
budaya manusia. Matematika terdiri atas seluruh pengetahuan yang menyinggung
mengenai fakta masyarakat. Dalam pergaulan masyarakat modern sekarang ini, dapat
diakui bahwa matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang penting di sekolah formal.
Akan tetapi, mengajar matematika dan mentransfer pengetahuan kepada peserta didik
dengan optimal merupakan suatu hal yang sulit untuk dilakukan (Gazali, 2016).
Matematika memberikan kesempatan kepada siswa dalam memperkuat mental dan
mengembangkan kecerdasan intelektual yang dimilikinya. Kemampuan literasi matematika
sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan karena banyak sekali kegiatan sehari-hari
yang menekankan ilmu matematika dengan pemahaman literasi matematika untuk
menyelesaikannya. Dengan kata lain, literasi matematika begitu erat dalam peran
penggunaan matematika dikehidupan sehari-hari (Setiawan” 2017).
Matematika memainkan peran penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Keterampilan dan pengetahuan matematika sangat penting untuk dasar
kehidupan sehari-hari, pengembangan profesional, dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Janah et al (2019: 723) menyatakan bahwa “Tuntutan pembelajaran
matematika di sekolah pada abad ke-21 ini menekankan pada kemampuan berpikir kritis,
penguasaan teknologi informasi, kemampuan menghubungkan sains dengan dunia nyata,
dan kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi”. Numerasi merupakan salah satu
literasi pada bidang matematika. Menurut Alberta (Rasdiyanti, dkk: 2023) numerasi adalah
kemampuan, kepercayaan diri dan kesediaan untuk terlibat dengan informasi kuantitatif atau
spasial untuk membuat keputusan berdasarkan informasi dalam semua aspek kehidupan
sehari-hari. Salah satu cakupan matematika yang menjadi komponen literasi numerasi
adalah geometri. Geometri adalah bagian dari matematika yang berkonsentrasi pada
keadaan ruangan, dan komposit di samping sifat, ukuran, dan asosiasinya satu sama lain.
Dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) numerasi, salah satu materi yang diujikann
adalah geometri.
Etnomatematika sebagai penghubung antara matematika dengan budaya lokal ketika
beraktivitas sehari-hari dan menurut (Supriadi, dkk: 2016), mengemukakan bahwa
matematika memiliki nilai-nilai sosial dan terikat dengan budaya setempat. Hal ini menjadi
suatu celah bagi kalangan pendidik yang memanfaatkan etnomatematika sebagai
pendekatan pembelajaran di sekolah sehingga matematika sebagai pelajaran yang mudah
dan menyenangkan (Arindiono & Ramaadhani, 2013). Konsep matematika yang dipelajari
peserta didik dapat dikombinasikan dengan budaya lokal di sekitar lingkungannya (Maryati &
Prahmana, 2018) sehingga dapat mempelajari dari dua sisi yaitu budaya lokal dan konsep
matematika. Sejalan dengan pendapat Wahyuni (2013) yaitu etnomatematika mencakup
ide-ide matematika, pemikiran dan praktik yang dikembangkan oleh semua budaya dalam
kesatuan kehidupan yang dijalankan oleh masyarakat lokal secara turun temurun. Selain itu,
etnomatematika juga dianggap sebagai program yang bertujuan untuk mempelajari
bagaimana peserta didik memahami, mengelola, dan mengartikulasikan sehingga dapat
menggunakan ide-ide matematika, konsep, dan praktik yang dapat memecahkan persoalan
konteks matematis di sekolah maupun di lingkungan sekitar tempat tinggalnya,
Menurut Sari, et al (2021: 724) masalah siswa dalam menyelesaikan soal numerasi
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) materi geometri, khususnya siswa mengakui bahwa
mereka mengalami masalah dalam menjawab soall uraian yaituu mereka tidak memahami
maksud soal, sebagian dari soall yang ada adalah soall yang belum dipelajari siswa di
sekolah.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dikelas V SDN Radha
Sebagian besar siswa dalam kelas belum memahami pembelajaran matematika khususnya
materi geometri bangun datar seperti siswa belum bisa membedakan beberapa bangun
jenis bangun datar, siswa juga belum mampu menentukan bagian-bagian dari bangun datar,
siswa belum mampu mengaitkan bentuk bangun datar dengan bangunan yang ada
disekitar lingkungan hidup mereka, berdasarkan telaah dokumen capain untuk kemampuan
numerasi siswa SDN Radha berada pada 56,25% artinya kemampuan numerasi perlu
ditingkatkan karena belum mencapai standar, hasil wawancara bersama guru kelas V
menyatakan bahwa kemampuan numerasi siswa masih sangat minim hal ini juga diperkuat
dengan hasil pretes Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) numerasi berada pada
42,1875% hal membuktikan bahwa kemampuan numerasi di SDN Radha masih sangat
minim.
Pada mata pelajaran matematika, pembelajaran yang mengaitkan suatu
unsur budaya untuk mendapatkan pengalaman belajar disebut etnomatematika
(Fauzi & Lu’luilmaknun, 2019). Etnomatematika adalah suatu realitas keterhubungan
budaya dan pembelajaran matematika yang dapat ditinjau pada berbagai aspek
seperti pada karya yang berlandaskan budaya. Salah satu pilihan pada karya
berlandaskan budaya dalam bentuk dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika melalui hadirnya sebuah inspirasi dan inovasi suatu
pembelajaran yang dihadirkan dalam kelas (Harahap, 2019). Pendekatan
etnomatika ngadhu bagha dapat digunakan sebagai solusi yang efektif guna
menjembatani pemecahan masalah dengan ilmu matematika yang ada dalam
kehidupan sehari-hari dengan paduan budaya lokal untuk melahirkan generasi yang
berkarakter. Oleh karena itu, melalui pendekatan etnomatika berbasis budaya
diharapkan siswa dapat menghubungkan pengetahuan yang diperolehnya dengan
pembelajaran yang sudah didapatkannya. Keterhubungan yang dimaksud dapat
disebut dengan kemampuan numerasi. Numerasi adalah suatu kecakapan yang
dimiliki sesorang untuk mengkomunikasikan, memakai, menafsirkan dan mencapai
berbagai bentuk bagian matematika (geometri) untuk memecahkan suatu komplikasi
praktis dalam kehidupan (Winarni et al., 2021). Hal ini didukung dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Wewe, dkk (2019), dalam penelitiannya dijelaskan
bahwa kebudayaan sangat erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan salah satu
bidang matematika. Etnomatika merupakan bagian dari ilmu matematika yang
diterapkan pada kelompok masyarakat budaya yang teridentifikasi dengan baik.
Budaya Ngada memiliki banyak simbol dan makna yang berkaitan dengan pelajaran
matematika sekolah. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengkaji tentang simbol-
simbol budaya Ngada dari berbagai bentuk dan model yang berkaitan dengan
pembelajaran matematika seperti bagian-bagian rumah adat, bhaga dan ngadhu.
Hasil kajian memperlihatkan bahwa simbol adat Ngada merepresentasikan
matematis pada aspek geometri, seperti bangun datar segiempat, bangun ruang sisi
lengkung, dan kurva sederhana. Kajian ini djadikan oleh pendidik maupun peserta
didik dalam pembelajaran matematika berbasis budaya lokal Ngada dan lebih
mencintai adat budaya lokal Ngada.
Berdasarkan masalah di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitan Tindakan
kelas sebagai solusi untuk menjawab persoalan tersebut dengan judul “Upaya
Meningkatkan Kemampuan Numerasi Matematika dengan Pendekatan Etnomatika
Ngadhu Bagha”.

