CINTA LAURA
TIARA AGUSTINA
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur penulis ucapakan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya sehingga makalah yang berjudul “Jenis Jenis Peninggalan Megalit di desa
Tanjung Aro” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya. Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas pelajaran Sejarah. Saya
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Dan saya juga menyadari akan pentingnya sumber bacaan dan referensi internet yang
telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada bapak guru Hardianto Spd , sebagai guru bidang studi
yang telah banyak memberi petunjuk dan semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyususan makalah dapat dibuat dengan sebaik baiknya.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
2
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 4
A. Latar Belakang.................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 4
C. Metode Penulisan................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 6
A. Pembahasan Rumusan Masalah.......................................................................... 6
BAB 1
3
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kota Pagaralam disebut dengan kota Besemah, Besemah sendiri adalah nama
tanah, nama daerah, nama etnik, nama bahasa, nama adat, dan nama kebudayaan
provinsi Sumatera Selatan. Besemah berasal dari kata dasar “Semah” yang berarti air
(sungai) yang ada ikan semah hidup di sungai-sungai atau danau- danaunya (Tim,
2014:11). Dahulu Besemah mencakup suatu wilayah yang luas, menjadi terpecah-
pecah karena dikecilkan oleh Belanda. Sehingga tampaklah oleh kita sekarang kalau
Besemah hanya sebatas Pagaralam. Namun ada yang menarik, bila keturunan
Besemah ini ingin bersatu kembali maka sudah tersedia jalan, yakni adanya
persamaan bahasa, adat, dan seperasaan, terbukti masih adanya bahasa Besemah
meskipun orang tersebut tidak di Pagaralam. Contoh beberapa daerah yang
menggunakan bahasa Besemah, antara lain: Pagaralam, Lahat, Palas Pasemah
(Lampung), Kota Agung, Padang Guci, dan daerah lainnya (Puspa, 2013:16).
Situs-situs megalitik tersebar di daratan tinggi seperti di puncak gunung, di
lereng dan di lembah. Pada umumnya situs-situs megalitik berada di ketinggian 500
mdpl, karena terletak di dataran tinggi maka daerah ini mempunyai curah hujan yang
tinggi sepanjang tahun yang terletak di desa Tanjung Aro. Di daerah Pagaralam
tepatnya di situs megalit Tanjung Aro yang termasuk dalam kecamatan Pagaralam
Utara. Temuan megalitik yang terdapat dalam kawasan ini yaitu: Arca Megalit
Manusia Dililit Ular, , kubur batu,, dan sebaran batu-batu megalit. Kebudayaan di
situs ini yang menarik bahwa hasil dari peninggalan-peninglan di situs ini yaitu pada
masa prasejarah zaman megalitikum atau juga disebut zaman batu besar.
B. Adapun rumusan masalah
Menurut Asyifa temuan Arca yang dibahas yaitu Kubur Batu sangatlah
bersejarah yang ada dikomplek sejarah Ttanjung Aro.
Menurut Cinta temuan Arca yang berada di Tanjung Aro yang dibahas dan
dipertanyakan ialah Manusia Dililit Ular yang memiliki sejarah tersendiri.
4
Menurut Ibrahim Ular yang membelit kedua leluhur tanjung aro adalah
Anaconda prasejarah karena memiliki ukuran yang sangat besar
Menurut Bintang bagaimana kondisi lanskap fisik yang ada disitus Tanjung
Aro.
C. Metode penulisan
Metode yang kami lakukan Asyifa dan kawan-kawan yaitu secara langsung
dengan melihat subjek peninggalan sejarah yang ada di Tanjung Aro Kota Pagaralam.
5
BAB II
PEMBAHASAN.
Pada masa prasejarah ketika kebudayaan megalitik berkembang bahwa kubur batu
merupakan salah satu dari jenis peninggalan batu-batu besar (megalit). Sedangkan
sesuai dengan namanya fungsi dari kubur batu sendiri sebagai tempat penguburan
(stonecists) bagi orang-orang yang dihormati di lingkungan masyarakat yang
hidup pada masa megalit. Kubur batu ini sudah dilakukan pengamanan dengan
6
cara diberi pagar keliling yang terbuat dari kayu dengan ukuran panjang 5,50
meter dan lebar 5 meter. Sedang bagian atas di beri cungkup seng dengan tiang
penyangga dari kayu dan pondasi semen.
2. Arca Manusia Dibelit Ular berada di Dusun Tanjung Aro, Keluruhan Kuripan
Babas, Kecamatan Pagar Alam Utara, Kota Pagar Alam, Provinsi Sumatera
Selatan. Pada kegiatan inventarisasi yang dilaksanakan pada tahun 2010 oleh Tim
Kelompok Kerja Dokumentasi Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi. Tinggalan
megalitik yang berada di kaki Gunung Dempo ini, didata sebagai inventaris
dengan nomor : SML/PGR/02/2010. Secara astronomis Arca Manusia Dibelit Ular
berada di titik 4°00’17.2″S 103°14’11.0″R
Di Situs Tanjungaro ini, selain Arca Manusia Dibelit Ular juga terdapat tinggalan
megalitik lainnya, yaitu Kubur Batu. Keletakan kedua tinggalan megalitik ini
berjarak sekitar 50 M, Arca Manusia Dibelit Ular berada di area persawahan
sementara Kubur Batu berada di tengah-tengah pemukiman di Tanjung Aro.
Tinggalan megalitik lainnya yang berada di Dusun Tanjung Aro antara lain berupa
Batu Dakon dan Monolit.
Arca figur manusia dibelit ular ini terbuat dari batu alam tunggal (monolit) dengan
pahatan profil 2 manusia dililit ular, sedangkan salah satu dari manusia tersebut
pada bagian kepala digigit ular. Arca ini sendiri merupakan salah satu dari
peninggalan prasejarah masa megalit yang pernah berkembang di daerah Pagar
Alam dan Lahat dan sering disebut dengan kebudayaan Pasemah. Arca yang
terletak di tengah sawah ini telah diberi pagar keliling yang terbuat dari besi
Situs ini dikenal karena dua arca manusia yang dililit oleh seekor ular besar,
sebuah pemandangan yang memukau dan misterius.
Situs ini terkenal karena dua arca manusia yang menjadi pusat perhatian.
Arca tersebut menggambarkan sebuah adegan yang menakjubkan, dengan bagian
kepala ular yang memakan kepala seorang manusia, sementara bagian tubuh ular
membelit tubuh seorang lainnya.
Kejadian ini telah menarik perhatian banyak orang selama berabad-abad.
Selama masa penjajahan Jepang, arca ini menjadi fokus perhatian tentara Jepang.
Mereka mengirim puluhan tentara dan menggunakan alat berat dalam upaya untuk
mengambil arca ini
7
Setelah upaya penjajah Jepang yang gagal, arca ini tetap berada di tempatnya
semula. Saat ini, situs megalitik ini dirawat dan dilestarikan oleh Balai Pelestarian
Cagar Budaya Jambi.
Arca ini menjadi bagian dari warisan budaya yang penting bagi masyarakat
setempat dan Indonesia pada umumnya.
Selain arca manusia yang dililit ular, situs ini juga memiliki beberapa batu
istimewa lainnya.
Beberapa di antaranya termasuk “batu kompas,” “batu menyesui,” “batu
beraganjal tiga” sebanyak dua buah, “arca musibah,” dan arca “orang mendukung
anak.” Semua batu ini memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi.
Situs Megalitik di Desa Tanjung Aro, Pagar Alam Utara, adalah tempat bersejarah
yang penuh misteri dan keindahan.
Arca manusia yang dililit oleh ular besar menjadi daya tarik utama, sementara
batu-batu istimewa lainnya juga memberikan wawasan tentang budaya kuno.
Berdasarkan saran kami dari kelompok 4 peninggalan sejarah haruslah kita jaga
sebagai penerus generasi muda supaya generasi muda dapat memviralkan tempat wisata
peninggalan sejarah dan menjadi tempat edukasi bagi pelajar dan anak anak bahwa di
pagaralam ini terdapat tempat edukasi sejarah.
15
DAFTAR PUSTAKA
Bedur, Marzuki. 2009. Sejarah Besemah dari Zaman Megalitikum, Lampik Mpat
Mardike Duwe, Sindang Mardike ke Kota Perjuangan. Pagaralam: Pemerintah Kota
Pagaralam.
Dinas Kebudayaan dan Pariwsata Kota Pagaralam. (n.d). Pagar Alam Beauty Of
South Sumatera. Pagaralam: Pemerintah Kota Pagaralam Dinas Kebudayaan dan Pariwsata.
Puspa, Eti. 2013. Sastra Basemah Bagian Dari “Sastra Melayu Lama”. Bandung, Jawa Barat.
Sumardjo, Jacob. 2002.
16
DOKUMENTASI
17
18
19