Anda di halaman 1dari 15

DESAIN PELATIHAN : EVALUATED

Disusun Oleh :

Syauqia Azzahra Raihan (G1C119015)


M. Areil Gus Roun (G1C119035)
Suci Hartina (G1C119037)
Pristika Anggraini (G1C119044)
Shalsa Nabila (G1C119047)
Andra Bima Pratama (G1C119049)
Intan saufa nurfadillah (G1C119065)

Dosen Pengampu :

Dessy Pramudiani, S.Psi, M.Psi, Psikolog

Marlita Andhika Rahman, S.Psi., M.Psi. Psikolog

Siti Raudhoh, S.Psi., M.Psi.

Yun Nina Ekawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Jurusan Psikologi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Jambi

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah “Desain Pelatihan : Evaluated” dalam mata kuliah teori
kepribadian ini dengan tepat waktu.
Penulisan makalah yang berjudul “Desain Pelatihan : Evaluated” dapat terselesaikan karena
kerjasama kelompok dengan baik. Kami berharap makalah tentang “Desain Pelatihan : Evaluated”
ini dapat membantu pembaca untuk mengetahui dan memahami mengenai tokoh materi Desain
Pelatihan : Evaluated itu sendiri.
Kami sebagai penyusun makalah ini mengetahui bahwa makalah yang kami buat ini masih
sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami menerima segala bentuk kritikan dan saran
dari pembaca yang dapat membangun sehingga diperbaiki dan lebih baik di kemudian hari.

Jambi, 05 September 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat ........................................................................................................................................ 5
BAB II........................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ...................................................................................................................................... 6
A. Definisi Evaluasi .............................................................................................................................. 6
B. Jenis-Jenis Evaluasi ........................................................................................................................ 7
C. Model-Model Evaluasi .................................................................................................................... 8
D. Tujuan Evaluasi Formatif .............................................................................................................. 8
E. Batasan Evaluasi Formatif ............................................................................................................. 9
F. Langkah-Langkah Evaluasi ........................................................................................................... 9
BAB III ....................................................................................................................................................... 14
PENUTUP .............................................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 14
B. Saran .............................................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari terkait perilaku manusia. Psikologi
sendiri berkembang melalui pemikiran dan kajian empirik dari kalangan para ahli tentang
kepribadian manusia itu sendiri. Dengan teori-teori yang muncul, tentu akan banyak
menimbulkan pro dan kontra. Namun, meskipun begitu sebenarnya dapat diakui bahwa
Ilmu Psikologi tidaklah benar-benar sempurna sehingga memberi peluang bagi para
ahli/ilmuwan untuk lebih menyempurnakan teori-teori yang telah ada sebelumnya.
Salah satu ilmu yang dipelajari ialah Desain Pelatihan. Desain pelatihan sendiri
bermakna adanya keseluruhan, struktur, kerangka, atau outline, dan urutan atau sistematika
kegiatan pelatihan (Gagnon & Collay, 2001). Proses desain pelatihan mengacu pada
pendekatan sistematis untuk mengembangkan program pelatihan. Desain pelatihan
berkaitan dengan penyusunan program pelatihan yang mempertimbangkan aspek
organisasi, pekerjaan, dan individu (Noe & Kodwani, 2018). Desain pelatihan berkaitan
dengan penyusunan program pelatihan yang mempertimbangkan aspek organisasi,
pekerjaan dan individu (Hariyanto, Purnomo, & Bawono, 2011). Menurut (Levy, 2003)
sendiri, ada lima faktor lainya yang perlu dipertimbangkan dalam merancang program
belajar jarak jauh melalui online. Kelima faktor tersebut adalah visi dan perencanaan,
kurikulum, pelatihan dukungan staf, layanan peserta, pelatihan dan dukungan peserta, serta
hak cipta dan kepemilikan intelektual. Desain pelatihan tentu saja berdasarkan dengan
strategi manajemen dalam mengembangkan kemampuan karyawan. Pengembangan
merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan karyawan di lingkungan kerja untuk
menangani berbagai tugas Thomas , et. al dalam (Bakti & Riyanto, n.d.).
Dengan kedua pengertian yang telah disebutkan diatas, tentu banyak hal yang dapat
digali lebih banyak. Terutama dalam membahas Desain Pelatihan, dimana dalam Ilmu
Psikologi hal ini sangatlah penting. Karena dengan seorang profesional Psikolog yang
memahami ini, pasti akan memiliki kemampuan yang cukup luar biasa. Selain itu, desain
pelatihan juga merupakan hal yang dipelajari oleh mahasiswa Psikologi agar memiliki
bekal dalam karir nanti di bidang Psikologi.

4
Berdasarkan hal diatas, maka makalah ini dibuat. Agar mahasiswa psikologi
ataupun profesional di bidang psikologi yang ingin mempelajari lebih dalam mengenai
desain pelatihan, namun dalam fokus materi evaluated dapat ditemukan pada makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


a) Apa itu Evaluasi ?
b) Apa saja jenis-jenis Evaluasi ?
c) Apa saja model-model yang digunakan dalam Evaluasi ?
d) Apa saja tujuan dari Evaluasi Formatif ?
e) Bagaimana batasan dalam Evaluasi Formatif ?
f) Bagaimana langkah-langkah yang digunakan dalam Evaluasi ?

1.3 Tujuan
a) Untuk menjelaskan Evaluasi seperti apa.
b) Untuk mengetahui jenis-jenis dari Evaluasi itu sendiri.
c) Untuk mengetahui model-model apa saja yang digunakan dalam Evaluasi.
d) Untuk memahami tujuan dari Evaluasi Formatif.
e) Untuk menjelaskan bagaimana batasan dalam Evaluasi Formatif
f) Untuk menjelaskan bagaimana langkah-langkah yang digunakan dalam Evaluasi
Formatif.

1.4 Manfaat
Untuk digunakan dalam proses pembelajaran bagi Mahasiswa Psikologi dan dapat
dijadikan sebagai cara dalam pengaplikasian untuk kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Evaluasi
Dalam konteks pembelajaran terdapat istilah evaluasi dan penelitian evaluasi. Kata
evaluasi (penilaian) merupakan suatu program biasanya dilakukan pada suatu waktu tertentu atau
pada suatu tahap tertentu dengan membandingkan keadaan yang nyata dengan keadaan yang
diharapkan dalam program tersebut. Menurut Borg and Gall (2003) evaluasi merupakan proses
membuat penilaian tentang manfaat, nilai, atau keseimbangan program pendidikan. Kegiatan
evaluasi biasanya dimulai dengan kebutuhan seseorang untuk mengambil keputusan mengenai
kebijakan, manajemen, atau strategi politik.

Kegiatan evaluasi dirancang untuk menghasilkan data mengenai nilai, jasa, atau nilai
fenomena pendidikan. Temuan mereka cenderung dinyatakan dalam ungkapan-ungkapan
seperti"program membaca ini lebih unggul dari program lain. Fokus dari kegiatan evaluasi adalah
program untuk berbagai fenomena, metode, material, organisasi, perorangan, dll. Dari temuan
program tersebut pendidik dapat melakukan penilaian dan keputusan. Dengan demikian bisa
disimpulkan bahwa kegiatan evaluasi merupakan salah satu bagian penting dari penelitian
evaluatif.

Penelitian evaluatif pada dasarnya merupakan bagian dari penelitian terapan. Arti evaluatif
mmengarah pada sifat dari suatu kegiatan. Dalam hal ini, bagian yang penting dalam suatu evaluasi
adalah adanya suatu tujuan atau keadaan yang diharapkan, dan kemudian tujuan tersebut dinilai
dengan melakukan evaluasi. Penilaian dalam evaluasi ini tidak saja menyangkut perubahan yang
direncanakan, akan tetapi juga perubahan-perubahan yang tidak direncanakan. Oleh karena itu
evaluasi akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila dalam program dicantumkan tujuan yang
jelas, sehingga mampu mendefinisikan hasil yang diharapkan untuk dicapai melalui kerangka
konseptual metodologi pada penelitian evaluasi. Menurut Borg and Gall (2003) evaluasi
pendidikan adalah proses membuat penilaian tentang manfaat, nilai, atau keseimbangan program
pendidikan. McMillan dan Schumacher (2010) menjelaskan bahwa evaluasi merupakan salah satu
penerapan dari penelitian yang digunakan untuk menentukan berhasil atau tidaknya atau apakah
ada manfaat/nilai dari suatu program atau kebijakan dalam pendidikan. Penjelasan lainnya
menurut Sukmadinata (2009) bahwa evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi

6
tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan
alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fokus evaluasi pada bagian ini adalah program
untuk berbagai fenomena, metode, material, organisasi, perorangan, dll. Fungsi utama evaluasi
dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna yang diambil berdasarkan
evaluasi yang telah dilakukan.

