Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Administrasi Transaksi & Bisnis Online


Tahun Ajaran 2022-2023
Guru Pengajar: Widyo Pramono Spd, Mpd

Disusun Oleh: Reza Rifaldy

SMK NEGERI 1 JEMBER


Jalan Jambu No. 17, Patrang, Jawa Timur 68111
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya jualah kami dapat menyelesaikan proposal hasil penjualan ini
tepat pada waktunya.
Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan, begitu
juga halnya dengan kami. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan proposal ini, baik dari segi penulisan maupun isi. Kami pun
menerima dengan lapang dada kritikan maupun saran yang sifatnya membangun
dari pembaca agar kami dapat membenahi diri.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini

Terima kasih
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH.................................................................................
1.3 PEMBATASAN MASALAH ...............................................................................
1.4 RUMUSAN MASALAH .....................................................................................
1.5 TUJUAN PENELITI.............................................................................................
1.6 MANFAAT HASIL PENELITIAN.......................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN E-WALLET..................................................................................
2.2 FUNGSI E-WALLET...........................................................................................
2.3 KELEMAHAN DAN KELEBIHAN E-WALLET...............................................
2.4 ASPEK HUKUM E-WALLET.............................................................................
2.5 HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN.......................................................
2.6 KEAMANAN.......................................................................................................

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN.....................................................................................................
3.2 SARAN.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pertumbuhan teknologi informasi secara tidak langsung sangat mempengaruhi
perubahan dibidang Ekonomi, seperti halnya adanya perubahan metode pembayaran
yang modern, yang semula semua pembayaran dilakukan secara tunai atau cash
kemudian beranjak memakai metode modern melalui kartu, kartu ini berupa kartu
kredit dan kartu debit yang diterbitkan oleh sebuah Bank, negeri maupun swasta di
bawah pengawasan Bank Indonesia. Saat ini sedang marak metode pembayaran yang
dikeluarkan oleh sebuah startup – startup, yang dikenal dengan Electronic Wallet (E-
Wallet) (Utami, 2019).
Perkembangan teknologi saat ini telah memicu banyak perubahan pada
karakteristik pola berbelanja konsumen, yang awalnya melakukan pembelian/
transaksi dengan mendatangi toko/tempatnya langsung menjadi transaksi secara
online. Perubahan juga terjadi dengan pola pembayaran produk, konsumen pun
beralih dari pembayaran secara tunai atau kredit menjadi pembelian dengan sistem
pembayaran digital dengan menggunakan berbagai aplikasi yang tersedia, baik yang
disediakan oleh bank-bank terkemuka maupun perusahaan penyedia dana lainnya.
Perubahan pola pembayaran digital dilakukan pertama kali oleh Bank BCA
dengan meluncurkan produk kartu FLAZZ, lalu diikuti Bank Mandiri dengan
meluncurkan produk E-Money. Kedua kartu tersebut memiliki banyak sekali
kegunaan antara lain untuk pembayaran berbelanja, pembayaran tol dan parkir serta
pembayaran untuk menggunakan fasilitas umum, seperti Commuter Line dan Busway.
Seiring dengan pertumbuhan perusahaan yang menyediakan layanan jasa transportasi
online, hal tersebut ternyata juga memicu munculnya beberapa perusahaan Fintech
yang menyediakan jasa pembayaran, seperti :
1. Gojek dengan aplikasi GoPay dan bekerjasama dengan Pay Later
2. Grab yang bekerja sama dengan OVO
3. Traveloka yang bekerjasama dengan aplikasi Pay Later
4. Aplikasi Dana yang dapat membayar aneka transaksi kecuali transportasi online
Menurut data yang dirilis oleh CNBC Indonesia pada tahun 2018, ada sebuah
perusahaan riset dan penasehat yang berbasis di India, Red Seer menunjukan bahwa
sebagian besar dari total 167 perusahaan Fintech, menyediakan pembayaran digital
dan layanan pinjaman. Situs CNBC Indonesia merilis artikel yang menyatakan bahwa
dompet digital atau E-Wallet merupakan segmen Fintech yang tumbuh pesat di
Indonesia. Pada tahun 2018, pasar dompet digital di Indonesia mencapai US$ 1,5
miliar atau RP.21 Triliun dengan aplikasi GoPay (Gojek), OVO, T-Cash (Telkomsel)
dan Doku sebagai pemain utama (kusnawan, 2019)
Banyaknya fasilitas yang diberikan oleh aplikasi tersebut, konsumen sangat
dimanjakan dengan banyak kemudahan dalam melakukan pembayaran. Tetapi di sisi
lain, konsumen menjadi tidak sadar kalau mereka menjadi semakin konsumtif karena
merasa tidak terlalu berat mengeluarkan sejumlah uang yang agak besar dalam bentuk
dana digital dibandingkan jika melakukan pembayaran secara tunai.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH


Identifikasi permasalahan yang kami temukan antara lain
● Dengan adanya kemajuan teknologi, mahasiswa telah dimudahkan dengan
aplikasi e-wallet untuk pembayaran yang dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja
● Persepsi serta minat yang dimiliki mahasiswa tentunya berbeda dalam
menentukan aplikasi e-wallet yang digunakan sehingga tanggapan mengenai
informasi tentang aplikasi yang diterima mahasiswa akan mempengaruhi minat
dan keputusan.

1.3 PEMBATASAN MASALAH


Berdasarkan identifikasi masalah yang dipaparkan sebelumnya maka pembatasan
masalahnya pada minat mahasiswa menggunakan aplikasi dompet elektronik yang
dipengaruhi oleh faktor persepsi kemanfaatan, persepsi kemudahan penggunaan,
persepsi risiko, promosi dan fitur layanan.
1.4 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah adalah:
● Apakah persepsi kemanfaatan berpengaruh terhadap minat menggunakan
transaksi non cash pada aplikasi dompet elektronik (e-wallet) ?
● Apakah persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap minat
menggunakan transaksi non cash pada aplikasi dompet elektronik (e-wallet)
● Apakah persepsi risiko berpengaruh terhadap minat menggunakan transaksi
non cash pada aplikasi dompet elektronik (e-wallet) ?
● Apakah promosi berpengaruh terhadap minat menggunakan transaksi non cash
pada aplikasi dompet elektronik (e-wallet) ?
● Apakah fitur layanan berpengaruh terhadap minat menggunakan transaksi non
cash pada aplikasi dompet elektronik (e-wallet)

1.5 TUJUAN PENELITI


Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini yaitu :
● Untuk mengetahui persepsi kemanfaatan berpengaruh terhadap minat
menggunakan transaksi non cash pada aplikasi dompet elektronik (e-wallet)
● Untuk mengetahui persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap
minat menggunakan transaksi non cash pada aplikasi dompet elektronik (e-
wallet)
● Untuk mengetahui persepsi risiko berpengaruh terhadap minat menggunakan
transaksi non cash pada aplikasi dompet elektronik (e-wallet)
● Untuk mengetahui promosi berpengaruh terhadap minat menggunakan
transaksi non cash pada aplikasi dompet elektronik (e-wallet)
● Untuk mengetahui fitur layanan berpengaruh terhadap minat menggunakan
transaksi non cash pada aplikasi dompet elektronik (e-wallet)
1.6 MANFAAT HASIL PENELITIAN
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat adalah:
● Secara Teoritis
Secara teoritis diharapkan bisa memberi manfaat dalam memberi wawasan
serta ilmu pengetahuan mengenai Teori TAM (Technology Acceptance Model)
yang memiliki kaitan dengan minat mahasiswa menggunakan transaksi non
cash pada aplikasi dompet elektronik (e-wallet) yang dipengaruhi oleh adanya
persepsi kemanfaatan, persepsi kemudahan penggunaan, persepsi risiko,
promosi dan fitur.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN E-WALLET


