Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PASAR MODAL

DOSEN PENGAMPU :
Muhammad Andi Abdillah, SE, M.Si.

OLEH KELOMPOK 10
ARRIZA FAHLEPI 7173510009
EUNIKE AL GREA 7173510020
FARAH FAADHILAH 7173210009
NURJANNAH 717

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa dimana atas berkat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal
yang diberikan oleh Bapak Muhammad Andi Abdillah, SE, M.Si.

Kami mengucapkan terima kasih pada Bapak Muhammad Andi Abdillah, SE, M.Si.
yang telah membimbing kami dan semua pihak yang membantu kami dalam menyusun makalah
ini.

Kami telah berusaha semampu kami untuk memberikan yang terbaik dalam
menyelesaikan makalah ini, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Sehingga kami menerima kritik dan saran dari pembaca untuk menjadi
pembelajaran bagi kami agar dapat memberikan yang lebih baik lagi kedepannya. Kami juga
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 28 November 2019

Penyusun.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4

C. Tujuan ........................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5

1. Biaya ekuitas ............................................................................................................ 5

2. Biaya utang dan saham preferensi ............................................................................ 7

3. Bobot rata-rata biaya permodalan............................................................................. 9

4. Biaya permodalan divisi dan proyek ...................................................................... 10

5. Floation costs dan weighted average costs ............................................................ 11

BAB III KESIMPULAN ........................................................................................................ 13


BAB II
PEMBAHASAN
1. Biaya Ekuitas
Biaya ekuitas merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor
ketika mereka menginvestasikan uangnya ke dalam perusahan. Hal ini juga berarti
bahwa biaya ekuitas atau cost of equity merupakan biaya kesempatan (opportunity cost)
bagi investor.

Cara perhitungan dan besar biaya ekuitas (cost of equity) ini bergantung dari
jenis ekuitas yang menjadi sumber dana perusahaan yang secara umum dibagi menjadi
3 jenis:

1. Biaya ekuitas dari saham preferen (preferred stock)


2. Biaya ekuitas dari saham biasa (common stock)
3. Biaya ekuitas dari laba ditahan = Biaya ekuitas dari saham biasa

Dari konsep tersebut, total biaya ekuitas dari suatu perusahaan adalah
penjumlahan dari biaya saham preferen dengan biaya saham biasa sesuai dengan
proporsinya masing – masing. Pada dasarnya, yang kita hitung adalah rasio antara apa
yang harus dikeluarkan perusahaan dengan dana bersih yang didapatkan perusahaan
dari penerbitan saham. Lebih jauhnya lagi, perhitungan biaya ekuitas untuk setiap jenis
adalah sebagai berikut:

1.1.Biaya Ekuitas untuk Laba Ditahan (Retained Earnings)

Dividen yang dibayarkan pada investor berasal dari laba ditahan. Berarti,
pembayaran dividen kepada investor mengurangi jumlah laba ditahan sesuai dengan
nilai dividen yang dibayarkan tersebut. Secara tidak langsung, peningkatan nilai laba
ditahan akan sama saja dengan keputusan perusahaan untuk meningkatkan jumlah
dividen yang seharusnya dibayarkan. Oleh karena itu, biaya ekuitas yang berasal dari
laba ditahan nilainya sama dengan biaya ekuitas yang berasal dari saham biasa (common
stock).
Perlu diingat, hal ini akan berbeda jika perusahaan memutuskan untuk
menerbitkan saham umum/common stock yang baru. Karena dalam penerbitan saham
baru, terdapat biaya penerbitan seperti underwriting (flotation cost) dan risiko harga
saham yang undervalue, sedangkan sumber dana yang berasal dari laba ditahan tidak
akan terkena pengurangan seperti itu.
1.2.Biaya Ekuitas untuk Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen merepresentasikan kepemilikan saham khusus dalam suatu


perusahaan. Pada umumnya, pemegang saham preferen ini memiliki hak untuk
menerima dividen sebelum perusahaan memberikan sisa pendapatannya pada
pemegang saham biasa. Dalam konteks perhitungan biaya ekuitas, nilai biaya yang
timbul akibat keberadaan saham preferen adalah nilai devidennya. Perhitungan biaya
ekuitas untuk saham preferen adalah sebagai berikut:

Rumus Biaya Ekuitas Saham Preferen


rp = Dp ÷ (Pp – f)
dimana
rp = Biaya ekuitas saham biasa
Dp = Dividen yang dibayarkan tiap tahun
P0 = Harga Saham preferen saat ini (dalam Rp.)
f = flotation cost; biaya yang timbul akibat penerbitan saham baru; hanya digunakan
kalau perusahaan menerbitkan saham baru.Jika perusahaan tidak menerbitkan saham
baru, maka flotation cost nya adalah nol.

Contoh Perhitungan untuk biaya ekuitas saham preferen:


PT ABC berencana untuk menerbitkan saham preferen baru dengan nilai dividen 10%
dari face value, yakni $50 per lembar. Biaya yang perlu dikeluarkan oleh PT ABC agar
saham tersebut terjual adalah sebesar $2 per lembar. Berapakah nilai biaya ekuitas dari
saham preferen ini?

Dp = 10% * $50 = $5
Pp = $50
f = $2
Biaya ekuitas saham preferen = rp = $5 ÷ ($50 – $2) = 10.417%

1.3.Biaya Ekuitas untuk Saham Biasa (Common Stock)

Perhitungan biaya ekuitas untuk saham biasa dapat dilakukan paling sedikit
dengan dua cara:

1. Berdasarkan dividen yang dibayarkan


2. Menggunakan CAPM (Capital Asset Pricing Model) atau model-model turunannya.

Dalam pembahasan kali ini metode yang digunakan hanyalah perhitungan


berdasarkan dividen, meskipun pada prakteknya, seringkali kita akan kesulitan untuk
mencari data dividen suatu perusahaan, karena faktanya tidak semua perusahaan
membagikan dividen. Untuk kasus realnya, perhitungan cost of equity ini seringkali
dihitung dengan menggunakan CAPM yang dibahas di pada halaman ini.

Konsep perhitungan biaya ekuitas untuk saham biasa ini didasarkan pada
pemikiran bahwa: “Harga saham yang diperdagangkan saat ini mencerminkan nilai
present value dari seluruh dividen yang dibayarkan di masa depan.” Oleh karena itu,
biaya ekuitas untuk saham biasa (common stock) dapat dihitung sebagai berikut.
Rumus Biaya Ekuitas Saham Biasa
rs = D1÷ (P0 – f) + g
rs = Biaya ekuitas saham biasa
D1 = Dividen yang akan dibayarkan pada akhir tahun (dalam Rp.)
P0 = Harga Saham Saat ini (dalam Rp.)
f = flotation cost; biaya yang timbul akibat penerbitan saham baru(misalnya biaya
underwritings dan saham undervalue) hanya digunakan kalau perusahaan menerbitkan
saham baru.Jika perusahaan tidak menerbitkan saham baru, maka flotation cost nya
adalah nol.
g = pertumbuhan dividen (dalam %)

Contoh Perhitungan biaya ekuitas untuk saham biasa (common stock):


Saat ini harga saham PT ABC di bursa efek adalah $50 untuk tiap lembarnya. Pihak
keuangan perusahaan memberikan data historis mengenai dividen yang pernah
dibagikan mulai tahun 2012 hingga 2017 sebagai berikut:

Tahun Dividen

2012 $2.97

2013 $3.12

2014 $3.33

2015 $3.47

2016 $3.62

2017 $3.80

Pada akhir tahun depan (tahun 2018), PT ABC akan membayar dividen sebesar $4.
Berapakah biaya ekuitas yang berasal dari saham ini?

Jawab:

rs = D1÷ (P0 – f) + g

D1 = $4
P0 = $50
g = ?? tingkat pertumbuhan dividen; harus kita cari dulu dari data historis dari soal.

Untuk nilai pertumbuhan kita hitung dengan menggunakan CAGR. Ingat-ingat


yang namanya return asset kita mesti hitungnya jangan pakai rata-rata arithmetic,
jadi kita hitung pake rumus =RATE di excel atau kita bisa lihat table compound
interest, dimana nilai:
 Nilai present value nya adalah $2.97
 Nilai future value nya adalah $4
 Periodenya 6.
 Hasilnya adalah growth rate di angka 5%-an

Periode Tahun Dividen

0 2012 $2.97

1 2013 $3.12

2 2014 $3.33

3 2015 $3.47

4 2016 $3.62

5 2017 $3.80

6 2018* $4.00

Rata-rata pertumbuhan 5.0874%

Jadi biaya ekuitas untuk saham biasa ini adalah

rs = D1÷ (P0 – f) + g = $4 ÷ ($50 – 0)+5.0874% = 13.0874%


Dari kedua soal diatas:

Jika struktur modal PT ABC seluruhnya adalah equity/ekuitas, dimana proporsi saham
preferennya adalah 70% dan proporsi saham biasanya adalah 30%, maka berapakah
total biaya equity PT ABC seluruhnya?

Total biaya ekuitas (cost of equity) PT ABC adalah

(70% *biaya saham preferen) + (30% *biaya saham biasa)


(70% *10.417%) + (30% *13.0874%) = 11.218%

2. Biaya utang
Biaya utang menunjukkan berapa biaya yang harus di tanggung oleh perusahaan
karena peusahaan menggunakan dana yang berasal dari pinjaman. Untuk menaksir
berapa besarnya biaya utang tersebut maka konsep present value diterapkan. Sebagai
misal, suatu perusahaan akan menerbitkan obligasi dengan jangka waktu 10 tahun,
membayarkan bunga sebesar 14% per tahun. Nilai nominal obligasi tersebut adalah Rp
1.000.000,00. Sewaktu ditawarkan ke masyarakat, obligasi tersebut hanya laku terjual
dengan harga Rp.980.000,00.
Dalam persoalan tersebut kita bisa menghitung biaya utang (diberi notasi Kd)
sebagai berikut.

Dengan melakukan trial and error bisa dihitung bahwa Kd sekitar 14,40%.
Angka ini disebut juga sebagai yield to maturity (artinys tingkst keuntungan yang akan
diperoleh oleh para pemilik obligasi apabila mereka memegang obligasi tersebut sampai
dengan jatuh tempo).

Faktor pajak perlu diperhatikan dalam menaksir biaya utang. Oleh karena
umumnya pembayaran bunga besifat tax deductible, dan penaksiran arus kas untuk
penilaian profitabilitas investasi didasarkan atas dasar setelah pajak maka biaya utang
perlu disesuaikan dengan pajak. Rumus yang dipergunakan adalah :
K*d = Kd(1-t)

Dalam hal ini:


K*d = Biaya utang setelah pajak
t = Tarif pajak penghasilan

Untuk contoh diatas, apabila tarif pajak adalah 35% maka biaya utang setelah
pajak adalah:
K*d = 14,4%(1-0,35)
= 9,36%
Angka inilah nanti yang akan dipergunakan untuk menghitung biaya modal rata-rata
tertimbang, apabila ada pajak dan pembayaran bunga yang bersifat tax deductible.

Selain faktor pajak, faktor biaya floatation mungkin perlu juga dipertimbangkan.
Apabila dalam penerbitan obligasi tersebut dikeluarkan biaya floatation (emisi) sebesar
Rp 20.000.000,00 per lembar obligasi maka dari Rp980.000.000,00 yang dibayar
pemodal, hanya Rp960.000.000,00 yang diterima oleh peusahaan. Dalam hal tersebut
biaya utang (sebelum pajak) adalah:

Kita akan memperoleh Kd yang sedikit lebih besar dari 14,4% (sewaktu tidak ada
floatation cost).
3. Bobot Rata-Rata Biaya Permodalan

Biaya modal dapat digunakan sebagai ukuran diterima atau di tolaknya suatu usulan
investasi. Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang
dsari seluruh komponen modal (weighted average cost of capital atau WACC).

Konsep biaya modal penting bagi perusahaan yang akan melakukan investasi
dengan mendirikan bisnis baru, karena dapat dipakai untuk menentukan besarnya biaya
yang secara riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh modal. Biaya
modal dapat digunakan sebagai ukuran diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi.
Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari seluruh
komponen modal (Weighted Average Cost of Capital atau WACC). Komponen modal
yang sering dipakai pada perhitungan ini adalah saham biasa, saham preferen, utang dan
laba ditahan. Namun, biaya modal ini dihitung berdasarkan nilai setelah pajak. Hal ini
dikarenakan arus kas setelah pajak merupakan arus kas yang paling relevan untuk
keputusan investasi.

Rumus untuk menghitung biaya modal:


WACC = [Wd x Kd (1-tax)] + [Wp x Kp] + [Wr x Kr] + [We x Ke]
Keterangan:
WACC = biaya modal rata-rata tertimbang
Wd = proporsi utang dari modal
Wp = proporsi saham preferen dari modal
Wr = proporsi saham laba ditahan dari modal
We = proporsi saham biasa baru
Kd = biaya utang
Kp = biaya saham preferen
Kr = biaya laba ditahan
Ke = biaya saham biasa baru

WACC ini juga banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi pasar,
struktur modal perusahaan dan kebijakan dividen, kebijakan investasi.

Salah satu tugas penting manajer keuangan adalah mencari keseimbangan


finansial pada laporan keuangan perusahaan. Keseimbangan finansial ini sangat mudah
dilihat pada laporan Neraca. Pada Neraca terdapat dua sisi yaitu sisi aktiva dan pasiva.
Sisi aktiva terdiri dari akun aset. Aset menunjukkan struktur kekayaan perusahaan.
Sementara sisi pasiva terdiri dari akun utang dan modal. Dengan melihat sisi pasiva kita
dapat mengetahui struktur keuangan dan struktur modal perusahaan.

Struktur modal yang optimal dapat meminimalkan biaya penggunaan modal


keseluruhan atau biaya modal rata-rata, sehingga nilai perusahaan menjadi maksimal.
Oleh karena itu menentukan struktur modal menjadi sangat penting. Tentu saja Anda
sebagai manajer keuangan tidak boleh salah dalam menentukan struktur modal.
Besar kecilnya struktur modal dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor
internal maupun eksternal. Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi struktur modal:
– Tingkat bunga
– Stabilitas earning
– Susunan aktiva
– Kadar resiko aktiva
– Besarnya jumlah modal dibutuhkan
– Keadaan pasar modal
– Sifat manajemen
– Besarnya perusahaan

4. Biaya permodalan divisi dan proyek


Dalam menghitung biaya modal dari sebuah proyek atau divisi terdapat
beberapa kesulitan, antara lain :
1. Data dinyatakan dalam satuan moneter dan bukan berbentuk tingkat hasil
pengembalian.

2. Proyek dan divisi yang berbeda mempunyai resiko yang berbeda dengan resiko
perusahaan secara keseluruhan.

Hal diatas dapat dibuat persamaan :


E ( Rj ) = Rf + λCOV ( Rj, Rm)
Tanpa perkiraan untuk masing – masing proyek atau divisi ini, aktivitas yang
penuh resikpo mungkin akan mendapat alokasi pembiayaan yang terlalu besar,
sedangkan aktivitas yang kecil resikonya tidak mendapatkan dana yang dibutuhkan. Jika
sebuah perkiraan modal tertimbang marjinal tunggal ditetapkan pada aktivitas yang
seluruhnya mengandung resiko, beberapa proyek yang seharusnya tidak dibiayai akan
dikerjakan. Sedangkan untuk aktivitas yang kurang resikonya, proyek yang seharusnya
diterima justru ditolak.
Tingkat Keuntungan Yang Disyaratkan Untuk Proyek Luar Negeri
CAPM mengatakan resiko sistematis adalah resiko yang relevan, yang perlu
dihargai dalam penentuan tingkat keuntungan yang disyaratkan. Dari sudut pandang
investasi total, investasi luar negeri cenderung mempunyai resiko yang lebih besar
dibandingkan dengan investasi domestik, dimana investasi luar negeri melibatkan
resiko politik dan resiko perubahan kurs yang tidak dijumpai dalam investasi domestik.
Tingkat ketergantungan investasi luar negeri dan dalam negeri terhadap faktor
bersama dunia akan menentukan diversifikasi bisa efektif mengurangi resiko tidak
sistematis dimana derajat diversifikasi ditentukan oleh karakteristik permintaan produk.
Dari hal diatas dapat diasumsikan bahwa diversifikasi oleh perusahaan multinasional
dalam melakukan investasi luar negeri, memberikan manfaat yang tidak bisa diperoleh
oleh investor yang melakukan diversifikasi pada tingkat domestik.
5. Floation costs dan weighted average costs
BAB III
KESIMPULAN
Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba
ditahan untuk mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya
modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.Perhitungan biaya penggunaan modal
sangatlah penting, dengan alasan, yaitu: Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan
biaya-biaya (termasuk biaya modal) diminimalkan, Keputusan penganggaran modal (capital
budgetting) memerlukan suatu estimasi tentang biaya modal, Keputusan-keputusan lain seperti
leasing, modal kerja juga memerlukan estimasi biaya modal.
Besarnya biaya modal perusahaan akan ditentukan oleh biaya modal setiap jenis dana
yang digunakan dan proporsinya dalam struktur modal. Secara umum, terdapat dua jenis dana
yaitu ekuiti dan hutang. Biaya ekuiti dapat dicari dengan menggunakan modal kapitalisasi
dividen, CAPM dan PER. Sementara biaya hutang akan ditentukan oleh persepsi kreditur
terhadap kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan pokok hutang tepat pada saatnya.
Faktor- faktor biaya modal di perusahaan diantaranya, yaitu: Faktor yang Tidak Dapat
Dikendalikan Perusahaan. Seperti Tingkat Suku Bunga dan Tarif Pajak. Lalu yang kedua ada
Faktor yang Dapat Dikendalikan Peusahaan. Seperti Kebijakan Struktur Modal, Kebijakan
Dividend, Kebijakan Investasi.
Jadi biaya modal itu sangat berpengaruh besar bagi perusahaan untuk menjalankan aktifitas
perusahaan karenan biaya modal bisa dijadikan patokan perusahaan untuk mengetahui apakah
perusahaan tersebut mendapatkan profit yang tinggi apa tidak.

Anda mungkin juga menyukai