Metode
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan
desain penelitian yang ditemukan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Kussuma &
Dwitagama, 2010:21) yang terdiri dari tiga komponen yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan serta refleksi yang dalam pelaksanaan serta observasi dilakukan
secara bersamaan. Artinya observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran. Plan
(perencanaan), strategi yang dibutuhkan yakni berupa instrument serta segala
peralatan pendidikan. Act atau observe (penerapan dan observasi), menerapkan
pendidikan yang sudah direncanakan serta peneliti, mengobservasi keahlian peserta
didik untuk memahani persoalan dan penilaian hasil belajar yang sudah
dirancangkan. Reflect (refleksi), mengukur jenjang pencapaian yang berbentuk cara
ataupun hasil aktivitas yang berfungsi untuk dasar perencanaan serta pelaksaan
siklus berikutnya.
Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan bertujuan untuk memperoleh
data yang diinginkan dan untuk menjawab semua permasalahan yang dikaji dalam
permalasahan ini. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode tes. Tes yang diguanakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
untuk mengukur kemampuan numerasai matematika. Tes dilakukan pada tiap akhir
siklus 1 dan siklus II untuk mengukur tingkat kemampuan numerasi matematika. Tes
yang diberikan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berupa soal essay tes, pada
siklus I (5) soal, dan siklus II (5) soal. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan
adalah soal tes yang disusun berdasarkan indikator pembelajaran. Data
dikumpulkan dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yaitu
menghitung rata-rata hasil tes kemampuan numerasi matematika dan ketuntasan
klasikal.
Untuk menentukan predikat atau kriteria penggolongan kemampuan numerasi
matematika dengan pendekatan etnomatika ngadhu bagha dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel. Kriteria Umum Penggolongan Kemampuan Numerasi
Nilai Angka Kriteria
90-100 Sangat baik
80-89 Baik
70-79 Cukup
<70 Kurang
Sumber. Anderha (2021).
Indikator keberhasilan tindakan dilihat dari aspek penilaian kemampuan
numerasi matematika, dikatakan berhasil apabila rata-rata skor kemampuan
numerasi matematika Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di SDN
Radha yaitu 70%.

Pembahasan
Dalam kegiatan penelitian ini, peneliti membagi dalam tiga tahap yakni tahap pra siklus,
siklus I, dan siklus II Kegiatan pembelejaran dilakasnakan selama 2 kali pertemuan 24-25
mei 2023 di SDN Radha
1. Pra siklus
Pada kegiatan pra siklus peneliti melakukan observasi dikelas V SDN Radha dalam
kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan pembelajaran didalam kelas dengan
tujuan untuk mengetahui strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru kondisi
siswa dalam mengikuti pembelajaran, media yang digunakan dalam pembelajaran,
serta sumber yang digunakan dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam kegiatan
ini peneliti tidak melakukan tindakan apapun, dalam kegiatan ini peneliti memperoleh
1. Siswa belum mampu menyebutkan bagian- bagian dari bangun datar
2. Siswa belum mampu menyebutkan sifat-sifat dari bangun datar
3. Siswa belum mampu membedakan antar bangun datar
4. Siswa belum mampu mengaitkan bangun datar dengan bangunan yang ada
disekitar lingkungan hidup mereka.
Untuk mengetahui informasi yang lebih akurat mengenai kemampuan numerasi
siswa kelas V SDN Radha peneliti melakukan pretes AKM, sehingga soal- soal AKM
kelas numerasi dapat dimanfaatkan untuk data yang diperlukan peneliti
Tabel Hasil Numerasi AKM Kelas V SDN Radha
Kategori Rentang nilai Jumlah siswa
Sangat baik 90 – 100
Baik 80 – 89
Cukup 70 -79 1
Kurang ˂ 70 15
Jumlah nilai 675
Rata-rata 42,1875

Dengan ketuntasan peserta didik sebagai berikut


Tabel. Kategori ketuntasan klasikal siswa pada tahap pra siklus

Kategori Presentase Jumlah siswa


Tuntas 6,25% 1
Tidak tuntas 93,75% 15
Berdasarkan data kemampuan numerasi matematika siswa pada tahap pra siklus dapat
disimpulkan bahwa rata – rata yang diperoleh sebesar 42.1875 berada pada kategori
Kurang
dengan prsentase ketuntasan klasikal 6,25%. Maka diperlukan Tindakan untuk memperbaiki
hasil belajar siswa yang berkenan langsung dengan kemampuan numerasi siswa pada
siklus berikutnya.

