Anda di halaman 1dari 42

PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH (E-WOM) DAN BRAND

TRUST TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Kasus Pada


Konsumen Erigo Di Aplikasi Shopee)

USULAN PENELITIAN

ENCE RASTAJAYA
19.05.1.0148

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAJALENGKA
Terakreditasi BAN-PT DEPDIKNAS RI
Nomor: 794/SK/BAN-PT/Akred/S/IV/2019
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahNya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan usulan penelitian yang berjudul “PENGARUH ELECTRONIC

WORD OF MOUTH (E-WOM) DAN BRAND TRUST TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Kasus Pada Konsumen Erigo Di

Aplikasi Shopee)”.

Penulisan usulan penelitian ini dapat terwujud bukan hanya atas

kemampuan penulis sendiri, melainkan juga berkat bantuan dan uluran tangan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya yang senantiasa

memberikan dorongan baik moril maupun materil sehingga dapat menyelesaikan

laporan usulan penelitian ini. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. H. Asep Qustolani, S.E., M.M. selaku

Dosen Pembimbing Utama dan Bapak L. suparto L.M,. S.E,. M.Si. selaku Dosen

Pembimbing Pendamping yang telah banyak meluangkan waktu serta

memberikan bimbingan dan pengarahan sampai terselesaikannya usulan

penelitian ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih dengan segala

ketulusan dan kerendahan hati kepada :

1. Bapak Dr. Indra Adi Budiman, M.Pd. selaku Rektor Universitas Majalengka.

2. Bapak H. Masduki, Ir., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Majalengka.

i
3. Bapak Pipih Sopiyan, S.E., M.M. selaku Kaprodi Manajemen Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Majalengka.

4. Seluruh Civitas Akademik Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Majalengka.

5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Majalengka yang

telah memberikan ilmu yang bermanfaat selama masa kuliah.

6. Rekan-rekan Angkatan 2019 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Majalengka.

7. Serta seluruh pihak yang telah membantu dalam menyusun usulan penelitian ini.

Semoga Allah memberikan berkah atas kebaikan dan jasa- jasa mereka semua

dengan limpahan rahmat dan karunia yang terbaik dari- Nya.

Penulis menyadari skripsiini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena

itu, saya mengharapkan kepada semua pihak, terutama kepada para dosen agar

dapat memperbaiki kesalahan saya yang akhirnya bisa lebih baik lagi dalam

menulis skripsi. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi kita semua, khususnya

saya sebagai penulis dan umumnya para pembaca.

Majalengka, Mei 2023

Ence Rastajaya

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi di era digital ini

mengakibatkan perubahan gaya hidup masyarakat melalui tren belanja online.

Dahulu orang bertransaksi dengan mendatangi langsung ke lokasi, namun kini

teknologi semakin canggih, kebanyakan transaksi dilakukan secara online.

Pengusaha menggunakan media sosial atau teknologi informasi untuk mengambil

tindakan dan berpikir lebih kritis tentang strategi sebagai akibat dari

meningkatnya jumlah orang yang mengadopsi cara hidup ini. sehingga persaingan

bisnis menjadi semakin ketat akibat kemajuan teknologi dan informasi. Produsen

dan pengusaha diberikan kesempatan ini untuk mempertimbangkan pergeseran

sosial, budaya, politik, dan ekonomi dari perspektif kritis, kreatif, dan inovatif.

Untuk pemasaran dan bisnis, banyak pengusaha saat ini menggunakan

toko atau transaksi online. Istilah "transaksi online" mengacu pada transaksi yang

terjadi antara pembeli dan penjual melalui internet dan tidak melibatkan interaksi

langsung (Setyorini dkk, 2019). Prosedur pemaparan internet Periklanan

menggabungkan latihan yang berhubungan dengan penjualan, publikasi, promosi

dan evaluasi. Segala upaya yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk

mempromosikan barang atau jasanya melalui media online (disebut juga media

internet) disebut sebagai strategi pemasaran online.

Perkembangan industri perdagangan elektronik atau e-commerce yang

1
semakin pesat dan dinamis mendukung ekspansi ekonomi dan menguntungkan

kegiatan perdagangan secara langsung maupun tidak langsung (Zalni, 2019). Bagi

pembeli dan penjual, e-commerce menawarkan banyak kemudahan. Pemasaran

menjadi lebih sederhana bagi penjual e-niaga, dan memudahkan pembeli e-niaga

untuk mendapatkan informasi tentang produk atau layanan yang diinginkan. Salah

satu alasan mengapa konsumen beralih dari membeli dari toko offline ke toko

online atau e-commerce adalah kemudahan berbelanja. Data nilai transaksi e-

commerce di seluruh dunia, khususnya Indonesia, juga meningkat setiap

tahunnya.

Pasti akan ada keuntungan dan kerugian untuk berbelanja online. Untuk

membatasi konsekuensi yang merugikan ini, pembeli harus berhati-hati dalam

mengejar pilihan pembelian di web. Akibatnya, pelanggan perlu tahu sebanyak

mungkin tentang toko online, produk yang bisa mereka beli, harganya, cara

mendapatkannya, dan cara membayarnya (Hardianti, 2019). Pembelian dapat

dilakukan kapan saja dan dari lokasi mana saja berkat toko online, memudahkan

pelanggan untuk menemukannya. Orang akan lebih cenderung berbelanja online

jika memiliki akses informasi yang banyak dan keinginan yang kuat terhadap

produk yang ditawarkan. Hal ini karena proses pengambilan keputusan untuk

belanja online melibatkan pencarian informasi, membandingkan pilihan yang

tersedia, dan menentukan pilihan. Pada tahap pencarian informasi, pelanggan akan

mencari referensi secara online dari lokasi mana saja, dan informasi yang dicari

berupa opini orang lain tentang keunggulan produk. Toko online disukai oleh

pelanggan karena merupakan tempat yang nyaman untuk berbelanja (Suhari,

2
2012). Komunikasi pemasaran modern kini mencakup komunikasi pemasaran

yang memudahkan pelanggan untuk mendapatkan informasi dan membandingkan

beberapa produk yang mirip sebelum melakukan pembelian. Dengan

memanfaatkan data yang diperoleh dari web, pembeli dapat mengetahui lebih jauh

tentang produk dan bisnis, sehingga pelanggan dapat menentukan pilihan

pembelian yang tepat.

Di Indonesia saat ini mulai banyak bermunculan marketplace baru yang

menambah daftar marketplace lama yang lebih dulu muncul, seperti

Shopee,Tokopedia, Bukalapak dan lain-lain. Marketplace berisikan banyak toko

online yang menjual produkproduknya, hal ini berbeda dengan online shop yang

hanya berisikan satu toko yang berjualan. Marketplace adalah sekumpulan tempat

berjualan online di internet yang menjual produk-produk atau jasa tertentu

(Arbani, 2020). Yang merupakan portal bisnis dalam e-commerce yang

menawarkan berbagai macam jenis produk kebutuhan sehari-hari seperti

elektronik, perlengkapan rumah tangga, produk kecantikan, pakaian, perlengkapan

olahraga, buku, dan lain-lain. Salah satu marketplace yang paling diminati oleh

pelanggan adalah Shopee.

3
Sumber : https://databoks.katadata.co.id
Gambar 1.1
5 E-Commerce dengan Pengunjung Terbanyak Kuartal I 2023

Berdasarkan data SimilarWeb, Shopee merupakan e-commerce dengan

jumlah kunjungan situs terbanyak di Indonesia pada kuartal I 2023. Selama

periode Januari-Maret tahun ini, situs Shopee meraih rata-rata 157,9 juta

kunjungan per bulan, jauh melampaui para pesaingnya. Dalam periode sama, situs

Tokopedia meraih rata-rata 117 juta kunjungan, situs Lazada 83,2 juta kunjungan,

situs BliBli 25,4 juta kunjungan, dan situs Bukalapak 18,1 juta kunjungan per

bulan.

Didukung dengan semakin banyaknya portal-portal yang terus

berkembang, dan juga dari kecanggihan-kecanggihan dari Handphone, yang

dimana konsumen mengetahui semua produk salah satunya dari Komunikasi

Electronic Word Of Mouth (Dewi, 2020). Teknologi internet juga dapat

membantu perusahaan dalam memulai komunikasi interaktif dengan konsumen

sehingga perusahaan dapat menciptakan electronic word of mouth (eWOM) yang

4
baik mengenai produk yang ditawarkan. Menurut Kotler dan Keller pemasaran

dari mulut ke mulut atau Electronic Word of Mouth (eWOM) adalah komunikasi

lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat yang berhubungan dengan

keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa.

Sedangkan menurut Hennig-Theurau et al.,Electronic Word of Mouth (eWOM)

adalah bentuk komunikasi pemasaran berisi tentang pernyataan positif ataupun

negatif yang dilakukan oleh pelanggan potensial, pelanggan maupun mantan

pelangan tentang suatu produk atau perusahaan, yang tesediabagi banyak orang

melalui media internet (Maulidi, 2019). Dan menurut Keitzman dan Canhoto, e-

WOM mengacu pada pernyataan berdasarkan pengalaman positif, netral, atau

negatif yang dibuat oleh potensial, aktual atau mantan konsumen tentang produk,

layanan, merek atau perusahaan yang dibuat tersedia untuk banyak dan lembaga

melalui internet (melalui situs web, jaringan sosial, pesan instan, news feed, dll).

Dengan demikan adanya eWOM pada era modern memberikan manfaat yang

praktis bagi calon konsumen dalam mengambil keputusan pembelian(Maulidi,

2019).

Al-Debei menyatakan ada beberapa indikator yang dapat digunakan dalam


mengukur electronic word ofmouth(e-WOM) sebagai berikut (Zalni, 2019):
1. Intensity, intensitas dalam electronic word of mouth adalah banyaknya
pendapat yang ditulis olehkonsumen dalan sebuah situs.
2. Valence of opinion, pendapat konsumen yang positif dan negatif mengenai
produk, jasa dan brand.
3. Content, isi informasi dari situs jejaring sosial berkaitan dengan produk dan
jasa.

5
Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengukur dan menguji

pengaruh Electronic word of mouth, dan Brand Trust terhadap Keputusan

Pembelian pada konsumen produk Erigo Official shop di Shopee. Peneliti tertarik

untuk membahas Erigo Official shop karena merupakan brand fashion ternama di

Indonesia. Erigo Official shop terkenal dengan produknya yang selalu update,

dengan harga yang cukup terjangkau terlebih lagi Erigo Official Shop adalah salah

satu brand Indonesia yang sudah dikenal kancah Internasional. Erigo Official

Shop mempunyai banyak toko yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, Erigo

Official Shop juga memanfaatkan internet untuk melakukan pemasaran secara

online. Setelah bergabung di e-commerce, Erigo merasakan dampak yang sangat

signifikan. Sepanjang 2020, Erigo mencatat peningkatan pesanan hingga lebih

dari 10 kali lipat dibanding tahun sebelumnya (Sindonews, 2021).

Erigo didirikan pada tahun 2010 oleh Muhammad Sadad dan teman-

temannya. Saat itu nama produknya bukanlah Erigo, melainkan Selected & Co.

Kemudian di tahun 2013, ia mengubah haluan rebranding dan muncul dengan

Erigo Store (Restu Wahyuning dan Asih, 2022) , Menurut CEO Erigo,

Muhammad Sadad, dulu sebelum booming, penjualan beragam produknya lebih

didominasi melalui offline alias lewat pameran-pameran. Namun, belakang ini,

perilaku konsumen mulai bergeser ke belanja online, tampilnya Erigo di

pergelaran NYFW 2022 dan menggunakan beberapa artis di indonesia yaitu

Gading Marten, Luna Maya, Enzy Storia, Denny Sumargo, Alika Islamadina,

Uus, dan Arif Muhammad ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan dan

memperluas pasar brand Erigo. Salah satu poin hasil kinerja suatu usaha akan

6
dikatakan bagus apabila usaha tersebut mengalami kenaikan omset dari waktu

kewaktu (Widhajati, et al., 2021).

Salah satu metode pemasaran Erigo Official Shop yakni melalui Shopee

dan Tokopedia. Namun Shopee menjadi favorit dalam membeli produk Erigo

yang saat ini jumlah pengikutnya mencapai 3 juta pengguna (Putra, 2021). Dalam

akun Shopee Erigo Official Shop terdapat berbagai informasi mengenai produk,

harga, gambar produk yang dijual hingga proses pengiriman produk ke tempat

penerima. Hal ini membuat konsumen semakin minat karena kemudahan

informasi dan akses untuk berinteraksi baik dengan Erigo Official Shop maupun

dengan para konsumen yang telah memberikan ulasan mengenai produk tersebut.

Sehingga dengan harga yang terjangkau dan tersedia nya ulasan dari para

konsumen yang terlebih dahulu membeli produk Erigo yang semakin menarik

minat konsumen untuk melakukan pembelian secara online.

Masalah lain yang dihadapi dalam penelitian ini yaitu dapat dilihat dari

kesenjangan atau perbedaan (Gap) antara kedua jurnal penelitian terdahulu,

menurut Adeliasari, Vina Ivana, Sienny Thio dengan penelitian yang berjudul

“Electronic Word of Mouth (eWOM) dan Pengaruhnya terhadap Keputusan

Pembelian di Restoran dan Kafe Surabaya” dan jurnal Tommi Wijaya dan Eristia

Lidia Paramita yang berjudul “Pengaruh Electronic Word of Mouth (e- WOM)

terhadap Keputusan Pembelian Kamera DSLR” yang memiliki hasil pendapat

bahwa tidak ada pengaruh signifikan eWOM terhadap keputusan pembelian

sedangkan pada penelitian Adeliasari e-WOM memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian baik simultan maupun parsial.

7
Berdasarkan latar belakang di atas terutama mengenai pengaruh keputusan

pembelian yang dilakukan oleh konsumen terhadap produk Erigo yang dijual di

Shopee maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Electronic Word Of Mouth (E-Wom) Dan Brand Trust Terhadap

Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Konsumen Erigo Di Aplikasi

Shopee)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan pada latar belakang,

maka dapat dibuat rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh electronic word of mouth (e-wom) terhadap keputusan

pembelian konsumen Erigo pada aplikasi shopee.

2. Bagaimana pengaruh brand trust terhadap keputusan pembelian konsumen

Erigo pada aplikasi shopee.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan

informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas guna menyusun

karya ilmiah dalam bentuk usulan penelitian yang merupakan salah satu syarat

dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Universitas Majalengka.

8
1.3.2 Tujuan Penelitian

Sebagaimana berkaitan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh electronic word of mouth

terhadap keputusan pembelian pada konsumen brand Erigo di aplikasi Shopee.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand trust terhadap

keputusan pembelian pada konsumen brand Erigo di aplikasi Shopee.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat bagi

pihak-pihak yang berkepentingan baik secara teoritis maupun praktis antara lain

sebagai berikut:

1. Kegunaan teroritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca maupun pihak yang

terlibat. Serta diharapkan bisa menjadi referensi bagi peneliti lain berkaitan

dengan tema penelitian khususnya di bidang pemasaran.

b. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan mengkaji terkait manajemen

pemasaran dan memahami ilmu yang didapatkan di bangku perkuliahan

dengan kenyataan yang ada di lapangan, serta untuk mengembangkan teori-

teori atau konsep tentang electronic word of mouth (e-WOM).

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Penulis

Memberikan wawasan dan pemahaman penelitian yang bersifat ilmiah

9
mengenai pengaruh electronic word of mouth (e-WOM) dan Brand Trust

terhadap keputusan pembelian produk Erigo di aplikasi Shopee.

b. Bagi Organisasi atau Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan pertimbangan

bagi perusahaan terkait penerapan kebijakn atau strategi electronic word of mouth

(e-WOM) dan Brand Trust terhadap keputusan pembelian produk Erigo di

aplikasi Shopee. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan acuan oleh

konsumen yang ingin melakukan pembelian online khususnya melalui

marketplace Shopee.

c. Bagi Pihak Lain

Diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi yang bersifat ilmiah sehingga dapat

digunakan untuk para pelajar maupun masyarakat umum.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Majalengka dengan sasaran utamanya

Perguruan Tinggi di Kabupaten Majalengka, yaitu Universitas Majalengka.

Peneliti percaya bahwa mahasiswa lebih mengetahui dan memahami tentang

teknologi informasi di dunia online serta sering melakukan belanja online.

Penelitian dari Fatmawati (2020) yang menunjukkan bahwa sebagian besar

mahasiswa ingin memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara instan tanpa harus

membuang banyak tenaga dan waktu, serta harga yang ditawarkan di toko online

tidak terlalu mahal. Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Kara

10
(2016) bahwa faktor-faktor yang melatar belakangi mahasiswa melakukan

pembelian melalui online shop yaitu karena faktor waktu dan tempat yang

fleksibel, harga disesuaikan dengan kualitas produk mudah melakukan transaksi

tanpa harus mendatangi toko langsung, pilihan jenis lebih banyak, dan

kenyamanan dalam memilih produk. Hal lain juga didukung karena peneliti

sendiri merupakan salah satu mahasiswa di Universitas Majalengkasehingga

mempermudah peneliti dalam memperoleh responden yang sesuai dengan

penelitian.

1.5.2 Waktu Penelitian

Rencana usulan penelitian hingga ujian siding skripsi diperkirakan selama

lima bulan terhitung bulan maret 2023 sampar Juli 2023.

11
Tabel 1.1
Time Schedule Penelitian
Bulan
No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Pengajuan dan rekomendasi
judul
1 Penyususnan usulan
penelitian
Bimbingan
Seminar Usulan Penelitian
Pengumpulan data
2 Studi Pustaka
Dokumetasi
Pengolahan dan analisis data

Seleksi dan pengumpulan


3 data
Penulisan skripsi
Bimbingan
Penyususnan hasil
4 penelitian
Seminar Daft Skripsi
Perbaikan Draft Skripsi
Sidang Skripsi
Sumber : Data Diolah Sendiri, Februari 2023

12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Perilaku Konsumen

2.2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Subyek dan obyek pemasaran adalah manusia, maka pendekatan

pemasaran tidak lepas dari perilaku manusia itu sendiri. Perusahaan yang dapat

membaca perilaku konsumennya dan mampu memenuhinya, akan keluar sebagai

pemenang dalam pemasaran. Menurut Swasta dan Handoko (dalam Adnan,2019),

perilaku konsumen adalah sebagai kegiatan individu yang secara langsung terlibat

dalam mendapatkan dan menggunakan barang-barang dan jasa termasuk di

dalamnya proses pengambilan keputusan dan persiapan penentu kegiatan-kegiatan

tersebut. Perilaku konsumen adalah studi individual, kelompok organisasi dalam

proses memilih, mengamankan, menghabiskan suatu produk, pelayanan,

pengalaman atau ide-ide untuk kebutuhan kepuasan dan dampak proses-proses ini

pada konsumen dan masyarakat. Perilaku konsumen mempelajari karakteristik-

karakteristik perilaku individu seperti demografik, dan variabel-variabel perilaku

dalam mencoba untuk mengerti keinginan konsumen juga mencoba mengukur

pengaruh kelompok seperti keluarga terhadap perilaku dalam pembelian produk.

(Sherly Novitasari Sartika dkk. 2022:53)

Menurut Peter dan Olson (2010) dalam M. Soleh Mauludin,dkk

(2022:111) mendefinisikan bahwa perilaku konsumen merupakan proses

13
dinamis yang mencakup perilaku konsumen individual, kelompok dan anggota

masyarakat yang secara terus menerus mengalami perubahan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah

studi bagaimana seseorang individu mengambil keputusan untuk membeli

barang atau jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

2.2.1.2 Tipe-tipe Perilaku Konsumen

Hal pertama dalam memahami perilaku konsumen adalah dengan cara mengetahui

tipe perilakunya.

1. Perilaku Membeli yang Kompleks (Complex Buying Behavior)

Tipe ini adalah jenis pembeli yang mempertimbangkan dengan sangat

matang sebelum membeli suatu barang atau jasa. Biasanya, produk yang

dibeli ada produk yang mahal dan jarang dibeli.

2. Perilaku Membeli yang Mengurangi Disonasi (Dissonance Reducing

Buying Behavior)

Tipe ini adalah pembeli yang melakukan perbandingan antar merek

produk. Proses Disonasi terjadi karena pembeli takut menyesali pilihan

mereka.

3. Perilaku yang Telah Terbiasa (Habitual Buying Behavior)

Perilaku pembeli ini adalah mereka yang membeli karena kebiasaan

mereka terhadap suatu barang. Mereka tidak terlalu memikirkan merek

produk tersebut karena sudah mengenal produk tersebut. Biasanya produk

yang dibeli adalah gula, garam, atau air mineral.

4. Perilaku Mencari Keragaman Produk (Variety Seeking Behavior)

14
Pada proses pembelian ini, merek tidak menjadi suatu perhatian utama

dalam membeli suatu barang. Atau, pembeli pada tipe ini adalah mereka

yang mencari variasi produk. Contoh kasusnya adalah Ketika seseorang

sedang memebeli makanan ringan, pada pembelian berikutnya mereka

akan mencari rasa dan juga pergantian merek untuk mencari variasi baru.

2.2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Menurut Kotler (2001:144) dalam Astin Naomi Saekoko dan Antonio

E.L. Nyoko (2020:52) Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis.

1. Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang

paling

mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku

dari

lembaga-lembaga penting lainnya. Faktor kebudayaan memberikan

pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Faktor

Kebudayaan, terdiri dari: Budaya, Sub budaya, Kelas sosial

2. Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif

homogen dan

permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya

menganut

nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Faktor Sosial, terdiri dari:

Kelompok, Keluarga, Peran dan status

15
3. Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis

seseorang yang relative konsisten dan bertahan lama terhadap

lingkungan Faktor Pribadi, terdiri dari: Umur dan tahap daur hidup,

Pekerjaan, Situasi ekonomi, Gaya hidup, Kepribadian dan Konsep

Diri. 4. Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan

dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa

mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada

waktu yang akan datang. Faktor Psikologis, terdiri dari: Motivasi,

Persepsi, Pengetahuan, Keyakinan dan sikap.

berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif


2.1.2 Electronic Word of Mouth (E-Wom)

2.1.2.1 Pengertian Electronic Word of Mouth (E-Wom)

Word of Mouth adalah komunikasi yang disajikan dari orang ke orang

berisikan informasi mengenai suatu produk yang bisa mempengaruhi orang lain

dalam pengambilan keputusan pembelian. Hasan (2010:32) dalam Salma

Soleha, (2021:15) menjelaskan bahwa Word of Mouth adalah tindakan

konsumen memberikan informasi kepada konsumen lain (antar pribadi)

nonkomersial baik merek, produk maupun jasa. Menurut Kotler dan Keller

dalam Rahmawati (2022:50) Word of Mouth adalah penawaran yang dilakukan

oleh orang baik dalam bentuk lisan, tertulis, atau komunikasi elektronik yang

berhubungan dengan kebaikan pengalaman membeli atau menggunakan produk

dan jasa, juga merupakan salah satu bentuk bauran komunikasi yang tentu saja

diharapkan dapat mengkomunikasikan sesuatu kepada konsumen lainnya.

16
Menurut Lin dan Chen (2013), dalam Yuliana, dkk (2020:382) electronic

word of mouth merupakan pernyataan positif maupun negatif tentang produk atau

perusahaan yang dibuat oleh pelanggan potensial, pelanggan saat ini maupun

mantan pelanggan, yang tersedia bagi banyak orang dan institusi melalui internet.

Menurut Gruen, dalam Michelle & Rezi (2022:529) electronic word of

mouth (e-WoM) memiliki pengertian lain yakni sebagai suatu sarana komunikasi

yang dilakukan untuk bertukan informasi serta pengalaman terkait suatu produk

yang sebelumnya sudah dikonsumsi oleh konsumen lain yang mungkin tidak

saling kenal antara satu dengan yang lainnya.

Seiring perkembangan zaman membawa banyak perubahan terutama

dalam bidang teknologi internet. Internet mempengaruhi kehidupan dari

beberapa aspek, begitu pula pada Word of Mouth. Dengan adanya internet

lambat laun Word of Mouth tergantikan menjadi Electronic Word of Mouth (E-

Wom). Menurut Thurau et al. (2004) dalam Salma Soleha, (2021:15)

Electronic Word of Mouth adalah pernayataan positif atau negatif yang dibuat

oleh konsumen potensial, konsumen riil, atau mantan konsumen tentang sebuah

produk atau perusahaan yang dapat diakses oleh banyak orang atau institusi

melalui media internet.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Electronic Word of Mouth

adalah ulasan yang diberikan oleh konsumen melalui media internet yang

berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman menggunakan produk atau

jasa tersebut.

17
2.1.2.2 Indikator Electronic Word of Mouth (E-Wom)

Goyette et al., (2010) dalam Salma Soleha, (2021:15) membagi

Electronic Word of Mouth dalam tiga dimensi, sebagai berikut:

a. Intensity Intensity (intensitas) dalam e-WOM adalah banyaknya pendapat yang

ditulis oleh konsumen dalam sebuah situs jejaring sosial. Penelitian yang

dilakukan oleh Adapun indikator dari Intensity sebagai berikut:

1) Frekuensi mengakses informasi dari situs jejaring sosial

2) Frekuensi interaksi dengan pengguna situs jejaring sosial

3) Banyaknya ulasan yang ditulis oleh pengguna situs jejaring sosial.

b. Valence of Opinion Valence of Opinion adalah pendapat konsumen baik positif

atau negatif mengenai produk, jasa dan brand. Valence of Opinion memiliki

dua sifat yaitu negatif dan positif. Valence of Opinion meliputi:

1) Komentar positif dari pengguna situs jejaring sosial

2) Rekomendasi dari pengguna situs jejraing sosial

c. Content Content adalah isi informasi dari situs jejaring sosial berkaitan dengan

produk dan jasa. Indikator dari Content meliputi:

1) Informasi Variasi

2) Informasi kulaitas

3) Informasi mengenai harga yang ditawarkan.

Sedangkan menurut Jalilvand & Samiei (2012) indikator E-Wom, yaitu

sebagai berikut:

18
1) Membaca ulasan online produk konsumen lain.

2) Mengumpulkan infomrasi dari review produk konsumen melalui internet.

3) Berkonsultasi secara online

4) Perasaan khawatir apabila seseorang tidak membaca ulasan online sebelum

pembelian.

5) Peningkatan rasa percaya diri setelah membaca ulasan online.

2.1.1 Pengertian Brand Trust

2.1.2 Menurut Delgado et al (2003), dalam Yuliana Eka Siswanty, Apriatni

Endang Prihatini, (2021:382) mendefinisikan kepercayaan merek (brand trust)

sebagai suatu perasaan aman yang dimiliki konsumen akibat dari interaksinya

dengan sebuah merek, yang berdasarkan persepsi bahwa merek tersebut dapat

diandalkan dan bertanggung jawab atas kepentingan dan keselamatan dari

konsumen.

2.1.3 Kepercayaan pelanggan pada merek (brand trust) didefinisikan sebagai

keinginan pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek dengan resiko-resiko

yang dihadapi karena ekspektasi terhadap merek itu akan menyebabkan hasil yang

positif (Lau & Lee, 1999, p. 344) dalam Muhammad Dian Ruhamak, dkk

(2019:238)

2.1.4 Menurut Riza dalam Vinny Herviani, dkk (2020:1353) bahwa

“kepercayaan merek (brand trust) adalah kesediaan konsumen untuk mempercayai

suatu merek dengan segala resikonya karena adanya suatu harapan tentang merek

tersebut bahwa akan memberikan hasil yang positif sehingga akan menciptkan

kesetiaan terhadap merek”.

19
Menurut pendapat Costabile dalam Ferrinadewi (2008), dalam Ria

Syafitri (2019: 11) brand trust atau kepercayaan merek adalah persepsi akan

kehandalan dari sudut pandang konsumen di dasarkan pada pengalaman atau

lebih pada urutan-urutan transaksi atau interaksi yang di cirikan oleh

terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan kepuasan. Kepercayaan

terbangun karena adanya harapan bahwa pihak lain akan bertindak sesuai

dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Kepercayaan merek adalah kemampuan merek untuk di percaya (brand

reliability), yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa produk tersebut

mampu memenuhi nilai yang di janjikan dan intensi baik merek (brand

itentions) yang di dasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut

mampu mengutamakan kepentingan konsumen Ria Syafitri (2019: 11).

2.1.5 Dimensi dan Indikator Brand Trust

Menurut Riana (2008) dalam Alfian Surya Putra (2018), terdapat tiga

faktor yang mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Ketiga faktor ini

berhubungan dengan tiga entitas yang tercakup dalam hubungan antara merek

dan konsumen. Adapun ketiga faktor tersebut adalah merek itu sendiri,

perusahaan pembuat merek, dan konsumen. hubungan ketiga faktor tersebut

dengan kepercayaan merek menjadi alat ukur kepercayaan merek atau brand

trust, yaitu:

a. Brand Characteristic

Brand characteristic mempunyai peran sangat penting dalam menentukan

pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu merek. Hal ini di

20
sebabkan oleh konsumen melakukan penilaian sebelum membeli.

Karakterisktik merek berkaitan dengan kepercayaan merek yang dibangun

berdasarkan reputasi merek, prediktabilitas merek dan kompetensi merek.

b. Company Characteristic

Pengetahuan konsumen tentang perusahaan yang ada di balik merek suatu

produk merupakan dasar awal pemahaman konsumen terhadap suatu merek

suatu produk. Karakteristik ini meliputi suatu perusahaan dan motivasi

perusahaan yang di inginkan.

c. Consumer Brand Characteristic

Karakteristik konsumen pada merek dapat mempengaruhi kepercayaan

terhadap merek. Karakteristik ini meliputi kemiripan antara konsep emosional

konsumen dengan pengalaman terhadap merek.

Menurut Delgado dalam Sekar Jingga (2015) ada dua indikator variabel

yang mempengaruhi kepercayaan merek (brand trust).

a. Brand Reliability

Brand reliability adalah kehandalan merek yang bersumber pada keyakinan

konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan atau

dengan kata lain persepsi bahwa merek tersebut mampu mmenuhi kebutuhan

dan memberikan kepuasan. Brand reliability merupakan hal yang esensial bagi

terciptanya kepercayaan terhadap merek karena kemampuan merek memenuhi

nilai yang dijanjikannya akan membuat konsumen menaruh rasa yakin akan

mendapatkan apa yang dibutuhkan dalam hal ini kebutuhan untuk keluar dari

terancamnya.

21
b. Brand Intentions

Brand intentions atau minat pada merek mencerminkan keyakinan konsumen

bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen ketika

masalah dalam konsumsi produk muncul secara tidak terduga. Oleh karena itu,

intentionality berkaitan dengan kepercayaan bahwa merek akan tertarik pada

apa yang dibutuhkan konsumen dan tidak akan mengambil keuntungan dan

ketidaktahuan konsumen.

2.1.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan


Menurut Erna Ferrinadewi (2008) dalam Alfian Surya Putra (2018),
mengemukakan, terdapat tiga aktivitas yang dapat dilakukan oleh perusahaan
untuk menumbuhkan kepercayaan, yaitu:
a. Achieving Result yaitu harapan konsumen tidak lain adalah janji perusahaan
yang harus dipenuhi bila ingin mendapatkan kepercayaan konsumen.
b. Acting with Integrit yaitu bertindak dengan integritas berarti adanya konsisten
antara ucapan dan tindaka dalam setiap situasi. Adanya integritas merupakan
faktor kunci bagi salah satu pihak untuk percaya akan ketulusan dari pihak lain.
c. Demonstrate Concern yaitu kemampuan perusahaan untuk menunjukkan
perhatiannya kepada konsumen dalam bentuk menunjukkan sikap pengertian
konsumen jika menghadapi masalah dengan produk akan menumbuhkan
kepercayaan merek.

22
2.1.7 Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Swasta dan Handoko (2012), dalam Ria Syafitri (2019: 13)

perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam

pembelian mereka. Swasta dan Handoko mengatakan proses pengambilan

keputusan untuk membeli terdiri dari lima tahap, yaitu:

a. Menganalisa Kebutuhan dan Keinginan

Menganalisa kebutuhan dan keinginan ini ditujukan terutama untuk mengetahui

adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi atau terpuaskan. Jika

kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan segera memahami adanya

kebutuhan yang belum segera dipenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya,

serta kebutuhan‐kebutuhan yang sama‐sama harus segera dipenuhi. Jadi dari

tahap ini inilah proses pembelian itu mulai dilakukan.

b. Pencarian Informasi dan Penilaian

Sumber-Sumber Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan

dengan pencarian informasi tentang sumber‐sumber dan menilainya, untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dirasakan. Pencarian informasi dapat

bersifat aktif atau pasif. Penilaian sumber‐sumber pembelian yang diperoleh

dari berbagai informasi berkaitan dengan lamanya waktu dan jumlah uang yang

tersedia untuk membeli. Jika jumlah uang yang tersedia tidak begitu banyak,

sedangkan kebutuhan cukup besar, maka konsumen akan lebih menyukai

pembelian secara kredit.

c. Penilaian dan Seleksi Terhadap Alternatif Pembelian

23
Tahap ini meliputi dua tahap, yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai

serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan

pembeliannya. Tujuan pembelian bagi masing‐masing konsumen tidak selalu

sama, tergantung pada jenis produk dan kebutuhannya. Setelah tujuan

pembelian ditetapkan, konsumen perlu mengidentifikasikan alternatif ‐alternatif

untuk melakukan pembelian. Pengidentifikasian alternatif pembelian tersebut

tidak dapat terpisah dari pengaruh sumber‐sumber yang dimiliki (waktu, uang

dan informasi) maupun risiko keliru dalam pemilihan. Atas dasar pembelian,

alternatif‐alternatif pembelian yang telah diidentifikasikan, dinilai dan diseleksi

menjadi alternatif pembelian yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan

serta keinginannya.

d. Keputusan Untuk Membeli

Keputusan untuk membeli di sini merupakan proses dalam pembelian yang

nyata. Jadi, setelah tahap‐tahap di muka dilakukan, maka konsumen harus

mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Bila konsumen memutuskan

untuk membeli, konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan yang harus

diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian,

dan cara pembayarannya.

e. Perilaku Setelah Pembelian

Semua tahap yang sudah ada di dalam proses pembelian sampai dengan tahap

kelima adalah bersifat operatif. Bagi perusahaan, perasaan dan perilaku sesudah

pembelian juga sangat penting. Perilaku mereka dapat mempengaruhi

24
penjualan ulang dan juga mempengaruhi ucapan‐ucapan pembeli kepada pihak

lain tentang produk perusahaan.

2.1.8 Indikator Keputusan Pembelian

Ada enam indikator menurut Kotler dan Keller (2012), dalam Ria

Syafitri (2019: 15) yaitu:

a. Pemilihan Produk (Product Choice)

Konsumen menentukan produk mana yang akan dibeli, konsumen akan

membeli produk yang memiliki nilai baginya. Perusahaan harus mengetahui

produk seperti apa yang diinginkan konsumen.

b. Pemilihan Merek (Brand Choice)

Konsumen harus menentukan merek mana yang akan dibeli. Setiap merek

memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus

mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.

c. Pemilihan Saluran Pembelian (Dealer Choice)

Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur mana yang akan

dikunjungi. Setiap komponen berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur,

dapat dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah, persediaan

barang yang lengkap, kenyamanan berbelanja dan keleluasan tempat.

d. Penentuan Waktu Pembelian (Purchase Timing)

Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian dapat berbeda-beda.

e. Jumlah Pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang

akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari

25
satu jenis produk. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya

produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.

f. Metode Pembayaran

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang metode pembayaran yang akan

dilakukan dalam pengambilan keputusan konsumen menggunakan produk atau

jasa. Saat ini keputusan pembelian dipengaruhi oleh tidak hanya aspek budaya,

lingkungan dan keluarga. Namun juga dipengaruhi oleh teknologi yang

digunakan dalam transaksi pembellian sehingga memudahkan konsumen untuk

melakukan transaksi baik di dalam maupun diluar rumah.

2.2 Kajian Penelitian Terdahulu

Peneliti terdahulu digunakan sebagai dasar penyusunan penelitian.

Tujuannya adalah untuk mengetahui hasil yang dilakukan oleh peneliti

terdahulu sekaligus menjadi perbandingan atau gambaran yang mendukung

untuk penelitian sejenis yang berikutnya.

No Peneliti Sampel Variabel dan Hasil


dan Tahun Penelitian Metode Analisis

1 Rini Velita Sampel : Variabel Variabel


Taharu, NonProba Dependen : electronic word of
Andala bility Keputusan mouth (e-WOM)
Rama Putra Sampling Pembelian (Y) berpengaruh
Barusman, Variabel positif terhadap
V.Saptarini Independen : X1 keputusan
(2019) : Electronic pembelian pada
Word Of Mouth market place
X2 : Review shopee. Variabel

26
Produk Metode Review Produk
Analisis : berpengaruh
Regresi Lin secara positif
terhadap
keputusan
pembelian pada
market place
shopee.

2 Mitha Sampel : Variabel Adanya pengaruh


Febriana, Probability Dependen : yang signifikan
Edy Sampling Keputusan secara
Yulianto Pembelian (Y) bersamasama dari
(2018) Variabel variabel
Independen : X1 attractiveness,
: Attractiveness trustworthiness,
X2 : dan expertise
Trustworthines terhadap
X3 : Expertise keputusan
Metode pembelian.
Analisis : Adanya pengaruh
Regresi Linier signifikan secara
Berganda parsial dari
variabel
attractiveness,
trustworthiness,
dan expertise
terhadap
keputusan
pembelian dan
variabel yang

27
memiliki
pengaruh
dominan terhadap
variabel
keputusan
pembelian adalah
variabel
attractiveness.

3 Mela Sampel : Variabel Variabel e-WOM


Kartika, Purposive Dependen : berpengaruh
Raden Sampling Keputusan positif dan
Lestari Pembelian (Y1), signifikan
Ganarsih Kepuasan terhadap
(2019) Konsumen (Y2) keputusan
Variabel pembelian dan
Independen ; X1 kepuasan
: Electronic konsumen.
Word Of Mouth Variabel online
X2 : Shopping shopping
Experience X3 : experience
Trust Metode berpengaruh
Analisis : positif dan
Paartical Least signifikan
Square (PLS) terhadap
keputusan
pembelian dan
kepuasan
konsumen.
Variabel trust
berpengaruh

28
positif dan
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian dan
kepuasan
konsumen.

4 Yoga Sampel : Variabel Variabel kualitas


Endhi Probability Dependen : layanan memiliki
Pratama, Sampling Keputusan pengaruh positif
Sudarwati,I Pembelian (Y) dan signifikan
stiqomah(2 Variabel terhadap
019) Independen : X1 keputusan
: Kualitas pembelian.
Layanan X2 : Variabel online
Online customer review
Consumer memiliki
Review X3 : pengaruh positif
Kepercayaan dan signifikan
Metode terhadap
Analisis : keputusan
Regresi Linier pembelian.
Berganda. Variabel
kepercayaan
memiliki
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap
keputusan
pembelian.

29
5 Wildan Sampel : Teknik sampling Berdasarkan
Syahrul Probability yang digunakan Hasil penelitian
Maulidi Sampling dalam penelitian ini maka
Edriana ini adalah disarankan
Pangestuti purposive kepada pihak
(2019) sampling. pengelola wisata
Kuesioner MBS untuk
digunakan untuk memberi
metode perhatian khusus
pengumpulan akan pentingnya
data. Penelitian peran eWOM
ini bagi pemasaran
menggunakan dan pemberian
analisis informasi.
deskriptif dan
analisis jalur.

2.3 Hubungan Antar Variabel


2.3.1 Hubungan Antar Electronic word of mouth (e-WoM) dengan Keputusan
Pembelian
Electronic word of mouth (e-WOM) mempunyai definisi sebagai

sebuah media komunikasi untuk saling berbagi informasi mengenai suatu

produk atau jasa yang telah dikonsumsi antar konsumen yang tidak saling

mengenal dan bertemu sebelumnya (Gruen, Osmonbekov, & Czaplewski,

2006) dalam Indah Sari (2022:25). Disebutkan ketika terjadi pertukaran

informasi melalui electronic word of mouth (e-WOM), konsumen akan

melakukan evaluasi terhadap produk.

30
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa electronic

word of mouth (e-WOM) dapat mempengaruhi keputusan pembelian, karena

dengan adanya electronic word of mouth konsumen dapat mendapatkan

informasi secara detail dan nyata, karena pada electronic word of mouth

terdapat review dari para pelanggan yang telah menggunakan dan

mengkonsumsi peroduk tersebut dan disertai rating, dimana hal tersebut

merupakan gambaran dari produk yang dijual.

Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Rini Velita

Taharu, Andala Rama Putra Barusman, dan V. Saptarini (2019) yang berjudul

“Pengaruh e-WOM dan Review Produk pada Market Place Shopee Terhadap

Keputusan Pembelian Pakaian Jadi di Bandar Lampung” yang menyatakan

bahwa e-WOM berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

H1: Di duga electronic word of mouth (e-WOM) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian.

2.3.2 Hubungan Brand Trust dengan Keputusan Pembelian

Kumar (2008:69) mendefinisikan brand trust merupakan sebagai

“kerelaan individu mempercayai kemampuan merek untuk memuaskan

kebutuhannya”. Kepercayaan terhadap merek dapat dilihat dari berbagai

dimensi, misal konsumen percaya akan kualitas, kehandalan, jaminan tidak rugi

dan memberikan kinerja yang maksimal. Konsumen yang sudah memiliki

kepercayaan pada merek tertentu cenderung memiliki loyalitas yang tinggi,

sehingga tidak akan berpaling ke lain produk. Konsumen tersebut tidak akan

31
kecewa dan bahkan akan merasa bangga jika membeli produk tersebut karena

sudah memiliki kepercayaan yang tinggi akan produk tersebut sedari awal.

Penelitian yang telah dilakukan Khaerudin (2014), memperoleh

hasil bahwa variabel kepercayaan merek memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian secara parsial. Penelitian Erna

Ferrinadewi (2004) menunjukan bahwa kepercayaan merek secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk susu

anlene di Surabaya, sedangkan menurut Nadia Lona Trista (2012) terdapat

pengaruh positif antara brand trust terhadap keputusan pembelian Erigo di

aplikasi Shoppe.

Dari penjelasan tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah:

H2: Brand trust berpengaruh terhadap pengambilan keputusan konsumen

membeli Erigo di aplikasi Shopee

32
2.3.3 Hubungan Antar Electronic word of mouth (E-WoM) dan Brand Trust

dengan Keputusan Pembelian

Setiap konsumen memiliki pendapat yang berbeda-beda terhadap

brand image selain itu konsumen juga memiliki tingkat kepercayaan terhadap

produk yang berbeda pula namun pada dasarnya konsumen hanya ingin

mendapatkan sebuah produk yang berkualitas. Perlu diperjelas lagi bahwa

proses keputusan pembelian konsumen merupakan proses yang bertahap,

terdapat keterlibatan konsumen dan banyak dipengaruhi oleh variabel-variabel

psikologis secara serempak. Penelitian yang telah dilakukan Nadia Lona Trista

(2012) memperoleh hasil bahwa variabel E-Wom dan brand trust berpengaruh

positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian.

Penelitian yang dilakukan Maria Dewi Ratnasari (2014) diperoleh hasil bahwa

citra merek dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan secara

bersama-sama terhadap keputusan pembelian. Penelitian yang dilakukan oleh

Erna Ferrinadewi (2004) membuktikan bahwa secara bersama-sama variabel

emosi takut konsumen dan kepercayaan merek berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian. Dari beberapa penelitian diatas jika

disatukan, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

Dari penjelasan tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah:

H3: E-WOM dan brand trust berpengaruh secara simultan terhadap

pengambilan keputusan konsumen membeli produk Erigo di Shopee.

2.4 Kerangka Pemikiran

33
Berdasarkan teori dan konsep yang telah dijabarkan, maka penelitian ini

akan menganalisis pengaruh dari electronic word of mouth (e-WOM) dan

Brand Trust terhadap keputusan pembelian. Dalam penelitian ini terdapat tiga

variabel yang akan diteliti, yaitu electronic word of mouth (e-WOM) sebagai

variabel independen (X1), Brand Trust sebagai variabel independen (X2), dan

keputusan pembelian sebagai variabel dependen (Y).

E-WOM
(X1)

Keputusan
Pembelian (Y)

Brand Trust
(X2)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

2.5 Hipotesis
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Di duga electronic word of mouth (e-WOM) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian.

34
H2 : Brand trust berpengaruh terhadap pengambilan keputusan konsumen membeli
Erigo di aplikasi Shopee.
H3 : E-WOM dan brand trust berpengaruh secara simultan terhadap pengambilan
keputusan konsumen membeli produk Erigo di Shopee.

35
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode yang digunakan

3.2 Definisi Operasional Variabel

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Sugiyono (2020:126) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini populasinya adalah masyarakat pengguna Erigo di

kabupaten Sumedang

36
3.3.2 Sampel

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Jenis dan Sumber Data

3.4.2 Prosedur Pengumpulan Data

3.5 Pengujian Penelitian Penelitian

3.5.1 Uji Validitas Data

3.5.2 Uji Reabilitas Data

3.6 Metode Transformsi Data

3.7 Rencana Analisis Data dan Uji Hipotesis

37
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, F. D., Kusumawati, A., & Kumadji, S. (2016). Analisis Faktor-faktor


Pembentuk Electronic Word-of-Mouth (EWOM) dan Pengaruhnya Terhadap
Minat Beli (Survei Pada Followers Akun Instagram @saboten_shokudo). Jurnal
Administrasi Bisnis , Vol. 37 No. 1, pp.148- 157.
Dewi, S. P. (2020). Pengaruh komunikasi electronic word of mouth dan security terhadap
buying interest melalui trust sebagai variabel intervening pada online shop Shopee
(studi kasus pada mahasiswa UST Yogyakarta). Jurnal Ekobis Dewantara, 3(1),
20-29.
Gusniar, A. S. (2020). Pengaruh Attractiveness, Trustworthiness, dan Expertise Beauty
Vlogger terhadap Minat Beli Produk Kecantikan di Youtube (Studi pada
Mahasiswi di Tiga Universitas Yogyakarta). EXERO: Journal of Research in
Business and Economics, 3(2), 187-210.
Hardianti, S. (2019). Pengaruh Iklan Dan Word Of Mouth Terhadap Minat Berbelanja
Online Melalui Aplikasi Shopee Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (Doctoral dissertation).
Jalilvand, M. R., & Samie, N. (2012). The Effect of Electronic Word of Mouth on Brand
image and Purchase Intention: An empirical study in the automobile industry in
Iran. Journals of Marketing Inteligence and Planning , Vol. 30 No. 4, pp. 460-476.
Kartika, M., & Ganarsih, R. L. (2019). Analisis e-WOM, online shopping experience dan
trust terhadap keputusan pembelian dan kepuasan konsumen e-Commerce Shopee
pada mahasiswa pascasarjana Universitas Riau. Jurnal Tepak Manajemen
Bisnis, 11(2), 289-307.
Marsyaf, M. I. (2021, Maret 28). Sindonews.com. Retrieved from Begini Cerita Erigo,
dari Indonesia ke Times Square New York:
https://tekno.sindonews.com/read/379194/207/begini-cerita-erigo-dariindonesia-
ke-times-square-new-york-1616936631
Maulidi, W. S. (2019). Pengaruh Electronic Word of Mouth (E-WOM) di Instagram
terhadap Minat Berkunjung dan Dampaknya terhadap Keputusan Berkunjung
(Survei pada Wisata Muara Bengawan Solo, Gresik) (Doctoral dissertation,
Universitas Brawijaya).
Pratama, Y. E., Sudarwati, S., & Istiqomah, I. (2019). Keputusan Pembelian Online
Melalui Aplikasi Shopee Di Surakarta Ditinjau Dari Kualitas Layanan, Online
Customer Review Dan Kepercayaan. Jurnal Ilmiah Edunomika, 3(02).
Putra, A. S. (2018). Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Dan Kepercayaan Merek
(Brand Trust) Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi pada Konsumen Smartphone
Lenovo di DIY). Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia (JMBI), 7(3), 252-260.
Putra, W. W. (2021). Pengaruh persepsi harga dan electronic word of mouth terhadap
keputusan pembelian online: Studi pada konsumen Erigo Official Shop Shopee.
co. id di Kota Malang (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim).

38
Rahmawati, R. (2022). Pengaruh Dimensi Electronic Word Of Mouth (E-WOM)
Terhadap Keputusan Pembelian Di Marketplace Shopee Dalam Perspektif
Ekonomi Islam (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Angkatan 2018 UIN Raden Intan Lampung) (Doctoral dissertation, UIN Raden
Intan Lampung).
Restu Wahyuning, and Asih. 2022. Sejarah! Deddy Corbuzier Jadi Investor Pertama
Erigo.bisnis.com.
https://lifestyle.bisnis.com/read/20220420/226/1524826/sejarah-deddy-corbuzier-
jadi-investorpertama-erigo (April 20, 2022).
Setyorini, D., Nurhayaty, E., & Rosmita, R. (2019). Pengaruh Transaksi Online (E-
Commerce) Terhadap Peningkatan Laba UMKM (Studi Kasus UMKM
Pengolahan Besi Ciampea Bogor Jawa Barat). Jurnal Mitra Manajemen, 3(5),
501-509.
Soleha, S., & Stan–Indonesia(2021), S. T. I. E. Pengaruh Electronic Word Of Mouth (E-
Wom) Dan Kepercayaan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Market Place
Lazada (Survei Masyarakat Di Kota Bandung).
Syafitri, R. (2019). Pengaruh Brand Image dan Brand Trust Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Brunbrun Paris Plaza Medan Fair. Diss: Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Medan Area
Velita, R., Barusman, A. R. P., & Saptarini, V. (2019). Pengaruh e-Wom dan Review
Produk pada Market Place Shopee Terhadap Keputusan Pembelian Pakaian Jadi
Di Bandar Lampung. VISIONIST, 8(1).
Widhajati, Eni, Eni Minarni, and Mukhamad Eldon. 2021. Pelatihan Pemasaran Melalui
Media Sosial Dalam Meningkatkan Penjualan Produk Umkm Di Plut Kumkm
Tulungagung. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 1(1): 45–52.
Wildan Syahrul Maulidi dan Edriana Pangestuti, (2019) “Pengaruh Electronic Word Of
Mouth (Ewom) Di Instagram Terhadap Minat Berkunjung Dan Dampaknya
Terhadap Keputusan Berkunjung (Survei Pada Wisata Muara Bengawan Solo,
Gresik)”.Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 71 No. 1 Juni,
Zalni, Z. R. (2019). Pengaruh Reputasi, Electronic Word of Mouth dan Web Quality
terhadap Kepercayaan Pelanggan Shopee di kota Padang (Doctoral dissertation,
Universitas Negeri Padang).
Zalni, Z. R. (2019). Pengaruh Reputasi, Electronic Word of Mouth dan Web Quality
terhadap Kepercayaan Pelanggan Shopee di kota Padang (Doctoral dissertation,
Universitas Negeri Padang).

39

Anda mungkin juga menyukai