Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PKN

MENGAPA SIFAT KERJASAMA TELAH LAMA BERAKAR DALAM


BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA

OLEH

KELOMPOK 1

1. KHOTIDDUL UMAM
2. CAROLINE EUNIKE SINURAT
3. M. BILAL NURKHOLIS
4. MENANTI TELAMBANUA
5. WILDAN ABDILLAH AL GHOZALI
6. ANNASTASYA AYUWIBOWO
7. PRAYOGA WINATHA

KELAS : VII 4

SMPN 2 KAMPAR KIRI TENGAH


KABUPATEN KAMPAR
PROVINSI RIAU
TP.2021/2022
Mengapa Sifat Kerja sama Telah Lama Berakar
dalam Budaya Masyarakat Indonesia?
Dalam kehidupan sehari-hari, kita masih sering menemukan sebagian besar
masyarakat Indonesia yang melakukan kerjasama sebagai upaya saling membantu dalam
melakukan suatu kegiatan. Apa itu kerjasama?
Pengertian kerjasama dijelaskan dalam buku berjudul Paradigma Baru Manajemen
Pendidikan Abad 21 yang disusun oleh Abdul Majir (2020:12) bahwa pengertian kerja sama
adalah pekerjaan yang dilakukan dua orang atau lebih bekerja bersama-sama untuk terwujud
tujuan yang efektif dan efisien.
Penjelasan mengenai kerjasama juga disebutkan pada buku Kerja Sama Pemerintahan
Antardesa Bagian 1: Konsep Dasar yang disusun oleh Riant Nugroho, Firre An Suprapto,
SAP., M. Pd (2021:39) bahwa kerja sama pada intinya menunjukkan adanya kesepakatan
antara dua orang atau lebih yang saling menguntungkan.
Kerja sama merupakan aktivitas bersama dua orang atau lebih yang dilakukan secara
terpadu yang diarahkan kepada suatu target atau tujuan tertentu. Kerja sama dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan baik secara finansial maupun non finansial
yang dapat dirasakan atau diterima oleh kedua belah pihak.
Kerjasama rupanya telah lama mengakar dalam kebudayaan masyarakat Indonesia.
Mengapa sifat kerja sama telah lama berakar dalam budaya masyarakat indonesia? Hal ini
disebabkan karena kerjasama merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang selalu secara
sukarela menolong kesulitan sesama dan mengerjakan suatu kegiatan secara bersama.
Dengan adanya sifat kerjasama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan yang
dilakukan tentu akan jauh lebih ringan dibanding diselesaikan sendirian. Hal ini juga seperti
yang disebutkan dalam peribahasa yang cukup terkenal di Indonesia yaitu ringan sama
dijinjing berat sama dipikul. Peribahasa ini memiliki arti kita sebagai masyarakat Indonesia
yang senasib sepenanggungan harus saling bekerjasama.
Salah satu contoh kerjasama yang masih banyak diterapkan masyarakat Indonesia
adalah gotong royong bersama untuk membersihkan lingkungan.(DAP)
Jika ada yang bertanya budaya masyarakat Indonesia apa yang paling menonjol? Jawabannya
tentu budaya kerja sama, atau istilah lainnya 'gotong royong'.
Hampir di setiap lingkungan kita dapat menemukan atau bahkan kita sering terlibat langsung
dalam kegiatan kerja sama.
Kegiatan kerja sama di suatu lingkungan yang paling umum misalnya kerja sama
dalam menjaga keamanan lingkungan yang sering disebut ronda.
Contoh lain kegiatan kerja sama di suatu daerah pedesaan misalnya kerja sama
memperbaiki akses jalan desa, membersihkan sungai, membangun jembatan serta kerja sama-
kerja sama lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan desa.
Dalam situasi tertimpa musibah bencana alam di suatu daerah seperti banjir misalnya, juga
diatasi dengan cara kerja sama.
Semua masyarakat bahu-membahu, mulai dari mendirikan dapur darurat,
membersihkan sisa banjir, hingga menggalang dana bantuan. Semuanya dilakukan dengan
kerja sama.
Di tataran lembaga pemerintahan juga tidak lepas dari kegiatan kerja sama. Hal ini
ditunjukkan misalnya kerja sama antara masyarakat sipil dengan instansi atau lembaga,
mengadakan suatu program, seperti pelatihan keterampilan, atau sosialisasi pertanian dan
sebagainya.
Budaya kerja sama yang melekat dengan keseharian masyarakat Indonesia,
nampaknya sudah lama berakar menjadi bagian budaya di masyarakat.
Hal ini tentu menarik untuk dikaji lebih jauh untuk menambah wawasan. Mengapa sifat kerja
sama telah lama berakar dalam budaya masyarakat Indonesia?
Kerja sama telah lama berakar dalam budaya masyarakat Indonesia karena merupakan
kepribadian bangsa Indonesia yang secara sukarela menolong kesulitan sesama dan
mengerjakan suatu kegiatan secara bersama-sama untuk tujuan bersama.
Ternyata memang budaya kerja sama sudah menjadi kepribadian bangsa Indonesia, yang
terbentuk karena pengalaman-pengalaman yang dirasakan bersama sebagai bangsa.
Menurut sejarah, belum ada yang mengisahkan perjuangan mereka mampu mengusir
penjajah. Indonesia memang terkenal akan sikap gotong royong. Dengan ilmu pengetahuan
serta semangat gotong royong. Akhirnya, Indonesia mencapai kemerdekaan. Berbeda dengan
negara lain yang diberikan hak untuk merdeka. Ibu pertiwi meraihnya sendiri. Pelajaran
sejarah inilah sifat untuk tidak egois muncul dan ditanamkan oleh orang tua sejak sekarang.
Agama yang Berjumlah 6 Agama
Mengapa sifat kerjasama telah lama berakar dalam budaya masyarakat Indonesia juga
dipengaruhi dari faktor segi agama. Negara ini punya 6 agama, hampir semuanya mempunyai
ajaran sama yaitu kedudukan manusia sebagai makhluk Tuhan dan sosial. Hubungan antar
masyarakat inilah yang mendorong lahirnya gotong royong.
Coba sekarang Sobat Contohdesainer lihat siklus hidup manusia mulai sejak lahir sampai
mereka meninggal. Pasti tidak lepas dari orang lain. Saat lahir, harus minta tolong untuk
bersalin, tidak bisa sendiri kecuali, punya rumah terpencil dan akses jalan sulit.
Secara konsep agama, orang tua merupakan orang lain. Karena, setiap manusia akan kembali
ke Tuhan secara individu. Kemudian, saat dewasa butuh bimbingan juga diberikan pelajaran
oleh guru. Walaupun, menggunakan mesin pencari di internet, tetap butuh tenaga untuk
mendapatkan informasi.
Bila tidak ada mereka, belum tentu ada internet serta mesin pencari. Termasuk semua
informasi didalamnya. Terakhir, saat meninggal Sobat Contohdesainer tetap butuh orang lain
untuk memandikan, mendoakan, dan berbagai keperluan lainnya. Semua agama, mengajarkan
bahwa persatuan kesatuan itu sangat penting.
Mengapa sifat kerjasama telah lama berakar dalam budaya masyarakat Indonesia
alasan lain adalah adanya kitab suci. Hampir semuanya, mengajarkan untuk saling tolong
menolong. Bila ada yang kesusahan cobalah untuk membantu, begitu seterusnya. Ajaran ini
selalu ada tidak hanya di rumah, sekolah, bahkan lingkungan.
Lingkungan yang Menjadi Pengaruh Besar
Sebenarnya, pengaruh terbesar ada dilingkungan sekitar. Mulai dari sekolah, setiap guru
terkadang menyuruh murid untuk belajar kelompok. Menyelesaikan masalah bersama-sama,
karena satu pikiran akan kalah dengan dua hingga tiga pemikiran. Banyak solusi muncul dari
setiap individu.
Selanjutnya, area rumah sendiri. Di mana, Sobat Contohdesainer hidup berdampingan dengan
warga lainnya. Pasti setiap bulan ada pertemuan, membahas program warga kedepan. Dari
sini, pelajaran untuk saling gotong royong muncul. Walaupun, Sobat Contohdesainer adalah
orang egois dan tidak percaya orang lain. Faktor lingkungan mampu merubahnya.
Sebagai contoh, saat ada salah satu bagian rumah yang rusak. Pasti membutuhkan tukang
untuk membenarkannya. Memang, Sobat Contohdesainer memberinya upah dari hasil
pekerjaan. Tetapi, dengan tetangga, mereka tidak akan memberikan tarif. Hubungan saling
mengenal ini menjadi kunci dasar persatuan kesatuan.
Mengapa sifat kerjasama telah lama berakar dalam budaya masyarakat Indonesia juga
dipengaruhi dari tuntutan hidup manusia itu sendiri. Dalam lingkungan pekerjaan, ada sebuah
rantai, menghubungkan pekerjaan satu dengan lainnya. Sebagai contoh, Sobat
Contohdesainer adalah seorang kontraktor, pasti membutuhkan karyawan.
Dalam membangun sebuah gedung atau rumah, membutuhkan lebih dari satu karyawan saja.
Perlu setidaknya empat orang, bila mereka tidak bisa gotong royong. Tidak akan mungkin
rumah tersebut jadi. Kemudian, semua kebutuhan mereka seperti semen, batu bata, bukan
mereka yang membuat, melainkan pekerja lain.
Keturunan dan Gotong Royong yang bisa Dirasakan dengan Nyata
Bila dilihat dari sejarah, penduduk Indonesia terdiri beberapa kerajaan. Sistem yang sudah
mereka gunakan adalah gotong royong. Sebagai contoh, dalam melebarkan kekuasaan.
Semangat untuk melebarkan kekuasaan ini mendorong kerajaan tersebut untuk bersatu
menyerang atau bertahan melawan musuh.
Tidak heran, bila sejak dulu sudah ada strategi memecah belah musuh, dengan adu domba.
Pelajaran seperti ini, bisa dipelajari oleh seluruh keturunan hingga saat ini. Selain itu, hasil
nyata dari gotong royong juga bisa dirasakan nyata. Bagaimana kalau dikerjakan sendiri
dengan bersama-sama memang berbeda.
Selain itu, sejak dulu bangsa ini sudah menerapkan sistem musyawarah sebagai salah satu
jalan mencari solusi. Sistem ini juga menurun sampai sekarang, dengan hadirnya berbagai
majelis, menghadirkan berbagai macam pemikiran satu dengan lainnya. Menimbang bersama
mana lebih baik atau lebih buruk. Sejarah Indonesia adalah faktor utama pembentukan sifat
gotong royong. Disertai dengan pendidikan agama melalui kitab suci, pengaruh lingkungan,
serta pelajaran dari orang tua kepada anaknya. Itulah alasan mengapa sifat kerjasama telah
lama berakar dalam budaya masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai