Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... ...... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... ...... 2
2.1 Pengertian Masa Pra-Aksara.............................................................. ...... 2
2.2 Jenis – Jenis Manusia Purba Yang Hidup Pada Masa Pra-Aksara..... ...... 4
2.3 Perkembangan Corak Kehidupan dan Peralatan Yang Digunakan
Manusia Purba.................................................................................... ...... 5
2.4 Sistem Kepercayaan dan Peninggalan Kebudayaan Pada Masa
Perundagian............................................................................................... 10
2.5 Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia................................... ...... 16
BAB III PENUTUP............................................................................................ ...... 19
3.1 Kesimpulan......................................................................................... ...... 19
3.2 Saran................................................................................................... ...... 20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dalam menyelesaikan masalah yang telah dibahas sebelumnya, maka tujuan yang ingin
kami capai adalah:
1. Dapat menjelaskan proses muncul dan tahapan perkembangan kehidupan pada masa Praaksara.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis manusia purba pada masa Praaksara.
3. Untuk mengetahui peninggalan- peninggalan pada masa Praaksara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.3 Perkembangan Corak Kehidupan dan Peralatan Yang Digunakan Manusia Purba Pada
Masa Pra-aksara
Perkembangan kehidupan masa pra-aksara dapat dilihat dari beberapa periode kehidupan
yaitu berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam dan beternak, serta perundagian
a) Kapak perimbas
Kapak perimbas tidak memiliki tangkat dan gunakan dengan cara digenggam. Penelitian
terhadap kapak ini dilakukan di daerah Punung (Kabupaten Pacitan) oleh Von Koenigswald
(1935). Sedangkan para ahli lainnya juga mengadakan penelitian pada tempat-tempat lain di
seluruh wilayah Indonesia, sehingga kapak perimbas tidak hanya ditemukan di Pacitan
melainkan juga pada tempat-tempat seperti Sukabumi, Ciamis, Gombong, Bengkulu, Lahat
(Sumatera), Bali Flores, dan Timor. Para ahli sejarah mengambil suatu kesimpulan bahwa alat-
alat itu berasal dari lapisan yang sama dengan Pithecantropus Erectus dan diperkirakan juga
bahwa Pithecantropus Erectus inilah pembuatnya. Tempat penemuan kapak perimbas diluar
wilayah Indonesia seperti Pakistan, Myanmar (Birma), Malaysia, Cina, Thailand, Filipina dan
Vietnam.
b) Kapak penetak
Kapak penetak memiliki bentuk yang hampir sama dengan kapak perimbas, namun lebih
besar dari kapak perimbas dan cara pembuatanya masih kasar. Kapak ini berfungsi untuk
membelah kayu, pohon, kayu, bambu atau disesuaikan degan kebutuhannya.
c) Kapak genggam
Kapak genggam memiliki bentuk hampir sama dengan kapak perimbas dan kapak
pendek. Tetapi bentuknya jauh lebih kecil. Kapak genggam dibuat masih sangat sederhana dan
belum diasah. Kapak ini juga ditemukan di seluruh wilayah Indonesia. Cara pemakaiannya
digenggam pada ujungya yang lebih kecil.
d) Pahat genggam
Pahat genggam memiliki bentuk lebih kecil dari kapak genggam. Para ahli menafsirkan
bahwa pahat genggam mempunyai fungsi untuk mengemburkan tanah. Alat ini digunakan untuk
mencari ubi-ubian yang dapat dimakan
e) Alat serpih
Alat serpih memiliki bentuk sangat sederhana dan berdasarkan bentuknya itu diduga
digunakan sebagai pisau, gurdi, dan alat penusuk. Dengan alat ini manusia purba mengupas,
memotong, dan juga menggali makanan. Alat serpih ini juga ditemukan oleh Von Koenigswald
pada tahun 1934 di daerah Sangiran (Surakarta). Tempat-tempat penemuan lainnya di Indonesia
antara lain: Cabbenge (Sulawesi Selatan), Maumere (Flores) dan Timor. Alat-alat serpih sangat
kecil dan berukuran antara 10-20 cm serta banyak ditemukan pada goa-goa tempat tinggal
mereka pada waktu itu.Pada umumnya goa-goa tidak terganggu keadaannya, maka apa yang
ditinggalkan oleh manusia purba masih dapat ditemukan dalam keadaan seperti ditinggalkan oleh
penghuninya, sehingga goa-goa menjadi salah satu sasaran para ahli untuk penelitian.
f) Alat-alat dari tulang
Alat-alat dari tulang dibuat dari tulang-tulang binatang buruan. Alat-alat yang dibuat dari
tulang antara lain pisau, belati, mata tombak, mata panah, dan lain-lainnya. Peralatan dari tulang
itu banyak ditemukan di Ngandong.
3) Kehidupan Ekonomi
Pada masa ini belum ada sistem ekonomi yang kompleks. Kegiatan berburu dan
mengumpulkan makanan hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan anggota kelompoknya
dan tidak pernah ada transaksi dengan kelompok lain. Mereka masih sangat bergantung pada
alam dan akan mencari tempat lain jika tempat tersebut sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan
hidup mereka. Pengolahan makanan masih sebatas dibakar saja. Pada masa itu manusia telah
mengenal api. Untuk makanan yang berasal dari tumbuhan, mereka memakannya mentah-
mentah. Mereka juga belum mengenal teknik menanak nasi.
c) Mata Panah
Merupakan salah satu dari alat perlengkapan berburu atau menangkap ikan. Mata panah
untuk bisa menangkap ikan yang berbeda dengan mata panah untuk dapat berburu. Mata panah
untuk dapat menangkap ikan yang dibuat dengan bentuk bergerigi sama dengan mata gergaji dan
umumnya terbuat dari tulang.
d) Gerabah
Terbuat dari tanah liat yang sudah dibakar. Alat-alat tersebut dipakai sebagai tempat
dalam menyimpan benda-benda berupa perhiasan.
e) Perhiasan
Terbuat dari bahan-bahan yang mudah dalam dicari pada area tempat tinggalnya. Bagi
manusia purba yang tinggal diarea pantai, maka mereka akan membuat hiasan dari kulit kerang.
Dan adapula hiasan yang terbuat dari terrakot yaitu sebuah tanah liat yang sudah dibakar semisal
membuat geraba, sedangkan untuk hiasan yang dibuat berasal dari bahan batu yaitu gelang,
beliung dan kalung.
3. Kehidupan ekonomi
Di masa bercocok tanam, kebutuhan hidup dari masyarakat akan semakin meningkat. Namun,
tak ada satupun anggota masyarakat yang bisa memenuhi segala kebutuhan hidupnya sendiri.
Oleh sebab itu, mereka akan menjalin hubungan dengan masyarakat yang ada diluar daerah
tempat tinggalnya tersebut. Dengan kenyataan tersebut, dalam rangka untuk memenuhi segala
kebutuhannya maka masing-masing butuh mengadakan pertukaran barang dengan menggunakan
sistem barter. Pertukaran barang dengan barang lain akan menjadi suatu awal kehadiran sistem
perdagangan atau sistem perekonomian yang ada dalam masyarakat.
b. Cara penguburan
Kepercayaan yang dimiliki pada masa prasejarah merupakan awal dari kepercayaan yang
ada pada masa-masa berikutnya. Kepercayaan masyarakat berburu dan meramu terdapat
kekuatan alam yang abadi di sekelilingnya di buktikan dengan penemuan kuburan serta
penguburan jenazah di Gua Lawa (sampungan) Gua Sodong, Bukit Kerang di Sumatra Utara.
Dengan penemuan kuburan itu menunjukan bahwa masyarakat prasejarah telah memiliki
anggapan tentang hidup sesudah mati dan memberikan penghormatan terakhir kepada orang
yang meninggal. Pada masa selanjutnya masyarakat telah mengenal dua macam penguburan
yaitu:
Penguburan Primer (langsung).
Dalam penguburan langsung jenazah orang yang sudah meninggal dikuburkan sekali,
atau langsung dikubur di dalam tanah atau diletakkan dalam sebuah wadah kemudian dikuburkan
dalam tanah dengan upacara penguburan. Mayat dibaringkan mengarah ketempat roh atau arwah
pada leluhur (misalnya di puncak gunung). Sebagai bekal perjalanan ke dunia roh, disertakan
bekal kubur yang terdiri atas berbagai macam barang keperluan sehari-hari, seperti perhiasan,
periuk, dan barang-barang lainnya. System penguburan ini pernah ditemukan di anyer (banten)
dan plawangan , rembang (jawa tengah)
Penguburan Sekunder (tak langsung).
Pada penguburan tak langsung mayat pada mulanya langsung dikuburkan dalam tanah
tanpa upacara penguburan. Setelah beberapa waktu hingga tinggal kerangka, kemudian digali,
dibersihkan, dan dicuci, terkadang diberi tempayan/sarkopagus atau tanpa wadah dikubur
kembali dengan upacara penguburan. Cara penguburan ini ditemukan di mendolo, sumba (nusa
tenggara timur), Gilimanuk (Bali) , dan Lesung Batu (Sumatra Barat)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Priodesasi masa prasejarah berdasarkan ilmu geoligi ini dilakukan untuk mengetahui
terbentuknya bumi dari masa awal sampai seperti saat ini, melalui lapisan-lapisan bumi.
Melalui lapisan-lapisan bumi kita akan mengetahui usia fosil dan benda-benda purbakala.
Semakin dalam dari permukaan tanah tempat ditemukannya fosil atau benda tersebut maka dpat
disimpulkan bahwa usia benda itu semakin tua dan sebaliknya. Melalui pemeriksaan
laboratorium, akan diketahui berapa kira-kira usia bumi beserta makhluk yang pernah
menghuninya.berikut adalah uraian mengenai tahapan-tahapan terciptanya bumi.
Pembabakan prasejarah berdasarkan ilmu arkeologi bertujuan untuk mengetahui usia
manusia purba berdasarkan peninggalan purbakala. Benda-benda tersebut dapat berupa perkakas
rumah tangga, patung, coretan di gua, dan fosil purba. Manusia purba menggunakan alat-alat
untuk memenuhi kebutuhannya seperti mencari dan mengolah makanan dengan menggunakan
perkakas dari batu atau benda-benda alam lainnya yang keras seperti kayu dan tulang.
Kehidupan masyarakat di Indonesia terus mengalami perkembangan, yakni dari masa
berburu dan mengumpulkan makanan kemudian berkembang ke masa menetap dan bercocok
tanam. Dalam masa menetap dan bercocok tanam masyarakat kemudian berusaha membuat atau
menciptakan berbagai macam peralatan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka maka lahirlah
budaya. Budaya yang semula merupakan budaya batu mulai dari batu tua,madya, dan muda lalu
berkembag ke budaya batu besar dan budaya besi atau perunggu bersamaan dengan lahrnya
budaya batu besar (megalitikum) maka berkembang pula system kepercayaan masyarakat seperti
animisme dan dinamisme
Setelah Disusunnya Makalah ini dapat disimpulkan :
1. Zaman pra-Aksara di berdasarkan ciri kehidupan masyarakat, dibagi dalam empat babak, yaitu
masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, masa berburu dan mengumpulkan
makanan tingkat lanjut, .masa bercocok tanam, dan masa perundagian.
2. Perubahan dari masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut ke masa bercocok
tanam, memakan waktu yang sangat panjang,
3.2 Saran
Setelah mempelajari kehidupan masa pra aksara dan Setalah kami menyusun makalah ini
kami member saran :
1. Kita Harus Bersyukur Karena kita tidak perlu bersusah keras lagi untuk mencari makanan kini
kita tinggal membeli apa yang kita inginkan .
2. Masa kita sekarang adalah masa yang modern tentunya perlu di syukuri dan dinikmati sesuai
kebutuhan.
3. Jangan lupa bersyukur selalu kepada tuhan yang menciptakan langit dan bumi.
DAFTAR PUSTAKA
Beberapa Sumber :
http://www.artiini.com/2016/05/pengertian-zaman-praaksara-dan.html
http://usaha321.net/pengertian-zaman-praaksara.html
http://www.seputarilmu.com/2015/12/jenis-jenis-manusia-purba-di-zaman-pra.html
http://avistalingga.blogspot.co.id/2016/01/perkembangan-corak-kehidupan-masyarakat.html
http://www.donisetyawan.com/persebaran-nenek-moyang-bangsa-indonesia/
http://www.donisetyawan.com/wp-content/uploads/2016/07/corak-kehidupan-manusia-purba.jpg