“Evaluasi” seperti yang biasa kita dengar dibahas dalam lingkaran pelatihan benar-benar
berarti data sumatif—pelatihan telah selesai dan sekarang saatnya untuk menilai dan memikirkan
kembali. Apakah pelatihan mencapai tujuannya? Dapatkah peserta didik tampil seperti yang
diinginkan? Karena buku ini disusun menurut model ADDIE, masuk akal untuk memasukkan
semua alat evaluasi di sini. Tetapi jangan mengabaikan peluang untuk evaluasi formatif, sambil
jalan dan uji coba daripada menunggu untuk melakukan "evaluasi dengan otopsi" setelah fakta.
Desain dalam diskusi tentang menciptakan tujuan, cara terbaik untuk memastikan bahwa pelatihan
mencapai hasil yang diinginkan adalah memulai dengan tujuan akhir. Menjadi jelas dan spesifik
tentang hasil yang diinginkan akan mendukung keberhasilan upaya pelatihan

B. Jenis-Jenis Evaluasi
1) Evaluasi formulatif yaitu evaluasi yang menguji keefektifan elemen-elemen program
ketika sedang dibentuk dan memungkinkan untuk segera direvisi atau diintervensi secara
cepat. Ini sepenuhnya difokuskan pada peningkatan dan memaksimalkan kemungkinan
bahwa pelatihan akan mencapai hasil yang diinginkan. Jauh lebih mudah untuk
menangkap, dan memperbaiki, masalah saat pelatihan sedang dikembangkan, terutama jika
diketahui bahwa kegiatan atau pendekatan yang direncanakan tidak memenuhi tujuan
pelatihan seperti yang diharapkan.
2) Evaluasi sumativ yaitu evaluasi pelatihan oleh Klien, Tim, dan Pelatih Sementara bentuk
evaluasi program pelatihan yang paling umum adalah “smile sheet” atau bentuk reaksi
pembelajar, peserta dan pemangku kepentingan lain yang terkait dengan proyek desain
pelatihan juga dapat memberikan informasi yang berharga. Bagian ini mencakup alat untuk
mengumpulkan data dari klien, anggota tim desain, dan pelatih yang melakukan pelatihan
tersebut
C. Model-Model Evaluasi
1) Model Evaluasi CIPP. Model evaluasi CIPP adalah model evaluasi yang tujuannya untuk
mengambil keputusan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan suatu
program.
2) Model Evaluasi UCLA. Model evaluasi UCLA adalah model evaluasi yang berfungsi
memberikan informasi mengenai keadaan atau profil program. Program plannin,
membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan
program (Tayibnapis,1989).
3) Model evaluasi Brinkerhoff. Fixed vs Emergant evaluation design, dan Formatif vs
Summative evaluation.
4) Model Evaluasi Stake. Model ini dikembangkan oleh Stake (1967), analisis proses evaluasi
yang dikemukakannya membawa dampak yang cukup besar dalam bidang ini dan
meletakkan dasar yang sederhana namun merupakan konsep yang cukup kuat untuk
perkembangan yang lebih jauh dalam bidang evaluasi.

D. Tujuan Evaluasi Formatif


Tujuan Evaluasi formatif adalah menguji keefektifan elemen-elemen program sebagai
mereka sedang dibentuk dan memungkinkan untuk revisi segera atau intervensi cepat. Ini
sepenuhnya berfokus pada peningkatan dan memaksimalkan kemungkinan bahwa pelatihan akan
mencapai hasil yang diinginkan. Dia lebih mudah ditangkap, dan memperbaiki, masalah saat
pelatihan sedang dikembangkan,terutama jika diketahui bahwa kegiatan atau pendekatan yang
direncanakan adalah tidak memenuhi tujuan pelatihan seperti yang diharapkan.

Proses mengevaluasi program pelatihan lebih rumit daripada proses meninjau pertunjukan,
tetapi tujuannya serupa: untuk mengetahui apakah program itu sukses — seberapa baik program
itu memenuhi tujuannya,apakah itu perlu ditingkatkan, dan nilai apa yang diberikannya sebagai
imbalaninvestasi organisasi. Namun meskipun tahap evaluasi adalah, seperti tahap analisis, salah
satu yang paling penting, itu juga salah satu dari paling diabaikan. Itu karena evaluasi skala penuh
dapat membutuhkan banyak hal waktu, perhatian, dan keahlian. Jadi, keputusan tentang seberapa
teliti untuk mengevaluasi program pelatihan yang diberikan tergantung pada seberapa penting
pelatihan tersebut untuk organisasi, berapa kali program akan diulang, ukuran investasi dalam
program, dan faktor lainnya.

8
Merencanakan evaluasi dimulai dengan menuliskan tujuan pembelajaran yang menentukan
apa yang akan dapat dilakukan orang sebagai hasil dari pelatihan. Dasar untuk evaluasi
keberhasilan program ditetapkan lebih awal ketika kebutuhan pelatihan telah tercapai
diidentifikasi, tujuan pembelajaran yang dikembangkan, dan kriteria pengukuran keberhasilan
program ditetapkan.

E. Batasan Evaluasi Formatif


Dari hasil evaluasi formatif ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang telah berhasil dan
siapa yang dianggap belum berhasil. Selanjutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat.

Tindak lanjut dari Batasan evaluasi formativ ini adalah bagi para siswa yang belum
berhasil maka guru dapat memberikan remedial, yaitu bantuan khusus yang diberikan kepada
siswa yang mengalami kesulitan memahami suatu pokok bahasan tertentu. Sementara bagi siswa
yang telah berhasil akan melanjutkan pada topik berikutnya. Mereka yang memiliki kemampuan
yang lebih akan diberikan pengayaan, yaitu materi tambahan yang sifatnya perluasan dan
pendalaman dari topik yang telah diberikan.Tes formatif ini biasa dilaksanakan di akhir setiap
pembelajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan berakhir
atau dapat diselesaikan.

Pre-test program
(test awal)

Post-test

(akhir)

F. Langkah-Langkah Evaluasi
(Rohani dan Ahmadi, 1991: 173-175) perlu meninjau dari berbagai segi sehingga akan
mudah memahami bagaimana cara melakukan evaluasi formatif sebenarnya, di antaranya adalah
sebagai berikut:

1) Fungsi dan Tujuan Evaluasi Formatif, Fungsi dari evaluasi formatif adalah untuk
memperbaiki proses belajar-mengajar.
2) Manfaat evaluasi dalam evaluasi formatif ini, ada beberapa manfaat yang diungkap oleh
Suharsimi Arikunto yaitu manfaat bagi siswa, guru dan program sekolah yang
penjabarannya sebagai berikut:
a) Manfaat bagi siswa:
• Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan
program secara menyeluruh atau belum.
• Merupakan penguatan bagi siswa dan memperbesar motivasi siswa untuk
belajar giat.
• Untuk perbaikan belajar siswa.
• Sebagai diagnosa kekurangan dan kelebihan siswa.
b) Manfaat bagi guru:
• Mengetahui sampai sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima
oleh siswa.
• Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum dikuasai
siswa.
c) Manfaat bagi program sekolah:
• Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat atau
tidak.
• Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan
prasyarat yang belum diperhitungkan.
• Apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk mempertinggi hasil
yang akan dicapai atau tidak.
• Apakah metode, pendekatan dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat
atau tidak (Arikunto, 1996: 34-36).
d) Waktu Pelaksanaan, Sesuai dengan fungsi dan tujuan evaluasi formatif, maka
evaluasi ini dilakukan untuk menilai hasil belajar jangka pendek dari suatu proses
belajar mengajar atau pada akhir unit pelajaran yang singkat yaitu satuan pelajaran.
Sebab perbaikan belajar mengajar itu hanya mungkin jika dilakukan secara
sistematis dan bertahap.
e) Aspek Tingkah Laku Yang Dinilai, Aspek tingkah laku yang dinilai dari evaluasi
formatif ini cenderung terbatas pada segi kognitif (pengetahuan) dan psikomotor

10
(ketrampilan) yang terkandung dalam tujuan khusus pelajaran. Untuk menilai segi
afektif (sikap dan nilai), maka penggunaan penilaian formatif tidaklah tepat. Sebab
untuk menilai perkembangan segi afektif ini diperlukan periode pengajaran yang
cukup panjang.
f) Cara Menyusun Soal, Sesuai dengan fungsi evaluasi formatif, maka evaluasi ini
harus disusun dengan sedemikian rupa sehingga benar-benar mengukur tujuan
khusus pengajaran yang dicapai. Oleh karena itu, soal harus dibuat secara langsung
dengan menjabarkantujuan khusus pengajaran ke dalam bentuk pertanyaan. Pada
evaluasi formatif ini, masalah tingkat kesukaran dan daya pembeda tiap-tiap soal
tes tidak begitu penting.
g) Pendekatan Evaluasi Yang Digunakan, Sesuai dengan fungsi evaluasi formatif,
maka sasaran penilaian adalah kecakapan nyata setiap peserta didik. Oleh karena
itu, pendekatan dalam penilaian evaluasi formatif adalah penilaian yang bersumber
pada kriteria mutlak.
h) Cara Pengolahan Hasil Evaluasi
Ada beberapa cara pengolahan hasil evaluasi formatif. Cara-cara tersebut adalah
sebagai berikut:
• Menghitung presentase peserta didik yang gagal dalam setiap soal. Dengan
melihat hasil presentase ini, guru akan dapat mengetahui sejauh mana
tujuan khusus pengajaran (TKP) yang bersangkutan dengan soal telah
dicapai atau dikuasai oleh kelas.
• Menghitung presentase penguasaan kelas atas bahan yang telah disajikan.
Dengan kata lain, berapa persen kah dari bahan yang telah disajikan itu
dikuasai kelas. Cara pengolahan ini bertujuan untuk mendapatkan
keterangan, apakah keterangan apakah kriteria keberhasilan belajar yang
diharapkan telah tercapai.
• Menghitung presentase jawaban yang benar yang dicapai setiap peserta
didik dalam tes secara keseluruhan. Dengan angka presentase ini, guru akan
dapat mengetahui sampai berapa jauh penguasaan setiap peserta didik atas
bahan yang telah diajarkan. Dengan kata lain, sejauh mana tingkat
keberhasilan setiap peserta didik atas unit pengajaran yang telah diajarkan
ditinjau dari sudut kriteria keberhasilan belajar yang diharapkan atau yang
telah ditetapkan.
i) Penggunaan Hasil Evaluasi, Hasil pengolahan evaluasi formatif sebagaimana
disebutkan di atas, dapat digunakan untuk keperluan-keperluan sebagai berikut:
• Atas dasar angka presentase peserta didik yang gagal dalam setiap soal.
Guru dapat mempertimbangkan apakah bahan pelajaran yang bersangkutan
dengan soal tes perlu dibicarakan lagi secara umum atau tidak.
• Atas dasar angka presentase penguasaan kelas atas bahan yang telah
disajikan, guru dapat menilai dirinya sendiri mengenai kemampuannya
dalam mengajar. Jika angka itu belum mencapai kriteria keberhasilan
umpamanya, maka guru akan mencari sebabnya dan kemudian ia akan
memikirkan perbaikan-perbaikan apa yang perlu diadakan agar proses
belajar mengajar dapat berjalan secara efisien dan efektif sehingga kriteria
keberhasilan itu dapat tercapai.
• Dengan mengetahui presentase jawaban yang benar dari setiap peserta didik
dalam tes secara keseluruhan, guru dapat mengetahui kekuatan dan
kelemahan yang ada pada setiap peserta didik sehingga guru mendapat
bahan yang dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan apakah peserta
didik perlu dapat bantuan atau pelayanan khusus dari guru untuk mengatasi
kesulitan dalam belajar. (Rohani dan Ahmadi, 1991: 173-175)

Evaluasi formatif merupakan model evaluasi yang tepat untuk mengetahui kemampuan seseorang
dan untuk memastikan evaluasi formatif berjalan efektif, maka perlu melakukan langkah-langkah
berikut :

a) Merumuskan atau mampertegas tujuan-tujuan evaluasi, seperti pengajaran di


sekolah, guru perlu menentukan tujuan pengajaran yang harus dicapai dalam satu
tahun akademik. Langkah yang terbaik ialah menyusun materi (indikator)
berdasarkan tingkat kompleksitas. Materi pelajaran yang diajarkan dalam
penelitian ini adalah pendidikan agama islam, sedangkan rincian indicator
dijabarkan dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH).

12
b) Menetapkan test situation yang di perlukan. pada langkah ini menetapkan jenis-
jenis situasi yang akan memungkinkan para siswa untuk memperlihatkan tingkah
laku yang akan memungkinkan para siswa untuk memperlihatkan tingkah laku
yang akan di evaluasi tersebut. Situasi yang dimaksudkan dapat berupa lisan,
tertulis, ataupun praktik sesuai dengan materi pelajaran.
c) Menyusun alat evaluasi, berdasarkan rumusan tujuan dan test situation yang telah
ditetapkan dalam langkah sebelumnya, kemudian ditetapkan dan disusun alat
evaluasi yang cocok untuk digunakan dalam menilai jenis-jenis tingkah laku yang
tergambar dalam tujuan pembelajaran.
d) Menggunakan hasil evaluasi, setelah tes dilakukan, hasilnya diolah sedemikian
rupa agar dapat memenuhi tujuan diadakannya evaluasi tersebut, baik untuk
kepentingan bimbingan siswa maupun untuk perbaikan siswa. Ketika siswa masih
lemah dalam suatu materi, sebagai tindakan susulan, guru perlu mengulang semua
materi, atau mengubah pendekatan pengajaran agar pelajar dapat mengulang semua
materi tersebut. Jika ada siswa yang belum menguasai materi pembelajaran, maka
siswa tersebut harus mengulang kembali materi yang diajarkan oleh guru. Tingkat
penguasaan bagi materi pengajaran yang ditetapkan adalah 56%, siswa yang telah
menguasai materi pelajaran minimal 56% atau memperoleh nilai 56% maka
dinyatakan berhasil.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu,
yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat
dalam mengambil keputusan. Fokus evaluasi pada bagian ini adalah program untuk
berbagai fenomena, metode, material, organisasi, perorangan, dll.
• Jenis-jenis evaluasi yaitu ada evaluasi formulatif yaitu evaluasi yang menguji keefektifan
elemen-elemen program ketika sedang dibentuk dan memungkinkan untuk segera direvisi
atau diintervensi secara cepat. Lalu evaluasi sumativ yaitu evaluasi pelatihan oleh Klien,
• Model-model evaluasi dibagi dari Model Evaluasi CIPP, Model Evaluasi UCLA, Model
Evaluasi Brinkerhoff, Model Evaluasi Stake.
• Tujuan dari Evaluasi formatif itu sendiri adalah menguji keefektifan elemen-elemen
program sebagai mereka sedang dibentuk dan memungkinkan untuk revisi segera atau
intervensi cepat.
• Dari hasil evaluasi formatif, akan diperoleh gambaran siapa saja yang telah berhasil dan
siapa yang dianggap belum berhasil. Selanjutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat.
• Perlunya meninjau dari berbagai segi sehingga akan mudah memahami bagaimana cara
melakukan evaluasi formatif sebenarnya, di antaranya adalah sebagai berikut: Fungsi dan
Tujuan Evaluasi Formatif, Fungsi dari evaluasi formatif adalah untuk memperbaiki proses
belajar-mengajar. Selain itu ada manfaat evaluasi, dimana dalam evaluasi formatif ini ada
beberapa manfaat yang diungkap oleh Suharsimi Arikunto yaitu manfaat bagi siswa, guru
dan program sekolah.

B. Saran
Demi kesempurnaan makalah ini, penyusun sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat menbangun kearah kebaikan demi kelancaran dan kesumpurnaan penyusun makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bozarth, Jane. 2008. From Analysis to Evaluation Tools, Tips, and Techniques for Trainers. San
Fransisco: Pfeiffer.

Choiriyah, Siti. Riyanto, Setyo. 2020. Desain Pelatihan Pada Masa Pendemi Covid-19 (Studi
Kasus Penerapan Metode Constructive Learning Pada Penyampaian Pembelajaran Virtual
Learning). Jurnal Syntax Idea, Vol. 2, No. 8, Hal 488-502.

Anda mungkin juga menyukai