INTERNAL
TIM PENELITI :
i
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PENELITIAN INTERNAL
3.Anggota pelaksana :-
NIDN/NIP/NIM :-
Fakultas :-
Jurusan :-
Menyetujui,
Ketua LPPM Universitas Potensi Utama
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................1
ABSTRAK...............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
DAFTAR TABEL....................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5
BAB II RUMUSAN MASALAH..........................................................................10
BAB III TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................12
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN..............................................................26
BAB V BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN..................................................34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran..........................................................................37
Lampiran 2. Biodata Peneliti.................................................................................38
DAFTAR TABEL
Sumber : www.facebook.com/tokopedia
Faktor selanjutnya yang juga penting dalam e-commerce adalah keputusan
pembelian. Keputusan pembelian yang dipersepsikan menimbulkan ketidakpastian
yang secara alami ditunjukkan dalam transaksi online. Menurut Tjiptono (2012)
keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen mengenal
masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan
mengevaluasi secara baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan
masalahnya, yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian. Hal ini dapat
terjadi karena pembeli tidak dapat melihat atau menyentuh produk yang akan
dibelinya. Sehingga produk tersebut baru akan diketahui keadaannya setelah
diterima oleh pembeli.
Namun pihak shopee.com selalu menghimbau kepada toppers untuk
melihat review mengenai produk dahulu dari toppers yang pernah membeli
produk tersebut sebelumnya, karena dengan melihat review tersebut diharapkan
toppers mempunyai gambaran mengenai kondisi produk yang akan dibelinya.
Review yang diberikan oleh pembeli dapat bermacam-macam, ada yang puas
terhadap barang yang telah dibelinya dan juga dapat sebaliknya seperti yang
ditunjukkan oleh gambar 1.2 sebagai berikut.
Gambar 1.2 Barang tidak sesuai dengan aslinya
Sumber: www.shopee.com
Gambar tersebut diambil dari review yang diberikan kepada pembeli kepada salah
satu toko online yang ada di shopee.com. Pada gambar tersebut, pembeli
mengatakan bahwa barang yang ia pesan telah sampai, namun barang tersebut
tidak mirip dengan foto yang penjual pasang untuk menjual produk tersebut.
Sehingga pembeli menganjurkan kepada penjual untuk memasang foto produk
yang asli atau yang sesuai dengan kondisi produk tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, muncul masalah
apakah keamanan transaksi, kemudahan transaksi, berpengaruh terhadap
keputusan pembelian secara online di shopee.com. Berdasarkan masalah tersebut,
penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Persepsi Kemudahan
Transaksi dan Keamanan Transaksi terhadap Keputusan Pembelian Online di
Shopee.com.
BAB II RUMUSAN MASALAH
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut.
1. E-commerce melibatkan lebih dari ketidak pastian dan dibandingkan
dengan transaksi yang dilakukan secara konvensional.
2. Adanya potensi kejahatan yang biasa terjadi pada transaksi online
menjadi kendala pengguna internet untuk melakukan pembelian secara
online.
3. Menduduki peringkat pertama traffic cyber crime sebesar 40% kejahatan
cyber berasal dari Indonesia.
4. Pemerintah Indonesia belum memiliki keamanan dan ketahanan
cyber yang memadai.
5. Keharusan pendaftaran dengan cara mencantumkan informasi pribadi
terkadang membuat sebagian orang enggan untuk melakukannya.
6. Pembeli internet membatasi pembelian online mereka karena,
kekhawatiran yang berkaitan dengan privasi dan keamanan informasi
pribadi mereka.
7. Keamanan transaksi merupakan salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian secara online.
8. Proses pembayaran di Shopee.com lebih rumit dibandingkan dengan
toko online lain yang tidak menerapkan sistem escrow pada sistem
pembayarannya.
9. Proses verifikasi di Shopee.com cenderung lambat.
10. Kegiatan jual beli online tidak dapat terlepas dari masalah kemudahan
transaksi dan keamanan transaksi.
11. Tidak ada jaminan kualitas barang yang diberikan oleh pihak Shopee.com
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana pengaruh keamanan transaksi terhadap keputusan pembelian
secara online di Shopee.com?
2. Bagaimana pengaruh kemudahan transaksi terhadap keputusan
pembelian secara online di Shopee.com?
3. Bagaimana pengaruh antara keamanan transaksi, kemudahan transaksi
terhadap keputusan pembelian secara online di Shopee.com?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan yang dapat
memecahkan masalah yang sesuai dengan rumusan masalah diatas. Tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Mengetahui pengaruh keamanan transaksi terhadap keputusan pembelian
secara online di Shopee.com
2. Mengetahui pengaruh kemudahan transaksi terhadap keputusan pembelian
secara online di Shopee.com
3. Mengetahui pengaruh keamanan transaksi, kemudahan transaksi,
terhadap keputusan pembelian secara online di Shopee.com
Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan akan memberikan beberapa kegunaan atau
manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat member tambahan wawasan serta kajian mengenai
pengaruh keamanan transaksi, kemudahan transaksi terhadap keputusan
pembelian secara online di Shopee.com. Serta memperkaya khasanah
penelitian yang ada dan dapat digunakan sebagai pembandingan
penelitian berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Shopee.com
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai dasar yang objektif
dalam mengambil keputusan serta sebagai pedoman untuk menentukan
langkah-langkah yang akan dilakukan oleh perusahaan di masa yang akan
datang.
b. Bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan penulis di bidang pemasaran khususnya
mengenai e-commerce, disamping itu penulis diharapkan mengetahui masalah
yang dihadapi oleh perusahaan dengan mengaplikasikan teori-teori yang telah
diperoleh dibangku kuliah.
c. Bagi peneliti berikutnya
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti
berikutnya yang berminat meneliti mengenai e-commerce
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Teori
1. Keputusan Pembelian
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007: 485) keputusan pembelian adalah
seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Sehingga dengan kata lain, pilihan
alternatif harus tersedia ketika seseorang mengambil keputusan. Keputusan
pembelian merujuk pada konsumen yang telah melakukan pembelian produk
secara nyata. Hal ini didukung oleh teori Kotler dan Armstrong (2004: 227)
Keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan dimana konsumen secara
aktual melakukan pembelian produk. Dalam keputusan membeli barang
konsumen seringkali ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses
pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat
dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang,
namun seringkali pula peranan tersebut dilakukan beberapa orang. Pemahaman
mengenai masing-masing peranan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Kelima peran tersebut meliputi (Kotler, et
al., 1996) dalam Fandy Tjiptono (2008: 20).
1. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyadari
adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan
mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.
2. Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan, nasihat, atau
pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.
3. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan
pembelian.
4. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian aktual.
5. Pemakai (user), yaitu orang yang menggunakan atau mengkonsumsi
barang atau jasa yang dibeli.
b. Proses Pengambilan Keputusan
Ada lima tahap proses pengambilan keputusan pembelian. Menurut
Kotler dan Amstrong (2004: 224), proses pembelian oleh konsumen secara
umum adalah sebagai berikut.
1. Pengenalan kebutuhan (need recognition), yaitu pembeli mengenali masalah
atau kebutuhan. Tahap ini sedikit banyak dipengaruhi oleh bagaimana
pengetahuan konsumen akan pembelian. Dimensi dasar dari pengenalan
kebutuhan melibatkan informasi berkenaan dengan keputusan tentang di mana
produk tersebut harus dibeli dan kapan pembelian harus terjadi.
2. Pencarian informasi (information research), yaitu tahap proses pengambilan
keputusan pembeli dimana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih
banyak informasi. Pada tahap ini seorang yang tertarik akan suatu produk
mungkin akan mencari lebih banyak informasi. Jika dorongan konsumen
begitu kuat dan produk yang memuaskan berada dalam jangkauan, konsumen
kemungkinan besar akan melakukan pembelian. Namun demikian jika tidak,
konsumen kemungkinan akan menyimpan kebutuhannya Konsumen dapat
memperoleh informasi dari berbagai sumber, antara lain:
1. Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan kerja).
2. Sumber komersial (iklan, penjualan, pengecer, bungkus, situs web,
dan lain lain).
3. Sumber public (media massa, organisasi pemberi peringkat).
4. Sumber berdasarkan pengalaman (memegang, meneliti, menggunakan
produk), dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang
berkaitan dengan kebutuhan itu.
3. Evaluasi berbagai alternatif (alternative evaluation),yaitu tahap dalam proses
pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi
untuk mengevaluasi merek-merek alternatif dalam satu susunan pilihan.
4. Keputusan pembelian (purchase decision), yaitu tahap dalam proses
pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar- benar membeli
produk.
5. Perilaku pasca pembelian (postpurchase behaviour), yaitu tahap dalam
proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen mengambil
tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan yang mereka
rasakan. Menurut Kotler dan Armstrong (2004: 228) yang menentukan puas
atau tidak puasnya pembelian terletak pada hubungan antara harapan
konsumen dan kinerja produk yang dirasakan.
Tahap-tahap pengambilan keputusan di atas dapat digambarkan sebagai berikut.
2. Keamanan Transaksi
a. Pengertian Keamanan Transaksi
Masalah keamanan transaksi merupakan salah satu aspek penting dari
sebuah sistem informasi. Keamanan transaksi online adalah bagaimana dapat
mencegah penipuan (cheating) atau paling tidak mendeteksi adanya penipuan di
sebuah sistem yang berbasis informasi, dimana informasinya sendiri tidak
memiliki arti fisik. Sangat pentingnya nilai sebuah informasi menyebabkan
seringkali informasi yang diinginkan hanya boleh diakses oleh orang-orang
tertentu. Jatuhnya informasi ke tangan pihak lain dapat menimbulkan kerugian
bagi pemilik informasi. Untuk itu keamanan dari sistem informasi yang
digunakan harus terjamin dalam batas yang dapat diterima.
Keamanan transaksi online terus mendominasi diskusi tentang e-
commerce (Elliot dan Fowel, 2000; Liao dan Cheung, 2001; Szymanski dan Hise,
2000). Konsumen merasa prihatin tentang pengungkapan informasi pribadi dan
keuangan (Maholtra, Kim, dan Agarwal, 2004). Sementara situs belanja online
yang paling memberikan kebijakan perlindungan privasi informasi dan jaminan
keamanan untuk transaksi, mereka tidak menawarkan informasi rinci tentang
bagaimana transaksi dan data pribadi dijamin (Gauzente, 2004).
Menurut Bailey dan Pearson (1983) Persepsi keamanan transaksi (security
perception) adalah persepsi konsumen tentang kemampuan toko online
mengendalikan dan mengamankan data transaksi dari penyalahgunaan atau
perubahan yang tidak sah. Park dan Kim (2006) mendefinisikan security atau
keamanan sebagai kemampuan toko online dalam melakukan pengontrolan dan
penjagaan keamanan atas transaksi data. Lebih lanjut Park dan Kim (2006)
mengatakan bahwa jaminan keamanan berperan penting dalam pembentukan
kepercayaan dengan mengurangi perhatian konsumen tentang penyalahgunaan
data pribadi dan transaksi data yang mudah rusak. Ketika level jaminan
keamanan dapat diterima dan bertemu dengan harapan konsumen, maka
konsumen mungkin akan bersedia membuka informasi pribadinya dan akan
membeli dengan perasaan aman.
Raman Arasu dan Viswanathan A. (2011), melalui studi yang dilakukan
pada konsumen online di Malaysia menemukan bahwa faktor keamanan
transaksi memiliki hubungan positif dan signifikan dalam memengaruhi
keputusan pembelian secara online. Keamanan transaksi adalah inti dari
sebagian besar transaksi internet. Keamanan transaksi merupakan faktor kunci
yang menjadi perhatian orang menggunakan internet untuk membeli, karena
sebagian transaksi dilakukan di web.
b. Indikator Keamanan Transaksi
Menurut Raman Arasu dan Viswanathan A. (2011), indikator
keamanan meliputi jaminan keamanan dan kerahasiaan data.
3. Kemudahan Transaksi
a. Pengertian Kemudahan Transaksi
Menurut Davis (1989: 320), Kemudahan transaksi (perceived ease of use)
didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan
teknologi merupakan hal yang mudah dan tidak memerlukan usaha keras dari
pemakainya. Konsep ini mencakup kejelasan tujuan penggunaan teknologi dan
kemudahan penggunaan sistem untuk tujuan sesuai dengan keinginan pemakai.
Adams, R. Ryan Nelson, dan Peter A. Todd (1992) menyatakan bahwa
intensitas penggunaan dan interaksi antara pengguna (user) dengan sistem juga
dapat menunjukkan kemudahan penggunaan. Sistem yang lebih sering digunakan
menunjukkan bahwa teknologi tersebut lebih dikenal, lebih mudah dioperasikan,
dan lebih mudah digunakan oleh penggunanya. Bila konsumen menganggap
suatu produk mudah digunakan, mereka akan merasakan kegunaan produk itu
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka (Davis,1989).
Igbraria (2000) menyatakan bahwa persepsi individu berkaitan dengan
kemudahan dalam menggunakan komputer merupakan tingkat dimana individu
percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan bebas dari kesalahan. Persepsi
ini kemudian akan berdampak pada perilaku, yaitu semakin tinggi persepsi
seseorang tentang menggunakan suatu sistem, semakin tinggi pula tingkat
pemanfaatan teknologi informasi. Sehingga kemudahan penggunaan teknologi
akan semakin digunakan oleh calon konsumen untuk mengakses situs
shopee.com.
Model penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model atau TAM)
merupakan suatu model penerimaan sistem teknologi informasi yang akan
digunakan oleh pemakai. Kemudahan penggunaan yang dipersepsikan
didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan
suatu teknologi akan bebas dari usaha. Kemudahan penggunaan yang
dipersepsikan merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan
keputusan. Jika seseorang percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan
maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya, jika seseorang merasa percaya
bahwa sistem informasi tidak mudah digunakan maka dia tidak akan
menggunakannya (Jogiyanto, 2007).
b. Indikator Kemudahan Transaksi
Menurut Davis (1989), indikator kemudahan transaksi meliputi mudah untuk
dipelajari (easy to learn), dapat di kontrol (controllable), jelas dan dapat
dimengerti (clear and understandable), fleksibel (flexible), mudah untuk
menjadi mahir (easy to become skillful), dan mudah digunakan (easy to use).
4. Kerangka Konseptual
1. Pengaruh keamanan transaksi terhadap keputusan pembelian
Menurut Park dan Kim (2006), Security atau keamanan transaksi diartikan
sebagai kemampuan toko online dalam melakukan pengontrolan dan penjagaan
keamanan atas transaksi data. Sebagai saluran pemasaran baru, E-commerce
lebih mengandung ketidakpastian dan risiko dibandingkan dengan pembelian
secara konvensional. Hal ini dikarenakan antara penjual dan pembeli tidak
saling bertemu pada saat transaksi berlangsung. Kejahatan secara online pun
tidak dapat dihindari, namun shopee.com menawarkan keamanan dalam
transaksi yang terjadi di shopee.com. Dengan adanya jaminan keamanan yang
diberikan, diharapkan pengguna shopee.com (toppers) dapat melakukan
transaksi secara lebih aman dan tidak khawatir oleh adanya penipuan pada saat
transaksi tersebut. Sehingga jaminan keamanan yang ditawarkan diduga
memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian secara online di
shopee.com. Artinya, ketika jaminan keamanan transaksi yang ditawarkan oleh
pihak shopee.com memadai akan membuat pengguna shopee.com (toppers)
melakukan pembelian secara online di shopee.com.
1. Pengaruh kemudahan transaksi terhadap keputusan pembelian.
Menurut Davis (1989), Kemudahan transaksi yang dipersepsikan atau
penggunaan teknologi merupakan hal yang mudah dan tidak memerlukan usaha
keras dari pemakainya. Konsep ini mencakup kejelasan tujuan penggunaan
terkecuali dengan kegiatan jual beli yang saat ini dapat dilakukan kapan saja dan
semakin tinggi suatu web atau yang di dalam penelitian ini tokopedia.com
H3
Keterangan gambar:
X1 : Kemudahan Transaksi
X2 : Keamanan Transaksi
Y : Keputusan Pembelian
H1 : Pengaruh X1 terhadap Y
H2 : Pengaruh X2 terhadap Y
H3 : Pengaruh X1, X2 terhadap Y
5. Hipotesis Penelitian
Pengertian hipotesis penelitian menurut Sugiyono (2009: 96), hipotesis
jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Berdasarkan kajian teori dan
26
kerja merupakan kondisi 4. Penggunaan warna
dimana pegawai tersebut 5. Ruang gerak yang
bekerja. diperlukan
6. Keamanan kerja
C. Lokasi Penelitian
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti
melakukan penelitian pada PT. Nindya Karya (Persero) yang beralamat di JL.
Sisingamangaraja KM. 7 No. 99 Medan Amplas.
D. Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah karyawan PT. Nindya
Karya (Persero) yang berjumlah 105 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel jenuh adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah
lain dari sampel jenuh yaitu sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan
sampel (Sugiyono, 2014). Sampel dalam penelitian adalah keseluruhan dari
populasi yang berjumlah 105 orang, karena asumsi peniliti jika dilakukan
penarikan sampel dengan menggunakan perhitungan Slovin jumlah sampel hanya
menjadi 51 orang, jadi karena terlalu sedikit jumlah sampel penelitiannya maka
dengan menggunakan teknik sampling jenuh/sensus peneliti menentukan
keseluruhan populasi untuk menjadi sampel dalam penelitian agar lebih tepat dan
akurat dalam proses penelitiannya.
E. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui atau berasal dari pihak
pertama yang memiliki suatu data. Sumber data umumnya menunjukkan keaslian
informasi yang terkandung di data tersebuat namun tidak menutup kemungkinan
27
data berkurang keasliannya ketika data telah diolah dan disajikan oleh pihak
sumber primer (Abdillah, dkk, 2015).
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui atau berasal dari pihak
kedua yang ikut mengetahui atau memiliki suatu data. Sumber sekunder dapat
diragukan keasliannyakarena data telah diolah/diinterpretasikan daan disajikan
sesuai dengan kepentingan pemegang data (Abdillah, dkk, 2015).
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk dapat mengumpulkan data secara lengkap, maka dalam penelitian
ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Kuesioner
Dalam penelitian ini data diperoleh dengan menggunakan kuesioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab (Sugiyono, 2014). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa
yang bias diharapkan dari responden. Skala yang digunakan dalam penyusunan
kuesioner adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiyono, 2014). Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan
skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
Menurut Sugiyono (2014) “untuk keperluan analisis kuantitatif, maka
jawaban itu dapat diberi skor dalam skala likert”, misalnya:
Tabel 4.2
Teknik Pengumpulan Suara
No Pernyataan Nilai
1 Sangat setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5
2 Setuju/sering/positif diberi skor 4
3 Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3
4 Tidak setuju/hampir tidak pernah/negative diberi skor 2
5 Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negative diberi skor 1
28
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2014). Dalam
penelitian ini digunakan metode wawancara untuk melakukan penelitian
pendahuluan guna menemukan permasalahan yang akan diteliti dan memperluas
serta melengkapi data yang terkumpul melalui kuesioner.
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji instrument penelitian
dimana instrument yang dipakai dalam penelitian akan dapat berfungsi baik
apabila instrument tersebut valid dan reliabel.
1. Uji Validitas
Sebelum kuesioner penelitian diberikan kepada responden saat praktik di
lapangan yang dijadikan sampel penelitian, maka terlebih dahulu harus dilakukan
uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas minimal dilakukan
kepada 30 responden pada perusahaan lain. Peneliti memilih perusahaan lain
untuk menguji validitas dan reabilitas pada penelitian ini karena PT. Nindya
Karya (Persero) hanya memiliki jumlah karyawan sebanyak 105 orang. Seluruh
populasi tersebut akan menjadi sampel dalam penelitian ini. Maka dari itu uji
validitas dan reabilitas ini dilakukan di perusahaan lain, yaitu PT. Lambang
Utama Medan. Koesioner yang akan dibagikan diperusahaan ini sama persis
dengan yang akan dibagikan kepada responden dilokasi penelitian yang
sebenarnya. Uji validitas dan realibilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan
program software SPSS 23 (Statistical Package for the Social Sciences). Husein
(2008), menyatakan bahwa didalam menguji suatu penelitian sangat disarankan
agar jumlah responden untuk diuji coba minimal 30 orang.
Sugiyono (2012), menyatakan bahwa instrumen yang valid dan reliabel
merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan
realiabel. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
29
mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji
validitas dihitung dengan membandingkan rhitung (corrected item-total correlation)
dengan nilai rtabel. Jika rhitung > rtabel dan nilai yang didapat adalah positif maka butir
setiap pertanyaan tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2005).
2. Uji Reabilitas
Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir
pertanyaan untuk lebih dari satu variabel, namun sebaiknya uji reliabilitas
dilakukan pada masing-masing variabel pada lembar kerja yang berbeda sehingga
dapat diketahui konstruk variabel yang tidak reliabel. Suatu kuesioner dinyatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan/pernyataan
adalah konsisten dan stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu konstruk
variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,6. Jika nilai alpha
˃ 0,6 artinya reliabilitas mencukupi (sufficent reliability), jika alpha ˃ 0,80
mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten memiliki
reliabilitas yang kuat atau ada pula yang memaknakannya sebagai berikut :
1. Jika alpha ˃ 0,90 maka reliabilitas sempurna.
2. Jika alpha antara 0,60 – 0,90 maka reliabilitas tinggi.
3. Jika alpha antara 0,50 – 0,60 maka reliabilitas moderat.
4. Jika alpha ˂ 0,50 maka reliabilitas rendah.
Apabila hasil pengujian menunjukkan reliabilitas yang rendah maka butir-
butir pertanyaan dalam kuisioner harus diperbaiki mutunya karena dinilai tidak
mampu menghasilkan data yang konsisten.
30
kepustakaan, kemudian dilakukan analisa untuk menarik kesimpulan.
1. Statistik Deskriptif
Sugiyono (2012), analisis data merupakan bagian dari proses pengujian
data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik
kesimpulan penelitian. Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
sumber terkumpul menggunakanstatistik. Sugiyono (2012), statistik deskriptif
adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Pada penelitian ini statistik deskriptif yang digunakan untuk
menjelaskan hasil penelitian adalah tabel distribusi frekuensi, rata-rata, nilai
maksimum, nilai minimum dan standard deviasi. Dari hasil statistik deskriptif
tersebut maka akan terlihat pengaruh dari variabel-variabel yang menjadi bahan
penelitian tersebut.
2. Uji Asumsi Klasik
Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum
data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah
data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data
dengan bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke
kiri atau menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan pendekatan Kolmogorov Smirnov. Dengan
menggunakan tingkat signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp. Sig.
(2 – tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual
berdistribusi normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup
mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut.
Artinya, jika varians variabel independent adalah konstan (sama)
untuk setiap nilai tertentu variabel dependent disebut
31
homoskedastisitas. Sedangkan, heteroskedastisitas diuji dengan
menggunakan uji glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel
independent signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependent, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika
probabilitas signifikan di atas tingkat kepercayaan 5% (0,05) dapat
disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau
pasti di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan
dari model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel
dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai
berikut:
a. VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas
b. VIF > 5 maka tidak terdapat multikolinearitas
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.Peneliti menggunakan bantuan
program software SPSS versi 23 agar hasil yang diperoleh lebih terarah.
Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 e
Dimana:
Y = Penjualan Kredit
a = Konstanta
X1 = Perilaku Konsumen
X2 = Strategi Pemasaran
X3 = Loyalitas Nasabah
b1,2,3 = Koefisien Regresi Berganda
e = Standard Error
32
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji secara Parsial/Individual (Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh
satu variabel independent secara parsial (individual) menerangkan variasi variabel
dependent. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:
(a) Ho diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%
(b) Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5%
2. Uji secara Simultan/Serempak (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan (serempak)
terhadap varibel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a. Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%
b. Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel-variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel terikat.
Koefisien determinasi (R2) ini berkisar antara nol sampai dengan satu ≤ (R 2 ≤
1), dimana semakin tinggi R 2 (mendekati satu) berarti variabel-variabel bebas
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel terikat dan apabila R2 = 0 menunjukkan variabel bebas secara
keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel terikat.
33
BAB V BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A. Biaya Penelitian
Tabel 5.1 Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian yang Diajukan
B. Jadwal Penelitian
Tabel 5.2 Jadwal Penelitian
Analisis Data
Pengujian Data
Hasil Penelitian
dan
Pembahasan
Penulisan
Laporan
Pengumpulan
Laporan
34
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahmat, Fathoni, 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Arikunto. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gie Liang. 2012. Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan
keenam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hartatik Puji Indah. 2014. Mengembangkan SDM. Jogjakarta: Laksana.
Handoko T.Hani. 2012. Manajemen Personalia dengan Sumber Daya Manusia.
Yohyakarta: BPEE.
Herlina, Haturiningsih, dkk. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi
Kerja. Jurnal Administrative Reform. Volume 2. Nomor 4. ISSN 2338-
7637.
Husein Umar. 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Thesis. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Ishak, Hendri Tanjung dan Arek. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Universitas Trisakti: Jakarta.
Kadarisman. 2014. Manjemen Kompensasi. Cetakan Kedua. Jakarta: Rajawali.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Cetakan Ketiga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Cetakan Ketiga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
35
Ma’arif Syamsul, Kartika Lindawati. 2012. Manajemen Kinerja Sumber Daya
Manusia. Cetakan Pertama. Bogor: IPB.
Marwansyah, Mukaram. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:
Pusat Penerbit Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung.
Munandar, Kartika, dkk. 2014. Pengantar Manajemen. Bogor: IPB.
Nawawi Ismail. 2013. Budaya Organisasi Kepemimpinan dan Kinerja. Cetakan
Perttama. Jakarta: Kencana.
Niti Seminto, Alex. S. 2011. Manajemen Personalia. Ghalia: Bandung.
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Data Dengan SPSS. Yogyakarta:
Mediakom.
Samsuddin, Sadili. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka
Setia.
Sarwono Jonathan. 2017. Mengenal Prosedur-Prosedur Populer Dalam SPSS
23. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.
Sastrohadiwiryo Siswanto. 2012. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Sedamayanti, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika
Aditama.
Sutrisno edy. 2009. Manajemen Sumber Daya ManusiaI. Jakarta: Kencana.
Supomo, Bambang, dkk. 2006. Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan
Manajemen. Cetakan kedua. Yogyakarta: BPFE.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Ulfatin Nurul, Triwiyanto Teguh. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia
Bidang Pendidikan. Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Wukir. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi Sekolah.
Cetakan I. Yogyakarta: Multi Presindo.
Widodo Suparno, Eko. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya
Manusia.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yani. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Mitra Wacana Media.
36
LAMPIRAN
2. Peralatan
Biaya Satuan
No. Jenis Volume Biaya (Rp)
(Rp)
1 Kamera Lengkap 1 set 500,000 500,000
2 Flashdisk 16 GB 1 bh 130,000 130,000
Jumlah Biaya 630,000
3. Lain-lain
Biaya Satuan
No. Uraian Kegiatan Volume Biaya (Rp)
(Rp)
1 Fotocopy dan penjilidan 3 bh 70,000 210,000
Jumlah Biaya 210,000
37
Lampiran 2. Biodata Peneliti
1. PENELITI :
a. Nama Lengkap : Wisnu Rayhan Adhitya
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. NIP/NIDN : 0114079002
d. Disiplin Ilmu : Ekonomi dan Bisnis
e. Jabatan Fungsional/Struktural : Tenaga Pengajar
f. Waktu Penelitian : 8 Jam/Minggu
38