Anda di halaman 1dari 32

USULAN PENELITIAN SKRIPSI

Pengaruh Industri Padat Modal terhadap Penyerapan


Tenaga Kerja di Indonesia
Disusun dan diajukan oleh:

Muhamad Suntan Asauri


A011201023

Kepada

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2023
Daftar Isi

Halaman Judu

l
Daftar Isi.................................................................................................................i
Daftar Gambar......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................7
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................7
1.4. Manfaat Penelitian.....................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................9
2.1. Tinjauan Teoritis........................................................................................9
2.1.1. Pengangguran...................................................................................................9
2.1.2. Tingkat Pengangguran....................................................................................11
2.1.3. Penanaman Modal.........................................................................................12
2.1.4. Penanaman Modal Asing (PMA).....................................................................13
2.1.5. Tenaga Kerja...................................................................................................15
2.1.6. Tenaga Kerja Asing.........................................................................................16
2.2. Hubungan Antar Variabel Dependen dan Variabel Independen..........17
2.2.1. Hubungan Penanaman Modal Asing (PMA) dengan Tingkat Pengangguran. .17
2.2.2. Hubungan Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) dengan Tingkat
Pengangguran...........................................................................................................18
2.3. Tinjauan E mpiris.....................................................................................18
2.4. Kerangka Konseptual..............................................................................21
2.5. Hipotesis Penelitian.................................................................................21
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................23
3.1. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................................23
3.2. Jenis dan Sumber Data...........................................................................23
3.2.1. Jenis Data........................................................................................................23
3.2.2. Sumber Data...................................................................................................23
3.3. Metode Pengumpulan Data.....................................................................24
3.4. Metode Analisis Data...............................................................................24
3.5. Uji Asumsi Klasik.....................................................................................26
3.5.1. Uji Normalitas.................................................................................................26
3.5.2. Uji Multikolinearitas.......................................................................................26
3.5.3. Uji Autokorelasi..............................................................................................26
3.5.4. Uji Heterokedastisitas.....................................................................................27
3.6. Uji Hipotesis.............................................................................................28
3.6.1. Uji t (Uji Parsial)..............................................................................................28
3.6.2. Uji F (Uji Simultan)..........................................................................................29
3.5.3. Koefisien Determinasi (R-squared).................................................................29
3.7. Definisi Operasional Variabel.................................................................29
3.7.1. Variabel Dependen.........................................................................................30
3.7.2. Variabel Independen......................................................................................30
Daftar Pustaka....................................................................................................31
Daftar Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual..........................................................21


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

potensi sumber daya manusia yang besar. Namun, masalah

pengangguran masih menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh

negara ini. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penyerapan

tenaga kerja di Indonesia adalah industri padat modal.

Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah


meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan pencapaian
kesejahteraan tersebut dapat diukur dengan sejauh mana suatu negara
dapat menyelesaikan berbagai masalah yang sedang dihadapi. Salah
satu masalah yang dihadapi oleh hampir seluruh daerah
Industri padat modal, yang cenderung mengandalkan teknologi dan

modal, memiliki potensi untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih

sedikit dibandingkan dengan industri padat karya. Oleh karena itu,

penelitian tentang pengaruh industri padat modal terhadap penyerapan

tenaga kerja di Indonesia menjadi penting untuk memahami dinamika

pasar tenaga kerja di Indonesia.

Industri padat modal memiliki peran penting dalam pembangunan

ekonomi Indonesia. Namun, terdapat beberapa masalah yang perlu diatasi

dalam hubungan antara industri padat modal dan penyerapan tenaga

1
kerja di Indonesia. Salah satu masalah utama adalah dilema antara

industri padat modal dan tuntutan tenaga kerja lokal.

Terdapat ketidaksesuaian antara jumlah sumber daya manusia

yang tersedia dengan lapangan kerja yang ada, yang dapat menyebabkan

pengangguran di kalangan tenaga kerja lokal. Masalah lain terkait dengan

kualitas dan produktivitas tenaga kerja Indonesia secara keseluruhan yang

masih relatif rendah, serta faktor keterbatasan modal kerja dan kenaikan

upah yang dapat mempengaruhi penyerapan tenaga kerja.

Penelitian ini bertujuan untuk memahami hubungan antara industri

padat modal dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia, serta faktor-faktor

yang mempengaruhinya.

Penelitian ini menunjukkan bahwa industri padat modal memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia.

Namun, terdapat beberapa masalah yang perlu diatasi, seperti dilema

antara industri padat modal dan tuntutan tenaga kerja lokal, kualitas dan

produktivitas tenaga kerja yang masih rendah, serta faktor keterbatasan

modal kerja dan kenaikan upah.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini, antara lain:

1. Apakah jumlah produksi hasil perikanan di wilayah smelter dapat

mempengaruhi kesejahteraan ekonomi nelayan ?


2. Apakah produksi hasil perikanan di wilayah non-smelter dapat

mempengaruhi kesejahteraan ekonomi nelayan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui Dampak Industri nikel terhadap Tingkat produksi

penangkapan Ikan nelayan.

2. Mengetahui pengaruh Tingkat produksi penangkapan Ikan nelayan

terhadap kesejahteraan nelayan.

1.4. Manfaat Penelitian

Perbedaan produksi perikanan antara wilayah smelter dan non-

smelter dapat berdampak pada kesejahteraan nelayan di Kabupaten

Bantaeng. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui

seberapa besar perbedaan produksi perikanan antara wilayah smelter dan

non-smelter serta dampaknya terhadap kesejahteraan nelayan di

Kabupaten Bantaeng.Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi yang berguna bagi pemerintah dan masyarakat

Kabupaten Bantaeng dalam mengambil kebijakan yang tepat untuk

meningkatkan kesejahteraan nelayan di wilayah tersebut.

.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Pengangguran

Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama

sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari dalam

seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapat pekerjaan

yang layak. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam

perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan

pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan

timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Seseorang

dapat dikatakan sebagai pengangguran apabila orang tersebut benar-

benar tidak memiliki pekerjaan sama sekali.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus

mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya

tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Tingkat pengangguran yang

terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan

sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.

Akibat jangga panjang dari tingginya tingkat pengangguran adalah

menurunnya produk domestik bruto (PDB) dan pendapatan perkapita

suatu negara.

Adapun jenis pengangguran dapat dibedakan berdasarkan jam


kerjanya yaitu :

1. Pengangguran Terselubung

Tenaga kerja dapat dikatakan sebagai pengangguran

terselubung apabila bekerja kurang dari 7 jam dalam sehari.

2. Setengah Menganggur

Tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada

lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah

menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang

dari 35 jam dalam seminggu.

3. Pengangguran Terbuka

Tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai

pekerjaan. Pengangguran jenis ini cukup banyak karena

memang belum mendapatkan pekerjaan, padahal telah berusaha

secara maksimal.

Selain berdasarkan jam kerjanya, pengangguran dapat

dikelompokkan menjadi enam macam menurut penyebab terjadinya yaitu:

1. Pengangguran Frisional adalah pengangguran yang disebabkan

ketika seorang pekerja sedang menunggu pekerjaan yang lebih

baik.

2. Pengangguran Struktural adalah pengangguran yang disebabkan

oleh penganggur yang mencari pekerjaan tetapi tidak mampu

memenuhi persyaratan yang ditentukan.

3. Pengangguran Teknologi adalah pengangguran yang


disebabkan oleh perkembangan teknologi. Perubahan ini dapat

menyebabkan pekerja harus diganti agar bisa teknologi yang

digunakan dapat dimanfaatkan secara optimal.

4. Pengangguran Silikal adalah pengangguran yang disebabkan

kemunduran ekonomi yang menyebabkan perusahaan tidak

mampu menampung semua pekerja yang ada. Contohnya pada

saat seorang tenaga kerja terkena pemutusan hubungan kerja

(PHK) karena perusahaan tempat dia bekerja mengalami

penurunan keuntungan.

5. Pengangguran Musiman adalah pengangguran akibat siklus

ekonomi yang berfruktuasi karena pergantian musim. Umumnya

terjadi pada sektor pertanian dan perikanan.

6. Pengangguran Total adalah pengangguran yang benar-benar

tidak mendapat pekerjaan, karena tidak adanya lapangan kerja

atau tidak adanya peluang menciptakan lapangan kerja.

2.1.2. Tingkat Pengangguran

Jumlah penduduk dalam suatu negara dapat dibedakan menjadi

penduduk usia kerja (15-64 tahun), dan bukan usia kerja, yang termasuk

ke dalam kelompok bukan usia kerja yaitu penduduk dengan usia 0-14

tahun dan manusia lanjut usia (manula) yang berusia lebih dari 64 tahun.

Dari jumlah penduduk usia kerja, yang termasuk angkatan kerja adalah

mereka yang bekerja atau sedang mencari kerja. Sebagian yang tidak

bekerja (dengan berbagai alasan) tidak termasuk ke dalam angakatan


kerja. Tidak semua angkatan kerja mendapatkan lapangan pekerjaan,

para angkatan kerja yang tidak mendapat lapangan pekerjaan inilah yang

disebut sebagai pengangguran.

Tingkat pengangguran adalah presentase angkatan kerja yang

tidak atau belum mendapat pekerjaan. Tingkat pengangguran dapat

dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan

jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Dalam topik

pengangguran yang selalu diperhatikan bukanlah jumlah pengangguran,

tetapi tingkat pengangguran yang dinyatakan sebagai presentasi dari

angkatan kerja. Dari data-data ketenagakerjaan dapat diketahui dan

dihitung berbagai konsep yang berkaitan dengan tingkat pengerjaan dan

tingkat pengangguran. Konsep-konsep yang dimaksud adalah tingkat

partisipasi angkatan kerja, tingkat tingkat pengerjaan dan tingkat

pengangguran.

2.1.3. Penanaman Modal

Investasi adalah tambahan modal baru pada simpanan perusahaan

(Karl Case, 2007). Sedangkan definisi penanaman modal adalah segala

bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri

maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah

Republik Indonesia. Penanaman modal dalam UU RI Nomor 25 Tahun

2007 dibagi menjadi dua yaitu:

a. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)


Penanaman modal dalam negeri (PMDN) adalah kegiatan

menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara

Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam

negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.

b. Penanaman Modal Asing (PMA)

Penanaman modal asing (PMA) adalah kegiatan menanam modal

untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia

yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang

menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang bekerja

sama dengan penanam modal dalam negeri.

Adapun tujuan dari diselenggarakannya penanaman modal adalah

untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan

lapangan kerja, meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan,

meningkatkan kemampuan daya saing usaha nasional, meningkatkan

kapasitas dan teknologi nasional, mengolah ekonomi potensial menjadi

kekuatan riil dengan menggunakan dana yang berasal baik dari dalam

negeri maupun luar negeri, serta meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

2.1.4. Penanaman Modal Asing

Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing,

perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum

asing, dan/atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh


modalnya dimiliki oleh pihak asing. Penanam modal asing adalah

perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, dan/atau

pemerintah yang melakukan penanaman modal di wilayah negara

Republik Indonesia.

Dalam teori investasi asing langsung atau foreign direct investment

(FDI) dijelaskan bahwa bahwa penanaman modal asing (PMA) dapat

memberikan kontribusi signifikan terhadap lapangan kerja di negara

penerima. Perusahaan asing yang mendirikan operasi baru atau

memperluas bisnis mereka di suatu negara umumnya membutuhkan

tenaga kerja lokal, yang pada gilirannya dapat mengurangi tingkat

pengangguran. Penanaman modal asing (PMA) juga dianggap dapat

meningkatkan produktivitas ekonomi dengan memperkenalkan teknologi,

proses produksi yang lebih efisien, dan praktik manajemen terkini.

Transfer teknologi dari perusahaan asing dapat membantu meningkatkan

kapasitas produksi dan kualitas barang dan jasa.

Teori ini juga menjelaskan bahwa efek spillover dari PMA dapat

menciptakan rantai nilai di dalam negeri. Pelibatan perusahaan asing

seringkali membawa kebutuhan untuk supplier lokal, dan ini dapat

mendorong pertumbuhan sektor-sektor lain dalam ekonomi domestik.

Selain itu, PMA dapat meningkatkan daya tarik investasi lokal dan

menstimulasi pertumbuhan ekonomi di sektor-sektor terkait. Penanaman

modal asing (PMA) juga seringkali melibatkan program pelatihan dan


pengembangan keterampilan bagi tenaga kerja lokal. Ini dapat

meningkatkan kapasitas dan keterampilan tenaga kerja, membantu

menciptakan keunggulan kompetitif di pasar global, dan meningkatkan

daya saing tenaga kerja lokal.

2.1.5. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah penduduk yang termasuk dalam usia kerja.

Dalam Undang Undang No. 13 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 2

menjelaskan bahwa tenaga kerja merupakan mereka yang dapat bekerja

untuk menghasilkan barang atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan

sendiri ataupun untuk masyarakat. Dalam ketenagakerjaan terdapat dua

kelompok yang terdiri dari kelompok tenaga kerja dan kelompok bukan

tenaga kerja, Adapun yang termasuk dalam tenaga kerja yaitu mereka

yang termasuk pada usia kerja, dan yang tidak termasuk dalam tenaga

kerja adalah mereka yang belum berada pada usia kerja. Usia kerja yang

ada disuatu negara umumnya berbeda, contohnya Negara Indonesia yang

menetapkan batasan usia kerja minimum yaitu 10 tahun tanpa ada umur

maksimum, yang menandakan bahwamereka yang berusia 10 tahun

termasuk sebagai kelompok usia kerja. Namun bank dunia juga memiliki

batasan usia kerja yaitu antara 15 hingga 64 tahun (Dumairy, 1996).

Menurut Haryo (2002) penyerapan tenaga kerja merupakan

banyaknya lapangan kerja yang sudah terisi yang tercermin dari

banyaknya jumlah penduduk bekerja. Penduduk yang bekerja terserap


dan tersebar di berbagai sektor perekonomian. Terserapnya penduduk

bekerja disebabkan oleh adanya permintaan akan tenaga kerja. Indonesia

dengan jumlah penduduk yang besar berarti memiliki sumber daya yang

besar pula. Oleh karena itu, sumber daya manusia yang berupa tenaga

kerja harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Tenaga kerja yang ada

harus mampu diserap oleh semua kegiatan dan sektor ekonomi.

Penyerapan tenaga kerja bisa di kaitkan dengan keseimbangan interaksi

antara permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja, yang di

mana permintaan tenaga kerja pasar dan penawaran tenaga kerja pasar

secara bersama menentukan suatu penggunaan tenaga kerja

keseimbangan.

2.1.6. Tenaga Kerja Asing

Tenaga Kerja Asing adalah tiap orang bukan warga negara

Indonesia yang mampu melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di

luar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa atau barang untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut Undang Undang No. 13 tahun

2003, tenaga kerja asing adalah warga negara asing pemegang visa

dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia.

Tenaga kerja asing juga dipahami tiap orang bukan warga negara

Indonesia yang mampu melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di

luar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa atau barang untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan demikian dapat dipahami


bahwa tenaga kerja asing adalah warga negara bukan Indonesia yang

melakukan pekerjaan di Indonesia dengan berbagai syarat dan aturan

yang ditetapkan pemerintah.

Dalam teori seleksi internasional (international selection theory)

dijelaskan bahwa pergerakan tenaga kerja antarnegara terjadi karena

adanya kecenderungan untuk memilih pekerja migran yang memiliki

keterampilan atau sumber daya yang diinginkan oleh negara penerima.

Pada dasarnya, migrasi pekerja terkait erat dengan karakteristik dan

kualifikasi individu yang mereka bawa. Dalam teori ini ada beberapa faktor

kunci antara lain:

1. Keterampilan dan keahlian Khusus dimana negara penerima cenderung

menarik pekerja migran yang memiliki keterampilan khusus, keahlian

teknis, atau pendidikan tinggi yang dibutuhkan dalam pasar tenaga

kerja mereka.

2. Permintaan pasar kerja dimana pekerja migran yang dipilih adalah

mereka yang dapat mengisi kekosongan atau memenuhi kebutuhan

tertentu dalam pasar kerja negara penerima. Hal ini dapat mencakup

kekurangan keterampilan spesifik atau pekerjaan yang tidak dapat diisi

oleh tenaga kerja lokal.


2.2. Hubungan Antar Variabel Dependen dan Variabel Independen

2.2.1. Hubungan Penanaman Modal Asing (PMA) dengan Tingkat


Pengangguran

Penanaman modal asing (PMA) akan meningkatkan modal yang

ada di suatu negara. Hal ini menyebabkan peningkatan produksi yang

akan menyebabkan produsen membutuhkan tenaga kerja lebih banyak

dalam proses produksinya. Penanaman modal asing (PMA) juga dapat

merangsang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Dengan

pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, lebih banyak peluang kerja dapat

tercipta untuk pekerja lokal.

2.2.2. Hubungan Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) dengan


Tingkat Pengangguran

Penggunaan tenaga kerja asing di suatu negara akan berdampak

pada pasar tenaga kerja di negara tersebut, beberapa dampak yang

disebabkan oleh penggunaan tenaga kerja di suatu negara adalah

peningkatan persaingan di pasar tenaga kerja dan penawaran tenaga

kerja berlebih. Tenaga kerja asing yang masuk pada suatu negara maka

akan menyebabkan persaingan antara tenaga kerja asing dengan tenaga

kerja lokal, hal ini dapat menjadi sebab pengangguran jika tenaga kerja

lokal kalah dalam persaingan. Selanjutnya jika banyak tenaga kerja asing

masuk ke suatu negara tanpa adanya peningkatan signifikan dalam

permintaan tenaga kerja, maka akan terjadi penawaran tenaga kerja yang

berlebih. Ini dapat mengakibatkan penurunan upah dan meningkatkan


pengangguran, terutama di sektor-sektor yang lebih rentan terhadap

fluktuasi tenaga kerja.

2.3. Tinjauan Empiris

Pada penelitian yang dilakukan oleh Neli Aida, dkk (2021) yang

menguji pengaruh dari masuknya penanaman modal asing dan tenaga

kerja asing Tiongkok terhadap perekonomian Indonesia, dimana penelitian

ini menggunakan data sekunder dengan jenis data time series dan

bersumber dari Badan Pusat Statistik, Badan Koordinasi Penanaman

Modal dan Kementerian Ketenagakerjaan periode 2010-2019. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuantitatif dan deskriptif statistik

menggunakan regresi liner berganda atau OLS (Ordinary Least Square).

Hasil penelitian menunjukkan pengaruh positif penanaman modal asing

Tiongkok terhadap perekonomian Indonesia, sama halnya dengan tenaga

kerja asing Tiongkok yang juga menunjukkan pengaruh positif terhadap

perekonomian Indonesia.

Penelitian lainnya yang dilakukan Ari Yuliastuti (2018) yang menguji

bagaimana dampak investasi dan tenaga kerja asing terhadap

kesempatan kerja tenaga kerja asal Indonesia, dengan data yang

digunakan pada penelitian ini bersumber dari Direktorat Pengendalian

Penggunaan Tenaga Kerja Asing, Kementerian Ketenagakerjaan, Badan

Koordinator Penanaman Modal (BKPM), dan Badan Pusat Statistik (BPS).

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yang


memiliki hasil penelitan bahwa variabel tenaga kerja asing (TKA) memiliki

pengaruh yang tidak signifikan terhadap kesempatan kerja tenaga kerja

asal Indonesia. Dari hasil penelitian tersebut kita dapat menarik

kesimpulan bahwa tenaga kerja asing (TKA) memiliki pengaruh yang tidak

signifikan terhadap tingkat pengangguran.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Palupi Samputra (2020) yang

menguji pengaruh kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK), Tenaga Kerja

Asing, Foreign Direct Investment (FDI) dan Upah, terhadap Tenaga Kerja

Domestik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif menggunakan data panel dan alat analisis

menggunakan eviews 9. Data bersumber dari Badan Pusat Statistik,

Kementerian Ketenagakerjaan, Badan Penanaman Modal dan Direktorat

Jenderal Imigrasi. Hasil penelitian ini secara statistik menunjukan

Kebijakan BVK, Tenaga Kerja Asing dan Upah memiliki pengaruh

komplemen terhadap tenaga kerja domestik dengan ditunjukkan nilai

koefisien positif dan signifikan. Variabel upah merupakan variabel paling

besar pengaruhnya terhadap peningkatan tenaga kerja domestik.

Sedangkan variabel FDI memiliki pengaruh substitusi terhadap tenaga

kerja domestik dengan ditunjukkan nilai koefisien negatif namun tidak

signifikan.

Selanjutnya pada penelitian yang dilakukan oleh Suprianto (2015)

yang menguji pengaruh Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman


Modal Dalam Negeri (PMDN) terhadap pertumbuhan ekonomi dan

pengangguran di Indonesia. Data yang digunakan merupakan data

sekunder Indonesia periode 2000–2014 yang meliputi Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN), Penanaman Modal Asing (PMA), pengangguran,

dan pertumbuhan ekonomi. Data yang digunakan bersumber dari Badan

Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia (BI) dan Bank Pembangunan Asia

dengan metode analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial PMA dan PMDN

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan

juga secara simultan PMA dan PMDN berpengaruh signifikan terhadap

pengangguran di Indonesia, namun PMDN hanya berpengaruh secara

parsial saja.

2.4. Kerangka Konseptual

Penanaman Modal Asing


(PMA)
(-)
Tingkat Pengangguran

Tenaga Kerja Asing (+)


(TKA)

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 merupakan kerangka konseptual dari penelitian ini,

kerangka konseptual ini dibuat dengan tujuan menarik hipotesis tentang


pengaruh penanaman modal asing (PMA) dan tenaga kerja asing (TKA)

terhadap tingkat pengangguran di Indonesia. Dimana penanaman modal

asing (PMA) dan tenaga kerja asing (TKA) sama-sama mempengaruhi

tingkat pengangguran dengan cara yang berbeda.

2.5. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan suatu kemungkinan atau dugaan

sementara untuk menjawab masalah yang diajukan dan masih belum

teruji kebenarannya berdasarkan fakta yang ada. Berpedoman pada

rumusan masalah dan juga tujuan penelitian serta kerangka konseptual

pada Gambar 2.1, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Diduga penanaman modal asing berpengaruh negatif tehadap

tingkat pengangguran.

2. Diduga tenaga kerja asing berpengaruh terhadap tingkat

pengangguran.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sektor pasar tenga kerja Indonesia

yang mencakup tingkat pengangguran di Indonesia secara nasional.

Pemilihan sektor dan wilayah tersebut sebagai objek penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui determinan tingkat pengangguran di

Indonesia dengan menggunakan variabel-variabel ekonomi yakni

penanaman modal asing (PMA) dan tenaga kerja asing (TKA).

3.2. Jenis dan Sumber Data

3.2.1. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang diperoleh dari

berbagai sumber. Data yang digunakan adalah data time series yakni

yang menggambarkan sesuatu perkembangan keadaan atau kegiatan dari

waktu ke waktu atau periode secara historis. dalam penelitian ini

menggunakan data tahunan periode tahun 2008-2022. Adapun data


sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yakni tingkat

pengangguran, penanaman modal asing (PMA) dan tenaga kerja asing

(TKA).

3.2.2. Sumber Data

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data-data yang

diperlukan berupa data sekunder yang diperoleh dari instansi yang relevan

dengan masalah yang diteliti, yakni Kementerian Ketenagakerjaan

Republik Indonesia dan Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

melalui data sekunder yang diperoleh dari website Kementerian

Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS)

Republik Indonesia dan penelitian yang dilakukan dengan studi

kepustakaan dari berbagai dokumen, jurnal dan karya ilmiah yang relevan

dengan penelitian ini untuk mendapatkan data sekunder

3.4. Metode Analisis Data

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi variabel dependen

yakni tingkat pengangguran sehingga menggunakan data panel yakni time

series (t = 15) yaitu data tahunan periode tahun 2008-2022. Analisis

kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode regresi linear

berganda. Adapun pengolahan data menggunakan Program Eviews 12.


Regresi berganda adalah teknik statistik yang secara bersamaan

mengembangkan hubungan matematis antara dua atau lebih variabel

independen dan variabel dependen. Penggunaan analisis regresi

berganda karena dalam penelitian ini memiliki lebih dari satu variabel serta

untuk menunjukkan hubungan antara variabel bebas (X1, X2) terhadap

variabel terikat (Y), sehingga dapat mengetahui pengaruh penanaman

modal asing (PMA) dan tenaga kerja asing (TKA) terhadap tingkat

pengangguran yang dinyatakan sebagai berikut:

Y = f ( X 1 , X 2) …………………………………………………..……(3,1)

Kemudian fungsi tersebut dituliskan degan model persamaan yang

digunakan dalam penelitian ini yakni regresi berganda, yang dinyatakan

sebagai berikut:

Y = β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 +e …………………………………………(3.2)

Model diatas merupakan persamaan non-linear. Kemudian dapat

ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural (ln) untuk

mendapatkan persamaan linear. Model diliniearkan dengan alasan

adanya perbedaan satuan dari variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian. Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:

Y¿ β 0 + β 1 LnX 1 + β 2 LnX 2 +e …………………………………(3.3)

Keterangan:

Y = Tingkat Pengangguran Indonesia


X1 = Jumlah Tenaga Kerja Asing di Indonesia

X2 = Penanaman Modal Asing

β0 = Konstanta Regresi

β1 = Koefisien Regresi Tenaga Kerja Asing

β2 = Koefisien Regresi Penanaman Modal Asing

e = error term

3.5. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan dalam suatu penelitian untuk memastikan

bahwa persamaan regresi memiliki hasil yang konstan, tidak bias dan

tepat dalam melakukan estimasi. Dalam metode penelitian linear

berganda maka digunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari beberapa

bagian, antara lain:

3.5.1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk menguji apakah data

penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal. Uji ini

diperlukan karena semua perhitungan statistik parametrik memiliki asumsi

normalitas sebaran. Adapun interpretasi hasil uji normalitas yakni dengan

adanya nilai yang signifikan. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka data

dianggap tidak terdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikansi 0,05,

maka data dianggap berdistribusi normal.


3.5.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah terdapat

korelasi yang tinggi antar variabel independen dalam model regresi.

Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji multikolinearitas dengan

melihat nilai tolerance jika di atas angka 0,10 dan angka Variance Inflation

Factor (VIF) kurang dari 10, maka tidak terjadi gejala multikolinearitas.

3.5.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah

dalam suatu model regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan

pada periode tahun sekarang (t) dengan periode tahun sebelumnya (t-1).

Asumsi autokorelasi hanya diujikan pada data bersifat time series dan

data cross section yang memiliki pola urutan yang baku antar

pengamatan. Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat

dideteksi dengan uji Lagrange Multiplier (LM) test yang akan

menghasilkan statistik Breusch - Godfrey. Dasar pengambilan keputusan

pada uji ini berdasarkan pada nilai p-value dan pedomannya sebagai

berikut:

1. Jika uji LM test dengan signifikansi > 0.05, maka model regresi

tidak terdapat masalah autokorelasi.

2. Jika uji LM test dengan signifikansi < 0.05, maka model regresi

masih terdapat masalah autokorelasi.


3.5.4. Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui

apakah ada ketidaksamaan varian dari error untuk semua pengamatan

setiap variabel bebas pada model regresi linear. Apabila asumsi

heterokedastisitas tidak terpenuhi, maka model regresi dinyatakan tidak

valid sebagai alat peramalan. Model regresi yang baik adalah model yang

tidak terjadi heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dapat dideteksi

dengan melakukan uji Harvey, Uji Harvey adalah meregresikan nilai

absolut residual terhadap variabel independen. Dasar pengambilan

keputusan pada uji ini, yakni jika nilai signifikansi >0,05, maka dapat

diasumsikan tidak terjadi masalah heterokedastisitas sedangkan jika nilai

><0,05, maka dapat diasumsikan terjadi masalah heterokedastisitas.

3.6. Uji Hipotesis

Pengujian ini digunakan untuk mengukur ketetapan fungsi regresi

dalam memutuskan nilai aktualnya. Uji hipotesis dilakukan dengan Uji t

(Uji Parsial), Uji F (Uji Simultan) dan Koefisien Determinasi (R-squared).

3.6.1. Uji t (Uji Parsial)

Uji t pertama kali dikembangkan oleh William Sealy Gosset. Dalam

penelitian ini, yang menjadi variabel independen adalah tenaga kerja asing

(TKA) dan penanaman modal asing (PMA), sedangkan yang menjadi

variabel dependen adalah tingkat pengangguran.


Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan varian

variabel dependen. Prosedur untuk menentukan pengambilan kesimpulan

dalam uji t adalah dengan cara melihat hasil uji t stastistik yaitu, jika nilai

signifikansi uji t >0,05, maka H 0 diterima Ha ditolak, maka dapat dikatakan

tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat atau

tidak signifikan. Sebaliknya jika nilai signifikasi uji t <0,05 maka H 0 ditolak

dan Ha diterima sehingga dapat dikatakan terdapat pengaruh antara

variabel bebas dan terikat.

3.6.2. Uji F (Uji Simultan)

Uji F dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

sekuruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap

variabel dependen. Uji F digunakan untuk menghitung besarnya

perubahan nilai variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh perubahan

semua nilai variabel bebas. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai

probabilitasnya, jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, artinya variabel

bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, sedangkan jika

probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak , artinya variabel bebas tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

3.5.3. Koefisien Determinasi (R-squared)

Koefisien determinan adalah untuk mengetahui seberapa besar

kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien


determinasi mununjukkan kemampuan dalam menerangkan variasi

variabel depenfen. Nilai R-squered berkisar antara 0 sampai 1. Nilai yang

mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel

dependen. Semakin mendekati 1 berarti semakin baik.

3.7. Definisi Operasional Variabel

Untuk memudahkan pengukuran suatu penelitian, maka konsep dan

definisi perlu dilihat agar pemahamannya sama dan operasional dalam

sistem pengukurannya sehingga pemahaman yang beragam dapat

disamakan antara peneliti dan pembaca.

3.7.1. Variabel Dependen

Tingkat pengangguran (Y) merupakan presentase angkatan kerja

yang tidak atau belum mendapat pekerjaan. Data yang digunakan adalah

data tingkat pengangguran Indonesia dengan satuan persen (%) selama

periode tahun 2008-2022.

3.7.2. Variabel Independen

1. Tenaga kerja asing (X1) adalah warga negara asing pemegang

visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia yang

dinyatakan dalam satuan jiwa. Data yang digunakan yakni data

jumlah tenaga kerja asing di Indonesia selama periode tahun

2008-2022.
2. Penanaman modal asing (X2) adalah kegiatan menanam modal

untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia

yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang

menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang bekerja

sama dengan penanam modal dalam negeri. Data yang

digunakan yakni data realisasi penanaman modal asing di

Indonesia selama periode tahun 2008-2022


Daftar Pustaka

Aida, N., Gunarto, T., & Ciptawaty, U. (2021). Analisis Dampak


Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Asing Tiongkok
terhadap Perekonomian Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan
(JEP), Volume 10 Nomor 3.
Dumairy. (1996),Perekonomian Indonesia. Erlangga, Jakarta.
Haryo, K. (2002). Stabilitas Penyerapan Tenaga Kerja, Media Ekonomi,
Jakarta.
Karl E. Case dan Ray C. Fair. (2007). Prinsip-prinsip Ekonomi Edisi
Kedelapan. Terjamahan Wibi Hardani dan Devri Barnadi (Jakarta,
Erlangga)
Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia. Data Tenaga Kerja
Asing di Indonesia. Jakarta : Kemnaker, 2023
Mankiw, N. G., Quah, E., & Wilson, P. (2014). Pengantar Ekonomi Makro.
Jakarta: Salemba Empat.
Samputra, P. L. (2020). Analisis Pengaruh Substitusi Tenaga Kerja Asing
terhadap Tenaga Kerja Domestik pada Masa Sebelum dan
Sesudah Kebijakan Bebas Visa Kunjungan di Indonesia. Jurnal
Ekonomi Kuantitatif Terapan.
Schubert, S. F. (2011). The effect of total factor productivity and export
shocks on a small open economy with unemployment. Journal of
Economic Dynamic & Control, 1514-1530.
Sukirno, S. (2001). Pengantar Teori Makroekonomi.PT Raja Grafindo,
Jakarta.
Suprianto, Syaparuddin, & Hodijah, S. (2015). Pengaruh penanaman
modal asing dan penanaman modal dalam negeri terhadap
pertumbuhan ekonomi dan pengangguran di Indonesia. Jurnal
Perspektif Ekonomi dan Pembangunan Daerah, Volume 4 Nomor 1.
Susanti, E. (2017). Pengaruh Investasi, Ekspor, Dan Tenaga Kerja Asing
Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Indonesia Tahun 2001 –
2017.
Sutawijaya, A. (2010). Pengaruh Ekspor dan Investasi Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1980-2006, jurnal
Organisasi dan Manajemen, Volume 6, Nomor 1, (Maret 2010).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal
Yuliastuti, A. (2018). Dampak Investasi Dan Tenaga Kerja Asing Terhadap
Kesempatan Kerja Tenaga Kerja Asal Indonesia. Jurnal
Ketenagakerjaan, Volume 13 Nomor 1.

Anda mungkin juga menyukai