Oleh
Sonya Fiskha Dwi Patri1), Sonya Heswari2)
1,2Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Sungai Penuh
Abstrak
Matematika itu pada hakekatnya tumbuh dari keterampilan atau aktivitas lingkungan budaya,
sehingga matematika seseorang dipengaruhi oleh latar belakang budayanya. Ethnomathematics
merupakan representasi kompleks dan dinamis yang menggambarkan pengaruh kultural
penggunaan matematika dalam aplikasinya. Dari etnomatematika peneliti akan meneliti dan
menganalisis tentang seni anyaman sebagai penelitian dari budaya yang dikaitkan dengan
matematika. Seni anyaman yang digunakan oleh penliti yaitu anyaman tikar dan topi. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis aspek-aspek matematika dalam seni anyaman Jambi terhadap
pembelajaran matematika dan mengetahui keterkaitan etnomatematika dengan seni anyaman Jambi
sehingga bisa dijadikan sebagai sumber pembelajaran matematika. Penelitian ini termasuk jenis
penelitian deskriptif yang menggunakan metodologi pendekatan penelitian kualitatif. Berdasarkan
hasil identifikasi dan pengkodingan yang telah dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa terdapat
3 aspek etnomatemnatika dari 6 aspek yang telah ada, yaitu aspek counting (perhitungan), aspek
measuring (pengukuran), dan aspek explaining (menjelaskan). Selain itu, juga diperoleh hasil
keterkaitan etnomatematika dengan seni anyaman Jambi yang dapat dijadikan sebagai sumber
pembelajaran matematika yaitu pada materi perkalian dua (aljabar) dan perbandingan senilai, luas
dan keliling bangun datar, pola barisan dan deret, geometri (pencerminan) terdapat aspek
explaining, program linear terdapat aspek measuring.
Kata Kunci: Etnomatematika, Anyaman Jambi, Pendidikan Matematika
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.8 Januari 2022 2707
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
budaya tersebut, terutama sebagai sumber mengacu pada kumpulan norma atau aturan
belajar matematika, selain untuk umum yang berlaku di masyarakat,
meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri kepercayaan dan nilai yang diakui pada
dalam belajar matematika. kelompok masyarakat yang berada pada suku
Alasan peneliti memilih penelitian atau kelompok bangsa yang sama.
menganalisis matematika yang berbasis D'Ambrosio (Rachmawati, 2012: 4)
budaya melahirkan etnomatematika agar bisa menyatakan bahwa tujuan dari adanya
menemukan konsep atau teori baru untuk etnomatematika adalah untuk mengakui
mempermudah belajar matematika. Alasan bahwa ada cara-cara berbeda dalam
lainnya yaitu agar masyarakat Jambi terutama melakukan matematika dengan
yang masih duduk di bangku pendidikan lebih mempertimbangkan pengetahuan matematika
mudah mendapatkan ilmu matematika dan akademik yang dikembangkan oleh berbagai
disisi budayanya masyarakat dapat mengenal sektor masyarakat serta dengan
lebih dalam mengenai budaya Jambi yang mempertimbangkan modus yang berbeda di
banyak dilupakan oleh masyarakat sekarang. mana budaya yang berbeda merundingkan
praktek matematika mereka (cara
LANDASAN TEORI mengelompokkan, berhitung, mengukur,
Etnomatematika merancang bangunan atau alat, bermain dan
Gerdes (1996: 13) etnomatematika lainnya).
adalah matematika yang diterapkan oleh Tujuan penelitian ethnomathematical,
kelompok budaya tertentu, kelompok secara umum adalah untuk mendapatkan
buruh/petani, anak-anak dari masyarakat kelas perspektif lain terhadap matematika dan
tertentu, kelas-kelas professional, dan lain-lain pelajaran matematika. Tujuan lain dari
sebagainya. Dari defenisi seperti ini, maka penelitian ethnomathematical adalah untuk
etnomatematika memiliki pengertian yang mengeksplorasi sifat perbedaan budaya untuk
lebih luas dari hanya sekedar etno (etnis) atau tujuan sosial atau politik (Barton 1996: 198).
suku. Jika ditinjau dari sudut pandang riset Bishop (1997: 1) berpendapat bahwa
maka etnomatematika didefenisikan sebagai ada enam aspek utama yang perlu diperhatikan
antropologi budaya (cultural anthropology of dalam suatu budaya untuk mengembangkan
mathematics) dari matematika dan pendidikan ide-ide matematika, yaitu: Counting
matematika. Salah satu alasan etnomatematika (Perhitungan), Locating (Lokasi), Measuring
menjadi disiplin ilmu dikemukakan adalah (Pengukuran), Designing (Merancang),
karena pengajaran matematika disekolah Playing (Permainan), dan Explaining
memang terlalu bersifat formal. (Menjelaskan)
Rahayu dan Putra (2014: 81) Seni Anyaman Jambi
mengatakan bahwa etnomatematika Budaya daerah Jambi terbentuk oleh
merupakan matematika yang tumbuh dan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh
berkembang dalam suatu kebudayaan tertentu. masyarakat daerah itu sendiri, serta
Etnomatematika dipersepsikan sebagai lensa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-
untuk memandang dan memahami hari sebagai pedoman dalam pergaulan
matematika sebagai produk budaya. bermasyarakat. kuntjaraningrat mengatakan,
Pada hakekatnya matematika bahwa nilai-nilai budaya berisikonsep-konsep
merupakan teknologi simbolis yang tunbuh yang hidup dalam alam pikiran sebagian
pada keterampilan atau aktivitas lingkungan masyarakat mengenai hal-hal yang harus
yang bersifat budaya. Jadi menurut penulis mereka anggap amat bernilai dalam hidup.
etnomatematika merupakan matematika yang Karena itu sistem nilai budaya biasanya
tumbuh dan berkembang dalam kebudayaan berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi
tertentu. Budaya yang dimaksud disini kelakuan manusia. Sistem-sistem tata
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2708 Vol.2 No.8 Januari 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
kelakuan manusia lain yang tingkatnya lebih untuk membuat perkakas rumah tangga oleh
kongkret seperti aturan khusus, dan norma- masyarakat Tradisional Dayak. Berdasarkan
norma semuanya juga berpedoman kepada buku Plaited Arts from the Borneo Rainforest,
system nilai budaya (Lembaga Adat Provinsi teknik anyaman Dayak itu sendiri terdiri dari
Jambi, 2001: 58). Sistem nilai budaya beberapa macam jenis.
merupakan inti kebudayaan, sebagai intinya ia
akan mempengaruhi dan menata elemen-
elemen yang berada pada struktur permukaan
(survace structure) dari kehidupan manusia,
yang meliputi; perilaku sebagai kesatuan, Anyaman silang tunggal
gejala dan benda sebagai kesatuan material.
Anyaman adalah proses menyilangkan
atau menjaringkan bahan-bahan yang
biasanya berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Dalam dunia industri, biasanya anyaman Anyaman silang ganda
dibuat dalam karya seni terapan, yaitu karya
seni yang mempunyai kaitan langsung dengan
kehidupan manusia, mengingat karya seni
terapan mempunyai makna guna dalam
keseharian manusia dan lebih menekankan
fungsi gunanya tanpa meninggalkan fungsi Anyaman silang ganda
estetisnya atau keindahannya. Tocharman
(2009: 8) Ada 3 jenis anyaman, yaitu
anyaman datar, anyaman tiga demensi, dan
makrame seni simpul menyimpul.
Tocharman (2009: 9) Anyaman dapat
dibagi menjadi empat jenis anyaman, yaitu : Anyaman silang tunggal
anyaman silang tunggal, anyaman silang Gambar 2.2 Jenis teknik anyaman (“Plaited Art
ganda, anyaman tiga sumbu dan anyaman from the Borneo Rainforest” Bernard
empat sumbu. Sellato, 2012)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian
deskriptif yang menggunakan metodologi
pendekatan penelitian kualitatif. Instrumen
dalam penelitian ini yaitu pedoman wawancara
Anyaman Anyaman
silang tunggal silang ganda yang dirancang untuk mengetahui nilai- nilai
budaya yang terkandung dalam seni anyaman
yang berkaitan dengan pembelajaran
matematika. Pedoman wawancara hanya
membimbing penelitian agar materi wawancara
tetap terfokus pada permasalahan yang ingin
Anyaman Anyaman diangkat dalam penelitian ini. Dalam
tiga sumbu empat sumbu pelaksanaannya peneliti dapat menganalisis
Gambar 2.1 Jenis-jenis anyaman sesuai dengan kondisi yang sedang dialami saat
itu, tetapi masih tetap mengacu pada pedoman
Larasati (2014: 3) teknik anyaman ini wawancara.
sendiri merupakan teknik yang biasa dipakai
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.8 Januari 2022 2709
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Penelitian ini dilakukan di tempat membandingkan, mengsintesiskan, dan
pembuatan seni anyaman tersebut yaitu di merenungkan data yang direkam juga meninjau
Rumah Anyaman Pandan KUB Radesta di Desa kembali data mentah dan terekam.
Rano Tanjung Jabung Timur. Pelaksanaan Dalam teknik analisis data pada tahap
penelitian dilakukan selama kurang lebih 3 penyajian data ini, peneliti akan menyajikan
minggu. Mulai dari observasi tempat data-data yang telah direduksi tadi, sehingga
penganyaman, wawancara sampai mengambil tampak jelas data-data yang sudah direduksi
dokumentasi. Masing-masing dilakukan kemudian disajikan oleh peneliti. Penyajian
peneliti sebanyak 3 kali. data dalam penelitian ini, akan disajikan data
Subjek d a l a m penelitian ini adalah hasil penelitian tentang analisis
seniman anyaman Jambi yang berjumlah 3 etnomatematika yang terkandung dalam
orang seniman. Selanjutnya peneliti akan anyaman yang berkaitan dengan pembelajaran
menyeleksi dan memilih salah satu diantara 3 matematika, seperti pola yang digunakan yang
seniman ini.Penentuan lokasi dan sampel membentuk bentuk-bentuk persegi, persegi
sumber data penelitian dalam penelitian ini panjang, segitiga hingga membentuk lingkaran.
menggunakan purposive sampling. Sugiyono Data yang disajikan berupa catatan lengkap
(2013: 218-219) Purposive sampling adalah mengenai hasil penelitian, dokumentasi
teknik pengambilan sampel sumber data lapangan, berupa foto-foto seni anyaman.
dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Setelah dilakukan penelitian dan diperoleh data
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang hasil penelitian, peneliti akan menarik
tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kesimpulan mengenai hasil analisis, yaitu
diharapkan peneliti. Dalam penelitian ini adanya nilai budaya jambi yang bisa dikaitkan
peneliti akan memilih salah satu dari tiga orang dengan pembelajaran matematika, bisa dalam
seniman anyaman Jambi sebagai informan atau materi luas bangun datar, keliling bangun datar
narasumber. Jenis data yang berupa kata-kata dan geometri, yaitu pada pola yang dibentuk
dan tindakan, diperoleh peneliti melalui oleh anyaman.
wawancara dan observasi dengan
menggunakan alat perekam berupa tape HASIL DAN PEMBAHASAN
recorder dan kamera. Sedangkan sumber Berdasarkan hasil identifikasi dan
tertulis, peneliti peroleh dari lembaga adat pengkodingan yang telah dilakukan oleh
provinsi jambi dan perpustakaan. Peneliti peneliti, hasil yang didapat oleh peneliti ada 3
menggunakan foto sebagai pelengkap data pada aspek dari 6 aspek yang telah ada, yaitu aspek
teknik penelitian yang peneliti gunakan dimana counting (perhitungan), aspek measuring
sebagian besar foto tersebut merupakan hasil (pengukuran), dan aspek explaining
kerja peneliti sendiri. Jenis data yang beragam (menjelaskan).
ini, peneliti kumpulkan sebanyak mungkin agar Counting (Menghitung), Dalam seni
peneliti mendapatkan informasi yang anyaman Jambi aspek counting (perhitungan)
mendetail, terperinci, dan akurat. ini dapat ditemukan pada tahap pengambilan
Sugiyono (2014: 318) pengumpulan data bahan untuk anyaman. Saat pengambilan daun
dapat dilakukan dalam berbagai setting, pandan seniman akan menghitung berapa
berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat banyak daun yang diambil untuk selanjutnya
dari segi cara atau teknik pengumpulan data, dipilih. Dalam anyaman satuan untuk daun
maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan pandan itu adalah memakai kata ikat atau
dengan observasi (pengamatan), interview ikatan. Kata-kata membilang atau menghitung
(wawancara), catatan lapangan dan pada proses pengambilan bahan ini dapat
dokumentasi. dinyatakan sebagai bilangan asli, bilangan
Analisis data mencakup menguji, ganjil dan bilangan genap yang merupakan
menyortir, mengategorikan, mengevaluasi, konsep bilangan.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2710 Vol.2 No.8 Januari 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Measuring (Mengukur), Aspek
pengukuran ini terdapat pada proses pemilihan
dan proses pembuatan anyaman tikar dan topi,
yaitu pada saat pemilihan daun pandan seniman
akan mengukur berapa panjang dan lebar daun
yang dibutuhkan untuk membuat anyaman 3 ikat daun = ????? lembar daun
sedangkan pada pembuatan anyaman seniman
menggunakan aspek mengukur ini ketika Gambar 4.1 . Daun pandan yang diikat
hendak menganyam akan membutuhkan Jadi, 3 ikat daun sama dengan 50 dikali
ukuran panjang dan lebar kanan, kiri, atas, dan dengan 3 ikat daun yaitu 150 lembar daun
bawah anyaman agar anyaman yang dibuat itu pandan.
sama panjang dan lebar sisi kanan, kiri, atas dan Untuk penanaman konsep terhadap
bawah anyaman tersebut. materi perbandingan senilai, dari anyaman ini
Explaining (Menjelaskan), Dalam proses bisa diberi contoh atau diceritakan kepada
pembuatan anyaman tikar dan topi, ada siswa bahwa untuk membuat satu buah tikar
beberapa tahapan yang termasuk dalam aspek akan diperlukan 2 ikat daun pandan, untuk
explaining. Tahap pembuatan anyaman akan membuat dua buah tikar akan diperlukan 4 ikat
ada penjelasan dari proses pembuatan yang daun pandan, untuk membuat tiga buah tikar
akan disampaikan, seperti kegiatan menyilang- akan diperlukan 6 ikat daun pandan dan begitu
nyilangkan daun pandan dari sisi kanan, kiri, seterusnya. Maka siswa akan menyimpulkan
atas, dan bawah. bahwa semakin banyak tikar yang dibuat maka
Berdasarkan hasil analisis, keterkaitan semakin banyak pula daun yang dibutuhkan.
antara aspek-aspek matematika dalam seni Maka akan tertanam konsep tentang
anyaman Jambi sebagai suber pembelajaran perbandingan senilai tersebut.
matematika formal disekolah adalah sebagai
berikut:
1. Perkalian Aljabar dan Perbandingan Senilai
Seperti pada pengambilan bahan dan
1 ikat daun = 1 Tikar
pemilihan dalam perhitungan jumlah daun
pandan yang digunakan dalam menganyam
tikar dan topi. Satuan yang digunakan untuk
daun adalah ikat, dalam satu ikat terdapat 50
lembar daun pandan. Jadi, jika membuat satu
tikar memerlukan 2 ikat daun berarti sama 2 ikat daun = 2 Tikar
dengan 100 lembar daun pandan.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2712 Vol.2 No.8 Januari 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
untuk membuatnya, serta jumlah pengrajin
anyaman ini.
PENUTUP
Kesimpulan
Gambar 4.3 . Sumbu empat Aspek-aspek matematika yang terungkap
dalam seni anyaman Jambi antara lain sebagai
berikut.
a. Counting (Membilang), Aspek ini terdapat
dalam tahap pengambilan bahan yaitu
berapa banyaknya alat dan bahan yang
digunakan dalam anyaman.
b. Measuring (Pengukuran), Aspek ini terdapat
Gambar 4.4 . Anyaman topi dalam tahap pemilihan bahan dan pembutan
Dalam anyaman topi terdapat materi anyaman.
refleksi (pencerminan), jika anyaman topi c. Explaining (Menjelaskan), Aspek ini
tersebut dibelah menjadi 2 maka akan menjadi terdapat dalam tahap pengambilan bahan,
2 bagian yang sama besar, sama panjang, dan pemilihan bahan dan pembuatan anyaman.
bentuk polanya juga sama, dan apabila 2 Keterkaitan etnomatematika dengan seni
potongan tersebut disatukan kembali maka anyaman Jambi sehingga bisa dijadikan sebagai
akan membentuk 1 buah anyaman topi yang sumber pembelajaran matematika dalam
utuh. materi.
5. Program linear a. Perkalian dua (aljabar) dan Perbandingan
Dalam materi program linear ini senilai terdapat aspek accounting dan aspek
terdapat aspek measuring (pengukuran). explaining.
Bishop (1997: 1) mengungkapkan bahwa b. Luas dan Keliling Bangun Datar terdapat
mengukur pada umumnya berkaitan dengan aspek measuring dan aspek explaining.
pertanyaan “berapa” (panjang, lebar atau c. Pola Barisan dan Deret terdapat aspek
ukuran, waktu/lama, jumlah/banyak). accounting dan aspek explaining.
Berdasarkan aspek measuring (pengukuran), d. Geometri (Pencerminan) terdapat aspek
terdapat pengukuran mengenai panjang explaining.
pendeknya daun pandan yang digunakan e. Program linear terdapat aspek measuring.
dalam menganyam. Dalam hal ini konsep Saran
program linear secara tak langsung telah Saran pada penelitian ini lebih
digunakan, seperti dalam menentukan pola- menitikberatkan pada output dari penggunaan
pola yang akan digunakan dalam menganyam prinsip mutual interrogation pada penelitian
dan banyaknya bahan yang digunakan dalam ethnomathematics. Melalui penelitian ini,
menganyam, dalam menentukan jumlah peneliti memberikan saran sebagai berikut.
ukuran bahan yang digunakan, dalam 1. Penelitian ini merupakan bukti adanya
menentukan jumlah waktu yang diperlukan kedekatan konsep matematika dengan
untuk membuat satu buah anyaman tikar budaya dalam kehidupan masyarakat
ataupun topi. Jambi. Hasil penelitian diharapkan dapat
Selain itu, program linear dapat juga memberikan wawasan kepada pembaca
digunakan dalam meminimumkan biaya mengenai proses pembuatan anyaman
dalam pembuatan anyaman dari proses Jambi seperti anyaman tikar dan topi,
pengambilan sampai ke proses pembuatan aspek-aspek matematika yang terkandung
anyaman, menentukan bahan yang dibutuhkan
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.8 Januari 2022 2713
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
di dalamnya, serta keterkaitannya dalam [8] Gerdes, P. 1996. “Ethnomathematics
pembelajaran matematika. and Mathematics Education”, dalam
2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat International Handbook of
memberikan masukan bagi pengembangan Mathematics Education. Dordrecht:
pendidikan berbasis budaya. Kluwer Academic Publishers.
3. Diharapkan hasil penelitian dijadikan [9] Gunawan, Imam. 2013. Metode
referensi bagi ahli matematika untuk Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik.
melakukan penelitian dibidang budaya dan Jakarta: BumiAksara.
matematika. [10] Hartoyo, A. (2012). “Eksplorasi
4. Diharapkan hasil penelitian ini dapat Etnomatematika pada Budaya
dijadikan sumber referensi oleh pengajar Masyarakat Dayak Perbatasan
dalam mengajarkan konsep matematika di Indonesia-Malaysia Kabupaten Sanggau
kelasnya. Kalbar”.Jurnal Pendidikan Matematika.
13, (1), 14-23.
DAFTAR PUSTAKA [11] Karim, Asrul. 2011. Penerapan Metode
[1] Abdurrahman, Mulyono. 2009. Penemuan Terbimbing dalam
Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Pembelajaran Matematika untuk
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Meningkatkan Pemahaman Konsep dan
[2] Ahmadi, R. 2014. Metodologi Penelitian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Kualitatif. Yogyakarta: AR-RUZZ Sekolah Dasar. [Online]
Media. http://jurnal.upi.edu/file/3-
[3] Alangui, Wilfredo Vidal. 2010. Stone Asrul_Karim.pdf [28 Februari 2016].
Walls and Water Flows: Interrogating [12] Larasati, Gladiola. 2014. Teknik Anyam
Culture Practice and Mathematics. dan Motif Dayak Ngaju pada Material
Disertasi Doktor. University of Kulit untuk Produk Tas. Bogor: ITB
Auckland, Auckland, New Zealand: [13] Lembaga Adat provinsi Jambi. 2001.
Tidak Diterbitkan. Pokok-Pokok Adat Pucuk Jambi
[4] Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Sembilan Lurah Jilid IV. Jambi:
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Lembaga Adat provinsi Jambi
Jakarta: Rineka Cipta. [14] Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi
[5] Barton, William David. 1996. Penelitian Kualitatif Edisi
Ethnomathematics: Exploring Cultural Revisi.Bandung:PT. Remaja
Diversity in Mathematics. A Thesis for Rosdakarya.
Doctor of Philosophy in Mathematics [15] Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi
Education University of Auckland: Penelitian Kualitatif Edisi
Unpublished. Revisi.Bandung:PT. Remaja
[6] Bishop, Alan J. 1997. Educating the Rosdakarya.
Mathematical Enculturators.(Paper [16] Orey, D.C. 2000. The
presented at ICMIChina Regional Ethnomathematics of the Sious Tipi and
Conference, Shanghai, Cina, August Cone, In 11. Selin (Ed), Mathematics
1994). Papua New Guinea Jpurnal of across culture: the History of non-
Teacher Education, Vol. 4, (2), Pages Western mathematics (pp. 239-252).
17-20. Dordrecht, Netherlands : Kulwer
[7] Clements, K. (1996). “Historical Academic Publishers.
Perspective”, dalam International [17] Orey, D.C& Rosa, M. 2011.
Handbook of Mathematics Education. Ethnomathematics: the cultural aspects
Dordrecht: Kluwer Academic Publishers. of mathematics. Revista
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2714 Vol.2 No.8 Januari 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Latinoamericana de Etnomatematica, Workshop Anyaman dan Gerabah di
4(2), 32-54. Museum Sribaduga, Bandung.
[18] Rahayu, Kadek & Putra, Nila. 2014. [26] Wahyuni, Astri., dkk. 2013. Peran
Etnomatematika di Balik Kerajinan Etnomatematika dalam Membangun
Anyaman Bali. Denpasar: Universitas Karakter Bangsa. Yogyakarta:
Mahasaraswati Denpasar. Universitas Negeri Yogyakarta.
[19] Rachmawati, Inda. 2012. Eksplorasi
Matematika Masyarakat Sidoarjo.
Jurnal UNESA. 1, (1).
[20] Sellato, Bernard. Marieanne Daviy Ball,
Jean-Francois Blehaut, Hanne
Christensen, Pascal Coudrec,Susi
Dunsmore, Roy W.Hamilton, Arne
Martin Klausen, Arnoud H.Klokke,
Martin Lenjau, Robin Fedilis Lojiwin,
Valerie Mashman, Heidi Munan,
Patricia Nayoi, Mering Ngo, Janet Rata
Noel, Patricia Regis, Diana Rose,
Martua.T.Sirait dan Dianne M.Tillotson.
2012. “Plaited Art from Borneo
Rainforest”, Singapur: The Lontar
Foundation.
[21] Sirate, S. Fatimah. 2011. Studi Kualitatif
Tentang Aktivitas Etnomatematika
dalam Kehidupan Masyarakat Tolaki.
Jurnal Lentera Pendidikan. Vol. 14, (2),
Pages 123-136. Makassar: Universitas
Negeri Makassar.
[22] Sugiyono, 2013. Metode penelitian
kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta Bandung.
[23] Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&
D.Bandung: Alfabeta Bandung.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)