Siklus I
Pada kegiatan siklus I ini sesuai dengan tahapan Tindakan kelas adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi materi sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran berbasis
etnomatika ngadhu bhaga dalam hal ini materi yang diterapkan ialah geometri
bangun datar, selanjutnya hal yang perlu disiapkan oleh adalah perangkat
pembelajaran berupa RPP, rubrik penilaian pembelajaran, serta lembar kerja peserta
didik yang dibutuhkan dalam pembelajaran dengan asumsi bahawa pembelajaran
yang berbasis etnomatika ngadhu bhaga dapat meningkatakan kemampuan
numerasi matematika siswa kelas V SDN Radha
2. Strategi Tindakan dalam kegiatan ini yaitu melaksanakan pembelajaran numerasi
matematika berbasis etnomatika nagdhu bhaga yang mana mengaitkan
pembelajaran dengan budaya lokal ngadu bhaga.
3. Observasi dalam kegiatan ini sesuai dengan rencana yang telah disiapkan adalah
2JP (2X35 menit) dan dibagi dalam 1 pertemuan. Hasi observasi dari awal siklus ini
menunjukkan begitu antusias terhadap pembelajaran yang diberikan serta dengan
adanya penerapan pembelajaran berbasis etnomatika ini siswa mampu
menunjukkan hasil positif pemahaman terhadap materi yang diberikan.
4. Pada kegiatan refleksi, peneliti mengevaluasi hasil pembelajaran yang dilakukan
pada tahap ini peneliti meninjau hasil pelaksanaan siklus I ini.
5. Pada tahap revisi, peneliti mengidentifikasi hal yang perlu diperbaiki dan perlu
dikembangkan lagi di siklis selanjutnya.
Berikut data hasil uji kemampuan numerasi matematika siswa pada siklus I
Tabel hasil uji kemampuan numerasi
Kategori Rentang nilai Jumlah siswa
Sangat baik 90 - 100 1
Baik 80 - 89 1
Cukup 70 - 79 7
Kurang ˂ 70 7
Jumlah Nilai 1020
Rata-Rata 63,75

Dengan ketuntasan peserta didik sebagai berikut.


Tabel kategori ketuntasan siswa siklus I
Kategori Presentase Jumlah
Tuntas 56 % 9
Tidak tuntas 44% 7

Kemampuan numerasi matematika siswa dapat dilihat dari tabel di atas, diperoleh rata-
rata nilai sebesar 63,75 berada pada kartegori kurang dan ketuntasan klasikal sebesar 56%
peserta didik sudah mengalami peningkatan namun masih banyak siswa yang belum
mencapai KKM, sehingga diperlukan Tindakan Kembali, perbaikan serta pengembangan
pembelajaran agar hasil yang diperoleh peserta didik akan semakin membaik

Siklus II
Siklus kedua atau siklus lanjutan dalam penelitian tindakan kelas diperlukan untuk
memperbaiki pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus sebelumnya agar
memperoleh hasil yang semakin baik. (Afandi, 2014)
Kegiatan pada siklus kedua ini adalah kegiatan perbaikan, penyempurnaan, serta
pengembangan dari siklus sebelumnya menggunakan hasil refleksi pembelajaran. Langkah-
langkah Tindakan pada siklius II adalah sebagai berikut.
1. Rencana awal. Pada kegiatan ini peneliti Kembali menyiapkan perangkat
pembelajaran yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran. Perangkat yang
disiapkan telah dilakukan penyesuaian, pengembangan dan perbaikan dari
pembelajaran pada siklius sebelumnya.
2. Strategi Tindakan diperbarui sesuai dengan rencana yang dikembangkan pada RPP.
3. Pelakasanaan/pengamatan dilaksanakan dengan mengimplementasikan semua
rencana yang telah ditetapkan sesuai Langkah pembelajaran dalam RPP. Pada
akhir pembelajaran siklius ini diberikan tes kepada peserta didik untuk mengetahui
kemajuan kemampuan numerasi matematika pada peserta didik.
4. Pada tahap refleksi, peneliti menganalisis keberlanjutan tindakan berdasarkan
strategi pembelajaran yang telah diterapakan yaitu pembelajaran numerasi berbasis
etnomatika ngadhu bhaga. Hasil uji coba kemampuan numerasi matematika siswa
pada siklus II disajikan dalam tabel berikut.
Tabel. Hasil uji kemampuan numerasi matematika siswa kelas V SDN Radha siklus II
Kategori Rentang nilai Jumlah siswa
Sangat baik 90 – 100 1
Baik 80 – 89 2
Cukup 70 – 79 9
Kurang ˂ 70 4
Jumlah nilai 1150
Rata-rata 71,875

Dengan ketuntasan klasikal peserta didik sebagai berikut.


