Assalamu'alaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya jualah kami dapat menyelesaikan proposal hasil penjualan ini
tepat pada waktunya.
Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan, begitu
juga halnya dengan kami. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan proposal ini, baik dari segi penulisan maupun isi. Kami pun
menerima dengan lapang dada kritikan maupun saran yang sifatnya membangun
dari pembaca agar kami dapat membenahi diri.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
Terima kasih
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH.................................................................................
1.3 PEMBATASAN MASALAH ...............................................................................
1.4 RUMUSAN MASALAH .....................................................................................
1.5 TUJUAN PENELITI.............................................................................................
1.6 MANFAAT HASIL PENELITIAN.......................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN E-WALLET..................................................................................
2.2 FUNGSI E-WALLET...........................................................................................
2.3 KELEMAHAN DAN KELEBIHAN E-WALLET...............................................
2.4 ASPEK HUKUM E-WALLET.............................................................................
2.5 HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN.......................................................
2.6 KEAMANAN.......................................................................................................
● Pasal 8
“ Kewajiban memperoleh izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
berlaku bagi Bank atau Lembaga Selain Bank sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (1) yang menyelenggarakan Dompet Elektronik dengan pengguna
aktif telah mencapai atau direncanakan akan mencapai jumlah paling sedikit
300.000 (tiga ratus ribu) pengguna.”
Penyelenggara Dompet Elektronik harus memenuhi persyaratan aspek kelayakan
sebagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang meliputi:
● legalitas dan profil perusahaan;
● hukum;
● kesiapan operasional;
● keamanan dan keandalan sistem;
● kelayakan bisnis;
● kecukupan manajemen risiko; dan
● perlindungan konsumen.
Bagi pihak yang akan mengajukan izin untuk menjadi Penyelenggara Dompet
Elektronik yang dapat juga menampung dana maka pemenuhan persyaratan:
1. kecukupan manajemen risiko sebagaimana; dan
2. perlindungan konsumen, harus mencakup pula manajemen risiko dan
perlindungan konsumen terkait pengelolaan dana yang ditampung dalam
Dompet Elektronik.
Dalam pasal 35 PBI No. 18/40/PBI/2016 mengatur sanksi untuk pelanggarannya
menyatakan:
“(1)Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), Pasal 5 ayat (4), Pasal 11 ayat
(4), Pasal 14 ayat (2), Pasal 18 ayat (1), Pasal 21, Pasal 22 ayat (1), Pasal 23,
Pasal 27, Pasal 28 ayat (1), Pasal 31 ayat (2), Pasal 32 ayat (1), Pasal 32 ayat
(2) , Pasal 34, Pasal 40, dan/atau Pasal 42 dikenakan sanksi administratif
berupa:
a. teguran;
b. denda;
c. penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan jasa sistem
pembayaran; dan/atau
d. pencabutan izin sebagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran.
2.5 HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN
Dilihat dari contoh kasus yang berada pada web internet seperti media konsumen
dan lapor.id terdapat beberapa pengguna yang mengeluhkan tentang kerugian yang
dialaminya akibat penggunaan e-wallet. Salah satunya pelapor melaporkan mengalami
kerugian sebesar Rp 650.000,- (enam ratus lima puluh ribu rupiah) akibat gagal
transaksi tapi uang sudah terpotong dan belum ada pengembalian sama sekali.
Jika suatu peristiwa yang merugikan konsumen telah terjadi misalnya timbul
kerugian karena memakai atau mengkonsumsi suatu produk, yang pertama kali dicari
adalah apakah kualifikasi hukum dari peristiwa yang menimbulkan kerugian itu.
Apakah ada hubungan kontraktual antara produsen-pelaku usaha dan konsumen atau
tidak ada hubungan hukum diantara mereka.
Jika ditemukan ada hubungan kontraktual antara produsen-pelaku usaha dan
konsumen, langkah berikutnya adalah mencari bagian-bagian dari kontrak/perjanjian
yang mungkin tidak dipenuhi sehingga menimbulkan kerugian pada konsumen. Jika
ditemukan ada bagian dari perjanjian/kontrak yang tidak dipenuhi, untuk sementara
dapat dikualifikasikan sebagai peristiwa wanprestasi.
Jika ternyata tidak ada hubungan kontraktual antara produsen-pelaku usaha dan
konsumen, harus dicari saluran lain, yaitu dengan mengonstruksikan fakta-fakta pada
peristiwa itu ke dalam suatu perbuatan melawan hukum. Dengan demikian, satu
langkah awal penyelesaian sengketa konsumen sudah terlampaui dengan mengetahui
kualifikasi peristiwa kerugian pada konsumen itu disebabkan oleh perbuatan
wanprestasi atau perbuatan melawan hukum.
Mencari dan menemukan ada tidaknya hubungan kontraktual antara produsen
atau pelaku usaha dan konsumen kadang-kadang tidak mudah dilakukan. Apabila
ternyata ada perjanjian/kontrak, baik dalam bentuk yang sederhana sekalipun antara
produsen dan konsumen, dengan mudah dapat disimpulkan bahwa mereka terikat
secara kontraktual. Akan tetapi, dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Maka
langkah berikutnya adalah mencari mengumpulkan fakta-fakta sekitar terjadinya
peristiwa yang menimbulkan kerugian itu lalu merekonstruksikannya menjadi sebuah
kontrak/perjanjian. Untuk dapat dimasukkan ke dalam saluran perjanjian/kontrak
maka harus dipenuhi syarat-syarat minimal dari kontrak sebagaimana diatur di dalam
peraturan perundang-undangan.
Ada dua golongan konsumen dilihat dari segi keterkaitan antara produsen□pelaku
usaha dan konsumen, yaitu perihal ada atau tidak adanya hubungan hukum antara
produsen-pelaku usaha dan konsumen. Kedua golongan itu adalah konsumen yang
mempunyai hubungan kontraktual dengan produsen-pelaku usaha dan konsumen yang
tidak mempunyai hubungan kontraktual dengan produsen-pelaku usaha.
Dalam hukum, khususnya hukum perdata, setiap tuntutan pertanggung jawaban
harus mempunyai dasar, yaitu hal yang menyebabkan seseorang harus (wajib)
bertanggung jawab, hal yang menyebabkan lahirnya kewajiban ada dua, yaitu
kesalahan dan risiko. Seseorang wajib bertanggung jawab (atau lahir kewajiban
bertanggung jawab) karena dia bersalah, baik berupa kesalahan maupun kelalaian.
Inilah yang disebut tanggung jawab atas dasar kesalahan.
Kemudian, hukum perdata memungkinkan seseorang bertanggung jawab bukan
karena dia bersalah, tetapi karena dia mengambil resiko dalam kedudukan hukumnya
sedemikian rupa yang mewajibkannya bertanggung jawab. Inilah yang disebut dengan
tanggung jawab atas dasar risiko. Keduanya menimbulkan akibat dan konsekuensi
yang jauh berbeda.
Secara teoritis pertanggungjawaban terkait dengan hubungan hukum yang timbul
antara pihak yang menuntut pertanggungjawaban dengan pihak dituntut untuk
bertanggung jawab. Oleh karena itu, berdasarkan jenis hubungan hukum atau
peristiwa hukum yang ada, maka dapat dibedakan:
● Pertanggung Jawaban atas dasar kesalahan
Yaitu tanggung jawab yang dapat lahir karena terjadinya wanprestasi,
timbulnya perbuatan melawan hukum, tindakan yang kurang hati-hati
● Pertanggung Jawaban atas dasar risiko
Yaitu tanggung jawab yang harus dipikul sebagai risiko yang harus diambil
oleh seorang produsen-pelaku usaha atas kegiatan usahanya
2.6 KEAMANAN
Keamanan merupakan aspek penting dalam sistem informasi. Keamanan dalam
transaksi online ialah mengenai bagaimana dapat mencegah penipuan (cheating) atau
minimal dapat mencegah adanya tindakan penipuan dalam sebuah sistem yang
berbasis informasi, dimana informasinya sendiri tidak memiliki arti fisik.
Pavlou, (2014) mendefinisikan keamanan sebagai probabilitas subjektif, konsumen
akan percaya bahwa informasi data pribadinya akan tersimpan, terjaga, dan tidak akan
disalahgunakan atau dimanipulasi oleh pihak yang tidak berwenang selama
penyimpanan. Definisi ini merujuk pada antisipasi pribadi pengukuran objektif yang
menunjukkan persepsi intuitif untuk penilaian risiko yang timbul.
Keamanan merupakan isu paling penting dan seringkali dengan publikasi
mengerami keamanan di media membuat kepercayaan nasabah terhadap keamanan e-
money berkurang. Seperti riset yang telah dilakukan oleh tirto.id dari 55,25%
pengguna yang mengetahui bahwa data terekam, 50,9% diantaranya mengkhawatirkan
soal privasi dan kemungkinan data pribadi mereka dijual kepada pihak-pihak lain
Keamanan berperan penting dalam pembentukan kepercayaan konsumen dengan
mengurangi dan melakukan pencegahan penyalahgunaan data pribadi. Keamanan dari
sistem teknologi menjadi dasar kepercayaan konsumen dalam menggunakan teknologi
tersebut. Informasi pribadi milik konsumen harus dilindungi dan tidak dapat
disebarluaskan kepada pihak yang tidak berhak. Perlindungan dan pencegahan adanya
hacker pada suatu sistem teknologi merupakan hal penting untuk menjaga keamanan
data, sehingga konsumen dalam menggunakan sebuah teknologi merasa aman dan
percaya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya serta proses
pembangunan dan pengujian sistem, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut;
1. Kegiatan transaksi sudah bisa memiliki alternatif pembayaran lain sebagai
pilihan bagi pembeli yaitu dengan menerapkan alat pembayaran non tunai
e-wallet berbasis digital yang bisa mempermudah serta membuat proses
transaksi lebih aman dan nyaman.
2. Kegiatan transaksi bisa dilakukan dengan cepat dan instan dengan menerapkan
fitur qr code dan pembayaran secara digital melalui smartphone.
3. Penggunaan alternatif pembayaran e-wallet dan fitur berbagi detail transaksi
cepat antar pedagang dan pembeli dapat menambah kenyamanan dan kecepatan
dalam bertransaksi.
3.2 SARAN
Sistem yang dikembangkan tentu masih terdapat beberapa kekurangan sehingga
diperlukan perbaikan kedepannya, sehingga diperlukan saran-saran yang akan
membangun sistem tersebut. Adapun saran-saran terhadap pengembangan sistem
kedepannya agar lebih baik adalah sebagai berikut.
1. Menambahkan lebih banyak alternatif e-wallet yang lain, seperti OVO, DANA,
dll. Dengan cara mengkolaborasikan berbagai payment gateway.
2. Mempercepat proses penentuan detail transaksi, bisa dengan memanfaatkan
image recognition untuk penentuan barang yang akan dibeli oleh pembeli.
3. Menambahkan fitur laporan penjualan dan keuangan baik harian, mingguan,
maupun bulanan.
4. Menambahkan fitur untuk menangani proses pendistribusian keuangan kepada
pedagang dari rekening yang ada pada payment gateway bersangkutan.