Secara umum e-wallet didefinisikan sebagai aplikasi elektronik yang digunakan
untuk transaksi secara online melalui gawai atau smartphone yang kegunaannya
hampir sama dengan kartu kredit atau debit. Pertumbuhan dompet digital di Indonesia
diawali oleh Telkomsel yang merilis t-cash pada tahun 2007, kemudian disusul oleh
Dompetku dan XL Tunai pada tahun 2012. Layanan yang dimiliki juga masih
terbilang sedikit, yaitu meliputi top-up pulsa dan data internet, transfer uang
ke bank yang tergabung dalam ATM Bersama.
Dengan perkembangan teknologi yang pesat dompet digital mulai bertransformasi
dengan memperluas layanan pembayaran. Seperti Go-Pay milik Go-Jek yang
meluncur pada tahun 2016, selain bisa digunakan untuk berbagai layanan lain yang
ada di aplikasi Go-jek. Selain itu go-pay juga bisa digunakan untuk melakukan
transaksi di berbagai merchant di pusat perbelanjaan, bahkan go-pay juga akan segera
diterapkan di sejumlah kantin di sekolah.
Sementara OVO yang sudah bekerjasama dengan Grab dan Tokopedia serta
sudah hampir 70% diterima oleh pusat perbelanjaan di Indonesia termasuk kafe,
bioskop, penyelenggara parkir, dan juga supermarket. Adapun DANA pendatang baru
yang menyediakan fitur pembelian pulsa, tagihan listrik dan telepon, pembayaran
PDAM, BPJS, cicilan kartu kredit, serta transfer dana antar pengguna. Para
perusahaan pemilik e-wallet tersebut juga sering memberikan promosi kepada
pengguna seperti cashback dengan maksimal tertentu, potongan harga, buy one get
one.
E-wallet merupakan jenis akun prabayar yang dilindungi dengan kata sandi dimana
para pengguna dapat menyimpan uang untuk setiap transaksi online seperti membayar
di toko makanan dan minuman, minimarket, belanja online, pembayaran listrik dan
air, tiket penerbangan. Layanan tersebut memiliki dua komponen utama yakni
perangkat lunak dan informasi. Untuk perangkat lunak menyimpan informasi pribadi
serta menyediakan keamanan dan enkripsi data, sedangkan untuk informasi berupa
data rinci mengenai pengguna. Mencakup nama lengkap, alamat, nomor handphone,
info kartu kredit atau debit, dan sebagainya.
Untuk menggunakan akun e-wallet pengguna perlu menginstal aplikasi yang
disediakan oleh perusahaan e-wallet dan setelah itu memasukkan informasi data yang
relevan yang diperlukan. Setelah itu informasi akan tersimpan dalam database dan
diperbaharui secara otomatis. E-wallet tergolong aman karena rata-rata menggunakan
tiga platform pembayaran yakni, QR Code, Near-Field Communication (NFC), dan
One-Time Password (OTP) yang memerlukan verifikasi dari pengguna di setiap
transaksi yang hendak dilakukan.

2.2 FUNGSI E-WALLET


E-wallet sangat berguna bagi kehidupan masyarakat Indonesia karena sudah
semakin banyaknya e-wallet yang bermunculan. E-wallet merupakan jenis dompet
elektronik yang digunakan untuk transaksi yang dilakukan secara online melalui
gawai, e-wallet juga mempunyai kegunaan yang sama dengan kartu debit atau kartu
kredit. E-wallet sangat berfungsi dalam berbagai transaksi pembayaran yaitu berguna
untuk
1. Membayar barang atau makanan di merchants yang menyediakan pembayaran
melalui e-wallet;
2. Membayar iuran bpjs;
3. Membayar listrik dan air;
4. Sebagai pengganti kartu member toko,
5. Membayar voucher game, pulsa, paket data, pascabayar;
6. Membayar asuransi;
7. Membayar iuran lingkungan;
8. Membeli tiket pesawat maupun kereta;
9. Untuk membayar belanjaan online;
10. Transfer dana
Di dalam fitur e-wallet proses transaksi yang biasa kita butuhkan dalam kehidupan
sehari-hari telah tersedia dan memudahkan para penggunanya. Beberapa perusahaan
e-wallet sendiri kadang juga memberikan promo berupa cashback pembayaran
makanan, voucher potongan harga untuk pembelian koin game, voucher potongan
pembelian tiket pesawat dan kereta, juga cashback untuk membayar listrik air dan
telepon.