Tabel. Kategori ketuntasan klasikal siswa siklus II kelas V SDN Radha
Kategori Presentase Jumlah siswa
Tuntas 75% 12
Tidak tuntas 25% 4

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa rata–rata nilai kemampuan


numerasi matematika siswa siklus II mencapai 71,875 dengan presentase ketuntasan
klasikal sebesar 75% dan berada pada kategori cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terjadi peningkatan kemampuan numerasi matematika siswa dari siklus I ke siklus II
secara klasikal sebesar 19%. Kemajuan kemampuan numerasi matematika siswa ini
dipengaruhui oleh penerapan pembelajaran matematika berbasis etnomatika ngadhu bhaga
untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa pada siswa kelas V SDN Radha.
Etnomatematika adalah Pembelajaran berbasis budaya yang lebih menitik beratkan
pada pencapaian pemahaman yang kohesif (pemahaman terpadu) daripada sekadar
pemahaman pasif. Dengan mengintegrasikan budaya dalam pembelajaran matematika,
diharapkan siswa lebih memahami dan terhindar dari kesalah pahaman matematika Ajmain
et al., (2020); Nasryah & Rahman, (2020).

Kemajuan kemampuan numerasi matematika siswa dari pra siklus sampai ke siklus II
dapat dilihat pada gambar diagram batang berikut ini.
80

70

60

50

40

30

20

10

Pra Silus Siklus 1 Siklus II

Berdasarkan uji kemampuan numerasi matematika siswa pada diagram di atas, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran numerasi berbasis etnomatika ngadhu bhaga
terbukti dapat meningkatkan kemampuan numerasi matematika siswa kelas V SDN Radha.

PENUTUP
Berdasarkan pembahasan dan hasil analisis, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajara numerasi berbasis etnomatika ngadhu bhaga dapat meningkatkan kemampuan
numerasi matematika siswa kelas V SDN Radha. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa kemampuan numerasi siswa pada saat pra siklus diperoleh nilai rata–rata 42,1875.
Setelah diterapkan pembelajaran berbasis etnomatika ngadhu bhaga terjadinya peningkatan
rata-rata sebesar 63,75. Sementra pada siklus II, terjadi peningkatan yang siginfikan dengan
nilai rata-rata sebesar 71,875. Dengan demikian, tindakan yang dilakukan selama dua siklus
ini dinilai efektif dan meningkatkan kemampuan numerasi matematika pada siswa kelas V
SDN Radha.
Daftar Pustaka
Afandi, Muhamad. (2014). Pentingnya Penelitian TIndakan Kelas bagi Guru dalam
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah. Pendidikan Dasar Vol 1. No 1.
Alfonsa, A. A. (2016). Integrasi etnomatematika dalam kurikulum matematika
sekolah. Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia, 1(1), 1–6. Retrieved from
http://journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/JPMI/article/view/7 5
Anderha, R.R., Maskar Sugama. (2021). Pengaruh kemampuan numerasi dalam
menyelsaikan masalah matematika terhadap prestasi belajar mahasiswa
pendidikan matematika. Jurnal Ilmiah matematika realistik (JI-MR). Vol 2. No
1. https://jim.teknokrat.ac.id/1indeks.php/pendidikanmatematika/indeks
Arindiono, R. Y., & Ramaadhani, N. (2013). Perancangan media pembelajaran
interaktif matematika untuk siswa kelas 5 SD Rudi. Jurnal Sains Dan Seni
Pomits, 2(1), 28–32
Bupu, M.A., Rawa, N.R., Bela, M.E. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis
Pendidikan Matematika Realistik (PMR) Terintegrasi Konten Budaya Lokal
Ngada pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV) bagi Siswa Kelas VIII. Jurnal Citra Pendidikan. Vol 1 No 4.
http://jurnalilmiahcitrabakti.ac.id/jil/index.php/jcp/index
Fauzi, A., & Lu’luilmaknun, U. (2019). Etnomatematika Pada Permainan Dengklaq
Sebagai Media Pembelajaran Matematika. AKSIOMA: Jurnal Program Studi
Pendidikan Matematika, 8(3), 408. https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i3.2303
Gazali, R. (2016). Pembelajaran yang Bermakna. Jurnal Nasional Pendidikan
Matematika Math Didactic, 2(3), 181–190.
https://media.neliti.com/media/publications/176892
Harahap, S. Y. (2019). Logika (Vlog Matematika): Solusi dalam Menciptakan
Generasi Cerdas dan Berbudaya. Jurnal Equation: Teori dan Penelitian
Pendidikan Matematika, 2(1), 46. https://doi.org/10.29300/equation.v2i 1.2310
Janah, S. R., Suyitno, H., & Rosyida, I. (2019). Pentingnya Literasi Matematika dan
Berpikir Kritis Matematis dalam Menghadapi Abad ke-21. PRISMA, Prosiding
Seminar Nasional Matematika, 2, 905–910.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.p
hp/prisma/article/download/29305/12924
Khuzaini, N., & Santosa, R. H. (2016). Pengembangan Multimedia Pembelajaran
Trigonometri Menggunakan Adobe Flash Cs3 untuk Siswa SMA. Jurnal Riset
Pendidikan Matematika, 3(1), 88. https://doi.org/10.21831/jrpm.v3i1.9681
Kusuman & Dwitagama (2010). Mengenal Penelitian TIndakan Kelas (Edisi ke II).
Jakarta: Indeks
Maryati & Prahmana, R. C. I. (2018). Ethnomathematics: Exploring the activities of
designing kebaya kartini. Ma Pan : Jurnal Matematika dan Pembelajaran,
6(1), 11-19.
Rasdiyanti, Y., Wangge, M.C.T., Wewe Melkior., Bela, E.M. (2023). Profil
kemampuan literasi numerasi, digital dan budaya siswa kelas IV UPTD SD
Negeri Riominsi. Jurnal Ilmiah Mandala Education. Vol 9 No 1.
DOI:10.58258/jime.v9i1.4699
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME
Sari, D.R., Epon, L.M., & Muhamad, R.W.M. (2021). Analisis Kemampuan Siswa
dalam Menyelsaikan Soal Geometri pada Asesmen Kompetensi Minimum
Numerasi Sekolah Dasar. Jurnal pendidikan dasar Vol V. No 2.
Setiawan, W., Hartati, S. J., Putri, N. C., & Kumala, R. (2017). Analisis Literasi
Matematika Mahasiswa Calon Guru Ditinjau Dari Pebedaan Kemampuan. 7,
1–10.
Supriadi, Srisetyawan, A., & Tiurlina. (2016). Mengintegrasikan pembelajaran
matematika berbasis budaya banten pada pendirian sd laboratorium UPI
kampus Serang. Mimbar Sekolah Dasar, 3(1), 1–18.
https://doi.org/10.17509/mimbar-sd.v3i1.2510
Wahyuni, A. (2013). Peran etnomatematika dalam membangun karakter bangsa.
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FIMPA
UNY, 9(4), 113–118. Retrieved from http://eprints.uny.ac.id/10738/1/P-15
Wewe, Melkior., Kau Hildegardis (2019). Etnomatika Bajawa: Kajian Simbol Budaya
Bajawa dalam Pembelajaran Matematika. Volume 6, Nomor 2 Tahun 2019.
http://jurnalilmiahcitrabakti.ac.id/jil/index.php/jil
Winarni, S., Kumalasari, A., Marlina, M., & Rohati, R. (2021). Efektivitas Video
Pembelajaran Matematika Untuk Mendukung Kemampuan Literasi Numerasi
Dan Digital Siswa. AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika,
10(2), 574. https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i2.3345

Anda mungkin juga menyukai