Anda di halaman 1dari 36

USULAN PENELITIAN

INTERNAL

Persepsi Kemudahan Transaksi dan Kemanan Transaksi terhadap Keputusan


Pembelian Online di Shopee.com

TIM PENELITI :

Jabatan Nama NIDN/NIP/NIM


Ketua Wisnu Rayhan Adhitya 0114079002

UNIVERSITAS POTENSI UTAMA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TA. 2018/2019

i
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PENELITIAN INTERNAL

1.Judul : Persepsi Kemudahan Transaksi dan Kemanan


Transaksi terhadap Keputusan Pembelian Online di
Shopee.com

2.Ketua Peneliti : Wisnu Rayhan Adhitya


NIDN/NIP : 0114079002
Pangkat/golongan : Tenaga Pengajar
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen

3.Anggota pelaksana :-
NIDN/NIP/NIM :-
Fakultas :-
Jurusan :-

4.Jangka waktu kegiatan : 5 Bulan


5.Sumber dana : Universitas Potensi Utama
6.Jumlah Dana : Rp. 4.000.000

Mengetahui Ketua Pelaksana,


Dekan,

(Alim Murtani M.A.) (Wisnu Rayhan Adhitya)


NIDN/NIP. 0105038901 NIDN/NIP. 0114079002

Menyetujui,
Ketua LPPM Universitas Potensi Utama

(Edy Victor Haryanto, M.Kom)


NIDN/NIP. 301077001
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi keamanan transaksi dan


kemudahan transaksi terhadap keputusan pembelian online di shopee.com.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengguna aplikasi/website
shopee.com di kota Medan. Sampel yang digunakan adalah pengguna
shopee.com di kota Medan yang pernah melakukan pembelian secara online dan
diambil sebanyak 135 responden dengan menggunakan metode Purposive
sampling, yaitu berdasarkan kriteria pengguna shopee.com di kota Medan yang
telah melakukan pembelian secara online lebih dari satu kali. Uji validitas
instrumen menggunakan Confirmatory Factor Analysis, sedangkan uji
reliabilitasnya menggunakan Alpha Cronbach. Teknik analisis yang digunakan
adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menemukan bahwa:
Keamanan transaksi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian dengan
nilai t-hitung sebesar 4,184 > nilai t-tabel 1,984 dan tingkat signifikansinya
0,000. Kemudahan transaksi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
dengan nilai t-hitung sebesar 6,776 > nilai t-tabel 1,984 dan tingkat
signifikansinya 0,000. Keamanan transaksi dan Kemudahan transaksi secara
simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan nilai F hitung
sebesar 55,708 > nilai F tabel 2,687 dan tingkat signifikansinya 0,000.

Kata kunci : Keamanan Transaksi, Kemudahan Transaksi, Keputusan Pembelian


Online
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................1
ABSTRAK...............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
DAFTAR TABEL....................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5
BAB II RUMUSAN MASALAH..........................................................................10
BAB III TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................12
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN..............................................................26
BAB V BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN..................................................34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran..........................................................................37
Lampiran 2. Biodata Peneliti.................................................................................38
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Defenisi Operasional Variabel Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Kinerja terhadap Prestasi Kerja..............................................................................26
Tabel 4.2 Teknik Pengumpulan Suara.......................................................................28
Tabel 5.1 Ringkasan Anggaran Bia ya Penelit ian yang Diajukan.........................34
Tabel 5.2 Jadwal Penelitian................................................................................... 34
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan teknologi dan informasi di dunia khususnya internet
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Internet menghubungkan satu orang
dengan orang lainnya, menyediakan informasi, sebagai sarana hiburan, maupun
sebagai sarana komunikasi. Hal ini menjadikan internet saat ini telah menjadi
kebutuhan pokok bagi sebagian besar orang selain kebutuhan pangan, sandang,
dan papan. Setidaknya ada enam alasan mengapa teknologi internet begitu
populer. Keenam alasan tersebut adalah internet memiliki konektivitas dan
jangkauan yang luas; mengurangi biaya komunikasi; biaya transaksi yang lebih
rendah; dapat mengurangi biaya agensi; interaktif, fleksibel, dan mudah; serta
memiliki kemampuan untuk mendistribusikan pengetahuan secara cepat
(LaudondanLaudon,2007:51). Menurut data survei pengguna internet yang
diselenggarakan di 42 kota di Indonesia oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) pada tahun 2012, penetrasi pengguna internet di Sumatera
Utara sebesar 38,5% dari jumlah populasi total 425.000 jiwa dan diperkirakan
semakin lama akan semakin meningkat. Fenomena ini tentu saja menjadi peluang
bisnis baru bagi beberapa pihak yang kemudian menangkap peluang tersebut
dengan menyediakan atau membuat toko online sebagai bagian dari e-commerce
merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang
menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi
elektronik, dan perdagangan barang, pelayanan, dan informasi yang dilakukan
secara elektronik.
Terdapat banyak jenis e-commerce yang berkembang di dunia, namun
hanya ada beberapa jenis e-commerce yang berkembang di Indonesia. Salah satu
jenis e-commerce yang saat ini ini berkembang pesat di Indonesia adalah e-
commerce jenis marketplace. Marketplace merupakan sebuah tempat secara
daring dimana penjual dapat membuat akun dan menjajakan barang dagangannya.
Salah satu keuntungan berjualan di marketplace adalah penjual tidak perlu
membuat situs atau toko online pribadi. Penjual hanya perlu menyediakan foto
produk dan mengunggahnya yang kemudian dilengkapi dengan deskripsi produk
tersebut. Selanjutnya, apabila ada pembeli yang ingin membeli produk yang
ditawarkan tersebut, pihak penjual akan diberi notifikasi oleh sistem dari
ecommerce tersebut.
Marketplace yang ada di Indonesia antaralain shopee.com, bukalapak.com,
blibli.com, zalora, lazada, dan sebagainya. Salah satu jenis marketplace yang
cukup populer di Indonesia adalah shopee.com. Didirikan pada Tahun 2015
dengan visi menjadi mobile marketplace nomor satu di Indonesia, shopee.com
tumbuh sangat pesat dan menjadi marketplace terbesar di Indonesia. Shopee.com
merupakan online marketplace yang memungkinkan setiap individu dan pemilik
bisnis di Indonesia membuka dan mengurus toko online mereka secara mudah dan
bebas biaya, sekaligus memberikan pengalaman jual beli online secara aman dan
nyaman. Dengan slogan lebih lengkap, lebih aman, dan lebih murah shopee.com
memungkinkan penggunanya untuk dapat memilih beragam produk yang ada
di shopee.com secara online tanpa perlu khawatir terhadap penipuan. Selain itu
sebagai mall online yang merupakan tempat berkumpulnya toko-toko online
terpercaya di seluruh Indonesia, pengguna atau yang sering disebut toppers dapat
membandingkan harga dari berbagai toko yang ada di shopee.com, sehingga
memungkinkan toppers untuk mendapatkan produk yang diinginkan dengan harga
yang lebih murah.
Sebagai saluran transaksi pemasaran yang masih tergolong baru, e-
commerce lebih mengandung ketidakpastian dan risiko dibandingkan dengan
transaksi yang dilakukan secara konvensional. Hal ini yang kemudian menjadi
pertimbangan bagi netizen untuk melakukan pembelian secara online.
Menurut Deavaj dalam Suhari (2008:142) membeli secara online dapat
dipengaruhi oleh: Efisiensi untuk pencarian (waktu cepat, mudah dalam
penggunaan, dan usaha pencarian mudah); value (harga bersaing dan kualitas
baik); dan interaksi (informasi, keamanan, load time, dan navigasi). Potensi
kejahatan yang biasa terjadi pada transaksi online seperti penipuan, pembajakan
kartu kredit (carding), transfer dana ilegal dari rekening tertentu sangatlah besar
apabila sistem keamanan infrastruktur e-commerce masih lemah.
Oleh karena itu, keamanan transaksi infrastruktur e-commerce menjadi
kajian penting dan serius bagi ahli komputer dan informatika (Rofiq, 2007).
Indonesia menduduki peringkat pertama traffic cyber crime. Sebesar 40%
kejahatan cyber berasal dari Indonesia. Hal ini dikarenakan pemerintah belum
memiliki keamanan transaksi cyber sehingga kriminalitas di dunia maya marak
terjadi. Cyber crime yang terjadi di Indonesia sangat beragam mulai dari
pencurian uang virtual, penyebaran virus, hingga pembobolan data rahasia
organisasi (Rimanews-Minggu, 5 April 2015). Hal ini yang kemudian juga
menjadi permasalahan bagi para netizen untuk melakukan pembelian secara
online karena adanya risiko lebih yang harus siap ditanggung oleh netizen ketika
melakukan pembelian secara online, seperti pesanan yang kemungkinan tidak
dikirim maupun kejahatan-kejahatan lain yang dapat dilakukan secara online.
Di shopee.com sendiri pengguna atau yang biasa disebut toppers yang
ingin membeli produk dari salah satu toko online yang terdapat di
shopee.com diharuskan untuk membuat akun di shopee.com. Dalam pembuatan
akun tersebut, toppers harus mencantumkan data pribadi berupa nama lengkap,
nomor hp, email, dan lain sebagainya. Keharusan pendaftaran dengan cara
mencantumkan informasi pribadi terkadang membuat sebagian orang enggan
untuk melakukannya. Chapell (2005) menemukan bahwa lebih dari 69% dari
pembeli internet membatasi pembelian online mereka karena kekhawatiran yang
berkaitan dengan privasi dan keamanan informasi pribadi mereka. Sehingga dapat
diartikan bahwa keamanan transaksi merupakan salah satu faktor penting yang
dapat mempengaruhi keputusan pembelian secara online. Sebagai salah satu
faktor yang penting dalam keputusan pembelian secara online, keamanan
transaksi menjadi faktor yang diperhatikan oleh shopee.com. Untuk mengatasi
kasus penipuan yang sering terjadi pada transaksi online, shopee.com menerapkan
sistem escrow dalam sistem pembayarannya atau yang biasa dikenal dengan
istilah rekening bersama. Escrow adalah suatu perjanjian legal dimana sebuah
barang yang umumnya berupa uang, namun bisa juga berupa benda apapun
lainnya disimpan oleh pihak ketiga yang dinamakan agen escrow sementara
menunggu isi kontrak dipenuhi (wikipedia – Senin, 3 November 2014). Namun,
jaminan keamanan transaksi yang diberikan oleh pihak shopee.com ternyata tidak
lantas membuat situs shopee.com menjadi situs paling populer di Indonesia.
Menurut data yang diperoleh dari alexa.com, situs shopee.com masih kalah
populer dibandingkan dengan situs olx.co.id yang tidak menjamin keamanan
transaksi pada transaksi online yang terjadi. Situs shopee.com hanya berhasil
menduduki peringkat ke 33, sedangkan situs olx.co.id menduduki peringkat ke 16.
Hal ini menunjukkan bahwa situs shopee.com masih belum mendapat tempat di
hati para netizen di Indonesia dibandingkan dengan olx.co.id. Netizen masih lebih
senang untuk mengakses olx.co.id dibandingkan dengan shopee.com.
Faktor penting yang mempengaruhi pembelian secara online selanjutnya
adalah faktor kemudahan transaksi. Hadirnya internet tentu menambah
kemudahan dalam segala aspek kehidupan, tidak terkecuali pada kegiatan jual beli
yang saat ini dapat dilakukan secara online. Dimanapun dan kapanpun asalkan
terkoneksi internet setiap orang yang ingin melakukan pembelian secara online
dapat dengan mudah melakukannya. Shopee.com menawarkan tiga langkah
mudah bagi toppers yang ingin membeli produk di shopee.com meliputi beli,
bayar, dan terima barang. Namun, pada kenyataannya langkah-langkah yang
ditawarkan oleh pihak shopee.com tidak semudah yang dikatakan. Sebagai pihak
ketiga yang menengahi transaksi yang terjadi di shopee.com, toppers yang ingin
membeli produk yang ada di shopee.com harus melalui serangkaian proses yang
lebih panjang dibandingkan dengan apabila toppers membeli secara langsung pada
penjual. Hal ini dikarenakan, pada saat toppers memutuskan untuk melakukan
pembelian di shopee.com, pembeli dan penjual tidak dapat berinteraksi secara
langsung, melainkan melalui pihak ketiga yaitu shopee.com. Berbeda dengan
online shop pada umumnya, dimana antara penjual dan pembeli dapat berinteraksi
secara langsung tanpa harus melalui proses yang lebih panjang seperti yang terjadi
apabila melalui pihak ketiga.
Adapun masalah yang muncul berkaitan dengan proses transaksi yang
terjadi di shopee.com ditunjukkan pada gambar 1.1 sebagai berikut.
Gambar 1.1 Proses verifikasi yang cenderung lambat

Sumber : www.facebook.com/tokopedia
Faktor selanjutnya yang juga penting dalam e-commerce adalah keputusan
pembelian. Keputusan pembelian yang dipersepsikan menimbulkan ketidakpastian
yang secara alami ditunjukkan dalam transaksi online. Menurut Tjiptono (2012)
keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen mengenal
masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan
mengevaluasi secara baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan
masalahnya, yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian. Hal ini dapat
terjadi karena pembeli tidak dapat melihat atau menyentuh produk yang akan
dibelinya. Sehingga produk tersebut baru akan diketahui keadaannya setelah
diterima oleh pembeli.
Namun pihak shopee.com selalu menghimbau kepada toppers untuk
melihat review mengenai produk dahulu dari toppers yang pernah membeli
produk tersebut sebelumnya, karena dengan melihat review tersebut diharapkan
toppers mempunyai gambaran mengenai kondisi produk yang akan dibelinya.
Review yang diberikan oleh pembeli dapat bermacam-macam, ada yang puas
terhadap barang yang telah dibelinya dan juga dapat sebaliknya seperti yang
ditunjukkan oleh gambar 1.2 sebagai berikut.
Gambar 1.2 Barang tidak sesuai dengan aslinya

Sumber: www.shopee.com
Gambar tersebut diambil dari review yang diberikan kepada pembeli kepada salah
satu toko online yang ada di shopee.com. Pada gambar tersebut, pembeli
mengatakan bahwa barang yang ia pesan telah sampai, namun barang tersebut
tidak mirip dengan foto yang penjual pasang untuk menjual produk tersebut.
Sehingga pembeli menganjurkan kepada penjual untuk memasang foto produk
yang asli atau yang sesuai dengan kondisi produk tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, muncul masalah
apakah keamanan transaksi, kemudahan transaksi, berpengaruh terhadap
keputusan pembelian secara online di shopee.com. Berdasarkan masalah tersebut,
penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Persepsi Kemudahan
Transaksi dan Keamanan Transaksi terhadap Keputusan Pembelian Online di
Shopee.com.
BAB II RUMUSAN MASALAH
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut.
1. E-commerce melibatkan lebih dari ketidak pastian dan dibandingkan
dengan transaksi yang dilakukan secara konvensional.
2. Adanya potensi kejahatan yang biasa terjadi pada transaksi online
menjadi kendala pengguna internet untuk melakukan pembelian secara
online.
3. Menduduki peringkat pertama traffic cyber crime sebesar 40% kejahatan
cyber berasal dari Indonesia.
4. Pemerintah Indonesia belum memiliki keamanan dan ketahanan
cyber yang memadai.
5. Keharusan pendaftaran dengan cara mencantumkan informasi pribadi
terkadang membuat sebagian orang enggan untuk melakukannya.
6. Pembeli internet membatasi pembelian online mereka karena,
kekhawatiran yang berkaitan dengan privasi dan keamanan informasi
pribadi mereka.
7. Keamanan transaksi merupakan salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian secara online.
8. Proses pembayaran di Shopee.com lebih rumit dibandingkan dengan
toko online lain yang tidak menerapkan sistem escrow pada sistem
pembayarannya.
9. Proses verifikasi di Shopee.com cenderung lambat.
10. Kegiatan jual beli online tidak dapat terlepas dari masalah kemudahan
transaksi dan keamanan transaksi.
11. Tidak ada jaminan kualitas barang yang diberikan oleh pihak Shopee.com
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana pengaruh keamanan transaksi terhadap keputusan pembelian
secara online di Shopee.com?
2. Bagaimana pengaruh kemudahan transaksi terhadap keputusan
pembelian secara online di Shopee.com?
3. Bagaimana pengaruh antara keamanan transaksi, kemudahan transaksi
terhadap keputusan pembelian secara online di Shopee.com?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan yang dapat
memecahkan masalah yang sesuai dengan rumusan masalah diatas. Tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Mengetahui pengaruh keamanan transaksi terhadap keputusan pembelian
secara online di Shopee.com
2. Mengetahui pengaruh kemudahan transaksi terhadap keputusan pembelian
secara online di Shopee.com
3. Mengetahui pengaruh keamanan transaksi, kemudahan transaksi,
terhadap keputusan pembelian secara online di Shopee.com

Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan akan memberikan beberapa kegunaan atau
manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat member tambahan wawasan serta kajian mengenai
pengaruh keamanan transaksi, kemudahan transaksi terhadap keputusan
pembelian secara online di Shopee.com. Serta memperkaya khasanah
penelitian yang ada dan dapat digunakan sebagai pembandingan
penelitian berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Shopee.com
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai dasar yang objektif
dalam mengambil keputusan serta sebagai pedoman untuk menentukan
langkah-langkah yang akan dilakukan oleh perusahaan di masa yang akan
datang.
b. Bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan penulis di bidang pemasaran khususnya
mengenai e-commerce, disamping itu penulis diharapkan mengetahui masalah
yang dihadapi oleh perusahaan dengan mengaplikasikan teori-teori yang telah
diperoleh dibangku kuliah.
c. Bagi peneliti berikutnya
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti
berikutnya yang berminat meneliti mengenai e-commerce
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Teori
1. Keputusan Pembelian
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007: 485) keputusan pembelian adalah
seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Sehingga dengan kata lain, pilihan
alternatif harus tersedia ketika seseorang mengambil keputusan. Keputusan
pembelian merujuk pada konsumen yang telah melakukan pembelian produk
secara nyata. Hal ini didukung oleh teori Kotler dan Armstrong (2004: 227)
Keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan dimana konsumen secara
aktual melakukan pembelian produk. Dalam keputusan membeli barang
konsumen seringkali ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses
pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat
dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang,
namun seringkali pula peranan tersebut dilakukan beberapa orang. Pemahaman
mengenai masing-masing peranan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Kelima peran tersebut meliputi (Kotler, et
al., 1996) dalam Fandy Tjiptono (2008: 20).
1. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyadari
adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan
mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.
2. Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan, nasihat, atau
pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.
3. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan
pembelian.
4. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian aktual.
5. Pemakai (user), yaitu orang yang menggunakan atau mengkonsumsi
barang atau jasa yang dibeli.
b. Proses Pengambilan Keputusan
Ada lima tahap proses pengambilan keputusan pembelian. Menurut
Kotler dan Amstrong (2004: 224), proses pembelian oleh konsumen secara
umum adalah sebagai berikut.
1. Pengenalan kebutuhan (need recognition), yaitu pembeli mengenali masalah
atau kebutuhan. Tahap ini sedikit banyak dipengaruhi oleh bagaimana
pengetahuan konsumen akan pembelian. Dimensi dasar dari pengenalan
kebutuhan melibatkan informasi berkenaan dengan keputusan tentang di mana
produk tersebut harus dibeli dan kapan pembelian harus terjadi.
2. Pencarian informasi (information research), yaitu tahap proses pengambilan
keputusan pembeli dimana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih
banyak informasi. Pada tahap ini seorang yang tertarik akan suatu produk
mungkin akan mencari lebih banyak informasi. Jika dorongan konsumen
begitu kuat dan produk yang memuaskan berada dalam jangkauan, konsumen
kemungkinan besar akan melakukan pembelian. Namun demikian jika tidak,
konsumen kemungkinan akan menyimpan kebutuhannya Konsumen dapat
memperoleh informasi dari berbagai sumber, antara lain:
1. Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan kerja).
2. Sumber komersial (iklan, penjualan, pengecer, bungkus, situs web,
dan lain lain).
3. Sumber public (media massa, organisasi pemberi peringkat).
4. Sumber berdasarkan pengalaman (memegang, meneliti, menggunakan
produk), dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang
berkaitan dengan kebutuhan itu.
3. Evaluasi berbagai alternatif (alternative evaluation),yaitu tahap dalam proses
pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi
untuk mengevaluasi merek-merek alternatif dalam satu susunan pilihan.
4. Keputusan pembelian (purchase decision), yaitu tahap dalam proses
pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar- benar membeli
produk.
5. Perilaku pasca pembelian (postpurchase behaviour), yaitu tahap dalam
proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen mengambil
tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan yang mereka
rasakan. Menurut Kotler dan Armstrong (2004: 228) yang menentukan puas
atau tidak puasnya pembelian terletak pada hubungan antara harapan
konsumen dan kinerja produk yang dirasakan.
Tahap-tahap pengambilan keputusan di atas dapat digambarkan sebagai berikut.

Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku


Masalah Informasi Alternatif Pembelian Pasca
Pembelian

Sumber : Kotler dan Armstrong (2004: 224)

2. Keamanan Transaksi
a. Pengertian Keamanan Transaksi
Masalah keamanan transaksi merupakan salah satu aspek penting dari
sebuah sistem informasi. Keamanan transaksi online adalah bagaimana dapat
mencegah penipuan (cheating) atau paling tidak mendeteksi adanya penipuan di
sebuah sistem yang berbasis informasi, dimana informasinya sendiri tidak
memiliki arti fisik. Sangat pentingnya nilai sebuah informasi menyebabkan
seringkali informasi yang diinginkan hanya boleh diakses oleh orang-orang
tertentu. Jatuhnya informasi ke tangan pihak lain dapat menimbulkan kerugian
bagi pemilik informasi. Untuk itu keamanan dari sistem informasi yang
digunakan harus terjamin dalam batas yang dapat diterima.
Keamanan transaksi online terus mendominasi diskusi tentang e-
commerce (Elliot dan Fowel, 2000; Liao dan Cheung, 2001; Szymanski dan Hise,
2000). Konsumen merasa prihatin tentang pengungkapan informasi pribadi dan
keuangan (Maholtra, Kim, dan Agarwal, 2004). Sementara situs belanja online
yang paling memberikan kebijakan perlindungan privasi informasi dan jaminan
keamanan untuk transaksi, mereka tidak menawarkan informasi rinci tentang
bagaimana transaksi dan data pribadi dijamin (Gauzente, 2004).
Menurut Bailey dan Pearson (1983) Persepsi keamanan transaksi (security
perception) adalah persepsi konsumen tentang kemampuan toko online
mengendalikan dan mengamankan data transaksi dari penyalahgunaan atau
perubahan yang tidak sah. Park dan Kim (2006) mendefinisikan security atau
keamanan sebagai kemampuan toko online dalam melakukan pengontrolan dan
penjagaan keamanan atas transaksi data. Lebih lanjut Park dan Kim (2006)
mengatakan bahwa jaminan keamanan berperan penting dalam pembentukan
kepercayaan dengan mengurangi perhatian konsumen tentang penyalahgunaan
data pribadi dan transaksi data yang mudah rusak. Ketika level jaminan
keamanan dapat diterima dan bertemu dengan harapan konsumen, maka
konsumen mungkin akan bersedia membuka informasi pribadinya dan akan
membeli dengan perasaan aman.
Raman Arasu dan Viswanathan A. (2011), melalui studi yang dilakukan
pada konsumen online di Malaysia menemukan bahwa faktor keamanan
transaksi memiliki hubungan positif dan signifikan dalam memengaruhi
keputusan pembelian secara online. Keamanan transaksi adalah inti dari
sebagian besar transaksi internet. Keamanan transaksi merupakan faktor kunci
yang menjadi perhatian orang menggunakan internet untuk membeli, karena
sebagian transaksi dilakukan di web.
b. Indikator Keamanan Transaksi
Menurut Raman Arasu dan Viswanathan A. (2011), indikator
keamanan meliputi jaminan keamanan dan kerahasiaan data.
3. Kemudahan Transaksi
a. Pengertian Kemudahan Transaksi
Menurut Davis (1989: 320), Kemudahan transaksi (perceived ease of use)
didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan
teknologi merupakan hal yang mudah dan tidak memerlukan usaha keras dari
pemakainya. Konsep ini mencakup kejelasan tujuan penggunaan teknologi dan
kemudahan penggunaan sistem untuk tujuan sesuai dengan keinginan pemakai.
Adams, R. Ryan Nelson, dan Peter A. Todd (1992) menyatakan bahwa
intensitas penggunaan dan interaksi antara pengguna (user) dengan sistem juga
dapat menunjukkan kemudahan penggunaan. Sistem yang lebih sering digunakan
menunjukkan bahwa teknologi tersebut lebih dikenal, lebih mudah dioperasikan,
dan lebih mudah digunakan oleh penggunanya. Bila konsumen menganggap
suatu produk mudah digunakan, mereka akan merasakan kegunaan produk itu
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka (Davis,1989).
Igbraria (2000) menyatakan bahwa persepsi individu berkaitan dengan
kemudahan dalam menggunakan komputer merupakan tingkat dimana individu
percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan bebas dari kesalahan. Persepsi
ini kemudian akan berdampak pada perilaku, yaitu semakin tinggi persepsi
seseorang tentang menggunakan suatu sistem, semakin tinggi pula tingkat
pemanfaatan teknologi informasi. Sehingga kemudahan penggunaan teknologi
akan semakin digunakan oleh calon konsumen untuk mengakses situs
shopee.com.
Model penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model atau TAM)
merupakan suatu model penerimaan sistem teknologi informasi yang akan
digunakan oleh pemakai. Kemudahan penggunaan yang dipersepsikan
didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan
suatu teknologi akan bebas dari usaha. Kemudahan penggunaan yang
dipersepsikan merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan
keputusan. Jika seseorang percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan
maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya, jika seseorang merasa percaya
bahwa sistem informasi tidak mudah digunakan maka dia tidak akan
menggunakannya (Jogiyanto, 2007).
b. Indikator Kemudahan Transaksi
Menurut Davis (1989), indikator kemudahan transaksi meliputi mudah untuk
dipelajari (easy to learn), dapat di kontrol (controllable), jelas dan dapat
dimengerti (clear and understandable), fleksibel (flexible), mudah untuk
menjadi mahir (easy to become skillful), dan mudah digunakan (easy to use).

4. Kerangka Konseptual
1. Pengaruh keamanan transaksi terhadap keputusan pembelian
Menurut Park dan Kim (2006), Security atau keamanan transaksi diartikan
sebagai kemampuan toko online dalam melakukan pengontrolan dan penjagaan
keamanan atas transaksi data. Sebagai saluran pemasaran baru, E-commerce
lebih mengandung ketidakpastian dan risiko dibandingkan dengan pembelian
secara konvensional. Hal ini dikarenakan antara penjual dan pembeli tidak
saling bertemu pada saat transaksi berlangsung. Kejahatan secara online pun
tidak dapat dihindari, namun shopee.com menawarkan keamanan dalam
transaksi yang terjadi di shopee.com. Dengan adanya jaminan keamanan yang
diberikan, diharapkan pengguna shopee.com (toppers) dapat melakukan
transaksi secara lebih aman dan tidak khawatir oleh adanya penipuan pada saat
transaksi tersebut. Sehingga jaminan keamanan yang ditawarkan diduga
memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian secara online di
shopee.com. Artinya, ketika jaminan keamanan transaksi yang ditawarkan oleh
pihak shopee.com memadai akan membuat pengguna shopee.com (toppers)
melakukan pembelian secara online di shopee.com.
1. Pengaruh kemudahan transaksi terhadap keputusan pembelian.
Menurut Davis (1989), Kemudahan transaksi yang dipersepsikan atau

perceived ease of use merupakan tingkat dimana seseorang meyakini bahwa

penggunaan teknologi merupakan hal yang mudah dan tidak memerlukan usaha
keras dari pemakainya. Konsep ini mencakup kejelasan tujuan penggunaan

teknologi dan kemudahan penggunaan sistem dengan keinginan pemakai.

Hadirnya internet membawa kemudahan diberbagai aspek kehidupan, tidak

terkecuali dengan kegiatan jual beli yang saat ini dapat dilakukan kapan saja dan

dimana saja. Shopee.com menawarkan kemudahan dalam transaksinya dalam

sebuah sistem, namun ternyata kemudahan transaksi yang ditawarkan tersebut

menemui kendala, sebagian toppers mengeluhkan tentang proses transaksi yang

terjadi. Sehingga kemudahan transaksi dalam penggunaan diduga berpengaruh

positif terhadap keputusan pembelian secara online di tokopedia.com. Artinya,

semakin tinggi suatu web atau yang di dalam penelitian ini tokopedia.com

menawarkan kemudahan dalam penggunaan pada penggunanya (toppers), untuk

melakukan pembelian secara online di shopee.com.

2. Terdapat pengaruh keamanan, kemudahan secara bersama-sama terhadap


keputusan pembelian.
Keamanan transaksi merupakan faktor penting dan paling mendapatkan
perhatian dalam e-commerce. Hal ini dikarenakan antara pembeli dan
penjual tidak bertemu secara langsung, sehingga penipuan berkedok online
shop marak terjadi. Namun disisi lain, e-commerce menambah kemudahan
dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam hal berbelanja yang saat ini
dapat dilakukan secara online. Demikian halnya dengan adanya kemungkinan
bahwa produk yang telah dibeli tidak sesuai dengan yang diharapkan dapat
mempengaruhi keputusan pembelian.
Hal ini karena kegiatan belanja dilakukan secara online, sehingga pembeli
tidak dapat melihat atau menyentuh produk yang akan dibelinya yang kemudian
menjadi pertimbangan bagi pembeli untuk melakukan pembelian secara online.
Kemudahan Transaksi (X1)
H1

Keputusan Pembelian (Y)

Keamanan Transaksi (X2)


H2

H3

Keterangan gambar:
X1 : Kemudahan Transaksi
X2 : Keamanan Transaksi
Y : Keputusan Pembelian
H1 : Pengaruh X1 terhadap Y
H2 : Pengaruh X2 terhadap Y
H3 : Pengaruh X1, X2 terhadap Y

5. Hipotesis Penelitian
Pengertian hipotesis penelitian menurut Sugiyono (2009: 96), hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.

Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada

teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan

jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Berdasarkan kajian teori dan

kerangka berfikir diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Terdapat pengaruh positif kemudahan transaksi terhadap keputusan

pembelian online di Shopee.com

H2: Terdapat pengaruh positif keamanan transaksi terhadap keputusan pembelian


online di Shopee.com
H3: Terdapat pengaruh keamanan transaksi, kemudahan transaksi, secara
simultan terhadap keputusan pembelian secara online di shopee.com.
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang di gunakan penulis pada penelitian
ini adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode penelitian
kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu
(Sugiyono, 2014).
Menurut Arikunto (2009), menyatakan bahwa jenis penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif
adalah penelitian yang bertujuan untuk menguaraikan atau menggambarkan sifat-
sifat dari suatu keadaan atau objek penelitian yang dilakukan melalui
pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta pengujian statistik.
B. Definisi Operasional
Tabel 4.1
Defenisi Operasional Variabel Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
terhadap Prestasi Kerja

Variabel Defenisi Variabel Indikator Variabel Skala


Disiplin Kerja Disiplin adalah kepatuhan 1. Tujuan dan kemampuan Likert
(X1) pada aturan yang diterapkan. staf
Disiplin merupakan sebuah 2. Keteladanan Pemimpin
proses yang digunakan untuk 3. Keadilan
menghadapi permasalahan 4. Pengawasan Melekat
kinerja dimana proses itu 5. Sanksi hukuman
melibatkan pimpinan/manajer 6. Ketegasan
dalam mengidentifikasi dan 7. Hubungan Kemanusiaan
mengkomunikasikan masalah-
masalah kinerja kepada para
karyawan.
Kompensasi Kompensasi adalah imbalan 1. Gaji Likert
(X2) jasa atau balas jasa yang 2. Insentif
diberikan oleh perusahaan 3. Asuransi
kepada para tenaga kerja, 4. Fasilitas kantor
karena tenaga kerja tersebut 5. Tunjangan
telah memberikan sumbangan
tenaga dan pikiran demi
kemajuan perusahaan guna
mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Lingkungan Lingkungan kerja adalah suatu 1. Penerangan Likert
Kerja lingkungan dimana pegawai 2. Suhu udara
(X3) bekerja, sedangkan kondisi 3. Suara bising

26
kerja merupakan kondisi 4. Penggunaan warna
dimana pegawai tersebut 5. Ruang gerak yang
bekerja. diperlukan
6. Keamanan kerja

Prestasi Kerja Prestasi kerja adalah hasil 1. Kualitas Kerja, Likert


(Y) kerja secara kualitas dan 2. Sikap,
kuantitas yang dicapai oleh 3. Inisiatif
seorang karyawan/pegawai
dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan padanya.

C. Lokasi Penelitian
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti
melakukan penelitian pada PT. Nindya Karya (Persero) yang beralamat di JL.
Sisingamangaraja KM. 7 No. 99 Medan Amplas.
D. Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah karyawan PT. Nindya
Karya (Persero) yang berjumlah 105 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel jenuh adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah
lain dari sampel jenuh yaitu sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan
sampel (Sugiyono, 2014). Sampel dalam penelitian adalah keseluruhan dari
populasi yang berjumlah 105 orang, karena asumsi peniliti jika dilakukan
penarikan sampel dengan menggunakan perhitungan Slovin jumlah sampel hanya
menjadi 51 orang, jadi karena terlalu sedikit jumlah sampel penelitiannya maka
dengan menggunakan teknik sampling jenuh/sensus peneliti menentukan
keseluruhan populasi untuk menjadi sampel dalam penelitian agar lebih tepat dan
akurat dalam proses penelitiannya.
E. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui atau berasal dari pihak
pertama yang memiliki suatu data. Sumber data umumnya menunjukkan keaslian
informasi yang terkandung di data tersebuat namun tidak menutup kemungkinan

27
data berkurang keasliannya ketika data telah diolah dan disajikan oleh pihak
sumber primer (Abdillah, dkk, 2015).
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui atau berasal dari pihak
kedua yang ikut mengetahui atau memiliki suatu data. Sumber sekunder dapat
diragukan keasliannyakarena data telah diolah/diinterpretasikan daan disajikan
sesuai dengan kepentingan pemegang data (Abdillah, dkk, 2015).
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk dapat mengumpulkan data secara lengkap, maka dalam penelitian
ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Kuesioner
Dalam penelitian ini data diperoleh dengan menggunakan kuesioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab (Sugiyono, 2014). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa
yang bias diharapkan dari responden. Skala yang digunakan dalam penyusunan
kuesioner adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiyono, 2014). Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan
skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
Menurut Sugiyono (2014) “untuk keperluan analisis kuantitatif, maka
jawaban itu dapat diberi skor dalam skala likert”, misalnya:
Tabel 4.2
Teknik Pengumpulan Suara
No Pernyataan Nilai
1 Sangat setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5
2 Setuju/sering/positif diberi skor 4
3 Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3
4 Tidak setuju/hampir tidak pernah/negative diberi skor 2
5 Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negative diberi skor 1

28
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2014). Dalam
penelitian ini digunakan metode wawancara untuk melakukan penelitian
pendahuluan guna menemukan permasalahan yang akan diteliti dan memperluas
serta melengkapi data yang terkumpul melalui kuesioner.
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji instrument penelitian
dimana instrument yang dipakai dalam penelitian akan dapat berfungsi baik
apabila instrument tersebut valid dan reliabel.
1. Uji Validitas
Sebelum kuesioner penelitian diberikan kepada responden saat praktik di
lapangan yang dijadikan sampel penelitian, maka terlebih dahulu harus dilakukan
uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas minimal dilakukan
kepada 30 responden pada perusahaan lain. Peneliti memilih perusahaan lain
untuk menguji validitas dan reabilitas pada penelitian ini karena PT. Nindya
Karya (Persero) hanya memiliki jumlah karyawan sebanyak 105 orang. Seluruh
populasi tersebut akan menjadi sampel dalam penelitian ini. Maka dari itu uji
validitas dan reabilitas ini dilakukan di perusahaan lain, yaitu PT. Lambang
Utama Medan. Koesioner yang akan dibagikan diperusahaan ini sama persis
dengan yang akan dibagikan kepada responden dilokasi penelitian yang
sebenarnya. Uji validitas dan realibilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan
program software SPSS 23 (Statistical Package for the Social Sciences). Husein
(2008), menyatakan bahwa didalam menguji suatu penelitian sangat disarankan
agar jumlah responden untuk diuji coba minimal 30 orang.
Sugiyono (2012), menyatakan bahwa instrumen yang valid dan reliabel
merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan
realiabel. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

29
mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji
validitas dihitung dengan membandingkan rhitung (corrected item-total correlation)
dengan nilai rtabel. Jika rhitung > rtabel dan nilai yang didapat adalah positif maka butir
setiap pertanyaan tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2005).
2. Uji Reabilitas
Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir
pertanyaan untuk lebih dari satu variabel, namun sebaiknya uji reliabilitas
dilakukan pada masing-masing variabel pada lembar kerja yang berbeda sehingga
dapat diketahui konstruk variabel yang tidak reliabel. Suatu kuesioner dinyatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan/pernyataan
adalah konsisten dan stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu konstruk
variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,6. Jika nilai alpha
˃ 0,6 artinya reliabilitas mencukupi (sufficent reliability), jika alpha ˃ 0,80
mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten memiliki
reliabilitas yang kuat atau ada pula yang memaknakannya sebagai berikut :
1. Jika alpha ˃ 0,90 maka reliabilitas sempurna.
2. Jika alpha antara 0,60 – 0,90 maka reliabilitas tinggi.
3. Jika alpha antara 0,50 – 0,60 maka reliabilitas moderat.
4. Jika alpha ˂ 0,50 maka reliabilitas rendah.
Apabila hasil pengujian menunjukkan reliabilitas yang rendah maka butir-
butir pertanyaan dalam kuisioner harus diperbaiki mutunya karena dinilai tidak
mampu menghasilkan data yang konsisten.

H. Teknik Analisa Data


Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah
jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis
yang telah dirumuskan dalam proposal. Karena datanya kuantitatif, maka teknik
analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia (Sugiyono, 2014).
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
mudah dibaca dipahami dan diinterupsikan. Data yang akan dianalisis merupakan
data hasil pendekatan survei penelitian dari penelitian lapangan dan penelitian

30
kepustakaan, kemudian dilakukan analisa untuk menarik kesimpulan.
1. Statistik Deskriptif
Sugiyono (2012), analisis data merupakan bagian dari proses pengujian
data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik
kesimpulan penelitian. Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
sumber terkumpul menggunakanstatistik. Sugiyono (2012), statistik deskriptif
adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Pada penelitian ini statistik deskriptif yang digunakan untuk
menjelaskan hasil penelitian adalah tabel distribusi frekuensi, rata-rata, nilai
maksimum, nilai minimum dan standard deviasi. Dari hasil statistik deskriptif
tersebut maka akan terlihat pengaruh dari variabel-variabel yang menjadi bahan
penelitian tersebut.
2. Uji Asumsi Klasik
Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum
data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah
data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data
dengan bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke
kiri atau menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan pendekatan Kolmogorov Smirnov. Dengan
menggunakan tingkat signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp. Sig.
(2 – tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual
berdistribusi normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup
mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut.
Artinya, jika varians variabel independent adalah konstan (sama)
untuk setiap nilai tertentu variabel dependent disebut

31
homoskedastisitas. Sedangkan, heteroskedastisitas diuji dengan
menggunakan uji glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel
independent signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependent, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika
probabilitas signifikan di atas tingkat kepercayaan 5% (0,05) dapat
disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau
pasti di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan
dari model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel
dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai
berikut:
a. VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas
b. VIF > 5 maka tidak terdapat multikolinearitas
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.Peneliti menggunakan bantuan
program software SPSS versi 23 agar hasil yang diperoleh lebih terarah.
Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 e
Dimana:
Y = Penjualan Kredit
a = Konstanta
X1 = Perilaku Konsumen
X2 = Strategi Pemasaran
X3 = Loyalitas Nasabah
b1,2,3 = Koefisien Regresi Berganda
e = Standard Error

32
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji secara Parsial/Individual (Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh
satu variabel independent secara parsial (individual) menerangkan variasi variabel
dependent. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:
(a) Ho diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%
(b) Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5%
2. Uji secara Simultan/Serempak (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan (serempak)
terhadap varibel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a. Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%
b. Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel-variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel terikat.
Koefisien determinasi (R2) ini berkisar antara nol sampai dengan satu ≤ (R 2 ≤
1), dimana semakin tinggi R 2 (mendekati satu) berarti variabel-variabel bebas
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel terikat dan apabila R2 = 0 menunjukkan variabel bebas secara
keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel terikat.

33
BAB V BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

A. Biaya Penelitian
Tabel 5.1 Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian yang Diajukan

No Uraian Jumlah (Rp)


1 Bahan Habis Pakai 360.000
2 Peralatan 630.000
3 Lain-Lain 210.000
4 Biaya Transportasi 200.000
5 Informasi dan Honor 2.600.000
Jumlah Biaya 4.000.000

B. Jadwal Penelitian
Tabel 5.2 Jadwal Penelitian

Kegiatan November Desember Januari Februari Maret April


Pengajuan
Proposal
Analisis
Kebutuhan
Pengumpulan
Data

Analisis Data

Pengujian Data

Hasil Penelitian
dan
Pembahasan
Penulisan
Laporan
Pengumpulan
Laporan

34
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahmat, Fathoni, 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Arikunto. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gie Liang. 2012. Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan
keenam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hartatik Puji Indah. 2014. Mengembangkan SDM. Jogjakarta: Laksana.
Handoko T.Hani. 2012. Manajemen Personalia dengan Sumber Daya Manusia.
Yohyakarta: BPEE.
Herlina, Haturiningsih, dkk. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi
Kerja. Jurnal Administrative Reform. Volume 2. Nomor 4. ISSN 2338-
7637.
Husein Umar. 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Thesis. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Ishak, Hendri Tanjung dan Arek. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Universitas Trisakti: Jakarta.
Kadarisman. 2014. Manjemen Kompensasi. Cetakan Kedua. Jakarta: Rajawali.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Cetakan Ketiga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Cetakan Ketiga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

35
Ma’arif Syamsul, Kartika Lindawati. 2012. Manajemen Kinerja Sumber Daya
Manusia. Cetakan Pertama. Bogor: IPB.
Marwansyah, Mukaram. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:
Pusat Penerbit Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung.
Munandar, Kartika, dkk. 2014. Pengantar Manajemen. Bogor: IPB.
Nawawi Ismail. 2013. Budaya Organisasi Kepemimpinan dan Kinerja. Cetakan
Perttama. Jakarta: Kencana.
Niti Seminto, Alex. S. 2011. Manajemen Personalia. Ghalia: Bandung.
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Data Dengan SPSS. Yogyakarta:
Mediakom.
Samsuddin, Sadili. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka
Setia.
Sarwono Jonathan. 2017. Mengenal Prosedur-Prosedur Populer Dalam SPSS
23. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.
Sastrohadiwiryo Siswanto. 2012. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Sedamayanti, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika
Aditama.
Sutrisno edy. 2009. Manajemen Sumber Daya ManusiaI. Jakarta: Kencana.
Supomo, Bambang, dkk. 2006. Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan
Manajemen. Cetakan kedua. Yogyakarta: BPFE.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Ulfatin Nurul, Triwiyanto Teguh. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia
Bidang Pendidikan. Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Wukir. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi Sekolah.
Cetakan I. Yogyakarta: Multi Presindo.
Widodo Suparno, Eko. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya
Manusia.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yani. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Mitra Wacana Media.

36
LAMPIRAN

Lampiran 1. Justifikasi Anggaran


1.      Bahan Habis Pakai
Biaya Satuan
No. Bahan Volume Biaya (Rp)
(Rp)
1 Kertas A4 70 gr 2 rim 30,000 60,000
2 Tinta Printer/Cartridge 2 set 150,000 300,000
Jumlah Biaya 360,000

2.      Peralatan
Biaya Satuan
No. Jenis Volume Biaya (Rp)
(Rp)
1 Kamera Lengkap 1 set 500,000 500,000
2 Flashdisk 16 GB 1 bh 130,000 130,000
Jumlah Biaya 630,000

3.      Lain-lain
Biaya Satuan
No. Uraian Kegiatan Volume Biaya (Rp)
(Rp)
1 Fotocopy dan penjilidan 3 bh 70,000 210,000
Jumlah Biaya 210,000

4.      Biaya Transportasi


Biaya Satuan
No Kegiatan Volume Biaya (Rp)
(Rp)
1 Pergi - 100,000 100,000
2 Pulang - 100,000 100,000
Total 200,000

5.      Informan dan Honor


Biaya Satuan
No Bahan Volume Biaya (Rp)
(Rp)
1 Informan 1 600,000 600,000
2 Honor 20 100,000 2,000,000
Total 2,600,000

37
Lampiran 2. Biodata Peneliti
1. PENELITI :
a. Nama Lengkap : Wisnu Rayhan Adhitya
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. NIP/NIDN : 0114079002
d. Disiplin Ilmu : Ekonomi dan Bisnis
e. Jabatan Fungsional/Struktural : Tenaga Pengajar
f. Waktu Penelitian : 8 Jam/Minggu

38

Anda mungkin juga menyukai