2.3 KELEMAHAN DAN KELEBIHAN E-WALLET


1.) Kelebihan E-wallet
● Mudah, Praktis dan Efisien
Dengan menggunakan dompet digital pengguna tidak perlu lagi
membawa uang tunai, kartu debit atau debit cukup dengan membawa
gawai.
● Banyak promo dan diskon
Berbagai promosi mulai dari reward poin, cashback, tambahan produk
gratis, diskon besar-besaran dari 30% - 100%, hingga promo khusus di
merchant-merchant terpilih.
● Lebih aman dan resiko lebih rendah
Apabila gawai hilang atau dicuri pengguna tidak perlu khawatir apabila
pin dirahasiakan dengan baik. Dengan begitu saldo yang tersimpan di
aplikasi didalam gawai akan aman.
● Top-up saldo bisa dimana saja
Selain melalui m-banking atau ATM top-up juga bisa dilakukan di
gerai-gerai seperti alfamart, indomaret, hypermart, ataupun lewat mitra
ojol gojek dan grab.

2.) Kelemahan E-wallet


● Hanya berlaku pada merchant tertentu
Penggunaan e-wallet hanya dapat dilakukan di merchant khusus yang
menyediakan pembayaran via e-wallet.
● Bergantung pada jaringan internet
Satu lagi kelemahan pada e-wallet adalah ketergantungan pada jaringan
internet. Penggunaan internet memang bisa memudahkan, namun jika
sewaktu-waktu jaringan terputus harus membayar dengan cara tunai.
● Uang di e-wallet tidak bisa dicairkan
Saldo di e-wallet hanya bisa dibelanjakan dan tidak bisa dicairkan. Ini
artinya walaupun tidak ingin berbelanja dan ingin mengalokasikan uang
untuk hal lain, hal ini tidak dapat dilakukan. Uang yang ada di e-wallet
akan tetap berada di sana dan tidak bisa dicairkan.

2.4 ASPEK HUKUM E-WALLET

Aspek hukum e-wallet terdapat dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor


18/40/PBI/2016, di dalam peraturan tersebut juga diatur proses perizinan agar dompet
elektronik dapat berlaku secara legal. Perizinan tersebut tercantum dalam pasal 7 dan
pasal 8 PBI Nomor 18/40/2016 sebagai berikut :
● Pasal 7
“ (1) Pihak yang mengajukan izin untuk menjadi Penyelenggara Dompet
Elektronik harus berupa: a. Bank; atau b. Lembaga Selain Bank.
(2) Lembaga Selain Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
berbentuk perseroan terbatas.”

● Pasal 8
“ Kewajiban memperoleh izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
berlaku bagi Bank atau Lembaga Selain Bank sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (1) yang menyelenggarakan Dompet Elektronik dengan pengguna
aktif telah mencapai atau direncanakan akan mencapai jumlah paling sedikit
300.000 (tiga ratus ribu) pengguna.”
Penyelenggara Dompet Elektronik harus memenuhi persyaratan aspek kelayakan
sebagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang meliputi:
● legalitas dan profil perusahaan;
● hukum;
● kesiapan operasional;
● keamanan dan keandalan sistem;
● kelayakan bisnis;
● kecukupan manajemen risiko; dan
● perlindungan konsumen.
Bagi pihak yang akan mengajukan izin untuk menjadi Penyelenggara Dompet
Elektronik yang dapat juga menampung dana maka pemenuhan persyaratan:
1. kecukupan manajemen risiko sebagaimana; dan
2. perlindungan konsumen, harus mencakup pula manajemen risiko dan
perlindungan konsumen terkait pengelolaan dana yang ditampung dalam
Dompet Elektronik.
Dalam pasal 35 PBI No. 18/40/PBI/2016 mengatur sanksi untuk pelanggarannya
menyatakan:
“(1)Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), Pasal 5 ayat (4), Pasal 11 ayat
(4), Pasal 14 ayat (2), Pasal 18 ayat (1), Pasal 21, Pasal 22 ayat (1), Pasal 23,
Pasal 27, Pasal 28 ayat (1), Pasal 31 ayat (2), Pasal 32 ayat (1), Pasal 32 ayat
(2) , Pasal 34, Pasal 40, dan/atau Pasal 42 dikenakan sanksi administratif
berupa:
a. teguran;
b. denda;
c. penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan jasa sistem
pembayaran; dan/atau
d. pencabutan izin sebagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran.
2.5 HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN
Dilihat dari contoh kasus yang berada pada web internet seperti media konsumen
dan lapor.id terdapat beberapa pengguna yang mengeluhkan tentang kerugian yang
dialaminya akibat penggunaan e-wallet. Salah satunya pelapor melaporkan mengalami
kerugian sebesar Rp 650.000,- (enam ratus lima puluh ribu rupiah) akibat gagal
transaksi tapi uang sudah terpotong dan belum ada pengembalian sama sekali.
Jika suatu peristiwa yang merugikan konsumen telah terjadi misalnya timbul
kerugian karena memakai atau mengkonsumsi suatu produk, yang pertama kali dicari
adalah apakah kualifikasi hukum dari peristiwa yang menimbulkan kerugian itu.
Apakah ada hubungan kontraktual antara produsen-pelaku usaha dan konsumen atau
tidak ada hubungan hukum diantara mereka.
Jika ditemukan ada hubungan kontraktual antara produsen-pelaku usaha dan
konsumen, langkah berikutnya adalah mencari bagian-bagian dari kontrak/perjanjian
yang mungkin tidak dipenuhi sehingga menimbulkan kerugian pada konsumen. Jika
ditemukan ada bagian dari perjanjian/kontrak yang tidak dipenuhi, untuk sementara
dapat dikualifikasikan sebagai peristiwa wanprestasi.
Jika ternyata tidak ada hubungan kontraktual antara produsen-pelaku usaha dan
konsumen, harus dicari saluran lain, yaitu dengan mengonstruksikan fakta-fakta pada
peristiwa itu ke dalam suatu perbuatan melawan hukum. Dengan demikian, satu
langkah awal penyelesaian sengketa konsumen sudah terlampaui dengan mengetahui
kualifikasi peristiwa kerugian pada konsumen itu disebabkan oleh perbuatan
wanprestasi atau perbuatan melawan hukum.
Mencari dan menemukan ada tidaknya hubungan kontraktual antara produsen
atau pelaku usaha dan konsumen kadang-kadang tidak mudah dilakukan. Apabila
ternyata ada perjanjian/kontrak, baik dalam bentuk yang sederhana sekalipun antara
produsen dan konsumen, dengan mudah dapat disimpulkan bahwa mereka terikat
secara kontraktual. Akan tetapi, dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Maka
langkah berikutnya adalah mencari mengumpulkan fakta-fakta sekitar terjadinya
peristiwa yang menimbulkan kerugian itu lalu merekonstruksikannya menjadi sebuah
kontrak/perjanjian. Untuk dapat dimasukkan ke dalam saluran perjanjian/kontrak
maka harus dipenuhi syarat-syarat minimal dari kontrak sebagaimana diatur di dalam
peraturan perundang-undangan.
Ada dua golongan konsumen dilihat dari segi keterkaitan antara produsen□pelaku
usaha dan konsumen, yaitu perihal ada atau tidak adanya hubungan hukum antara
produsen-pelaku usaha dan konsumen. Kedua golongan itu adalah konsumen yang
mempunyai hubungan kontraktual dengan produsen-pelaku usaha dan konsumen yang
tidak mempunyai hubungan kontraktual dengan produsen-pelaku usaha.
Dalam hukum, khususnya hukum perdata, setiap tuntutan pertanggung jawaban
harus mempunyai dasar, yaitu hal yang menyebabkan seseorang harus (wajib)
bertanggung jawab, hal yang menyebabkan lahirnya kewajiban ada dua, yaitu
kesalahan dan risiko. Seseorang wajib bertanggung jawab (atau lahir kewajiban
bertanggung jawab) karena dia bersalah, baik berupa kesalahan maupun kelalaian.
Inilah yang disebut tanggung jawab atas dasar kesalahan.
Kemudian, hukum perdata memungkinkan seseorang bertanggung jawab bukan
karena dia bersalah, tetapi karena dia mengambil resiko dalam kedudukan hukumnya
sedemikian rupa yang mewajibkannya bertanggung jawab. Inilah yang disebut dengan
tanggung jawab atas dasar risiko. Keduanya menimbulkan akibat dan konsekuensi
yang jauh berbeda.
Secara teoritis pertanggungjawaban terkait dengan hubungan hukum yang timbul
antara pihak yang menuntut pertanggungjawaban dengan pihak dituntut untuk
bertanggung jawab. Oleh karena itu, berdasarkan jenis hubungan hukum atau
peristiwa hukum yang ada, maka dapat dibedakan:
● Pertanggung Jawaban atas dasar kesalahan
Yaitu tanggung jawab yang dapat lahir karena terjadinya wanprestasi,
timbulnya perbuatan melawan hukum, tindakan yang kurang hati-hati
● Pertanggung Jawaban atas dasar risiko
Yaitu tanggung jawab yang harus dipikul sebagai risiko yang harus diambil
oleh seorang produsen-pelaku usaha atas kegiatan usahanya
2.6 KEAMANAN
Keamanan merupakan aspek penting dalam sistem informasi. Keamanan dalam
transaksi online ialah mengenai bagaimana dapat mencegah penipuan (cheating) atau
minimal dapat mencegah adanya tindakan penipuan dalam sebuah sistem yang
berbasis informasi, dimana informasinya sendiri tidak memiliki arti fisik.
Pavlou, (2014) mendefinisikan keamanan sebagai probabilitas subjektif, konsumen
akan percaya bahwa informasi data pribadinya akan tersimpan, terjaga, dan tidak akan
disalahgunakan atau dimanipulasi oleh pihak yang tidak berwenang selama
penyimpanan. Definisi ini merujuk pada antisipasi pribadi pengukuran objektif yang
menunjukkan persepsi intuitif untuk penilaian risiko yang timbul.
Keamanan merupakan isu paling penting dan seringkali dengan publikasi
mengerami keamanan di media membuat kepercayaan nasabah terhadap keamanan e-
money berkurang. Seperti riset yang telah dilakukan oleh tirto.id dari 55,25%
pengguna yang mengetahui bahwa data terekam, 50,9% diantaranya mengkhawatirkan
soal privasi dan kemungkinan data pribadi mereka dijual kepada pihak-pihak lain
Keamanan berperan penting dalam pembentukan kepercayaan konsumen dengan
mengurangi dan melakukan pencegahan penyalahgunaan data pribadi. Keamanan dari
sistem teknologi menjadi dasar kepercayaan konsumen dalam menggunakan teknologi
tersebut. Informasi pribadi milik konsumen harus dilindungi dan tidak dapat
disebarluaskan kepada pihak yang tidak berhak. Perlindungan dan pencegahan adanya
hacker pada suatu sistem teknologi merupakan hal penting untuk menjaga keamanan
data, sehingga konsumen dalam menggunakan sebuah teknologi merasa aman dan
percaya.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya serta proses
pembangunan dan pengujian sistem, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut;
1. Kegiatan transaksi sudah bisa memiliki alternatif pembayaran lain sebagai
pilihan bagi pembeli yaitu dengan menerapkan alat pembayaran non tunai
e-wallet berbasis digital yang bisa mempermudah serta membuat proses
transaksi lebih aman dan nyaman.
2. Kegiatan transaksi bisa dilakukan dengan cepat dan instan dengan menerapkan
fitur qr code dan pembayaran secara digital melalui smartphone.
3. Penggunaan alternatif pembayaran e-wallet dan fitur berbagi detail transaksi
cepat antar pedagang dan pembeli dapat menambah kenyamanan dan kecepatan
dalam bertransaksi.

3.2 SARAN
Sistem yang dikembangkan tentu masih terdapat beberapa kekurangan sehingga
diperlukan perbaikan kedepannya, sehingga diperlukan saran-saran yang akan
membangun sistem tersebut. Adapun saran-saran terhadap pengembangan sistem
kedepannya agar lebih baik adalah sebagai berikut.
1. Menambahkan lebih banyak alternatif e-wallet yang lain, seperti OVO, DANA,
dll. Dengan cara mengkolaborasikan berbagai payment gateway.
2. Mempercepat proses penentuan detail transaksi, bisa dengan memanfaatkan
image recognition untuk penentuan barang yang akan dibeli oleh pembeli.
3. Menambahkan fitur laporan penjualan dan keuangan baik harian, mingguan,
maupun bulanan.
4. Menambahkan fitur untuk menangani proses pendistribusian keuangan kepada
pedagang dari rekening yang ada pada payment gateway bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai