Anda di halaman 1dari 10

KEHIDUPAN MANUSIA PURBA PADA MASA

BERCOCOK TANAM

GURU PEMBIMBING : Nadia Ramona s.Pd

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4 (X-G)

1. Sherren Nailan Iludhiya

2. Nike Rahmaliani

3. Erlin Dewi Agustina

4. Indah dwi sofiaani

5. Raffli Maulana

SMAN 17 BANDUNG
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah, Makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan
penulisan mukalah ini adalah untuk memenuhi tugas Sejarah tahun
ajaran 2023 dengan judul “KEHIDUPAN MANUSIA PURBA PADA
MASA BERCOCOK TANAM". Dengan membuat tugas ini kami
diharapkan mampu untuk lebih mengenal tentang Kehidupan Manusia
Purba di Indonesia.

Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses


pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang bersifat positif, gura penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi
di musa yang akan datang

Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat


memberi manfaat tersendiri bagi teman-teman sekalian.
DAFTAR ISI

Kata
pengantar…………………………………………………………..
Daftar Isi………………………………………………………………..

BAB 1
Pendahuluan…………………………………………………….
1. Latar
belakang……………………………………………………...
2. Rumusan
masalah…………………………………………………..
3. Tujuan
penulisan…………………………………………………...

BAB 2 Pembahasan…………………………………………………….
2.1 Bentuk Bercocok Tanam pada masa prasejarah Hingga Sampai
dengan saat ini …………………………………………..
2.2 Kehidupansosialpadamasabercocoktanam…………………………
2.3Kehidupanekonomipadamasabercocoktanam………………………
2.4Alat-alatyangdihasilkanpadamasabercocoktanam………………….

BAB 3 Penutup……………………………………………………….
3.1 Kesimpulan……………………………………………………….
3.3 Saran………………………………………………………………

Daftar Pustaka………………………………………………………….
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Masa prasejarah atau biasa disebut pra aksara adalah masa kehidupan
manusia sebelummengenal tulisan. Manusia yang diperkirakan hidup pada masa
pra aksara adalah manusia purba. Pada masa ini, kita tidak dapat mengetahui
sejarah serta kebudayaan manusia melaluitulisan. Satu-satunya sumber untuk
mengetahui kehidupan manusia purba hanya melalui peninggalan-peninggalan
mereka yang berupa fosil, alat-alat kehidupan, dan fosil tumbuh-tumbuhan
maupun hewan yang hidup dan berkembang pada masa itu. Zaman pra aksara
berlangsung sangat lama, yaitu sejak manusia belum mengenal tulisan hingga
manusia mulaimengenal dan menggunakan tulisan.

Untuk mempelajari kehidupan manusia prasejarah khususnya bentuk


bercocok tanam zaman prasejarah hingga sampai dengan saat ini, maka kita tidak
boleh lepas dari kajian ilmu Antropologi, yang memperlajari tentang peradaban
manusia dari bentuk yang paling sederhana sampai ketingkat yang lebih maju.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penulisan makalah ini


adalah bagaimana bentuk bercocok tanam pada zaman prasejarah hingga zaman
modern?.

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

Berangkat dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah


ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bentuk bercocok tanam pada
zaman prasejarah Metode Penyusunan MakalahInformasi dan Komunikasi, yakni
mengkaji berbagai materi yang terdapat tersedia di media internet.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Bentuk Bercocok Tanam pada Zaman Prasejarah Hingga Sampai


dengan Saat ini.

Masa berburu dan menumpulkan makanan pada prasejarah berangsur-angsur


ditinggalkan. Masyarakat mulai menunjukkan tanda-tanda menetap di suatu
tempat (nomaden) dengan nengembangkan kegiatan baru seperti bercocok tanam
dan penjinakan hewan. Dengan beberapa penemuan bahwa mereka memiliki
kecenderungan untuk mendiami suatu tempat terbuka yang mana dekat dengan air
misalnya tepi sungai dan laut. Ciri-cirizamanbercocoktanam :

● Polahidupnyamulaimenetap
dataranrendahsecaraberkelompokdansudahmemilihpemimpin.
● Manusiapadamasaini,sudahmengenalcarabercocoktanam,mengolahtanah,
danmemeliharahewan.

● Merekamulaimenguasaicaramenyimpanmakanandanmengawetkanmakana
nsecarasederhana.

● Merekemengenalsistemkepercayaanterhadaprohnenekmoyangdankekuatan
alamSistemkepercayaaniniditunjukanmelaluisimbol-
simbolgambarberwarna,bangunan,danarcayangterbuatdaribatubesar.
● Alat-alat yang digunakanterbuatdaribatu, danbahanlainnya yang
bentuknyasudahdiasah.

2.2 Kehidupan Sosial pada Masa Bercocok Tanam

Kehidupan manusia senantiasa mengalami perkembangan. Perkembangan itu


dapat disebabkan karena ada interaksi antara manusia dengan manusia dan
manusia dengan alam. Ketika kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi oleh
alam, manusia tidak perlu bersusah payah menghasilkan dan mengolah makanan,
mereka cukup mengambilnya dari alam. Akan tetapi, ketika alam tidak lagi dapat
memenuhi kebutuhan hidup. manusia pra aksara (prasejarah) tidak lantas berdiam
diri, mereka mulai memikirkan bagaimana caranya untuk menghasilkan makanan
(food producing). Dari sinilah muncul bahwa manusia perlu mengolah alam.
Dengan demikian corak kehidupan manusia pun berubah dari berburu dan
mengumpulkan (meramu) makanan menjadi bercocok tanam.

Pada awal bercocok tanam, mereka melaksanakan peladangan berpindah atau


pertanian lahan kering (shifting cultivation). Pelaksanaan sistem ini dilakukan
dengan cara membuka hutan untuk ditanami dan mereka akan berpindah lokasi
pertanian ke lahan yang lain apabila dirasa lahan yang mereka tanami sudah tidak
produktif lagi. Sistem peladangan dapat dilaksanakan oleh mereka ketika jumlah
penduduknya masih sedikit, dan hutan sebagai lahan pertanian masih luas.
2.3 Kehidupan Ekonomi pada Masa Bercocok Tanam

Pada masa kehidupan bercocok tanam, kebutuhan hidup masyarakat semakin


bertambah, namun tidak ada satu anggota masyarakatpun yang dapat memenuhi
seluruh kebutuhan hidupnya sendiri. Dengan kenyataan seperti ini, dalam rangka
memenuhi kebutuhannya masing-masing diadakan pertukaran barang dengan
barang (sistem barter). Pertukaran barter ini menjadi awal munculnya sistem
perekonomian dalam masyarakat.

Sistem barter merupakan sejenis bentuk perniagaan yang tidak menggunakan


sembarang bentuk perantara pertukaran, dimanabarangan atau perkhidmatan
ditukar dengan barangan dan/atau perkhidmatan lain. Ia boleh jadi dibuat antara
dua atau beberapa pihak. Melalui sistem ini mereka terpaksa membuat pilihan
sesama mereka untuk mendapatkan barang perantaraan yang dapat membawa
manfaat bersama antara mereka. Oleh sebab itu. barang-barang yang digunakan
sebagai alat perantaraan itu berbeda mengikut suasana dan zaman. maka jelaslah
di sini bahwa pertukaran adalah tidak mustahil tanpa uang dan tidak heranlah
manusia boleh menjalankan kegiatan perdagangan dengan sistem pertukaran
barter.

2.4. Alat-alat yang dihasilkan pada Masa Bercocok tanam

Perkembangan kebudayaan pada masa bercocok tanam makin bertambah pesat.


Hal ini dikarenakan manusia mulai dapat mengembangkan dirinya untuk
menciptakan kebudayaan yang lebih baik. Namun demikian alat-alat yang
dihasilkan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan atau zaman
palaeolithikum tidak ditinggalkan. Alat-alat itu masih dipertahankan dan
dikembangkan, seperti alat-alat dari batu sudah tidak kasar lagi tapi sudah lebih
halus karena ada proses pengasahan.

Peninggalan-peninggalan kebudayaan manusia pada masa bercocok tanam makin


banyak dan beragam, baik yang terbuat dari tanah liat, batu maupun
logam.Berikut ini alat alat atau benda-benda yang dihasilkan pada masa bercocok
tanam adalah sebagai berikut:

1. Gerabah Pada Masa Bercocok tanam

Penemuan gerabah merupakan suatu bukti adanya kemampuan manusia mengolah


makanan. Hal ini dikarenakan fungsi gerabah diantaranya sebagai tempat
meyimpan makanan. Gerabah merupakan suatu alat yang terbuat dari tanah liat
kemudian dibakar. Dalam perkembangan berikut, gerabah tidak hanya berfungsi
sebagai penyimpan makanan, tetapi semakin beragam, bahkan menjadi barang
yang memiliki nilai seni. Cara pembuatan gerabah mengalami perkembangan dari
mulai bentuk yang sederhana hingga ke bentuk yang kompleks. Dalam bentuk
yang sederhana dibuat dengan tidak menggunakan roda.
2. Perhiasan pada Masa Bercocok Tanam

Hiasan sudah dikenal oleh manusia pada masa bercocok tanam. Perhiasan dibuat
dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh dari lingkungan sekitar, seperti hiasan
kulit kerang dari sekitar pantai. Hiasan lainnya ada yang terbuat dari yang dibuat
dari tanah liat seperti gerabah, dan ada pula yang terbuat dari batu, seperti gelang,
kalung, dan beliung

3. Pakaian pada Masa Bercocok tanam

Kebudayaan lainnya yang dimiliki oleh manusia pada masa bercocok tanam
diperkirakan mereka telah memakai pakaian. Bahan yang digunakan untuk
pakaian berasal dari kulit kayu. Daerah tempat ditemukan bukti adanya pakaian
adalah di Kalimantan, Sulawesi Selatan, dan beberapa tempat lainnya. Pada
daerah-daerah tersebut ditemukan alat pemukul kulit kayu. Kulit kayu yang sudah
dipukul-pukul menjadi bahan pakaian yang akan dibuat.

BAB III

PENUTUP

Dalam teks mengenai masa bercocok tanam manusia purba, kita


memperoleh wawasan yang berharga tentang kemajuan manusia dalam bidang
pertanian. Masa ini mencerminkan transisi signifikan dari gaya hidup berburu dan
mengumpulkan makanan menuju praktik bercocok tanam. Manusia purba belajar
mengenali tanaman dan pola musim, mengembangkan alat-alat sederhana untuk
bertani, serta memahami pentingnya tanah subur. Ini adalah tonggak sejarah yang
memungkinkan manusia untuk mengendalikan sumber makanan mereka sendiri,
membentuk masyarakat yang lebih tetap, dan memulai perjalanan panjang menuju
perkembangan pertanian yang lebih kompleks.

Dalam konteks masa bercocok tanam manusia purba, kita dapat melihat
bagaimana perubahan ini memberikan dasar bagi perkembangan budaya manusia.
Pertanian mengarah pada peningkatan produksi makanan, yang pada gilirannya
mendukung pertumbuhan populasi. Hal ini menciptakan kebutuhan untuk
organisasi sosial yang lebih kompleks, mencakup pembagian kerja, perdagangan,
dan kemajuan teknologi. Oleh karena itu, masa bercocok tanam manusia purba
tidak hanya menandai revolusi dalam cara manusia memenuhi kebutuhan
makanan mereka, tetapi juga menjadi titik awal bagi perkembangan sosial,
ekonomi, dan budaya yang membentuk masyarakat manusia dalam sejarah.

Anda mungkin juga menyukai