TESIS Mirnani Denta A.U (112024353002) PDF
TESIS Mirnani Denta A.U (112024353002) PDF
TESIS
Diajukan oleh :
Mirnani Denta Athiyah Uchtiyani
NIM. 112024353002
Program Studi
Magister Psikologi Terapan
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya
Semester Gasal
Tahun Akademik 2023/2024
i
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal Tesis ini telah disetujui untuk dilanjutkan menjadi Tesis pada tanggal
Ketua Program
i
ii
DAFTAR ISI
ii
iii
iii
iv
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2.1 Intervensi
Terdapat beberapa macam bentuk intervensi yang dapat dilakukan dalam
organisasi. Yang pertama adalah human process interventions, yang difokuskan
kepada orang-orang dalam organisasi dan proses mereka mencapai tujuan
organisasi. Praktisi mengaplikasikan intervensi ini secara umum untuk
pemenuhan nilai kemanusiaan dan mengharapkan bahwa efektivitas organisasi
dapat meningkat seiring dengan peningkatan fungsi orang-orang didalamnya dan
proses organisasi. Human process interventions bertujuan untuk meningkatkan
dinamika kelompok dan hubungan interpersonal, dimana semua karyawan
sebagai anggota kelompok didorong untuk mengevaluasi perilaku mereka sendiri
dan membuat perubahan yang akan membantu mereka berfungsi lebih baik
dalam kelompok. Intervensi dilakukan sehingga individu dan kelompok
berinteraksi di dalam organisasi dengan baik, yang akan meningkatkan
efektivitas kelompok dan organisasi secara keseluruhan. Semua karyawan
sebagai anggota organisasi diharapkan dapat berkolaborasi secara lebih efektif
dan efisien sebagai sebuah tim, yang meningkatkan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan menguntungkan mereka secara pribadi maupun
profesional.
Yang kedua adalah technostructural interventions yang difokuskan kepada
teknologi organisasi misalnya task methods dan struktur organisasi misalnya
divisi kerja. Praktisi mengaplikasikan agar produktivitas dan pencapaian
karyawan dapat tercapai seefektif mungkin karena semua karyawan memahami
job deskripsi, mampu berkoordinasi dan menjalankan strategi dengan tepat
(Cummings & Worley, 2005). Intervensi jenis ini bisa diterapkan pada bidang
terapan sistem sosio-teknis dan desain organisasi serta dalam disiplin akademis
8
9
dimaksudkan dalam asas ini adalah sikap dan perilaku disiplin yang muncul
karena kesadaran dan kerelaan kita untuk hidup teratur dan rapi serta mampu
menempatkan sesuatu sesuai pada kondisi yang seharusnya, tidak sekedar
dilakuan hanya karena ada tuntutan agar taat pada peraturan yang ada. Aturan
tertulis yang dipasang dan ditempel di sepanjang area sekolah, tidak menjamin
akan dipatuhi apabila tidak didukung dengan suasana atau iklim lingkungan
sekolah yang disiplin. Disiplin di sekolah berlaku bagi semua warga sekolah,
tanpa terkecuali mulai dari murid, kepala sekolah, dan semua karyawan sekolah.
Perilaku disiplin dapat membantu karyawan dalam mengatasi setiap
kelemahan sehingga mereka dapat meningkatkan dan menjadi kontributor
produktif bagi tenaga kerja. Semua karyawan di organisasi termasuk di sekolah
harus mempraktikkan disiplin karena wujud perilaku bertanggung jawab akan
tugasnya. Disiplin membantu dalam menciptakan lingkungan di mana setiap
orang diperlakukan sama dan jujur. Seorang pekerja tidak perlu khawatir
dibebani dengan jumlah tanggung jawab yang berlebihan karena protokol yang
ditetapkan meminta pekerja untuk berbagi beban, sesuai dengan porsi dan job
description masing-masing.
semena mena dan pilih kasih, mereka akan memakai cara mereka sendiri
untuk menjatuhkan harga diri guru.
3. Disiplin - Perbuatan
Kedisiplinan dalam mengontrol perbuatan diri sendiri menjadi starting point
untuk menata perilaku orang lain.
Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan karyawan dan guru tidak
bisa tepat disiplin terkait waktu ada. Hal ini dapat disebabkan oleh jarak rumah
jauh atau macet, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan di rumah, memiliki
anak kecil, faktor X (ban bocor, balik lagi karena dokumen ketinggalan,
kecelakaan dsb), dan dapat juga terjadi karena ada konflik dengan kepala
sekolah.
Coaching dan disiplin progresif adalah proses untuk mengajarkan
keterampilan baru kepada karyawan dan menangani perilaku yang berhubungan
dengan pekerjaan yang tidak memenuhi standar kinerja yang diharapkan. Tujuan
utama disiplin progresif adalah untuk membantu karyawan memahami bahwa
ada masalah kinerja atau peluang untuk perbaikan. Tujuan dari proses ini adalah
agar karyawan meningkatkan tingkat kedisiplinan mereka ke ekspektasi rata-rata
atau di atas rata-rata. Dalam hal ini, harus ada komitmen untuk bergerak maju
atau apabila tidak ada komitmen untuk maju maka seluruh proses menjadi tidak
berarti.
2.4 Hubungan Perilaku Disiplin Guru dan Karyawan Datang Tepat Waktu dan
Pemberian Intervensi Coaching untuk Meningkatkan Perilaku Disiplin
Karyawan
Bariroh (2015), kedisiplinan harus ditanamkan kepada warga sekolah, baik itu
kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik. Keberhasilan
pendidikan bisa dicapai jika semua yang berkaitan atau pengelola (penyelenggara)
22
Analisis Data
Penulisan Tesis
l9
24
26
27
Tabel 3. 1 Hasil Tabulasi Awal Presensi Guru dan Karyawan Terlambat Ke Sekolah Sebelum
Intervensi Coaching
No Aspek Nilai
I Materi
1 Materi yang diberikan sesuai dan relevan dengan tujuan coaching.
2 Kegiatan selama coaching sangat relevan dengan tujuan coaching.
3 Materi yang disampaikan menyenangkan dan tidak membosankan.
4 Materi yang diberikan jelas dan dapat dipahami.
5 Materi yang diberikan sesuai dan bermanfaat bagi pekerjaan di sekolah.
No Aspek Nilai
II Instruktur
1 Instruktur menyampaikan materi coaching dengan bahasa yang mudah
dipahami.
2 Instruktur memberikan contoh dengan jelas.
3 Instruktur mampu memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan
peserta dengan jelas.
4 Instruktur mendorong peserta untuk berpartisipasi aktif selama coaching
berlangsung.
5 Instruktur membahas hasil kegiatan secara menyuluruh dengan baik.
Sumber: Adaptasi dari Arninditha (2012)
Tabel 3. 3 Hasil Observasi Perilaku Disiplin Datang Ke Sekolah Setelah Intervensi Coaching
Presensi
No NAMA
HK TT
1 Ahmad Akmal Rifqi, S.Pd.
2 Merio Waiketas, S.Or.
3 Nimatul Mustaqimah, S.S.
4 Nihayatur Rohmah
5 Ayu Ekasanti, S.Pd.
6 Choirul Isak, S.Pd., M.Pd.
7 Nur Budi Setyowati, S.Pd.I.
8 Nur Aini, S.Kom.
9 Hedy Prihatmoko
10 Shofiana Mutammimah
11 Dewi Musdalifah
37
Tabel 3. 4 Gambaran Perilaku Disiplin Waktu Datang Ke Sekolah Sebelum Intervensi Coaching
Tabel 3. 5 Gambaran Perilaku Disiplin Waktu Datang Ke Sekolah Setelah Intervensi Coaching
c. Kuesioner
Kuesioner adalah alat pengumpul data yang berisikan beberapa pernyataan
tertulis. Pada kuesioner terdapat beberapa pernyataan dengan pilihan jawaban
yang sesuai dengan kondisi responden. Instrumen kuesioner ini berlandaskan
skala likert berbentuk Checklist (√ ) yang mempunyai 4 (empat) skala jawaban
untuk menghindari jawaban yang netral atau ambigu.
Peneliti memilih skala tipe likert karena konstruk dari alat ukur perilaku
disiplin merupakan konstruk yang tidak memiliki jawaban benar maupun salah.
Dalam skala ini responden tidak hanya terbatas memilih jawaban benar-salah
ataupun sesuai-tidak sesuai, melainkan dapat memberikan kepastian derajat
kesesuaian dari pilihan jawaban pada item. Derajat kesesuaian antar pilihan
jawaban tersebut disusun berdasarkan interval yang diasumsikan sama sehingga
responden dapat menentukan pilihannya dengan menyesuaikan karakteristik yang
ada pada dirinya. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan
4 pilihan jawaban yaitu: kecil kemungkinan untuk anda lakukan, kadangkala anda
pertimbangkan/lakukan, sering anda pertimbangkan/lakukan dan selalu dipilih
untuk anda lakukan. Kuesioner pada penelitian ini sebagai data pendukung.
Instrumen kuesioner yang digunakan untuk variabel disiplin pada penelitian
ini merupakan modifikasi dari instrumen disiplin kerja oleh Widhyaswari (2021).
Adapun kisi-kisi instrumen kedisiplinan terlampir.
Peneliti menggunakan 4 poin untuk mengurangi deviasi atau resiko yang
mungkin hadir dari bias pengambilan keputusan responden. Dalam penelitian
dengan beberapa variabel dan item yang cukup banyak, skala tipe likert dengan 4
poin cocok untuk digunakan. Hal ini bertujuan agar responden tidak terbebani
dengan pilihan jawaban yang banyak serta reabilitas juga kemungkinan besar akan
diperoleh.
39
diambil adalah data kedatangan karyawan selama 3 (tiga) bulan terakhir sebelum
penelitian dan dilakukan rekapitulasi presensi dari 52 guru dan 19 karyawan
diperoleh 6 guru dan 5 karyawan yang memiliki masalah kedisiplinan datang ke
sekolah tepat waktu. 6 guru dan 5 karyawan inilah yang nantinya menjadi
informan di dalam penelitian campuran ini dimana data yang diperoleh dari 6
guru dan 5 karyawan ini dipergunakan untuk menggali data kualitatif.
Untuk menggali data kuantitatif maka seluruh karyawan diminta untuk
mengisi kuesioner disiplin kerja oleh Widhyaswari (2021) dan dilakukan tabulasi
yang dipergunakan sebagai data pre-test dalam penelitian kuantitatif. Hasil
tabulasi penelitian kuantitatif menunjukkan pengetahuan responden. Hasil ini
nantinya akan dibandingkan dengan hasil perilaku nyata karyawan baik untuk
pre dan posttestnya.
Selanjutnya, 6 guru dan 5 karyawan yang menjadi subyek penelitian
diminta untuk mengisi informed consent sebagai tanda kesediaannya untuk
mengikuti rangkaian prosedur dalam intervensi ini intervensi coaching. Prosedur
berikutnya adalah memberikan treatment atau perlakuan berupa intervensi
coaching untuk kelompok yang telah dipilih oleh peneliti yaitu 6 guru dan 5
karyawan SMA Muhammadiyah 1 Gresik.
Pelaksanaan intervensi coaching terdiri dari 4 tahapan, yaitu: connect,
focus, activate, review (Homan dan Miller, 2008):
1) Connect, dimana coach melakukan komunikasi dengan coachee. Pada sesi ini,
coach menentukan harapan coachee, membangun rapport dengan coachee,
memahami kebutuhan yang harus dipenuhi melalui program coaching,
bagaimana sesi coaching nantinya akan bernilai bagi coachee dan coachnya.
Selanjutnya, coach dan coachee bersama-sama menetapkan peraturan dasar
dalam sesi coaching. Tahap ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan untuk menunjukkan perhatian dan daya tarik coach terhadap
keadaan dan kebutuhan coachee. Setiap pertanyaan dan pernyataan berfokus
kepada coachee, sehingga baik dari sisi coach maupun coachee dibutuhkan
41
dilakukan pada Minggu kelima yaitu minggu akhir intervensi dimana pada
tahap ini juga perlu dilakukan untuk membuat ketentuan bagaimana hasil
tindakan coachee akan dikaji pada sesi coaching berikutnya.
Feedback selain dari para coachee juga bisa berasal dari pihak ketiga
(misalnya, wawancara dengan bos, rekan kerja, dan bawahan langsung; survei
multipenilai) atau feedback berupa informasi penilaian berbasis instrumen
(misalnya, tes kemampuan kognitif, kepribadian, minat). Feedback juga
dilakukan untuk menafsirkan serta mengevaluasi informasi untuk
mengidentifikasi pengembangan lebih lanjut. Coach melakukan feedback
dengan bertemu dengan peserta hanya untuk satu atau dua sesi bertujuan
menghasilkan rencana pengembangan dengan langkah-langkah tindakan nyata
(Robins, 2017).
Setelah keempat tahapan coaching selesai dilakukan, coach atau peneliti
memberikan kuesioner posttest untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
perilaku disiplin datang ke sekolah tepat waktu. Tujuannya agar peneliti
mengetahui apakah ada perubahan perilaku menjadi disiplin setelah dilakukan
intervensi coaching.
Selanjutnya, peneliti melakukan follow up (tindak lanjut) kepada kepala
SDM (Sumber Daya Manusia), mengevaluasi kegiatan coaching, mensupervisi,
dan memfollow up kegiatan coaching untuk mengetahui apakah ada masalah
yang belum terselesaikan. Pada tahap ini, coach mampu mengatasi permasalahan
yang dihadapi oleh seluruh coachee tersebut. Sehingga, coach tidak perlu me-
referral coachee kepada kepala SDM (Sumber Daya Manusia).
Aini, O. N., Telkom, U., Kerja, M., & Karyawan, K. (2021). Pengaruh Coaching Dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Direktorat Sumber Daya Manusia
Pt Pos Indonesia Bandung Effect Of Coaching And Work Motivation On
Employee Performance Directorate Of Human Resources Pt Pos Indonesia
Human resources play an i. 8(4), 3454–3462.
Anggraini, D. (2016). Upaya Peningkatan Kedisiplinan dan Kinerja Guru melalui
Pembinaan Indivindu. Manajer Pendidikan, 74, 96–103.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/manajerpendidikan/article/viewFile/1240/1
037.
Arninditha, N., Psikologi, F., Studi, P., Profesi, P., Psikologi, P., & Dan, I. (2012).
Universitas Indonesia Pemberian Coaching Dan Konseling Untuk Menurunkan
Intensi Untuk Keluar Pada Excecutive Trainee Batch 4 ( Studi Pada Pt . Xyz )
Menurunkan Intensi Untuk Keluar Pada. 4.
Asmani, J. M. (2013). Tips Menjadi Guru Inspirati, Kreatif, dan Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press.
Bariroh, S. (2015). Analisis Pengaruh Kedisiplinan Kerja Guru terhadap Prestasi
Belajar Siswa pada SMA Negeri 1 Bumiayu Kabupaten Brebes. Jurnal
Kependidikan, 3(2), 33-51.
Creswell, J. W., & Plano Clark, V. L. (2011). Designing and Conducting Mixed
Methods Research (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage Publications, Inc.
Cummings & Worley. (2005). Organizational Development (8th ed). South Western
Edition: Thompson.
Dimyanti & Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fauziatunisa, H., Nuryanti, B. L., & Masharyono, M. (2018). Analisis Kemampuan
Kerja, Coaching Dan Kinerja Karyawan: Studi Kasus Pada Karyawan Pt Sari
Ater Hotel Dan Resort Subang. Journal of Business Management Education
(JBME), 3(3), 56–66. https://doi.org/10.17509/jbme.v3i3.14307.
Hardianti, L. W. (2014). Disiplin Kerja Guru Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
(Smk N) Kota Solok. Bahana Manajemen Pendidikan. Jurnal Administrasi
Pendidikan 2(1),
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/bahana/article/view/3778/3012.
Hasibuan, M. S. P. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PN. Prenada
Media Group.
_______________. (2004). Organisasi dan Motivasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
_______________. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Ed. Revisi. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Homan, M., & Miller, L. J. (2008). Coaching in organization. New Jersey: John
Willey & Sons.Inc.
Imron, A. (2011). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Indriyani, N. (2021). Pengaruh Coaching Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Pada PT
45
46
LAMPIRAN
2. Kuesioner
KUESIONER
PEMBERIAN COACHING UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU DISIPLIN PADA GURU
DAN KARYAWAN SMA MUHAMMADIYAH 1 GRESIK
I. Pengantar
Assalamu’alaikum wr. wb
Yth. Bapak/Ibu
Saya Mirnani Denta Athiyah Uchtiyani, mahasiswi Magister Psikologi Terapan
Universitas Airlangga Surabaya yang saat ini sedang melakukan penelitian sebagai
tugas akhir untuk memperoleh gelar magister di Fakultas Psikologi Universitas
Airlangga Surabaya. Saya melakukan penelitian mengenai intervensi coaching untuk
meningkatkan perilaku disiplin pada karyawan. Sehubungan dengan ini, saya mohon
kesediaan Bapak/Ibu untuk membantu saya mengisi skala penelitian di bawah ini.
Perlu diketahui bahwa ini bukan tes, sehingga dalam skala ini tidak ada jawaban
benar atau salah, baik atau buruk. Semua jawaban adalah benar bila sesuai dengan
keadaan diri Bapak/Ibu yang sebenarnya. Jawaban yang Bapak/Ibu berikan tidak
berpengaruh terhadap apapun yang berhubungan dengan nilai dan identitas. Selain
itu, Bapak/Ibu tidak perlu khawatir karena saya akan menjamin kerahasiaan identitas
dan jawaban yang Bapak/Ibu berikan hanya akan dipergunakan untuk kepentingan
penelitian. Untuk itu, sangat diharapkan apabila Bapak/Ibu mengisi skala ini dengan
sejujur-jujurnya sesuai dengan kondisi dan keadaan diri Bapak/Ibu saat ini. Jika
mempunyai pertanyaan mengenai penelitian ini, maka saya dengan senang hati akan
memberikan penjelasan.
Setelah selesai mengerjakan, mohon periksa kembali kelengkapan jawaban dan
pastikan tidak ada satupun yang terlewatkan. Demikian saya ucapkan terima kasih
atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu yang telah membantu peneliti untuk mengisi
skala ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak/Ibu. Amin.
Wassalamualaikum wr. wb
Hormat Saya,
Mahasiswi Psikologi UNAIR
No. Pernyataan 4
1 2 3
1.
Terlambat datang ke sekolah adalah hal
biasa bagi saya. √
5. Jika Bapak/Ibu ingin mengganti jawaban beri tanda (=) pada jawaban pertama,
kemudian berikan tanda (√) pada pilihan jawaban yang anda inginkan. Missal:
No. Pernyataan 4
1 2 3
1.
Terlambat datang ke sekolah adalah hal
biasa bagi saya. √ √
6. Setelah selesai mengerjakan, mohon periksa kembali jawaban Bapak/Ibu dan
pastikan tidak ada satupun yang terlewatkan.
3. Pedoman Wawancara
1. Apakah sistem absensi yang dipergunakan di SMA Muhammadiyah 1 Gresik?
2. Menurut Bapak/Ibu, apakah sistem absensi yang digunakan di sekolah ini
efektif untuk menjaga perilaku karyawan supaya disiplin?
3. Apakah ada sanksi yang diberikan terhadap karyawan yang terlambat datang
ke sekolah?
4. Bagaimana menurut Bapak/Ibu kedisiplinan para karyawan di SMA
Muhammadiyah 1 Gresik? Sangat disiplin, cukup disiplin, atau kurang
disiplin?
5. Bagaimana menurut Bapak/Ibu terkait pemberian sanksi bagi para karyawan
yang tidak disiplin? Efektif atau tidak?
6. Bagaimana menurut Bapak/Ibu terkait pemberian reward bagi karyawan yang
disiplin, efektif atau tidak?
7. Menurut Bapak/Ibu, apakah Bapak/Ibu termasuk karyawan yang disiplin atau
tidak?
8. Apakah Bapak/Ibu pernah melakukan perilaku tidak disiplin terkait waktu,
misalnya Bapak/Ibu pernah datang terlambat atau pulang sebelum waktunya?
9. Sepanjang pengetahuan Bapak/Ibu selama bekerja di sini, apakah ada
karyawan yang menunjukkan perilaku tidak disiplin?
10. Jika ya (pernah melihat karyawan tidak disiplin), dalam hal apa tidak
disiplinnya?
11. Berapa lama toleransi keterlambatan bagi karyawan yang terlambat datang?