Anda di halaman 1dari 27

i

KATA PENGANTAR

           
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Latar Belakang
periode zaman pra-aksara.
            Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada Ibu Jasnita
Spd.Mpd selaku guru pembimbing mata pelajaran Sejarah  Indonesia, yang telah
memberikan arahan serta bimbingan kepada kami yang terkait dengan penyelesaian
makalah ini.  kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan-kesalahan sehingga masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini. Apabila dalam penyusunan atau penulisan makalah ini terdapat hal-hal
yang kurang berkenan di hati pembaca, kami menyampaikan permintaan maaf yang
sebesar-besarnya.
            Akhirnya, kami menyampaikan selamat membaca makalah yang telah kami
persembahkan ini. Semoga makalah ini dapat berguna dan memenuhi fungsi
sebagaimana mestinya. Akhir kata kami sampaikan terimakasih.

     Palembang,    Februari  2019

 Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar...............................................................................................i
Daftar isi.........................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan...................................................................................3
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................2
Bab 2 Pembahasan...................................................................................3
2.1KehidupanMasaPraAksara................................................................3
2.2 Manusia purba.....................................................................................4
2.3Lingkungan Alam Pada Masa Pra-Aksara...........................................5
2.4 Awal Kehadiran Manusia.....................................................................6
2.5 Kehidupan Pada Masa Pra-Aksara.....................................................7
2.6 Jenis-Jenis Manusia Pada Masa Pra-Aksara......................................8
2.7 Manusia Pra-Aksara............................................................................9
2.8 Hal Membedakan Pithecantropus Erectus Dengan Homo Sapiens.10
2.9 Jenis Fosil Homo Sapiens Yang Di Temukan Di Indonesia...............11
2.10 Masa Aksara.....................................................................................11
2.11 Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Masa Aksara........................15
2.12 Perkembangan Rekaman Tertulis.....................................................18
2.13 Contoh Pasasti Pada Awal Perkembangan Kebudayaan Hindu-
Budha.19
Bab 3 Kesimpulan & Saran
3.1 Kesimpulan...........................................................................................21
3.2 Saran....................................................................................................22
Daftar Pustaka............................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1      LATAR BELAKANG
Masa praaksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Masa
praaksara sering disebut sebagai masa prasejarah. Kehidupan manusia pada masa
praaksara disebut sebagai kehidupan manusia purba. Manusia muncul di
permukaan bumi kira-kira 3 juta tahun yang lalu bersama dengan terjadinya berkali-
kali pengesan atau glasiasi dalam zaman yang disebut kala plestosen.
Manusia pra aksara adalah manusia yang hidup sebelum tulisan dikenal.
Karena belum ditemukan peninggalan tertulis, maka gambaran mengenai kehidupan
manusia purba dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan berupa fosil,
artefak, abris saus roche, Kejokken Moddinger dan lainnya.
Kehidupan awal masyarakat pra aksara Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan geografis wilayah Indonesia. Sebelum zaman es atau glasial,
wilayah Indonesia bagian barat menjadi satu dengan daratan Asia dan wilayah
Indonesia bagian timur menjadi satu dengan daratan Australia. Pendapat ini
didasarkan pada persamaan kehidupan flora dan fauna di Asia dan Australia dengan
wilayah Indonesia. Binatang yang hidup di wilayah Indonesia bagian barat memiliki
kesamaan dengan binatang yang hidup di daratan Asia. Misalnya, gajah, harimau,
banteng, burung, dan sebagainya. Sedangkan binatang yang hidup di wilayah
bagian timur memiliki kesamaan dengan binatang yang hidup di daratan Australia,
seperti burung Cendrawasih.
Mencairnya es di kutub utara menyebabkan air laut mengalami kenaikan.
Peristiwa ini mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi terpisah dengan daratan
Asia maupun Australia. Bekas daratan yang menghubungkan Indonesia bagian
barat dengan Asia disebut Paparan Sunda.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud masa pra-aksara?
2. Siapakah yang dimaksud dengan nenek moyang bangsa indonesia?
3. Kapankahpertama kali manusia muncul di permukaan bumi?
4. Dimanakah nenek moyang bangsa indonesia berasal?
5. Bagaimanakah perubahan dari tradisi berburu ke tradisi bercocok tanam ?
6. Bagaimanakahkehidupan awal masyarakat bangsa indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


Dalam penulisan makalah ini ada beberapa tujuan yang akan di ketahui bahwa
untuk mengetahui asal usul manusia pra ak-sara, untuk mengetahui perkembangan
dari masa ke masa di zaman pra ak-sara, serta untuk mengetahui jenis-jenis
manusia purba pada zaman pra ak-sara, membahas tentang mengenai peninggalan-
peninggalan pada masa pra ak-sara.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan dari makalah ini untuk dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai tentang manusia pra ak-sara di indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kehidupan Masa Pra-Aksara


Masa praaksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Masa
praaksara sering disebut sebagai masa prasejarah. Kehidupan manusia pada masa
praaksara disebut sebagai kehidupan manusia purba. Manusia muncul di
permukaan bumi kira-kira 3 juta tahun yang lalu bersama dengan terjadinya berkali-
kali pengesan atau glasiasi dalam zaman yang disebut kala plestosen.

waktu pada masa praaksara diawali sejak manusia ada dan berakhir sampai
manusia mengenal tulisan. Berakhirnya masa praaksara setiap bangsa tidaklah
sama. Bangsa Mesir telah mengenal tulisan. Sebaliknya, bangsa Australia baru
mengenal tulisan sekitar awal abad ke-20. Berarti penduduk asli bangsa Australia
aru meninggalkan masa praaksara pada awal abad ke-20.
Bangsa Indonesia meninggalkan masa praaksara kira-kira pada tahun 400
masehi. Hal ini diketahui dari adanya batu bertulis yang terdapat Muara Kaman,
Kalimantan Timur. Prasasti tersebut tidak berangkat tahun, namun bahasa dan
bentuk huruf yang dipakai memberi petunjuk bahwa prasasti itu dibuat sekitar tahun
400 Masehi.
.

3
2.2  Manusia Purba

   Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut manusia purba. 


Tanah air kita sudah dihuni manusia sejak jutaan tahun yang lalu. Fosil-fosil manusia
purba banyak ditemukan di Indonesia yaitu sejak jutaan tahun yang lalu terutama di
Pulau Jawa. Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah
yaitu zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba
karena adanya fosil dan artefak. Fosil adalah sisa-sisa organisme (manusia, hewan,
dan tumbuhan) yang telah membatu yang tertimbun di dalam tanah dalam waktu
yang sangat lama.  Sedangkan artefak adalah peninggalan masa lampau berupa
alat kehidupan/hasil budaya yang terbuat dari batu, tulang, kayu dan logam. Cara
hidup mereka masih sangat sederhana dan masih sangat bergantung pada
alam Jenis-jenis manusia purba dibedakan dari zamannya yaitu :

1. Zaman Palaeolitikum artinya zaman batu tua.


Zaman ini ditandai dengan penggunaan perkakas yang bentuknya sangat
sederhana dan primitif. Ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman ini, yaitu
hidup berkelompok; tinggal di sekitar aliran sungai, gua, atau di atas
pohon; dan mengandalkan makanan dari alam dengan cara
mengumpulkan (food gathering) serta berburu. Maka dari itu, manusia
purba selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain
(nomaden) belum tahu bercocok tanam. Padazamaninialat-
alatnyaterbuatdaribatu yang masihkasardanbelumdihaluskan.Contohalat-
alattersebutadalah :
 Kapak Genggam, banyak ditemukan di daerahPacitan. Alat ini biasanya
disebut "Chopper" (alat penetak/pemotong)
 Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa : alat penusuk (belati), ujung
tombak bergerigi

4
2.      Zaman Mezolitikum artinya zaman batu madya (mezo) atau
pertengahan.

Zaman ini disebut pula zaman "mengumpulkan makanan (food gathering) tingkat
lanjut", yang dimulai pada akhir zaman es, sekitar 10.000 tahun yang lampau. Para
ahli memperkirakan manusia yang hidup pada zaman ini adalah bangsa
Melanesoide yang merupakan nenek moyang orang Papua, Semang, Aeta, Sakai,
dan Aborigin. Sama dengan zaman palaeolitikum, manusia zaman mezolitikum
mendapatkan makanan dengan cara berburu dan menangkap ikan. Mereka tinggal
di gua-gua di bawah bukit karang (abris souche roche), tepi pantai, dan ceruk
pegunungan. Gua abris souche roche menyerupai ceruk untuk dapat melindungi diri
dari panas dan hujan.  Hasil peninggalan budaya manusia pada masa itu adalah
berupa alat-alat kesenian yang ditemukan di gua-gua dan coretan (atau lukisan)
pada dinding gua, seperti di gua Leang-leang, Sulawesi Selatan, yang ditemukan
oleh Ny. Heeren Palm pada 1950. Van Stein Callenfels menemukan alat-alat tajam
berupa mata panah, flakes, serta batu penggiling di Gua Lawa dekat Sampung,
Ponorogo, dan Madiun. Selain itu, hasil peninggalannya ditemukan di tempat
sampah berupa dapur kulit kerang dan siput setinggi 7 meter di sepanjang pantai

timur Sumatera yang disebut kjokkenmoddinger.

5
3. Zaman Neolitikum artinya zaman batu muda.

Di Indonesia, zaman Neolitikum dimulai sekitar 1.500 SM. Cara hidup


untuk memenuhi kebutuhannya telah mengalami perubahan pesat, dari
cara food gathering menjadi food producing, yaitu dengan cara bercocok
tanam dan memelihara ternak. Pada masa itu manusia sudah mulai
menetap di rumah panggung untuk menghindari bahaya binatang
buas. Manusia pada masa Neolitikum ini pun telah mulai membuat
lumbung-lumbung guna menyimpan persediaan padi dan gabah. Tradisi
menyimpan padi di lumbung ini masih bisa dilihat di Lebak, Banten.
Masyarakat Baduy di sana begitu menghargai padi yang dianggap
pemberian Nyai Sri Pohaci. Mereka tak perlu membeli beras dari pihak
luar karena menjualbelikan padi dilarang secara hukum adat. Mereka
rupanya telah mempraktikkan swasembada pangan sejak zaman nenek
moyang. Pada zaman ini, manusia purba Indonesia telah mengenal dua
jenis peralatan, yakni beliung persegi dan kapak lonjong. Beliung persegi
menyebar di Indonesia bagian Barat, diperkirakan budaya ini disebarkan
dari Yunan di Cina Selatan yang berimigrasi ke Laos dan selanjutnya ke
Kepulauan Indonesia. Kapak lonjong tersebar di Indonesia bagian timur
yang didatangkan dari Jepang, kemudian menyebar ke Taiwan, Filipina,
Sulawesi Utara, Maluku, Irian dan kepulauan Melanesia. Contoh dari
kapak persegi adalah yang ditemukan di Bengkulu, terbuat dari batu
kalsedon yang digunakan sebagai benda pelengkap upacara atau bekal
kubur. Sedangkan kapak lonjong yang ditemukan di Klungkung, Bali,
terbuat dari batu agats yang digunakan dalam upacara-upacara terhadap
roh leluhur.

6
4. Zaman Megalitikum artinya zaman batu besar.

Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme.
Animisme merupakan kepercayaan terhadap roh nenek moyang (leluhur) yang
mendiami benda-benda, seperti pohon, batu, sungai, gunung, senjata tajam.
Sedangkan dinamisme adalah bentuk kepercayaan bahwa segala sesuatu memiliki
kekuatan atau tenaga gaib yang dapat memengaruhi terhadap keberhasilan atau
kegagalan dalam kehidupan manusia. Dari hasil peninggalannya, diperkirakan
manusia pada Zaman Megalitikum ini sudah mengenal bentuk kepercayaan
rohaniah, yaitu dengan cara memperlakukan orang yang meninggal dengan
diperlakukan secara baik sebagai bentuk penghormatan. Adanya kepercayaan
manusia purba terhadap kekuatan alam dan makhluk halus dapat dilihat dari
penemuan bangunan-bangunan kepercayaan primitif. Peninggalan yang bersifat
rohaniah pada era Megalitikum ini ditemukan di Nias, Sumba, Flores, Sumatera
Selatan, Sulawesi Tenggara dan Kalimantan, dalam bentuk menhir, dolmen,
sarkofagus, kuburan batu, punden berundakundak, serta arca. Menhir adalah tugu
batu sebagai tempat pemujaan; dolmen adalah meja batu untuk menaruh sesaji;
sarkopagus adalah bangunan berbentuk lesung yang menyerupai peti mati; kuburan
batu adalah lempeng batu yang disusun untuk mengubur mayat; punden berundak
adalah bangunan bertingkat-tingkat sebagai tempat pemujaan; sedangkan arca
adalah perwujudan dari subjek pemujaan yang menyerupai manusia atau hewan. 

5.      Zaman Logam Pada zaman Logam orang sudah dapat


membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu.

Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang
diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan
batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire
perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul
golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan.

7
6.      Zaman Perunggu Manusia purba Indonesia hanya
mengalami zaman perunggu tanpa melalui zaman tembaga.

Kebudayaan Zaman Perunggu merupakan hasil asimilasi dari antara masyarakat


asli Indonesia (Proto Melayu) dengan bangsa Mongoloid yang membentuk ras
Deutero Melayu (Melayu Muda). Disebut zaman perunggu karena pada masa ini
manusianya telah memiliki kepandaian dalam melebur perunggu. Di kawasan Asia
Tenggara, penggunaan logam dimulai sekitar tahun 3000-2000 SM. Masa
penggunaan logam, perunggu, maupun besi dalam kehidupan manusia purba di
Indonesia disebut masa Perundagian. Alat-alat besi yang banyak ditemukan di
Indonesia berupa alat-alat keperluan sehari-hari, seperti pisau, sabit, mata kapak,
pedang, dan mata tombak. Pembuatan alat-alat besi memerlukan teknik dan
keterampilan khusus yang hanya mungkin dimiliki oleh sebagian anggota
masyarakat, yakni golongan undagi. Di luar Indonesia, berdasarkan bukti-bukti
arkeologis, sebelum manusia menggunakan logam besi mereka telah mengenal
logam tembaga dan perunggu terlebih dahulu. Mengolah bijih menjadi logam lebih
mudah untuk tembaga dari pada besi.

7.      Zaman BesiPada zaman ini orang sudah dapat melebur besi


dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan.

Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu
sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C. Alat-
alat besi yang dihasilkan antara lain: mata kapak bertungkai kayu, mata pisau, mata
sabit, mata pedang, cangkul. Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul
(Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur).

8
2.3 Lingkungan Alam Pada Masa Pra-Aksara
Keadaan alam di muka bumi selalu berubah-ubah, yang disebabkan oleh hal-hal
berikut.
1) Orogenesis atau gerakan pengangkatan kulit bumi.
2) Erosi atau proses pengikisan lapisan kulit bumi yang disebabkan oleh angin, air
hujan, dan aliran air sungai
3) Vulkanisme atau kegiatan gunung berapi

Masa praaksara disebut zaman es atau kala plestosen, dimana bagian barat
Indonesia berhubungan dengan daratan asia tenggara, sedangkan bagian timur
wilayah Indonesia berhubungan dengan Australia.
Kala plestosen berlangsung kira-kira 3 juta sampai 10 ribu tahun yang lalu.
Dalam keseluruhan sejarah bumi, kala plestosen merupakan masa geologi yang
paling muda dan singkat. Akan tetapi, bagi sejarah umat manusia, kala plestosen
merupakan merupakan bagian yang paling tua.
Pada masa plestosen, suhu di bumi menurun dan gletser yang biasanya
hanya terdapat di daerah-daerah kutub serta puncak gunung dan pegunungan tinggi
meluas, sehingga daerah yang berdekatan dengan tempat-tempat tersebut dan
tempat-tempat lain tertutup oleh lapisan es, misalnya di daerah Amerika, Eropa dan
Asia serta pegunungan tinggi lainnya.
Akibat dari masa pengesan pada zaman plestosen adalah turunnya
permukaan laut sehingga laut yang dangkal berubah menjadi daratan. Daratan-
daratan baru inilah yang berperan sebagai jembatan bagi manusia dan hewan dalam
melakukan perpindahan ke daerah lain untuk menghindari bencana dan mencari
sumber makanan baru.

9
2.4 Awal kehadiran manusia
Menurut hasil penelitian ahli purbakala, diperkirakan manusia muncul sekitar
3 juta tahun yang lalu bersamaan terjadinya proses glasisasi atau pengesan daratan
di bumi, yang disebut kala plestosen. Pada masa itu terjadi penurunan suhu di bumi
sehngga sebahagian besar daratan di kawasan Amerika, dan Asia Eropa ,dan Asia
tertutup lapisan es. Dengan kondisi alam yang demikian menjinakkan
hewan/berburu hewan dan bercocok tanam serta dengan membuat alat-alat
sederhana untuk membantu kegiatan hidupnya.
2.5 Kehidupan Pada Masa Pra-aksara
Daerah daratan Sunda lebih banyak dihuni manusia daripada daratan Sahul.
Pola kehidupan manusia pada masa plestosen adalah kegiatan yang berkaitan
dengan mengumpulkan makanan dan berburu. Mereka menggunakan alat-alat
sederhana yang dibuat dari batu, tulang dan tanduk.
Kondisi hewan pada masa plestosen tidak banyak berbeda dengan kehidpan
manusia, yakni bahwa hidup hewan bergantung pada keadaan iklim dan tumbuh-
tumbuhan. Tiap perubahan iklim dapat mengakibatkan berubahnya atau
berpindahnya kelompok hewan. Di sapmping itu, adanya bencana alam juga
menyebabkan proses berpindahnya hewan ke daerah lain.
Pada masa plestosen tingkat kehidupan manusia sangat bergantung pada
alam dan kemampuan manusia dalam taraf berburu dan mengumpulkan bahan
makanan dari hasil alam sekitarnya. Oleh karena itu lenyapnya berbagai jenis hewan
disebabkan karena usaha perburuan yang dilakukan manusia.
Migrasi hewan dan manusia dari dataran Asia ke kepulauan Indonesia
dimungkinkan karena terbentuknya paparan Sunda di sebelah barat dan paparan
Sahul di sebelah timur pada kala plestosen akhir dan plestosen sebagai akibat
turunnya permukaan laut.
Bagian barat yang mencakup Jawa, Sumatra dan Kalimantan bergabung
dengan Asia. Sedangkan bagian timur yang mencakup Papua dan sekitarnya
bergabung dengan Australia.

10
2.6 Jenis-Jenis Manusia Pada Masa Pra-Aksara
Manusia pada masa praaksara tidak mewariskan peninggalan-peninggalan,
namun kehidupannya dapat diketahui dari sumber-sumber informasi sebagai berikut.

a. Hasil penggalian fosil


Fosil adalah sisa-sia tumbuhan, hewan, dan bagian tubuh manusia yang telah
membatu. Dengan ditemukannya fosil manusia merupakan petunjuk adanya
kehidupan manusia pada masa praaksara. Fosil tersebut dinamakan fosil pandu.
b. Tempat perlindungan di bawah karang (abris sous rouches)
Tempat perlindungan di bawah karang berbentuk gua, dan merupakan tempat
perkampungan manusia pada masa praaksara yang hanya ditempati sementara
waktu. Gua karang tempat perlindungan manusia praaksara dinamakan abris sous
rouches. Di daerah tersebut ditemukan berbagai alat-alat dari batu, tulang, tanduk,
dan kerang. abris sous rouches banyak ditemukan di Teluk Triton (Papua), Pulau
Seram (Maluku), dan di gua Leang-Leang (Sulawesi Selatan).
c. Dapur sampah (kjokkenmoddinger)
Salah satu jenis makanan manusia pada masa praaksara adalah kerang. Kulit
kerang tersebut banyak dibuang di tempat-tempat tertentu, yang disebut sebagai
dapur sampah atau kjokkenmoddinger.
d. Alat-alat yang dipergunakan manusia praaksara
Manusia praaksara telah mengenal berbagai bentuk peralatan sederhana
yang dipergunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Jenis peralatan yang
ditemukan pasa penemuan fosil manusia Indonesia ada zaman praaskara adalah
beliung persegi dan kapak lonjong yang kedua alat tersebut di buat dari batu.

11
2.7 Manusia Pra-Askara
a. Pithecanthropus Mojokertoensis, merupakan fosil manusia praaskara yang
ditemukan oleh duyfjes dan koeningswald, di perning, mojokerto, tahun 1936. Fosil
tersebut berupa tengkorak anak usia 6 tahun. Berdasarkan penelitian, fosil tersebut
telah berumur 1, 9 juta tahun. Hasil penemuan tersebut diteliti ulang oleh De Tera
dan Movius pada tahun 1938 dan memutuskan bahwa fosil tersebut merupakan fosil
manusia praaksara yang tertua.
b. Meganthropus Paleojavanicus, meupakan hasil penelitian Von Koenigswald pada
tahun 1941, di daerah Sangiran, Surakarta. Fosil tersebut menunjukkan kerangka
tubuh manusia praaksara nerbadan besar tetpi tidak seberap tinggi (megan berarti
besar). Meganthropus Paleojavanicus hidup sezaman dengan Pithecanthropus
Mojokertoensis anmu tingkat kehidupannya lebih rendah (lebih primitif).
c. Pithecantropus Erectus, fosil manusia purba yg ditemukan oleh Eugen Dubois,
pada tahun 1890 di desa trinil Ngawi Jawa TImur. Fosil tersebut berbentuk kerangka
manusia yang menyerupai kera maka disebut Pithecantropus Erectus yang berarti
manusia kera berjalan tegak dibandingkan dengan Pithecantropus Mojokertoensis,
bentuk tubuh Pithecantropus Erectus lebih maju.
d. Homo Soloensis merupakan jenis fosil manusi praaksara yang ditemukan di
lembah sungai Bengawan Solo, oleh Ter Haar dan Ir Oppenoorth pada tahun 1931 –
1934 di desa Ngandong kabupaten Blora . Setelah diteliti ileh von koenigswald, fosil
tersebut tingkatannya lebih tinggi daripada Pithecantropus Erectus . mahkluk itu
disebut Homo Soloensis, yang berarti manusia dari Solo.
e. Homo Wajakensis atau Homo Sapiens, merupakan jenis fosil manusia praaksara
yg ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889, di desa Wajak, dekat
Tulungagung, Jawa Timur. Homo Wajakensis berarti manusia dari Wajak yang
tingkatannya lebih tinggi dari Pithecantropus Erectus. Dari antara fosil-fosil lainnya.
Homo Wajakensis merupakan yang termaju dan yang terakhir.

12
2.8 Hal-hal Yang Membedakan Pithecantropus Erectus dengan
Homo Sapiens Adalah Sebagai Berikut.

Pithecantropus memiliki ciri-ciri sebagai berikut.


a. Bentuk fisik dan wajahnya berbeda dengan manusia sekarang, termasuk tingkat
kecerdasannya berbeda jauh.
b. Tingkat kehidupannya masih primitif, mata pencaharian utamanya adalah
berburu dan meramu (memetik buah-buahan di hutan).
c. Hidup dalam kelompok-kelompok kecil dan selalu berpindah-pindah
Manusia yang termasuk Pithecanthropus Erectus adalah Pithecantropus
Mojokertensis dan Meganthropus Paleojavanicus.
Sedangkan ciri-ciri Homo Sapiens adalah sebagai berikut.
a. Bentuk fisik dan wajahnya mirip manusia sekarang. Tingkat kecerdasannya lebih
tinggi daripada Pithecantropus Erectus.
b. Tingkat kehidupannya lbih maju dari Pithecantropus Erectus, dan telah mengenal
perladangan dengan sistem lading berpindah.
c. Hidupnya telah menetap dalam waktu agak lama sekitar 2 atau 3 masa panen
baru berpindah.
d. Memiliki pralatan terbuat dari batu yang diasah halus, berbentuk beliung persegi
, dan alat pemukul kulit kayu
e. Hidup disekitar 40.000 tahun yang lalu.
Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama
dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang.
Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara.

13
2.9 Jenis fosil Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia
1.   Fosil manusia yang ditemukan di daerah Ngandong lembah Sungai Bengawan
Solo tahun 1931 - 1934. Fosil ini setelah diteliti oleh Von Koenigswald dan
Weidenreich diberi nama Homo Sapiend Soloensis (Homo Soloens)
2.Fosil manusia yang ditemukan di Wajak (Tulung Agung) tahun 1889 oleh Van
Reitschotten diteliti oleh Eugene Dubouis kemudian diberi nama menjadi Homo
Sapiens Wajakensis)

2.10  MASA AKSARA
Tradisi sejarah masyarakat Indonesia berkembang pula pada masa aksara, yaitu
masa ketika masyarakat Indonesia sudah mengenal tulisan. Pada masa aksara,
tradisi sejarah direkam melalui tulisan sehingga lahirlah rekaman tertulis. Rekaman
tertulis ini pun, sama halnya dengan tradisi masa praaksara, yaitu tumbuh dan
berkembang melalui pewarisan dalam masyarakat.

14
 2.11Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Masa Aksara
Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia dari Yunan ke Nusantara yang
melewati jalan barat (melewati Yunan – Malaka – Sumatra – Jawa), serta yang
melewati jalur utara Yunan – Formosa – Jepang – Sulawesi Utara dan sampai di
Irian/Papua ternyata membawa pengaruh besar terhadap perkembangan sejarah
kehidupan bangsa Indonesia. Adanya beraneka ragam budaya daerah yang muncul
di tengah-tengah perkembangan masyarakat yang masih dapat dirasakan oleh
masyarakat nusantara pada masa kini.
Bangsa Deutero Melayu yang datang 500 SM ke Nusantara ternyata membawa
pengaruh yang lebih maju daripada pendahulunya. Mereka melalui jalan barat, yakni
Yunan – Malaka – Sumatra – Jawa. Mereka hidup di Nusantara dan berkembang
sebagai masyarakat yang produktif serta menjadi bangsa Indonesia sampai
sekarang. Masyarakat Deutero Melayu yang telah berkembang menjadi bangsa
Indonesia itu telah memiliki kemajuan di berbagai bidang, antara lain, sebagai
berikut.
1)      Dalam bidang pemerintahan, mereka menganut asas demokrasi melalui
musyawarah untuk menentukan pimpinan mereka, bentuk organisasi
kemasyarakatan yang ada adalah kesukuan. Kepala suku dipilih dari orang yang
memiliki kemampuan tertinggi (primus inter pares).
2)      Dalam bidang ekonomi, usaha untuk memenuhi kebutuhan diupayakan dengan
menggunakan ekonomi barang (pertukaran/barter), hidup gotong royong dalam
mengerjakan sawah, berkelompok, dan semua hak milik digunakan bersama.
3)      Kepercayaannenekmoyangkitaadalah animisme dan dinamisme. 
KeadaanalamNusantaramemaksamerekaharuspandaiberlayarsebabNusantarate
rdiriataskawasankepulauansertaadanyatuntutankebutuhanuntuksalingmencukupi.
Akhirnya, munculperdaganganantarpulau dan
berkembangmenjadiperdaganganantarnegara.
Pelayaranlintaslauttelah membawa bangsaIndonesiamampumengarungilautanintern
asionalsehinggaterciptalahhubungandagang yang maju, yang
melibatkankawasanNusantara.
15
Kita ketahuibahwakemajuanpelayaranperdaganganantaraCina – India yang
melewatikawasanNusantaramenyebabkanterjalinnyaperdagangan di Nusantarajuga,
namunpengaruhIndia di Nusantarajauhlebihbesar.
PengaruhIndia yang
masukkeNusantaramembawaperkembanganbagikemajuanhidupmasyarakat di
Nusantara
padasaatitu dan berkembangsampaisekarang, misalnya, dalambidangpemerintahan,
budaya, sosial, dan kepercayaan.
1) Dalambidangpemerintahan
MasyarakatNusantara yang hidupsecaraberkelompok di masalalu,
ternyatamampuberkembangsecaradinamisdenganbentukkesukuan.
KontakdenganIndiaternyatamembawapengaruh positif
dalamkehidupanmasyarakatterutamadalampemerintahan. MasyarakatNusantara
yang semulaberbentukkesukuan,
denganmasuknyapengaruhhinduismekedalammasyarakat,
mengubahbentukpemerintahannyamenjadibentukkerajaan. Kekuasaan raja
diberikansecaraturuntemurun dan tidakdipilihrakyatsehinggarakyatmenerimasaja.
Namun, raja yang lemahpastisegerajatuhdigantikan raja yang
lebihbijaksanaataulebihkuat.
2) Dalambidangbudaya
Kita
mengetahuibahwamasuknyabudayaIndiakeNusantaraternyatamemberisemangatban
gsaIndonesiauntukberkaryalebihbagus dan terarah. Bahkan para raja dan
penguasamulaimenuliskanperintahmelaluiprasasti. HasilkaryabudayaNusantara
yang mengagumkan dan memilikiseni yang tinggi, misalnya, candi Borobudur yang
menjadikebanggaandunia dan relief padadinding candi yang melebihikehebatan
orang India. Misalnya, relief Ramayanapada candi Prambanan.
Begitujugamunculnyasenisastra yang
dihasilkanolehsastrawanNusantaraseperticerita  Mahabharata dan
RamayanaversiNusantarakitabGatotkacasraya yang telahmemuatunsurjavanisasi.
3) Dalambidangsosial
Pranatasosial di zamanIndonesia-Hindusudahteratur, sudah ada
desasebagaisatukelompokmasyarakat. Penerapan aturan untuk membina
masyarakat sudah ada, kehidupan masyarakatnya bersifat gotong royong.

16
4) Dalam kepercayaan
Nenek moyang yang sudah memiliki kepercayaan asli (animisme, dinamisme)
mulai mengenal agama Hindu dan Buddha. Sehingga, meskipun telah menyembah
Dewa Hindu atau Buddha, mereka tetap bersesaji untuk memuja roh (sesuai
keyakinan animisme dan dinamisme).

2.12Perkembangan rekaman tertulis


Jejak-jejak masa lampau menjadi bahan penting untuk menuliskan kembali
sejarah umat manusia. Jejak masa lampau mengandung informasi yang dapat
dijadikan bahan penulisan sejarah. Masa lampau yang hanya meninggalkan jejak-
jejak sejarah tersebut menjadi komponen penting dan mengandung informasi yang
dapat dijadikan bahan untuk penulisan sejarah.
Kisah sejarah tersebut disampaikan dari generasi ke generasi dan dapat
dipelihara terus sehingga mampu untuk mengisahkan kembali peristiwa dari jejak-
jejak pada masa lampau. Jejak sejarah dapat dibedakan menjadi dua.

1)      Jejak historis, yaitu jejak sejarah yang menurut sejarawan memiliki atau
mengandung informasi tentang kejadian-kejadian yang historis sehingga dapat
digunakan untuk menyusun penulisan sejarah.
2)      Jejak nonhistoris, yaitu suatu kejadian pada masa lampau yang tidak memiliki
nilai sejarah.
Jejak historis yang berwujud tulisan merupakan rekaman tertulis tradisi
masyarakat pada masa lalu. Rekaman tertulis di Indonesia terbagi menjadi sumber
tertulis sezaman dan setempat, sumber tertulis sezaman tetapi tidak setempat, dan
sumber tertulis setempat tidak sezaman.

17

1)      Sumber tertulis sezaman dan setempat


Sumber tertulis sezaman ialah sumber tersebut ditulis oleh orang yang mengalami
peristiwa itu, atau ditulis waktu itu, atau ditulis tidak lama setelah peristiwa itu terjadi.
Sumber setempat maksudnya adalah penulisannya di dalam negeri sendiri. Contoh
sumber tertulis sezaman dan setempat adalah prasasti. Prasasti
berarti pengumuman atau proklamasi, semacam perundang-undangan yang memuji
raja, dan biasanya berbentuk puisi atau bahasa puisi.
2)      Sumber tertulis sezaman tetapi tidak setempat
Sumber ini dimaksudkan ditulis sezaman, tetapi ditulis di luar negeri. Sumber ini
biasanya tidak begitu jelas, kebanyakan berasal dari Tiongkok, Arab, Spanyol, dan
India. Misalnya, kitab Ling Wai Taita karangan Chou Ku Fei pada tahun 1178.
3)      Sumber tertulis setempat tidak sezaman
Sumber ini ditulis lama sesudah peristiwa terjadi, mungkin sudah berdasarkan cerita
dari mulut ke mulut atau berdasar cerita rakyat. Misalnya, buku  Babad Tanah Jawi
dan kitab Pararaton (walau- pun ada babad sezaman, tetapi tidak banyak).
Sejak masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha (India) di
Indonesia, masyarakat Indonesia mulai mengenal tulisan. Tulisan-tulisan tersebut
dapat dibaca dan sampai kepada generasi penerus. Tulisan yang ditinggalkan itu
dipandang sebagai suatu rekaman tertulis tentang peristiwa yang terjadi pada mesa
lampau.
Berikut rekaman tertulis yang dimaksud,
1.      Prasasti
Prasasti merupakan salah satu rekaman tertulis tentang masa lampau yang sudah
menjadi kebiasaan para penguasa untuk mengingat dan mengabadikan suatu
peristiwa penting yang dialami oleh raja atau penguasa. Prasasti adalah peninggalan
tertulis yang dipahatkan dan dilukiskan pada bahan yang tidak mudah musnah,
seperti batu, logam, dan gading. Pada umumnya, prasasti menuliskan suatu
peristiwa yang cukup penting pada masa lampau. Prasasti umumnya dibuat atas
perintah raja yang berkuasa. Tujuan pembuatan prasasti adalah untuk
mengabadikan suatu peristiwa penting yang dialami oleh seorang raja atau sebuah
kerajaan.
18
2.13contoh prasasti pada awal perkembangan kebudayaan
Hindu-Budha.

Prasasti Kutai di Kalimantan Timur


Prasasti berupa tujuh buah yupa (tugu batu) yang diperkirakan berasal dari tahun
400 M, berhuruf Pallawa, dan berbahasa Sansekerta. Isinya, peringatan upacara
kurban agama Hindu yang diperintah oleh Raja Mulawarman, Putra Aswawarman,
dan cucu Kudungga.
Prasasti Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat
Prasasti Kerajaan Tarumanegara. di Jawa Barat berhuruf Pallawa dan berbahasa
Sanskerta. Contoh: prasasti Ciaruteun (pahatan telapak kaki dan tulisan), prasasti
Kebon Kopi (pahatan telapak kaki gajah dan tulisan), prasasti Jambu (pujian
terhadap Purnawarman), prasasti Pasir Awi (memuat syair pujian terhadap Raja
Purnawarman) prasasti Tugu (berita tentang penggalian saluran Sungai Gomati),
prasasti Muara Cianten, dan prasasti Cidang Hiang.
Prasasti Kerajaan Sriwijaya
Prasasti ini berhuruf Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno. Contohnya: prasasti
Keduclukan Bukit (Dapunta Hyang menaklukkan beberapa daerah), prasasti Talang
Tuo (perintah Dapunta Hyang Sri Jayanaga untuk kemakmuran semua makhluk),
prasasti Telaga Batu (berisi kutukan kepada siapa saja yang tidak setia pada raja),
prasasti Kota Kapur (berisi permohonan kepada dews untuk menjaga Sriwijaya dan
menghukum para penghianat Sriwijaya).
Prasasti Kerajaan Mataram Kuno
Prasasti Canggal (654 Saka/732 M), menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf
Pallawa. Prasasti Canggal berisi mengenai pendirian sebuah lingga atas perintah
Raja Sanjaya di atas bukit Kunjarakunja. Prasasti Matyasih (prasasti Kedu) (829
Saka/907 M), berisi tentang raja-raja yang memerintah sebelurn Dyah-Batitung.
prasasti Ritihang, berbahasa Jawa Kuno ditulis dengan huruf Pallawa berangka
tahun 863 Saka/ 914 M.

19
Prasasti Kerajaan Syailendra
Prasasti Kalasan, berangka tahun 700 Saka (778 M), berbahasa Sanskerta, dan
ditulis dengan huruf  Pra-Nagari. Prasasti Klurak (dekat Prambanan), berangka
tahun 704 Saka (782 M), ditulis dengan bahasa Sansekerta dan huruf Pra-Nagari.
Berisi mengenai pembuatan area Manjusri.
Dokumen
Dokumen merupakan surat berharga yang bertulis  atau dicetak sehingga dapat
dipakai untuk sebuah bukti atau keterangan. Dokumen-dokumen tersebut harus
didokumentasikan. Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan pengolahan, dan
penyimpanan infoermasi dari berbagai bidang, dapat berupa pengumpulan bukti-
bukti atau keterangan seperti gambar, kutipan, guntingan koran, bahan referensi,
dan lain sebagainya. Dokumen merupakan suatu yang snagat berharga, baik bagi
pemakainya maupun pembuatnya.
Kitab
Kitab merupakan sebuah kasastra para pujangga pads masa lampau yang dapat
dijadikan petunjuk untuk mengungkap suatu peristiwa di masa lampau. Para
pujangga  umunya menulis atas perintah raja. Itulah sebabnya, isi tulisan banyak
menulis keagungan dan kebesaran raja yang bersangkutan.
20
3.1 Kesimpulan
Kemampuan berpikir manusia untuk mempertahankan kehidupannya
mulai berkembang. Mereka tidak lagi berpindah-pindah tempat untuk mencari
hewan-hewan buruan, tetapi sebaliknya mereka mulai menetap dan mengolah tanah
disekitarnya untuk ditanami dengan berbagai jenis tanaman yang dapat mereka
makan. Selain itu, mereka mulai menjinakan hewan-hewan yang dapat membantu
kebutuhan hidupnya  seperti kuda, kerbau, babi, sapi, anjing dan sebagiannya. Dari
pola bercocok tanam ini manusia sudah dapat menguasai alam lingkunagn serta
isinya.
Terlepas dari mana asal usul nenek moyang bangsa Indonesia dan kapan
mereka mulai tinggal di wilayah Indonesia, kita harus percaya bahwa nenek moyang
bangsa Indonesia telah ribuan tahun sebelum masehi telah hidup di wilayah
Indonesia. Kehidupan mereka mengalami perkembangan yang teratur seperti
bangsa - bangsa di belahan dunia lain.
Kehidupan sosial, masyarakat semi nomaden setingkat lebih baik dari
pada masyarakat nomaden. Jumlah anggota kelompok semakin bertambah besar
dan tidak hanya terbatas pada keluarga tertentu. Kenyataan ini menunjukkan bahwa
rasa kebersamaan di antara mereka mulai dikembangkan. Rasa kebersamaan ini
sangat penting dalam mengembangkan kehidupan yang harmonis, tenang, aman,
tentram, dan damai. Nilai - nilai kehidupan, seperti gotong royong, saling membantu,
saling mencintai sesama manusia, saling menghargai dan menghormati telah
berkembang pada masyarakat pra aksara.
Setelah Disusunnya Makalah ini dapat disimpulkan :
1.          Zaman pra aksara di Indonesia berdasarkan ciri kehidupan masyarakat, dibagi
dalam empat babak, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat
sederhana, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, .masa
bercocok tanam, dan masa perundagian.
2.          Perubahan dari masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut ke
masa bercocok tanam, memakan waktu yang sangat panjang,

21
3.2  Saran
Setelah mempelajari kehidupan masa pra aksara dan Setalah kami
menyusun makalah ini kami member saran :
1.    Kita Harus Bersyukur Karena kita tidak perlu bersusah keras lagi untuk mencari
makanan kini kita tinggal membeli apa yang kita inginkan .
2.    Kita mumpunyai rumah jika ingin tinggal.
3.    Masa kita sekarang adalah masa yang modern tentunya perlu di syukuri dan
dinikmati sesuai kebutuhan.
4.    Jangan lupa bersyukur selalu kepada tuhan yang menciptakan langit dan bumi.
22
Daftar Pustaka

http://muhtyarul.blogspot.co.id/2014/09/makalah-pra-sejarah.
htmlhttp://widhisejarahblog.blogspot.co.id/2013/10/masa-pra-
aksara-di-indonesia.
htmlhttp://www.artikelbagus.com/2014/10/kehidupan-masa-
praaksara-di-indonesia.html
http://pelajargenerasiindonesiaku.blogspot.co.id/2015/06/makalah-
perkembangan-teknologi-pada.html
23
MAKALAH SEJARAH INDONESIA
‘’Periode Zaman Pra-Aksara’’

D
I
S
U
S
U
N
OLEH kelompok 1:
1. Audrey Jovita Ananda Putri
2. Devi Sopiah
3. Sri Rahmatika
4. Sukarno
5. Ahmad Rasyidin Akbar

GURU PEMBIMBING : JASNITA.SPd.M.Pd.

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PALEMBANG

KEMENTERIAN AGAMA RI

Tahun pelajaran 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai